KEPERAWATAN JIWA I
2B KEPERAWATAN
KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH:
CITRA DAMAYANTI
DWI ANGGUN
DWI KAMALA
FANNY PUSPITASARI
RANI NUR AISYAH
VERA
YULIA RAHMAN MAHMUD
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusun makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada saat ini masalah kesehatan jiwa menjadi masalah yang paling
mengancam di dunia. Setiap tahun korban akibat gangguan jiwa selalu
meningkat. Hal ini disebabkan oleh beban hidup yang semakin lama semakin
berat. Gangguan jiwa ini tidak hanya terjadi pada kalangan bawah tetapi juga
kalangan pejabat dan kalangan menengah ke atas. Pada saat ini penyakit
gangguan jiwa tidak hanya dialami oleh orang dewasa dan lansia tetapi juga
oleh anak-anak dan remaja. Seseorang yang terkena gangguan jiwa akan
melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan seperti menggunakan obat-
obatan terlarang dan melakukan bunuh diri.
Kasus bunuh diri sudah menjadi masalah besar di beberapa Negara di
dunia seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, Inggris dan lain-lainnya. Selain
factor diatas penyebab seseorang mengalami gangguan jiwa juga disebabkan
oleh perkembangan otak ketika masih janin yang menyebabkan penyakit
skizofrenia. Oleh karena itu saat ini seluruh Negara di dunia berusaha
meningkatkan kesehatan jiwa warga negaranya. Begitu juga dengan Indonesia
yang berusaha meningkatkan pelayanan pada pasiennya dengan meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan jiwa.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan dan tema yang diangkat maka masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Kesehatan Jiwa?
2. Bagaimana ciri-ciri jiwa yang sehat?
3. Bagaimana pandangan perawat tentang kesehatan jiwa?
4. Apakah yang dimaksud dengan Keperawatan Jiwa?
5. Bagaimana tren dan isu dalam keperawatan jiwa?
6. Manfaat keperawatan jiwa bagi pasien dan perawat?
1
C. TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini beertujuan untuk memahami tentang keperawatan
jiwa, bagaimana perang perawat dalam melaksanakan keperawatan jiwa dan
bagaimana manfaatnya kepada pasien dan perawat. Makalah ini juga disusun
untuk memahami tentang diagnose keperawatan jiwa yang sesuai dengan
standar aturan keperawatan yang berlaku dan memberikan bimbingan kepada
pasien yang mengalami gangguan jiwa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Definisi Trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa,
tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang
terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat.
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta
2. Definisi Issu.
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial,
politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian,
ataupun tentang krisis. Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak
namun belum jelas faktannya atau buktinya
3
penelitian berikut membuktikan bahwa kesehatan mental seseorang dimulai
pada masa konsepsi. Berikut ini merupakan hasil dari penelitian :
a. Marc Lehrer ( 300 bayi yg diteliti): stimulasi dini ( berupa suara, musik,
getaran, sentuhan ) setelah dewasa memiliki perkembangan fisik, mental
dan emosional yg lebih baik.
b. Mednick : ada hubungan skizofrenia dengan infeksi virus dalam kandungan.
Mednick membuktikan bahwa mereka yang pada saat epidemi sedang
berada pada trimester dua dalam kandungan mempunyai resiko yang lebih
tinggi untuk menderita skizofrenia di kemudian hari. Penemuan penting ini
menunjukkan bahwa lingkungan luar yang terjadi pada waktu yang tertentu
dalam kandungan dapat meningkatkan risiko menderita skizofrenia.
Mednick menghidupkan kembali teori perkembangan neurokognitif, yang
menyebutkan bahwa pada penderita skizofrenia terjadi kelainan
perkembangan neurokognitif sejak dalam kandungan. Beberapa kelainan
neurokognitif seperti berkurangnya kemampuan dalam mempertahankan
perhatian, membedakan suara rangsang yang berurutan, working memory,
dan fungsi-fungsi eksekusi sering dijumpai pada penderita skizofrenia.
