Anda di halaman 1dari 23

KOMUNIKSI

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas perilaku organisasi
Dosen Pengampu Ibu Hj. Heni Sukmawati, S.Ag., M.Pd.

Oleh :
Kelompok 3 (Kelas A)

Siti Aisyah 181002030


Sri Rahayu 181002033
Andrea Gilang Aprila 181002022
Riyan Perdana Alamsyah 181002019

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SILIWANGI
2019 M / 1441 H
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Makalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................................... 2
E. Prosedur Penulisan ................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 4
A. Pengertian dan Fungsi Komunikasi ......................................................... 4
B. Proses Komunikasi ................................................................................... 5
C. Arah dalam Komunikasi .......................................................................... 6
D. Komunikasi Organisasi ............................................................................ 9
E. Mode Komunikasi .................................................................................. 10
F. Pilihan dalam Saluran Komunikasi ........................................................ 13
G. Komunikasi yang Persuasif .................................................................... 14
H. Hambatan-hambatan pada Komunikasi yang Efektif ............................ 16
I. Implikasi Global ..................................................................................... 17
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 20
A. Simpulan ................................................................................................ 20
B. Saran ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah


Kinerja sebagai hasil kegiatan individu atau kelompok dalam suatu
organisasi merupakan hal penting yang menunjukkan keberhasilan
pelaksanaan sistem manajemen. Dalam manajemen memerlukan komunikasi
yang merupakan suatu proses dasar untuk menjalin keterkaitan antara atasan
dengan bawahan/ketua dengan anggotanya.Keterkaitan antaraatasan dengan
bawahan/ketua dengan anggota dalam sebuah organisasi tersebut diharapkan
akan terjalin dengan baik melalui komunikasi yang efektif.

Komunikasi memiliki beberapa fungsi yang dapat membantu


memperlancar jalannya proses pencapaian tujuan suatu organisasi. Dengan
memperhatikan hal-hal penting dalam berkomunikasi maka setiap proses
manajemen akan terlaksana dengan baik dan menghasilkan output yang baik
pula. Dalam sebuah organisasi atau peruasahaan pasti menggunakan
komunikasi sebagai proses penyampaian pesan di mana ada banyak hal yang
perlu diperhatikan untuk memastikan setiap pesan tersampaikan dengan
sempurna sehingga organisasi atau perusahaan tersebut dapat mencapai
tujuan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.

1. Apa yang disebut dengan komunikasi dan fungsinya?


2. Apa saja proses dalam komunikasi?
3. Bagaimana arah dalam komunikasi?
4. Apa yang disebut komunikasi organisasi?
5. Apa saja mode komunikasi?
6. Apa saja pilihan dalam saluran komunikasi?
7. Bagaimana komunikasi yang persuasif?

1
8. Apa hambatan-hambatan pada komunikasi yang efektif?
9. Bagaimana implikasi global?

C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun tujuan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. pengertian dan fungsi komunikasi.
2. proses komunikasi.
3. arah dalam komunikasi.
4. komunikasi organisasi.
5. mode komunikasi.
6. pilihan dalam komunikasi.
7. komunikasi yang persuasif.
8. hambatan-hambatan pada komunikasi yang efektif.
9. implikasi global dalam komunikasi.

D. Manfaat
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat, baik secara
teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini bermanfaat sebagai
pengembangan metode pembelajaran modern. Sedangkan secara praktis,
makalah ini diharapkan bermanfaat :

1. Bagi Penulis, untuk mengetahui sistematika penulisan KTI yang baik dan
benar, untuk menambah wawasan tentang komunikasi dalam perilaku
organisasi

2. Bagi Pembaca, untuk menambah wawasan tentang komunikasi dalam


perilaku organisasi
E. Prosedur Penulisan
Makalah disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan
menguraikan permasalahan secara jelas, komprehensif dan teoritis.

Makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka,


artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur
yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik
analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan
data tersebut dalam konteks tema makalah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Komunikasi


Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari satu pihak baik
individu, kelompok atau organisasi sebagai sender kepada pihak lain sebagai
receiver untuk memahami dan terbuka peluang memberikan respon balik
kepada sender.1Sedangkan menurut Stoner, Freeman dan Gilbert (1995: 311)
mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana seseorang berusaha untuk
memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis.2
Jadi, dapat disimpulkan komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari
sender kepada receiver melalui pesan simbolik untuk memungkinkan
terjadinya umpan balik dari receiver kepada sender.Komunikasi sendiri
khususnya dalam organisasi memiliki empat fungsi yaitu3:

1. Fungsi Kontrol
Komunikasi bertindak mengontrol prilaku anggota dalam beberapa
cara. Organisasi mempunyai hierarki kewenangan dan pedoman formal
yang harus diikuti pekerja. Ketika pekerja diperlukan berkomunikasi
berkaitan dengan pekerjaan pada atasan langsungnya, mengikuti deskripsi
tugas atau tunduk dengan kebijakan organisasi, komunikasi bekerja
sebagai fungsi kontrol.
2. Fungsi Motivasi
Komunikasi memperkuat motivasi dengan klarifikasi pada pekerja apa
yang harus mereka kerjakan, seberapa baik mereka melakukan dan
bagaimana memperbaiki apabila dibawah standar. Pembentukan tujuan
spesifik, umpan balik progres terhadap tujuan dan reward atas prestasi
dapat menstimulasi motivasi.

1
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, (Depok: Rajawali Pers, 2017), hlm. 242
2
Ernie Trisnawati Sule - Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Kencana, 2005),
hlm. 295
3
Ibid, hlm. 242

4
5

3. Fungsi Ekspresi
Komunikasi dalam kelompok adalah mekanisme fundamental dimana
anggota menunjukkan kepuasan dan frustasi mereka. Sehinnga komunikasi
memberikan ekspresi perasaan emosional dan pemenuhan kebutuhan
4. Fungsi Informasi
Komunikasi memfasilitasi pengambilan keputusan melalui penyediaan
informasi individual dan kelompok untuk membuat keputusan.

B. Proses Komunikasi
Proses dalam komunikasi dapat terdiri dari beberapa tahap, yaitu 4 :

1. Sender, adalah individu/kelompok/organisasi yang menginginkan


menyampaikan pesan kepada receiver.
2. Encoding, yaitu proses penerjemahan pikiran tentang apa yang ingin
disampaikan ke dalam kode atau bahasa yang dapat dimengerti
receiver.
3. Message, adalah pesan yang merupakan informasi yang ingin
disampaikan sender kepada receiver.
4. Channel, merupakan saluran yang dipakai untuk menyampaikan pesan.
5. Receiver, adalah individu/kelompok/organisasi yang dimaksudkan
menerima pesan.
6. Decoding, proses pemecahan sandi untuk diinterpretasikan sehingga
membuat masuk akal dan dimengerti receiver.
7. Feedback, yaitu umpan balik berbentuk reaksi atau respon receiver
kepada sender tentang dampak pesan yang disampaikan.
8. Noise, merupakan sesuatu yang mengganggu terhadap penyampaian
dan pemahaman terhadap pesan.

4
Ibid, hlm. 244
6

C. Arah dalam Komunikasi


1. Komunikasi dari Atas ke Bawah
Secara sederhana, transformasi informasi dari manajer dalam semua
lavel kebawahan merupakan komunikasi dari atas ke bawah (top-down
atau downword communication). Aliran komunikasi dari manajer
kebawahan tersebut, umumya terkait dengan tanggung jawab dan
kewenanganya dalam suatu organisasi. Seorang menajer yang
menggunakan jalur komunikasi kebawah memiliki tujuan untuk
menyampaikan informasi, mengarahkan, mengoordinasikan, memotivasi,
memimpin dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level
bawah.Jalur komunikasi yang berasal dari atas(manajer) ke bawah
(karyawan) merupakan penyampaian pesan yang dapat berbentuk perintah,
intruksi maupun prosedur untuk dijalankan para bawahan dengan sebaik-
baiknya. Komunikasi dari atas ke bawah tersebut dapat berbentuk lisan
(oral communication) maupun tertulis (written communication). Menurut
Katz dan Khan, komunikasi kebawah mempunyai lima tujuan pokok, yaitu:
a) Memberikan pengarahan atau intruksi kerja tertentu.
b) Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus
dilaksanakan.
c) Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional.
d) Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan.
e) Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu
organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin
dicapai.
2. Komunikasi dari Bawah ke Atas
Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke atas (bottom-up
atau upward communication) berarti alur pesan yang disampaikan berasal
dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan yang ingin
disampaikan ke jalur yang lebih tinggi, yaiu ke bagian pabrik, ke menajer
produksi dan akhirnya ke manajer umum.
7

Untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam suatu


organisasi dan mengambil keputusan secara tepat , sudah sepantasnya bila
manajer memperhatikan aspirasi yang berasal dari bawah. Keterlibatan
karyawan (bawahan) dalam proses pengembalian keputusan merupakan
salah satu cara yang positif dalam upaya membantu pencapaian tujuan
organisasi.
Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah
kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi (laporan) yang
baik-baik sedangkan informasi yang memiliki kesan negatif atau tidak
disenangi oleh manajer cenderung disimpan dan tidak disampaikan.
Mengapa demikian ? Hal ini terjadi karena para bawhan beranggapan
bahwa dengan hanya melaporkan hal yang baik-baik saja, ia dapat
menjaga atau menyelamatkan posisinya, serta mendapatkan rasa aman
dalam suatau organisasi tersebut.
3. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal (horizontal communication) atau sering
disebut juga dengan istilah komunikasi lateral (lateral communication)
adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi
sejajar/sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal
antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan
informasi kepada bagian atau dapartemen yang memiki kedudukan sejajar.
Terjadinya komunikasi horizontal yaitu komunikasi antara manajer
pemasaran dengan menajer produksi atau manajer produksi dengan
menajer keuangan. Komunikasi horizontal menjadi penting manakala
setiap bagian atau dapartemen dalam suatu organisasi memiliki tingkat
saling ketergantungan yang cukup besar. Akan tetapi, jika masing-masing
bagian dapat bekerja secara sendiri-sendiri tanpa harus bergantung pada
bagian lainnya, komunikasi horizontal tidak sering dan minim dipakai.
4. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal (diagonal communication) melibatkan
komunikasi antara dua tingkat organisasi yang berbeda. Contohnya adalah
8

komunikasi formal antar manajemen produksi dengan bagian promosi,


antara manajer produksi dengan bagian akuntansi dan antara manajer
keuangan dengan bagian penelitian.
Bentuk komunikasi diagonal menyimpang dari bentuk-bentuk
komunikasi tradisional yang ada seperti komunikasi dari bawah ke atas
dan komunikasi dari atas ke bawah. Stuatu studi penelitian yang pernah
dilakukan menunjukan bahwa, baik komunikasi lateral maupun
komunikasi diagonal, lebih banyak diterapkan dalam suatu organisasi
berskla besar manakala terdapat saling ketergantungan antarbagian atau
atardepartemen yang ada dalam organisasi tersebut. Bentuk komunikasi
diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya :
a) Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk
komunikasi tradisional.
b) Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen
ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Namun komunikasi diagonal ini juga memiliki kelemahan, salah satu
kelemahannya adalah bahwa komunikasi diagonal dapat mengganggu jalur
komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Disamping itu,
komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar juga sulit untuk
dikendalikan secara efektif.5

5
Ernie Trisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, 2005,Pengantar Manajemen, (Jakarta :
Kencana), hlm. 299.
9

D. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari
suatu organisasi tertentu (Wayne, Pace dan Faules Don F, 2002).6
Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekelompok individu dalam
mencapai tujuan tertentu. Efektif tidaknya organisasi tergantung kepada
sinergi atau kerja sama individu dan kelompok dalam organisasi dalam
mencapai tujuan atau sasaran bersama.
Sikap dan perilaku individu dalam organisasi semakin diperlukan untuk
mendorong efektivitas organisasi yang merupakan pencapaian sasaran yang
telah ditetapkanberdasarkan usaha bersama.Untuk dapat mencapai tujuan
organisasi, diperlukan komunikasi yang efektif karena komunikasi organisasi
menjadi proses yang memberikan manfaat untuk peningkatan kinerja
anggota.Kinerja sebagai hasil kegiatan individu atau kelompok dalam suatu
organisasi merupakan hal penting yang menunjukkan keberhasilan
pelaksanaan sistem manajemen.
Komunikasi organisasi adalah perekat kebersamaan dalam organisasi
untuk mencapai tujuan, mengkoordinasikan aktivitas organisasi, dan
mengarahkan perilaku yang diharapkan organisasi (Ivancevich, 1999).
Interaksi dalam organisasi membutuhkan suatu koordinasi dengan
berbagai cara melalui komunikasi sehingga individu atau kelompok dalam
organisasi menjadi bagian yang terintegrasi untuk mencapai satu tujuan, maka
komunikasi organisasi yang lemah akan berisiko memberikan kinerja yang
kurang dibandingkan dengan komunikasi organisasi yang kuat.
Robbins (1998:22) menyatakan terdapat 4 (empat) outcome dari
perilaku anggota organisasi yang utama bagi efektivitas organisasi, yaitu
produktivitas, kemangkiran, turnover, dan kepuasan kerja. Keempat outcome
tersebut dapat ditelaah baik pada unit analisis individual, kelompok, maupun
organisasi. Pada level individual, faktor-faktor yang mempengaruhi

6
Mirza asmi akbar,2015, Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan komunikasi
organisasi terhadap kinerja karyawan, jurnal, vol.3, no.1, hlm. 2-3.
10

outcomesepenuhnya bersumber dari karakteristik internal anggota, meliputi


karakteristik demografis, ciri kepribadian, nilai dan sikap pribadi, motivasi
serta kemampuan (ability) dasar yang dimiliki pegawai.
Aspek penting dari komunikasi organisasi adalah potensi dari
komunikasi itu sendiri sebagai alat (tool) yang dapat dirancang manajemen
untuk pencapaian tujuan organisasi. Pentingnya komunikasi juga dapat dilihat
dari manfaat bagi organisasi meliputi fungsi pengendalian (kontrol dan
pengawasan), motivasi, pengungkapan emosional dan penyediaan informasi
untuk pengambilan keputusan (Robbins, 2001).7

E. Mode Komunikasi
1. Komunikasi Lisan
Keuntungan dari komunikasi lisan adalah kecepatan dan umpan balik.
Kita daapt menyampaikan sebuah pesan verbal dan menerima tanggapan
dalam waktu yang sedikit.jika penerima belum yakin dengan pesannya,
maka umpan balik yang cepat memungkinkan pengirim untuk mendeteksi
secara cepat dan memperbaikinya.
Salah satu kelemahan utama pada komunikasi lisan muncul
saatsebuah pesan haru melewati sejumlah orang, semakin banyak orang
maka semakin banyak risio terjadi penyimpangan. Setiap orang
menginterpretasikan pesan dengan cara mereka sendiri. Ketika mencapai
tujuannya, kandungan pesan sering kali sangat berbeda dari semula.
Dalam suatu organisasi, di mana keputusan dan pengumuman resmi
lainnya disampaikan secara verbal ke atas dan ke bawah hierarki otoritas,
muncul risiko pesan itu terdistorsi.
Komunikasi lisan dapat berupa8:
a. Rapat

7
Yuistiana, Hanny, 2013. Peningkatan kinerja perawat pelaksana melalui komunikasi organisasi
di ruang rawat inap rumah sakit, jurnal, vol.16, no.1, hlm.25-32.
8
Stephen P. Robbins – Timothy A.Judge, 2015, Perilaku Organisasi Edisi 16, Jakarta Selatan.
Hlm. 228-229.
11

