Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kepada Yth;
Ketua Mahkamah Agung RI
Jl. Medan Merdeka Utara No. 9-13
Jakarta
Melalui;
Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Manado
Jl. Pomorouw No. 66, Kota Manado
Sulawesi Utara
Dengan hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini :
1. Nama : NY. S. F.A ROTINSULU
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Tiada
Alamat : Jl. Raden Patah III/7 RT.002/RW.001
Selong Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Halaman 1 dari 22
5. Nama : G. STEVANUS SAMUEL ROTINSULU
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Raden Patah III/7 RT.002/RW.001
Selong Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
MELAWAN :
Halaman 2 dari 22
2. HENDRIATA M. WULLUR, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Swasta, bertempat
tinggal di Jaga I Kolongan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara; Agus Susanto,
Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Swasta, beralamat di Jaga VIII Watutumou,
Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, selanjutnya disebut sebagai Termohon
Peninjauan Kembali II/ Pemohon Kasasi/ Pembanding/Tergugat II Intervensi I;
Halaman 3 dari 22
5.6. IKA ROHANI TIURLARA SITORUS, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan
Swasta, bertempat tinggal di Jl. Kebon Raya No. 2, Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan
Kebon Jeruk, Kota Administrasi Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, selanjutnya disebut
sebagai Termohon Peninjauan Kembali V. f;
=====================================================================
MENGADILI :
DALAM EKSEPSI
Menolak Eksepsi Tergugat dan Para Tergugat II Intervensi;
Halaman 4 dari 22
Luas : 7.500 m2 Atas nama : Jimmy Tombokan
Halaman 5 dari 22
- Mewajibkan kepada Tergugat untuk mencabut Sertipikat-sertipikat hak milik yang
menjadi objek sengketa tersebut di atas;
- Menghukum kepada Tergugat dan Para Tergugat II Intervensi untuk membayar biaya
perkara secara tanggung renteng sebesar Rp. 2.763.000,- (dua juta tujuh ratus enam
puluh tiga ribu rupiah);
Adapun Amar Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Makassar Nomor:
96/B.TUN/2009/PT.TUN.MKS tanggal 16 Pebruari 2010 sebagai berikut:
MENGADILI
MENGADILI:
Halaman 6 dari 22
MENGADILI SENDIRI:
Menghukum Para Termohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam semua
tingkat peradilan, yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus
ribu rupiah);
II. Tentang Dasar Hukum dan Acara Pemeriksaan Permohonan Peninjauan Kembali
(PK) Pada Tingkat Mahkamah Agung RI;
Bahwa hukum acara pemeriksaan Peninjauan Kembali untuk sengketa tata usaha negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang
Mahkamah Agung, diberlakukan hukum acara pemeriksaan Peninjauan Kembali untuk perkara
perdata sebagaimana diatur dalam Pasal 67 sampai dengan Pasal 75 Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung;
a. Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang
diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti kemudian oleh
hakim pidana dinyatakan palsu;
Halaman 7 dari 22
b. Apabila setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat bukti yang bersifat
menentukan, yang pada waktu diperiksa tidak dapat ditemukan;
c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih daripada yang dituntut;
d. Apabila mengenai suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan
sebab-sebabnya;
e. Apabila mengenai pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal yang sama, atau
dasar yang sama oleh pengadilan yang sama atau sama tingkatnya telah diberikan
putusan yang bertentangan satu dengan yang lain;
f. Apabila dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan hakim atau suatu
kekeliruan yang nyata;