Dipercaya kelainan neurokognitif di atas didapat sejak dalam kandungan
dan dalam kehidupan selanjutnya diperberat oleh lingkungan, misalnya,
tekanan berat dalam kehidupan, infeksi otak, trauma otak, atau terpengaruh
zat-zat yang mempengaruhi fungsi otak seperti narkoba. Kelainan
neurokognitif yang telah berkembang ini menjadi dasar dari gejala-gejala
skizofrenia seperti halusinasi, kekacauan proses pikir, waham/delusi,
perilaku yang aneh dan gangguan emosi.
2. Tren peningkatan masalah kesehatan
Pada era globalisasi ini masalah kesehatan jiwa sudah meningkat, hal ini
sudah terbukti dalam dua tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh beban
hidup yang semakin berat. Pada saat sekarang ini pasien gangguan jiwa
bukan hanya dari kalangan bawah tetapi juga dari kalangan mahasiswa, pns,
pegawai swasta pejabat dan masyarakat kalangan menengah ke atas. Semua
itu terjadi karena sebagian besar masyarakat menengah ke atas tidak mampu
mengelola stress dan juga bisa disebabkan oleh post powewr syndrome atau
4
mutasi jabatan. Pada saat sekarang ini penyakit gamgguan jiwa tidak lagi
mengenal strata social dan usia. Banyak orang kaya yang terkena gangguan
jiwa karena hartanya habis akibat bencana.
Selain itu kasus neurosis pada anak dan remaja, juga menunjukkan
kecenderungan meningkat. Neurosis adalah bentuk gangguan kejiwaan yang
mengakibatkan penderitanya mengalami stress, kecemasan yang berlebihan,
gangguan tidur, dan keluhan penyakit fisik yang tidak jelas penyebabnya.
Tipe gangguan jiwa yang lebih berat, disebut gangguan psikotik. Klien yang
menunjukkan gejala perilaku yang abnormal secara kasat mata. Inilah orang
yang kerap mengoceh tidak karuan, dan melakukan hal-hal yang bisa
membahayakan dirinya dan orang lain, seperti mengamuk.
5
D. Kecenderungan situasi di era global
Era globalisasi adalah suatu era dimana tidak ada lagi pembatas antara
negara-negara khususnya di bidang informasi, ekonomi, dan politik.
Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan perdagangan bebas yang merupakan
ciri era ini, berdampak pada semua sector termasuk sektor kesehatan
1. Suatu masyarakat yang di dalamnya tak ada seorang manusia pun yg diperalat
oleh orang lain. Oleh karena itu seharusnya tidak ada yang diperalat/
memperalat diri sendiri, diman manusia itu mjd pusat dari semua aktivitas
ekonomi maupun politik diturunkan pada tujuan perkembangan diri manusia.
2. Mendorong aktivitas produktif setiap warganya dalam pekerjaannya,
merangsang perkembangan akal budi dan lebih jauh lagi, mampu membuat
manusia untuk mengungkapkan kebutuhan batinnya berupa seni dan perilaku
normatif kolektif.
6
3. Masyarakat terhindar dari sifat2 rakus, eksploitatif, pemilikan berlebihan,
narsisme, tidak mendapatkan kesempatan meraup keuntungan material tanpa
batas.