Pertemuan dapat menjadi formal atau informal, meliputi dua atau


lebih banyak orang, dan terjadi dalam hampir setiap kesempatan.
Bahkan penyusunan interaksi bisnis biasa dengan orang lain
sebagaimana pertemuan dapat membantu kita tetap menitikberatkan
perhatian pada perkembangan. Komunikasi interpersonal yang baik
penting untuk membuat pertemuan berjalan dengan efektif.
Komunikasi lisan yang baik dan sesuai akan membantu proses
berlangsungnya penyampaian informasi-informasi kepada antar
anggota organisasi pada pertemuan (Rapat) yang menjadi salah satu
kegiatan organisasi paling sering dilaksanakan.
b. Videoconferencing
Komunikasi dengan cara ini memungkinkan para pekerja dan para
klien untuk melaksanakan pertemuan secara real-time dengan orang-
orang di lokasi yang berbeda-beda. Live audio dan videoimage
memungkinkan kita untuk melihat, mendengar, dan berbicara dengan
orang lain tanpa hadir secara fisik pada lokasi yang sama.
Cara ini dianggap sebagai hal yang penting bagi suatu organisasi
dengan cakupan lokasi yang berbeda, agar tetap bisa melakukan
komunikasi dengan bertatap muka dan membuat informasi lisan yang
akan disampaikan dapat dipercaya.
c. Telepon
Telepon ada di sekitar kita sejak lama, bahkan dijaman sekarang
ini telepon bahkan handponemenjadi barang yang hampir dimiliki
semua orang. Maka pencapaian tujuan melalui komunikasi dapat
dilakukan menggunakan telepon suara.
2. Komunikasi melalui tulisan
Komunikasi ini meliputi surat, e-mail, pesan singkat, dan banyak
metode lainnya yang menyampaikan tulisan dengan kata-kata atau
12

simbol sebagai cara untuk berkomunikasi. Beberapa bentuk


komunikasi melalui tulisan, yaitu9:
a. Surat
b. Powerpoint
c. Surat elektrik(e-mail)
d. Pesan singkat
e. Media sosial
f. Dan lainnya.

3. Komunikasi Nonverbal
Seperti yang diketahui bahwa komunikasi nonverbal merupakan
komunikasi yang menjadikan gerak fisik atau gerak tubuh berarti
sebagai cara berkomunikasi, dan menjadikan ekspresi wajah menjadi
jalan untuk penyampaian pesan antara pengirim dan penerima.

Bahkan jarak fisik juga memiliki makna, bahwa jarak yang epat
antara seseorang sangat bergantung pada norma budaya. Saat ada
seseorang yang berdiri mendekati melebihi jarak yang tepat, maka
dapat diartikan adanya keagesifan atau ketertarikan.10

Komunikasi nonverbal ini akan berjalan meskipun hanya


menggunakan kode atau signal tertentu, jika kedua pihak memahami
maksud atau makna dari kode tersebut.

9
Ibid, hlm. 230-231.
10
Stephen P. Robbins – Timothy A.Judge, 2015, Perilaku Organisasi Edisi 16, Jakarta Selatan.
Hlm. 232-240.
13

F. Pilihan dalam Saluran Komunikasi


Beberapa pilihan daam melakukan komunikasi diantanya adalah11:

1. Kesempurnaan Saluran
Saluran berbeda dalam kapasitas mereka untuk menyampaikan
informasi. Beberapa yang sempurna dalam al mereka mampu untuk:
a. Menangani berbagai macam isyarat secara simultan
b. Memfasilitasi umpan balik yang cepat
c. Menjadi sangat pribadi
Percakapan antarmuka memperoleh skor tertinggi dalam
kesempurnaan saluran karena mengirimkan sebagian besar informasi per
episode komunikasi banyak syarat informasi (kata-kata, postur, ekspresi
wajah, gerak-gerik, intonasi), umpan balik dengan segera (baik verbal
mauun nonverbal) dan sentuhan pribadi yang terjadi. Media tulisan yang
bersifat umum seperti misalnya laporan formal dan buletin memiliki
tingkat kesempurnaan terendah.
2. Memilih Metode Komunikasi
Pilihan atas saluran bergantung pada apakah pesan tersebut bersifat
rutin atau tidak. Pesan rutin cenderung mudah dan memiliki sedikit
ambiguitas, saluran yang kesempurnaannya rendah dapat memberikan
efisiensi. Pesan tidak rutin cenderung rumit dan berpotensi terjadi
kesalahpahaman.
Kesempurnaan saluran merupakan suatu kerangka kerja yang
bermanfaat dalam memilih mode komunikasi. Sebagai contoh, tidak selalu
mudah untuk mengetahui kapan memilih komunikasi secara lisan dan
bukannya tertulis. Para ahli mengatakan bahwa komunikasi secara lisan
atau berhadapan muka merupakan kunci menuju keberhasilan. Namun,
jika hanya mencari-cari CEO hanya untuk mengatakan ‘hello’ mungkin
akan diingat sebagai gangguan daripada orang yang cemerlang.