Bahwa alasan yang diajukan oleh Para Pemohon Peninjauan Kembali/Para Penggugat
/Para Terbanding /Para Termohon Kasasi dalam memori peninjauan kembali a quo pada
pokoknya ialah :
1. Bahwa salah satu syarat dalam mengajukan Peninjauan Kembali adalah sebagaimana di
tentukan dalam Pasal 67 huruf b, Undang- Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun
1985 Tentang Mahkamah Agung :
Huruf (b) Apabila setelah perkara diputus, di temukan surat-surat bukti yang bersifat
menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat di temukan ;
2. Bahwa dalam hal ini dapatlah dimengerti bahwa yang dimaksud dalam Undang- Undang
mengenai surat bukti baru (novum) yang dapat diajukan untuk alasan Peninjauan
Kembali adalah surat bukti yang menentukan, surat bukti itu sudah ada ketika
perkara diperiksa, namun pada waktu itu tidak ditemukan, apabila ada surat bukti
baru (novum) yang menentukan dan pada kurun waktu pemeriksaan perkara pada
ketiga tingkat pemeriksaan tersebut ternyata belum sempat terungkap, maka surat
bukti baru tersebut dapat dijadikan bahan untuk mengajukan Peninjauan Kembali
ke Mahkamah Agung RI;
Halaman 8 dari 22
3. Bahwa Permohonan Peninjauan Kembali berdasarkan alasan ini, telah secara tegas
ditentukan tenggang waktu pengajuan sebagaimana diatur dalam Pasal 69 huruf b
Undang- Undang No. 14 Tahun 1985 yang menyatakan :
“Tenggang waktu pengajuan permohonan peninjauan kembali yang didasarkan atas
alasan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 67 adalah 180 (seratus delapan puluh)
hari untuk :
b. yang disebut pada huruf b sejak ditemukan surat-surat bukti yang hari serta tanggal
ditemukannya harus dinyatakan dibawah sumpah dan disahkan oleh pejabat yang
berwenang;
4. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali telah menemukan surat bukti baru (novum) yang
bersifat menentukan, yang pada waktu perkara a quo diperiksa pada tingkat Pengadilan
Tata Usaha Negara Manado, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Makassar sampai
pada tingkat Kasasi di Mahkamah Agung Republik Indonesia tidak dapat ditemukan
adalah surat bukti baru berupa :
5. Bahwa kedua surat bukti baru/novum dengan tanda bukti PK-1 dan PK-2 yang bersifat
menentukan tersebut di atas, telah di temukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali pada
hari, Sabtu, tanggal 26 Januari 2019, di rumah kediaman NY. S. F.A ROTINSULU (ibu
kandung Gerald Rotinsulu, Dkk) oleh Pemohon Peninjauan Kembali G. GERALD
ROTINSULU, yang selanjutnya terhadap bukti PK-1 dan PK-2 dimaksud telah
dilegalisasi pada tanggal 15 April 2019 sebagai pejabat yang berwenang melegalisasi
surat bukti baru tersebut;
Halaman 9 dari 22
6. Bahwa berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 1985 Tentang
Mahkamah Agung, bukti baru (novum) yang sifatnya menentukan tersebut di atas,
harus/wajib dinyatakan dibawah sumpah di hadapan Pejabat yang berwenang; oleh
karena itu bukti baru (novum) sebagaimana tanda bukti baru PK-1 dan bukti baru PK-2
yang sudah didaftarkan melalui Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Manado
pada tanggal tersebut, dan selanjutnya pada hari ,
tanggal , Pemohon Peninjauan Kembali G. GERALD
ROTINSULU telah diambil Sumpah oleh Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Manado
sebagaima Berita Acara Pengambilan Sumpah Penemuan Bukti Baru (Novum) Nomor :
_______________________________;
7. Bahwa dengan telah ditemukannya surat bukti baru (novum) dibawah sumpah Ketua
Pengadilan Tata Usaha Negara Manado sebagaimana dimaksud pada tanda Bukti Baru
PK-1 dan Bukti Baru PK-2, hal mana apabila dicermati secara seksama, baik surat bukti
baru PK-1 dan bukti baru PK-2 telah terbukti dihadapan persidangan bahwa “objek
sengketa perkara a quo” adalah merupakan objek sengketa dalam bukti baru PK-1
dan bukti baru PK-2 berupa “dahulu tanah kebun kelapa yang terletak sebahagian