4. Kondisi masyarakat yang memungkinkan orang bertindak dalam dimensi2
yang dpt dipimpin dan diobservasi. Partisipasi aktif dan bertanggung jawab
dalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan struktur masyarakat sehat,
kuncinya : Setiap org harus meningkatkan kualitas hidup yang dpt menjamin
terciptanya kondisi sehat yang sesungguhnya. Mandiri dan tidak bergantung
pada orang lain merupakan orientasi paradigma kesehatan jiwa
Lingkup keswa sangat luas dan kompleks, juga saling berhubungan dengan segala
aspek kehidupan manusia. Mengacu pd UU No. 23 1992 tentang Kes. Dan Ilmu
Psikiatri, masalah kesehatan jiwa secara garis besar digolongkan mjd :
7
G. Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorder
Trauma yang katastropik, yaitu trauma di luar rentang pengalaman trauma
yang umum di alami manusia dalam kejadian sehari-hari. Mengakibatkan
keadaan stress berkepanjangan dan berusaha untuk tidak mengalami stress yang
demikian. Mereka menjadi manusia yang invalid dalam kondisi kejiwaan dengan
akibat akhir menjadi tidak produktif. Trauma bukan semata-mata gejala
kejiwaan yang bersifat individual, trauma muncul sebagai akibat saling
keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi tentang peristiwa yang
mengguncang eksistensi kejiwaan.
8
Lockheed terbongkar. Sang sopir menusuk perutnya, demi menjaga
kehormatan pimpinannya. Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun
2003 mengungkapkan bahwa satu juta orang bunuh diri dalam setiap tahunnya
atau terjadi dalam seiap 40 detiknya. Bunuh diri juga termasuk satu dari tiga
penyebab utama kematian pada usia 15-34 tahun, selain faktor kecelakaan.
Metode bunuh diri yang paling disukai adalah menggunakan pistol,
menggantung diri dan minum racun.
I. Paterrn of Parenting dalam Kep. Jiwa
Dengan banyaknya kasus bunuh diri dan depresi pada anak, maka pola
asuh keluarga kembali menjadi sorotan Pola asuh yang baik adalah pola asuh
dimana orang tua menerapkan kehangatan yang tinggi disertai dengan kontrol
yang tinggi. Kehangatan adalah Bagaimana orang tua menjadi teman curhat,
teman bermain, teman yang menyenangkan bagi anak terutama saat rekreasi,
belajar dan berkomunikasi. Berbagai upaya agar anak dekat dan berani bicara
pada orang tuanya saat punya masalah. Orang tua menjadi teman dalam ekspresi
feeling anak sehingga anak menjadi sehat jiwanya. Bagaimana anak dilatih
mandiri dan mengenal disiplin di rumahnya. Kemandirian menjadi hal yang
sangat penting dalam kesehatan jiwa, karena akan memiliki self confidence yang
cukup. Orang tua juga melatih anak bertanggung jawab mengerjakan tugas-tugas
di rumah sepert: mencuci, menyiram bunga dll
9
b. Reformasi dalam yankes menuntut perawat meredefinisikan perannya
c. Intervensi keperawatan yang menekankan pada aspek pencegahan dan promosi
kesehatan, sudah saatnya mengembangkan community based care.
Pengembangan pendidikan keperawatan sangat penting, terutama keperawatan
mental psikiatri baik dalam jumlah maupun kualitas.
10
Menurut Rando (1984) keyakinan agama dapat membantu menyokong
pasien dalam menghadapi krisi kehidupan termasu kematian. Dimensi spiritual
merupakan hal yang sangat penting diperhatikan dalam masyarakat Indonesia.
Walaupun hal ini sering kali terabaikan. Pengertian tentang pentingnya
memahami kebutuhan spiritual pasien yang dilandasi atas keyakinan beragama,
nilai dan pengalaman kehidupan pasien sering tidak menjadi focus tenaga
kesehatan. Hal ini mungkin disebabkan oleh sulitnya menjelaskan secara ilmu
aspek spiritual. Tiga kebutuhan spiritual menurut Randi (1984) adalah mencari
arti kehidupan, meninggal secara wajar dan kebutuhan untuk ditemani pada saat
sakratul maut.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, A.I, Sadock B.J. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (I); Jakarta.
Widya Medika.
Hamid, A.Y.S. (2009). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa (I);
Jakarta. Buku Kedokteran ECG.
13