11
Komang ardana, Niwayan anak agung, 2008, Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Graha Ilmu, hlm.
57-59.
14

Jika perlu untuk menilai daya penerimaan dari penerima pesan, maka
komunikasi lisan merupakan pilihan yang lebih baik.
Komunikasi secara tertulis umumnya merupakan suatu mode yang
sangat diandalkan bagi komunikasi yang rumit dan lama,dan dapat
menjadi metode yang efisien.
Surat digunakan dalam bisnis terutama untuk tujuan jejaring dan
ketika tanda tangan harus autentik. Di sini terdapat beberapa permasalahan
ketika memilih e-mail diantaranya :
a. Risiko kesalahan dalam menginterpretasikan pesan.
b. Dampak dari pesan-pesan yang negatif.
c. Memiliki karakteristik memerlukan banyak waktu.
d. Ekspresi emosi yang terbatas.
e. Kekhawatiran akan privasi.
f. Profesionalisme.
3. Keamanan Informasi
Keamanan merupakan suatu kekhawatiran yang sangat besar oleh
hampir semua organisasi dengan informasi pribadi atau yang dimiliki
mengenai para klien, konsumen, dan pekerja. Organisasi khawatir dengan
keamanan dari informasi secara elektronik yang harus mereka proteksi.
Penyimpanan data secara elektronik yang didasarkan pada cloud
telah membawa ke level kekhawatiran yang baru 51% dari pada manajer
dalam sebuah survei terbaru sedang mempertimbangkan perangkat lunak
sumber daya manusia yang didasarkan pada level cloud.

G. Komunikasi yang Persuasif


1. Pemrosesan yang Otomatis dan Dikendalikan
Untuk dapat memahami proses dalam komunikasi, maka
pertimbangkanlah dua cara yang berbeda mengenai bagaimana kita dalam
memproses suatu informasi.
15

Pemrosesan otomatis (automatic processing), suatu pertimbangan


yang relatif dangkal atas bukti dan informasi yang membuat penggunaan
heuristik.
Pemrosesan yang dikendalikan (controlled processing), yang lebih
memerlukan banyak usaha, suatu pertimbangan yang terperinci mengenai
bukti dan informasi yang terdapat pada kenyataan, gambar, logika.
2. Tingkat Keterkaitan
Alat prediksi terbaik mengenai seseorang akan menggunakan proses
yang otomatis atau yang dikendalikan dalam bereaksi terhadap sebuah
pesan yang persuasif adalah level ketertarikan mereka dalam suatu hal.
Tingkat keterkaitan mencerminkan dampak suatu keputusan terhadap
kehidupan.
Ketika seseorang sangat tertarik dengan hasil keputusan, mereka
akan cenderung memproses informasi dengan hati-hati.
3. Pengetahuan Sebelumnya
Orang yang berpengetahuan sangat luas mengenai suatu area subjek
lebih cenderung menggunakan strategi pemrosesan yang dikendalikan.
Mereka memiliki pemikiran melalui banyaknya argumen terhadap suatu
rangkaian tindakan yang spesifik, oleh karenanya mereka tidak siap
mengubah posisi mereka kecuali dengan alasan yang bijaksana. Di sisi lain
orang yang berpengetahuan kurang mengenai suatu topik dapat lebih siap
mengubah pemikiran mereka bahkan saat berhadapan dengan argumen
mudah yang disajikan secara adil tanpa bukti.
4. Kepribadian
Kepribadian individu yang cenderung dipersuasi oleh bukti dan
fakta-fakta. Mereka yang memiliki nilai rendah dalam kebutuhan akan
pengetahuan lebih cenderung untuk menggunakan strategi pemrosesan
yang otomatis yang bersandar pada intuisi dan emosi yang memandu
evaluasi mereka atas pesan-pesan persuasif.
16

5. Karakteristik Pesan
Fakor lain yang mempengaruhi orang menggunakan strategi
pemrosesan yang otomatis atau yang dikendalikan adalah karakteristik dari
pesan itu sendiri.
Pesan disampaikan melalui saluran komunikasi yang relatif ramping,
dengan sedikit peluang bagi para pengguna untuk berinteraksi dengan isi
yang terkandung dalam pesan mendorong pemrosesan secara otomatis.
Implikasi paling penting adalah menyetarakan pesan persuasif dengan tipe
pemrosesan yang cenderung digunakan .