di Desa Watutumou dan sebagian lagi di Desa Kawangkoan, Kecamatan Airmadidi
yang dikembalikan dalam budel peninggalan Almarhum Essau Rotinsulu yang
belum dibagi waris;
8. Bahwa dalam Bukti baru PK-1 yaitu Putusan Pengadilan Negeri Manado Nomor :
283/1953 tanggal 24 Juni 1955, antara : Gijsbertina Maria Kaligis Kelahiran
Rotinsulu sebagai Penggugat, Melawan Jan Hendrik Mononutu sebagai Tergugat
pada bagian pertimbangan maupun petitumnya telah terbukti secara hukum di muka
persidangan bahwa tanah sengketa adalah termasuk harta-peninggalan dari almarhum
Esau Rotinsulu :
Halaman 10 dari 22
pernah dikenakan pembeslahan atas barang2 kepunjaannja, akan tetapi oleh
karena pembeslahan itu diletakkan a.l. atas tanah sengketa, jang karena
perlawanan pihak ketiga terhadap pembeslahan itu, maka pembeslahan itu telah
diangkat (opgeheven) berhubung tanah sengketa itu adalah termasuk harta-
peninggalan dari almarhum Esau Rotinsulu;
Menimbang, mengenai pendirian tergugat, bahwa :
1. oleh karena dalam surat tanda A-biru tak ternjata, bahwa pendjualan tanah
sengketa antara Esau Rotinsulu dengan tergugat telah terdjadi dimuka
Pemerintah negeri, dalam hal ini Hukumtua jang bersangkutan, hal mana
mendjadi tuntutan mutlak mengenai pendjualan tanah2 negeri didaerah/tanah
Minahasa,
2. oleh keterangan penggugat, jang diakui oleh pihak tergugat, bahwa ia,
tergugat, adalah disamakan dengan golongan eropa (gelijkgeteld-
Europeaan), sehingga karenanja ia tak berhak membeli sesuatu tanah
negeri, seperti tanah jang mendjadi sengketa, dan
3. telah terang, bahwa karena berutang kepada nj. Biangke ia, tergugat, ± 1920-
1926 pernah dikenakan pembeslahan atas barang2 kepunjaannja, akan tetapi
oleh karena pembeslahan itu lawanan pihak ketiga terhadap pembeslahan itu,
maka pembeslahan itu telah diangkat (opgeheven) berhubung tanah
sengketa itu adalah termasuk harta-peninggalan dari almarhum Esau
Rotinsulu,
maka pendirian tergugat tersebut dianggap tak beralasan haruslah ditolak
2. Dalam petitum yang kedua Putusan Pengadilan Negeri Manado Nomor : 283/1953
tanggal 24 Juni 1955 (PK-1) secara jelas menyatakan :
“Menerangkan menurut hukum, bahwa kebun kelapa jang dimaksudkan
dalam surat gugat, adalah termasuk harta-peninggalan jang belum dibahagi
dari almarhum suami-isteri Esau Rotinsulu dan Johanna Adriana
Tambajong;”
9. Bahwa dalam Bukti baru PK-2 yaitu Putusan Pengadilan Negeri Manado Nomor:
120/Pdt.V/1994/PN.MDO, tanggal 20 Desember 1994 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi
Manado Nomor : 143/PDT/1995/PT.MDO, tanggal 11 Oktober 1995 Jo. Putusan
Kasasi Mahkamah Agung Nomor : 1157 K/PDT/1996, tanggal 30 April 1997 yang
seluruhnya telah dimenangkan oleh Pelawan (Alm. Pingkan Wudawan Rotinsulu),
hal mana juga pada bagian pertimbangan maupun petitumnya telah terbukti secara hukum
dimuka persidangan bahwa tanah sengketa adalah termasuk harta-peninggalan dari
almarhum Esau Rotinsulu :
Halaman 11 dari 22
1. Dalam Pertimbangan Hukum/Mengenai Hukum pada halaman 58, Dalam Pokok
Perkara s.d halaman 60 telah secara tegas terungkap dalam persidangan sebagai fakta
hukum sebagai berikut :
“Menimbang, bahwa keterangan Saksi Rudolf Enoch, Saksi Roti Maneus,
Saksi Rosina Sebenar, Saksi Ny. Erni Tolang Ticoalu Unsulangi, Saksi Frans
Pangkey dan Saksi Samuel Hein Ticolau berhubungan dan bersesuaian satu
sama lain dan sama-sama menguatkan dalil-dalil Pelawan yaitu Saksi-saksi
tersebut sama-sama menerangkan bahwa Pelawan adalah anak kandung
Almarhum Esau Rotinsulu dan tanah kebun sengketa merupakan harta
peninggalan dari Almarhum yang belum dibagi waris dengan demikian
dianggap telah terbukti bahwa benar Pelawan sebagai Ahli Waris Almarhum
Essau Rotinsulu dan benar pula tanah kebun sengketa merupakan harta
peninggalan dari Almarhum tersebut yang belum dibagi waris.
