Pada proses ini, unsur silika mempunyai peranan untuk membawa air dan
unsur-unsur volatil dari magma. Air yang bersifat asam akan naik membawa
CO2, N, senyawa S, fluorida, klorida, fosfat, arsenik, senyawa antimon, selenida
dan telurida. Pada saat yang bersamaan mineral logam seperti Au, Ag, Fe, Cu,
Pb, Zn, Bi, Sn, tungten, Hg, Mn, Ni, Co, Rd dan U akan naik terbawa fluida.
Komponen-komponen yang terbawa dalam aliran gas tersebut berupa sublimat
pada erupsi volkanik dekat permukaan dan membentuk urat hidrotermal atau
terendapkan sebagai hasil penggantian (replacement deposits) di atas atau di dekat
intrusi batuan beku (Lindgren, 1933dalam White dan Hedenquist, 1995).
Endapan bijih epithermal adalah endapan yang terbentuk
pada lingkungan hidrotermal dekat permukaan,
mempunyai temperatur dan tekanan yang relatif rendah
berasosiasi dengan kegiatan magmatisme kalk-alkali sub-
aerial, sering kali (tidak selalu) endapannya dijumpai di
dalam produk volkanik (dan sedimen volkanik). Endapan
epithermal sering juga disebut endapan urat, penggantian
disseminasi, stockwork, hot spring, volcanic hosted, dan lain-
lain. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan
parameter yang digunakan dalam menggolongkan
endapan mineral. Pada kenyataannya tidak mudah untuk
membatasi ciri-ciri endapan epitermal dengan endapan
hidrotermal lainnya. Batasan endapan epithermal
menurut Lindgrend (1933) dalam White dan Hedenquist,
1995.
Kimia fluida merupakan faktor penting yang
mengontrol mineralisasi. Karakteristik mineralogi
endapan epithermal, sangat mungkin dibedakan
berdasarkan dua fluida yang kontras, yaitu near-
neutral pH fluids (fluida dengan pH mendekati netral)
dan acid pH (fluida dengan pH asam). Ubahan
hidrotermal yang berhubungan dengan pH mendekati
netral digunakan istilah “adularia-sericite”, sedangkan
yang berhubungan dengan pH asam digunakan istilah
“acid-sulfate” (Heald dkk, 1987 dalam White dan
Hedenquist, 1995)
Istilah sulfidasi rendah dan sulfidasi tinggi dalam
endapan epithermal juga dicetuskan dalam White dan
Hedenquist (1995). Batasan kedua istilah tersebut
didasarkan pada bilangan redoks (reduksi-oksidasi)
unsur S dalam fluida mineralisasi. Unsur S dalam sistem
geothermal yang mendekati pH netral umumnya
memiliki bilangan redoks terendah (-2), kondisi ini
diistilahkan sebagai sulfidasi rendah. Sedangkan istilah
sulfidasi tinggi digunakan untuk unsur S dalam
hidrotermal volkanik yang mempunyai bilangan redoks
mendekati +4 (misalnya SO2).
Corbett dan Leach (1995) mendefinisikan sistem epitermal
berdasarkan pada kedudukan levelnya dan komposisi
kimia fluida (sulfida rendah dan sulfida tinggi)
Sistem sulfidasi rendah diatas, fluida magmatik yang
mengandung gas reaktif yang terlarut tereduksi oleh
reaksi batuan dan dilusi oleh sirkulasi air meteorik yang
kaya akan CO2 (Simmons, 1995 dalam Corbett dan Leach,
1998). Hasil reduksi ini dalam suatu fluida saline
(utamanya NaCl) dan H2S sebagai jenis sulfur utama, dan
diinterpretasikan keterdapatannya pada bagian bawah
dari sistem ini, dimana sirkulasi air meteorik yang
membutuhkan volatil magnetik dan kemungkinan
logam-logam (Giggenbach, 1992 dalam Cobett dan Leach,
1998). Kehadiran sulfur pada tingkat oksidasi -2
(didominasi oleh H-2S) dan oleh karenanya diistilahkan
oleh Hedenquist, 1987 (dalam Corbett dan Leach, 1998)
sebagai „sulfidasi rendah‟.