H. Hambatan-hambatan pada Komunikasi yang Efektif


Komunikasi yang efektif akan membantu organisasi dalam setiap proses
pencapaian tujuan. Namun, dalam setiap prosesnya terdapat beberapa hal
yang menjadi penghambat komunikasi yang efektif tersebut. Diantara
beberapa hambatan tersebut, yaitu:

1. Penyaringan Komunikasi
Penyaringan ini mengacu pada pengirim yang memanipulasi
informasi agar bisa diterima oleh masyarakat. Dan penyaringan ini juga
dipengaruhi oleh banyaknya tingkatan dalam suatu organisasi. Dimana
semakin banyak tingkatan maka akan semakin mudah dalam melakukan
penyaringan informasi.
2. Persepsi Selektif
Dalam suatu proses komunikasi penerima melakukan penyeleksian
terhadap informasi yang diterima berdasarkan kebutuhan, motivasi, latar
belakang pengalaman dan karakteristik pribadi lainnya.
3. Emosi
Ialah perasaan penerima ketika menerima dan menafsirkan suatu
pesan atau informasi yang disampaikan oleh komunikan. Suatu pesan yang
sama akan berbeda jika sang penerima berada pada emosi yang berbeda
dengan penerima yang lain.
17

4. Bahasa
Terdapat 3 variabel yang memengaruhi bahasa yang digunakan oleh
seseorang, yakni usia, pendidikan dan latar belakang budaya. Dalam hal
ini komunikator harus pintar dalam memilih kata atau istilah, karena jika
tidak maka sang penerima pesan mengetahui secara jelas apa yang
disampaikan.
5. Kurang Perhatian
Kurangnya perhatian terhadap apa yang disampaikan dapat
menyebabkan terjadinya kesalahpahaman sehingga hal tersebut bisa
menghambat suatu komunikasi antara komunikator dengan penerima
informasi
6. Faktor Hello Effect
Disebabkan karena si komunikator disenangi atau dihormati oleh
penerima sehingga apapun yang dikatakan oleh sang komunikator akan
dipercaya begitu saja oleh penerima, mau yang baik ataupun yang buruk.
7. Perilaku Defensif
Disebabkan karena sang penerima merasa terancam sehingga ia pun
membatasi semua informasi yang disampaikan oleh sang komunikator
8. Kebanjiran Informasi
Ketika informasi yang diterima terlalu banyak maka sang penerima
akan mengabaikan, melupakan atau menunda informasi tersebut sampai
kebanjiran informasi ini terselesaikan.

I. Implikasi Global
1. Hambatan – Hambatan Budaya
Para peneliti telah mengidentifikasi sejumlah permasalahan yang terkait
dengan kesulitan bahasa dalam komunikasi lintas budaya.
a. Hambatan yang disebabkan oleh semantik. Kata-kata dapat mempunyai
arti yang berbeda bagi orang yang berbeda, terutama orang-orang yang
18