Menimbang, bahwa dari pengakuan Pelawan dan Terlawan-Terlawan
sebagaimana disebut dalam surat Perlawanan Pelawan dan surat jawaban
Terlawan-Terlawan dan surat bukti TV/2, maka telah terbukti bahwa benar
Terlawan II telah meminjamkan kepada Terlawan III tanah kebun sengketa
untuk dijaminkan kepada Terlawan IV atas hutang Terlawan III kepada
Terlawan IV.
Menimbang, bahwa keterangan Saksi Rudolf Enoch, Saksi Roti Maneus,
Saksi Rosina Sebenar, Saksi Ny. Erni Tolang Ticoalu Unsulangi, Saksi Frans
Pangkey dan Saksi Samuel Hein Ticolau yang menerangkan tanah kebun
sengketa merupakan harta peninggalan Almarhum Essau Rotinsulu yang
belum dibagi waris adalah merupakan petunjuk bahwa Almarhum Essau
Rotinsulu semasa hidupnya tidak pernah menjual kepada Terlawan II tanah
kebun sengketa.
Menimbang, bahwa keterangan Saksi Ny. Erni Tolang Ticolau Unsulangi
pun menerangkan ketika Terlawan VI melelang tanah kebun sengketa atas
Permohonan Terlawan V yang menguasai dan menduduki tanah kebun
sengketa adalah mertua saksi yang bernama Alexander Arnold Ticoalu
sebagai kuasa untuk mengurus dari pemiliknya juga merupakan petunjuk
bahwa Almarhum Essau Rotinsulu semasa hidupnya dianggap tidak pernah
menjual kepada Terlawan II tanah kebun sengketa.
Menimbang, bahwa Copie Collactionnee Soerat Pendjoealan Kebon
Kelapa Tetempangan Ajermadidi 3 Desember 1905 (Surat bukti TI/7 dan
TV/2) yang menerangkan E. ROTINSULU MAJOOR soedah djoeal kepada
J.A. Mononoetu tanah kebun sengketa diragukan akan kebenarannya, karena
pada tahun 1905, huruf U harus ditulis OE, sehingga nama penjual harus
Halaman 12 dari 22
ditulis dengan ejaan lama yaitu E. ROTINSOELOE, sedang dalam surat bukti
TI/7 dan TV/2 nama penjual ditulis dengan ejaan baru yaitu E. Rotinsulu dan
juga karena Terlawan V dan Terlawan VI tidak dapat memperlihatkan kepada
Majelis Hakim Pemeriksa asli dari Copie Collactionnee Soerat Pendjoealan
Kebon Kelapa sengketa untuk disesuaikan.
