Anda di halaman 1dari 4

12.

Sistem Kulit (Sistem Integumen)


a. Kulit mengerut atau keriput akibat jaringan lemak
b. Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinisasi serta
perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis
c. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu
d. Rambut dalam hidung dan telinga menebal
e. Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunya cairan dan vaskularisasi.
f. Pertumbuhan kuku lebih lambat
g. Kuku jari menjadi keras dan rapuh, pudar dan kurang bercahaya
h. Kelenjar keringat mengurangi jumlah dan fungsinya.
13. Sistem Muskuloskletal.
a. Tulang kehilangan kepadatan (cairan) dan makin rapuh
b. Kifosis
c. Pergerakan pinggang, lutut, dan jari-jari terbatas.
d. Persendiaan membesar dan menjadi kaku.
e. Tendon mengerut dan mengangkat skelerosis.
f. Atrofi serabut otot-otot serabut mengecil Otot-otot serabut mengecil sehingga
seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi tremor
g. Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh
2.3.2 Perubahan-perubahan Mental.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental yaitu: penubahan fisik khusus organ
perasa, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan (Hereditas), dan lingkungan.
1. Ingatan (Memori)
a. Ingatan jangka panjang: berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu mencakup
beberapa perubahan
b. Ingatan jangka pendek atau seketika: 0-10 menit, ingatan buruk.
2. IQ (Inteligentia Quantion)
a. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal
b. Berkurangnya penampilan, persepsi, dan ketrampilan psikomotor, terjadi pada saat
membayangkan karena tekanan dari faktor waktu.
2.3.3 Perubahan-perubahan Psikososial
Nilai seseorang yang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas yang disetujui
dengan peran dalam pekerjaan. Meskipun tujuan ideal penerima adalah agar para lansia
dapat menikmati hari tua atau Jaminan hari tua, namun dalam persetujuan yang sering
sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai pertentangan. Kedudukan,
kepemimpinan, peran, kegiatan, status dan harga diri Bagaimana menyiasati gaji agar tidak
menjadi beban mental setelah lansia? Jawabannya sangat tergantung pada sikap mental
individu dalam melewati masa pensiun. Dalam kenyataan ada menerima, ada yang takut
ditolak, ada yang senang menerima Jaminan hari tua dan ada juga yang suka-olah acuh
terhadap gaji (pasrah). Masing-masing dari kedua belah pihak, masing-masing individu, baik
positif maupun negatif, Dampak positif lebih menenteramkan diri lansia dan dampak negatif
akan meningkatkan kesejahteraan lansia.
Agar pensiun lebih berdampak positif sebaiknya ada masa persiapan pensiun yang
benar-benar diisi dengan kegiatan-kegiatan untuk mempersiapkan diri, bukan hanya diberikan
waktu untuk masuk kerja atau tidak dengan memperoleh pendapatan penuh. Persiapan ini
dilakukan dengan perencanaan, terorganisasi dan terarah untuk masing-masing orang yang
akan menerima pensiun. Jika perlu dilakukan penilaian untuk menentukan arah minatnya
agar tetap memiliki kegiatan yang jelas dan positif.
2.4 Tujuan dan Sasaran Kebijakan Kesehatan Lansia
2.4.1 Tujuan
1. Pemenuhan Kebutuhan Fisik (pangan, sandang dan papan)
Dalam pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan, untuk lansia sesuai dengan kebutuhan
lansia untuk kesehatan, kenyamanan, dan kenyamanan. Pelayanan yang dilakukan dengan
mendukung pelestarian, bantuan, dan perbaikan, promotif, preventif, dan kuratif, dan
rehabilitatif,
Pelayanan promotif : bertujuan agar lansia berperilaku hidup sehat, meningkatkan gairah
hidup, kemakmuran, memelihara kemandirian serta tetap aktif dan produktif, baiksecara
individu maupun kelompok.
Pelayanan preventif : bertujuan mencegah terjadinya masalah kesehatan yang berkelanjutan.
Pelayanan kuratif : bertujuan agar gangguan kesehatan segera teratasi dan tidak menjadi
cacat.
Pelayanan rehabilitasi : yaitu upaya yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan
percaya diri lansia seoptimal mungkin.
2. Pemenuhan Kebutuhan Mental
Kebutuhan mental spiritual adalah kebutuhan yang diberikan kepada lansia yang
dapat memberikan semangat dan perbaikan dalam kehidupan sehari-hari . Kebutuhan mental
psikologis adalah kebutuhan yang perlu mendapat penghargaan, perhatian dari keluarga,
teman, dan masyarakat
3. Pemenuhan Kebutuhan Sosial
Pemenuhan kebututan sosial, yaitu pemenuhan akan pengaturan kehidupan dan
penghidupan materi yang baik dan spiritual yang sesuai dengan rasa aman, kesusilaan, suka
dilihat dan batin
2.4.2 Sasaran langsung
Sasaran langsung :
1. Pra lansia (45-59 tahun)
2. Lansia (60-69 tahun)
3. Lansia Risi ko Tinggi (70 tahun atau 60 tahun dengan masalah kesehatan)
Sasaran Tidak Langsung
1. Keluarga
2. Masyarakat tempat lansia berada
3. Organisasi sosial
4. Petugas Kesehatan Masyarakat Luas
2.5 Kebijakan Kesehatan di Lansia
2.5.1 Kebijakan Kesejahteraan Sosial pada Lansia
Adapun kebujakan atau peraturan yang menjadi pedoman kesejahteraan pada Lansia adalah
sebagai berikut:
2.5.1.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia
Pasal 1
Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik materi maupun
spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman kelahiran batin
yang memungkinkan setiap warga negara memenuhi pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani,
dan sosial yang dapat membantu bagi keluarga, keluarga. serta masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak dan kebebasan manusia sesuai dengan Pancasila.
Pasal 4
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial untuk perluasan usia harapan hidup dan masa
produktif. Terwujudnya kemandirian dan kesejahleraannya, terpeliharanya sistem nilai
budaya dan kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan dirimu kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Pasal 5
1. lamjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bemasyrakat, berbangsa dan
bernegara.
2. sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk
peningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi:
a. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual
b. Pelayanan kesehatan;
c. Pelayanan Kesempatan Kerja
d. Pelayanan pendidikan dan pelatihan;
e. Kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum
f. Kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum
g. Perlindungan sosial
h. Bantuan sosial.
Pasal 6
Penyelenggaraan kesejahteraan social meliputi : rehabilitasi social, jaminan social,
pemberdayaan social dan perlindungan social.
Program yang dilakukan yaitu:
1. Pelaynan sosial bagi lanjul usia dilaksakan departemen sosial melalui 2 sistem yaitu:
a. Pelayanan melali dan panti non panti
b. Pclayanar mc alu panti / d dalam panti
2. Pembedayaan sosial
Program ini dilaksanakan dengan pemberian pelatihan keterampilan dan banuan modal usaha
dalar bentulk bentuk kelompok kelompuk usaha bersame (KUBE) bagi lansia yang potensial.
3. Bantuan dan pemeliharaan kesejahteraan social
a. Pemberi bantuan berupa Jaminan makan yana ditukan bagi lansia yang kcadaan
ckonomi rya lcmah, tctapi tidak tcrtampurg dalan panti sosiak Iesra Wardha.
b. Memberika bantu yangbifat kumulatif benupa bauan paket usaha ekonoris produktif
tas lansia yang mesih produktif.
2.5.2. Kebijakan Pelnyanan dan Fasilitas Keschatan Pada Lansia
2.5.2.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pasal 138 tentang penvedinan pelavanan dan fasilitas kesehatan di lansia
(1) Upaya pemeliharaan kesehatan untuk lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar
tetap hidup sehat dan produktif secara social maupun ekonomi sesuai dengan martbat
kemanusiaan.
(2) Pemerintah wajib menjamin dan keterseliaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
menfasilitsi kelompok lnujt usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif skcara sosial
dan ekonomis.
Pasal 139

Anda mungkin juga menyukai