memiliki budaya yang berbeda. Beberapa kata tidak diterjemahkan


diantara budaya-budaya.
b. hambatan yang disebabkan oleh konotasi. Kata yang sama akan memiliki
makna yang berbeda dalam bahasa yang berbeda pula.
c. hambatan yang disebabkan oleh perbedaan nada. Pada beberapa budaya,
bahasa adalah formal; pada budaya lain, tidak formal. Dalam beberapa
budaya perubahan nada tergantung pada konteks yang sedang dibahas dan
disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
d. perbedaan dalam toleransi untuk konflik dan metode untuk menyelesaikan
konflik. Terdapat dua perbedaan budaya dalam menyikapi sebuah konflik.
Individu yang berasal dari budaya individualis cenderung lebih nyaman
dengan konflik secara langsung dan akan membuat sumber dari
ketidaksepakatan menjadi terbuka dengan jelas, sedangkan budaya
koletivis cenderung lebih mengakui konflik secara implisit dan
menghindari perselisihan yang sarat emosional.
2. Konteks Budaya
Budaya-budaya cenderung berbeda dalam keadaan dimana konteks
mempengaruhi makna yang diambil oleh individu dari komunikasi. Dalam
‘konteks budaya yang besar’, seperti China, Jepang, Korea dan Vietnam,
orang-orang sangat bergantung pada isyarat nonverbal dan isyarat
situasional secara halus dalam berkomunikasi dengan orang lain, status
resmi seseorang, kedudukannya dalam masyarakat, serta reputasi yang
dibawa cukup berat.
Apa yang tidak dikatakan mungkin merupakan hal yang lebih
signifikan dibandingkan dengan apa yang dikatakan. Sebalikanya, orang-
orang dari Eropa dan Amerika Utara mencerminkan ‘konteks budaya yang
rendah’. Mereka pada dasarnya mengandalkan pada kata-kata yang
disampaikan dan ditulis untuk menyampaikan suatu makna, bahasa tubuh
dan gelar yang formal kurang penting.
19

3. Pedoman Budaya
Casmir mengatakan bahwa karena begitu banyak budaya sehingga
para individu sulit untuk dipahami dan akhirnya para individu
menginterpretasikan budaya mereka sendiri secara berbeda. Untuk
mencegah atau mengurangi kesalahpahaman akibat adanya perbedaan
budaya, maka Casmir dan kawan-kawannya menwarkan saran berikut12:
1. Kenali diri anda sendiri.
2. Membantu perkembangan sifat saling menghargai, keadilan, dan
demokrasi.
3. Mempelajari Konteks budaya dari setiap orang.
4. Ketika terdapat keraguan, dengarkan.
5. Sampaikan kenyataan, bukan interprestasi Anda.
6. Pertimbangkan sudut pandang orang lain.
7. Secara proaktif mempertahankan identitas dari kelompok.

Stephen P. Robbins – Timothy A.Judge, 2015, Perilaku Organisasi Edisi 16, Jakarta Selatan.
12

Hlm. 244-247.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
komunikasi berperan sangat penting dalam proses manajemen dan proses
pencapaian tujuan suatu organisasi. Proses komunikasi akan mempengaruhi
seberapa besar kinerja anggota/karyawan suatu organisasi.

Tanpa adanya komunikasi, mustahil suatu kegiatan baik organisasi


maupun kegiatan lain akan berjalan dengan lancar karena tanpa komunikasi
akan sulit untuk mengatur dan melaksanakan setiap proses pencapaian
tujuan.Dengan fungsi komunikasi juga akan meningkatkan tingkat
keberhasilan dari tujuan organisasi yang akan dicapai.

B. Saran
Sebagai penulis kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dalam pembuatannya.

Untuk itu kami memohon maaf apabila ada kesalahan dan kami sangat
mengharapkan kritik juga saran yang membangun dari pembaca agar
pembuatan makalah kami semakin lebih baik. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya, dan bagi semua pada
umumnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo. 2017. Perilaku Dalam Organisasi. Depok: Rajawali Pers.

Ernie dan kurniawan saefullah. 2005. Pemgantar Manajemen.


Jakarta: Kencana.

Stephen P. Robbins – Timothy A.Judge. 2015. Perilaku Organisasi


Edisi 16. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

Ardana,Komang dan Niwayan Anak Agung. 2008.Perilaku


Organisasi.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yuistiana, Hanny. 2013. Peningkatan kinerja perawat pelaksana


melalui komunikasi organisasi di ruang rawat inap rumah sakit. Jurnal.
vol.16, no. 1.

Akbar, Mirza Asmi. 2015.Pengaruh gaya kepemimpinan


transformasional dan komunikasi organisasi terhadap kinerja
karyawan.jurnal, vol.3, no. 1.

21

Anda mungkin juga menyukai