Menimbang, bahwa karena dianggap Essau Rotinsulu tidak pernah
menjual kepada Terlawan II tanah kebun sengketa dan juga karena diragukan
kebenaran Copie Collactionnee Soerat Pendjoealan Kebon Kelapa sengketa,
maka dengan demikian dianggap tidak terbukti Terlawan II sebagai pemilik
tanah kebun sengketa.
Menimbang, bahwa karena tidak terbukti Terlawan II sebagai pemilik
tanah kebun sengketa, maka surat kuasa tanggal 18 September 1967 yang
diberikan Terlawan II kepada Terlawan III untuk menjaminkan tanah kebun
sengketa kepada Terlawan IV (TV/2a), Surat Keputusan Penyitaan dan Berita
Acara Penyitaan (Surat Bukti TV/6 dan TV/7) serta Surat Keputusan
Penjualan Lelang dan Surat Risalah Lelang (Surat Bukti TV/8 dan TV/9),
masing-masing dinyatakan tidak sah menurut hukum.
Halaman 14 dari 22
8. Sertipikat Hak Milik No. 05/Desa Watutumou II
Surat Ukur Tanggal 06 Agustus 2007
No. 04/Watutumou II/2007
Luas : 24.500 m2 Atas nama : Midiarto Wijaya
11. Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali mengajukan Surat Bukti Baru PK-1 dan
Bukti Baru PK-2 (novum), yang secara garis besar atau hal-hal pokoknya telah
diuraikan sebagaimana tersebut di atas, jelaslah bahwa pertimbangan Judex Juris dalam
putusannya pada halaman 29 alinea terakhir yang menerima eksepsi dari Termohon
Peninjauan Kembali/Para Pemohon Kasasi yang menyatakan penerbitan Objek sengketa
perkara a quo yang didasarkan atas hasil pemeriksaan Badan Peradilan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Putusan Pengadilan Negeri
Manado Nomor : 331/PDT.G/2002/PN.Mdo, tanggal 15 September 2003 Jo. Putusan
Pengadilan Tinggi Manado Nomor : 49/PDT/2004/PT.MDO tanggal 7 Juni 2004 Jo.
Putusan Kasasi MA Nomor : 855 K/PDT/2005 tanggal 8 Maret 2006 yang sejak awal
seharusnya dilindungi oleh Pasal 2 e Undang-undang No. 5 Tahun 1986 Jo. Undang-
undang No. 9 Tahun 2004 adalah beralasan hukum untuk dinyatakan ditolak, oleh
karenanya Putusan Judex Juris Nomor : 227/K/TUN/2010 tanggal 28 September 2010
tersebut beralasan hukum juga untuk dinyatakan BATAL DEMI HUKUM;
Halaman 15 dari 22
Bahwa pada tingkat Kasasi Mahkamah Agung RI, Putusan Mahkamah Agung RI Nomor
: 227/K/TUN/2010 tanggal 28 September 2010, Para Pemohon Peninjauan Kembali tidak pernah
diberitahukan dan tidak pernah menerima Relaas Pemberitahuan Amar Putusan dimaksud dari
Pengadilan Tata Usaha Negara Manado;
Bahwa atas dasar tidak pernah diberitahukan dan tidak pernah menerima Relaas
Pemberitahuan Amar Putusan, maka Pemohon Peninjauan Kembali pada tanggal 21 Februari
2019 telah mengirimkan Surat, Perihal : Permohonan Salinan Resmi Putusan Mahkamah Agung
RI Nomor : 227/K/TUN/2010 tanggal 28 September 2010 dan sekaligus menyampaikan bahwa
Para Pemohon Peninjauan Kembali tidak pernah diberitahukan dan tidak pernah menerima
Relaas Pemberitahuan Amar Putusan Mahkamah Agung dimaksud;
Bahwa lebih lanjut dalam ketentuan Pasal 69 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
Tentang Mahkamah Agung, untuk alasan pengajuan peninjauan kembali (PK) atas dasar
mengenai pihak-pihak yang sama, mengenai suatu soal yang sama, atau dasar yang sama
oleh pengadilan yang sama atau sama tingkatnya telah diberikan putusan yang