Endapan sulfidasi tinggi (Gambar 2.5), Au-Cu terbentuk jika volatil
magnetik (SO2, CO2, H2S, HCl, HF) dan air saline naik ke permukaan
dari sumber intrusi melewati zona rekahan/sesar dan kenaikkan
tersebut dengan reaksi yang minimal dengan batuan samping atau
percampuran dengan sirkulasi fluida meteorik. Perubahan dan
pengurangan secara bertahap dari kandungan magnetik SO2 menjadi
H2S dan H2SO4 dalam gelembung-gelembung uap terjadi pada suhu
rendah kira-kira 400oC dan seiring pengurangan suhu, penambahan
jumlah produksi H2SO4 dan H2S (Rye dkk, 1992 dalam Corbett dan
Leach, 1998). H2SO4 dan HCl diperkirakan mulai terpisah pada
suhu sekitar 300oC (Hedequist dan Lowenstrern, 1994 dalam Corbett
dan Leach, 1998), dan secara bertahap terbentuk fluida asam yang
panas sebagai hasil dari perubahan dari SO2 menjadi H2SO4. fluida
asam yang panas ini bercampur dengan sirkulasi air meteorik dan
bereaksi dengan batuan samping untuk pembentukan endapan Au-Cu
di dalam struktur dilasional dan/atau litologi yang permeabel (Rye,
1993 dalam Corbett dan Leach, 1998).
Karakteristik fluida hidrotermal menurut Corbett dan Leach (1998)
dikontrol oleh jenis dan jumlah dari logam yang tertransport, suatu
proses dimana menghasilkan mineralisasi, lokasi mineralisasi, dan
komposisi batuan induk (Hedequist, 1987). Batuan asal menjadi
lebih kompeten akibat kontak metamorfisme sepanjang
pengintrusian. Perekahan diawali pada bagian tepi yang
mengalami pendinginan dan fluida berkecenderungan semakin
masuk ke dalam batuan induk. Pendinginan dan peleburan batuan
berhubungan oleh pelepasan secara bertahap dari garam-garam
terlarut, volatil magnetik (umumnya H2O, SO4, CO2, H2S, HF, dan
HCl), dan logam-logam, kesemuanya ini ditransfer ke dalam
rekahan. Dispersi dan pencampuran larutan sisa magma
tersirkulasikan dengan air meteorik menghasilkan daerah yang
terubah dan termineralisasi.
Goldfield type Ransome (1907)
Alunitic kaolinic gold veins Sericitic zinc-silver veins Gold-silver-adularia veins
Fluoritic tellurium-adularia Emmons (1918)
gold veins
Gold-alunite deposits Argentite-gold quartz veins Gold quartz veins in rhyolite
Argentite veins Gold telluride veins Lindgren (1933)
Base metal veins Gold selenide veins
Secondary quartzite Fedorov (1903); Nakovnik (1933)
Acid Alkaline Sillitoe (1977)
Epithermal Buchanan (1981)
Enargite-gold Ashley (1982)
Hot-spring type Giles and Nelson (1982)
High Sulfur Low sulfur Bonham (1986, 1988)
Acid sulfate Adularia-sericite Hayba et al. (1985)
Heald et al. (1987)
High sulfidation Low sulfidation Hedinquist (1987)
Alunite-kaolinite Adularia-sericite Berger and Henley (1989)
Type 1 adularia-sericite Type 2 adularia-sericite Albino and Margolis (1991)
High sulfidation High sulfide + base metals, low Low sulfide + base metals, Sillitoe (1993)
sulfidation low sulfidation
High sulfidation Western andesite assemblage, Bimodal basalt-andesite John et al. (1999), John (2001)
low sulfidation assemblage, low sulfidation
High sulfidation (HS) Intermediate sulfidation (IS) Low sulfidation (LS) Hedinquist et al. (2000)
Au-Ag-Cu Au-Ag-Zn-Pb Au-Ag
N. White 2009
Hydrothermal Alteration – LS & HS Epithermal Systems