bertentangan satu dengan yang lain (vide : Pasal 67 huruf e Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung), telah secara tegas ditentukan batas waktu pengajuan
peninjauan kembali (PK) yaitu 180 (seratus delapan puluh) hari sejak putusan memperoleh
kekuatan hukum tetap dan diberitahukan kepada pihak yang berperkara;
Bahwa oleh karena terhadap Para Pemohon Peninjauan Kembali, Putusan Mahkamah
Agung RI Nomor : 227/K/TUN/2010 tanggal 28 September 2010 yang telah berkekuatan hukum
tetap tersebut tidak pernah diberitahukan dan tidak pernah menerima Relaas Pemberitahuan
Amar Putusan dari Pengadilan Tata Usaha Negara Manado, maka hitungan tenggang waktu 180
(seratus delapan puluh) hari sebagaimana ditentukan Pasal 69 huruf c Undang-Undang Nomor
14 Tahun 1985, dihitung sejak Pemohon Peninjauan Kembali menerima Salinan Putusan Resmi
Perkara Kasasi Nomor : 227/K/TUN/2010 tanggal 28 September 2010 pada tanggal 25
Februari 2019;
Bahwa dengan demikian permohonan peninjauan kembali (PK) dengan alasan atas dasar
mengenai pihak-pihak yang sama, mengenai suatu soal yang sama, atau dasar yang sama
oleh pengadilan yang sama atau sama tingkatnya telah diberikan putusan yang
bertentangan satu dengan yang lain (vide : Pasal 67 huruf e Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1985 Tentang Mahkamah Agung), diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara yang
ditentukan dalam Undang-Undang, sehingga secara Formal patut dan beralasan hukum untuk
diterima;
Bahwa secara keliru Judex Juris sebagaimana pertimbangan dalam putusannya pada
halaman 29 yang telah menerima Eksepsi Tergugat II Intervensi I, II, III, IV, V, VI dan VII
Halaman 16 dari 22
(alasan Kasasi dalam eksepsi ad. 2) yang hanya mendasarkan pendapatnya semata- mata pada
ketentuan Pasal 2 huruf e Undang- Undang No. 5 Tahun 1986 Jo. Undang-Undang No. 9 Tahun
2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, yang Pemohon Peninjauan Kembali kutib sebagai berikut :
“Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi tersebut dapat dibenarkan, karena Judex
Factie telah salah menerapkan hukum, dengan pertimbangan sebagai berikut :
Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara objek sengketa, adalah merupakan keputusan
yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan Badan Peradilan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu putusan Pengadilan Negeri Manado No.
331/Pdt.G/2002/PN.Mdo tanggal 15 September 2003 Jo. Pengadilan Tinggi Manado No.
49/Pdt.G/2004/PT.MDO tanggal 7 Juni 2004 Jo. Mahkamah Agung No. 855 K/PDT/2005
tanggal 8 Maret 2006. Oleh karena itu seharusnya sejak awal Keputusan Tata Usaha Negara
objek sengketa dilindungi oleh Pasal 2 e Undang- Undang No. 5 Tahun 1986 Jo. Undang-
Undang No. 9 Tahun 2004;
Bahwa dari pertimbangan Judex Juris tersebut, hanya mempertimbangkan uraian dalam
Putusan Pengadilan Negeri Manado No. 331/Pdt/G/2002/PN.Mdo jo. Putusan Pengadilan
Tinggai No. 49/Pdt/2004/PT.Mdo jo. Putusan Kasasi No. 855 K/Pdt/2005 jo. Putusan Mahkamah
Agung No : 397/PK/Pdt/2008 (J.A. Mononutu sebagai Termohon PK), yang secara nyata
bertentangan dengan AZAZ NEBIS IN IDEM terhadap perkara Verzet yang diajukan oleh
salah satu ahli waris Essau Rotinsulu/Alm Pingkan Wudawan Rotinsulu dengan Register No.
120/Pdt/V/1994/PN.Mdo jo. Pengadilan Tinggi Manado dengan Register No.
143/Pdt/1995/PT.Mdo jo. Kasasi Register No. 1157 K/Pdt/1996 jo. Putusan MA No.
258/PK/Pdt/1998, ( J.A. Mononutu adalah sebagai pihak Termohon PK dengan menyampaikan
Kontra Memori PK), sehingga secara nyata telah menyangkut objek perkara yang sama,
melibatkan para pihak yang sama (salah satu ahli waris Essau Rotinsulu/Alm. Pingkan
Wudawan Rotinsulu dan J.A. Mononutu), pada pengadilan yang sama;
Halaman 17 dari 22
Bahwa AZAS NEBIS IN IDEM telah dijadikan sebagai dasar pertimbangan Judex
Factie tingkat banding untuk memutus perkara No. 49/Pdt/2004/PT.Mdo yang memenangkan
salah satu Ahli waris Rotinsulu, selanjutnya putusan Judex Juris di Tingkat Kasasi Perkara
Register No. 855 K/Pdt/2005 dan di Tingkat Peninjauan Kembali perkara Register No.
397/PK/Pdt/2008 yang dimenangkan J. A. Mononutu, dimana salah seorang Majelis Hakim
(Hakim Anggota II/Prof. REHNGENA PURBA, SH., MS.) mengajukan Dissenting Opinion
berdasarkan AZAS NEBIS IN IDEM, faktanya Ketua Majelis dan Majelis Hakim Anggota I
tidak mempertimbangkan/mengabaikan AZAS NEBIS IN IDEM dimaksud, sehingga
Permohonan Peninjauan Kembali untuk perkara Register No. 397/PK/Pdt/2008 yang
dimohonkan Ahli waris Rotinsulu DITOLAK;
Halaman 18 dari 22
Intervensi baru mengajukan permohonan Kasasi secara lisan pada tanggal 13 April 2010
(setelah 22 hari kemudian) sebagaimana ternyata dari Akte Permohonan Kasasi No.
11/G/2009/PTUN.MDO, artinya permohonan Kasasi dimaksud telah melewati ketentuan
batas waktu pengajuan kasasi yang diamanatkan oleh ketentuan undang-undang yaitu 14
(empat belas) hari sejak pemberitahuan putusan disampaikan kepada para pihak;
Bahwa hal demikian dapat kita lihat dan cermati Pertimbangan Judex Juris tersebut pada
halaman 22 s.d halaman 23 Putusan Mahkamah Agung Nomor : 227/K/TUN/2010 tanggal 28
September 2010, yang Pemohon Peninjauan Kembali kutip sebagai berikut :
Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Para Tergugat
II Intervensi/Para Pembanding pada tanggal 22 Maret 2010, kemudian terhadapnya oleh Para
Tergugat II Intervensi/Para Pembanding (dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat
kuasa khusus tanggal 2 April 2009 dan 2 Mei 2009) diajukan permohonan Kasasi secara lisan
pada tanggal 13 April 2010 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No.
11/G/2009/PTUN.MDO yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Manado,
permohonan mana diikuti memori kasasi yang memuat alasan-alasan dari permohonannya yang
diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut pada tanggal 26 April 2010;
-------dst;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah
diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan
dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan
kasasi tersebut secara formal dapat diterima;
Bahwa pertimbangan Judex Juris sebagaimana telah diuraikan di atas, apabila dicermati
dan dihitung, secara nyata telah terdapat suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang
nyata tentang prosedur acara pemeriksaan mengenai tenggang waktu pengajuan Permohonan
Kasasi yang selanjutnya Judex Juris telah mempertimbangkan yang pada pokoknya bahwa
Pengajuan Permohonan Kasasi dari Para Pemohon Kasasi diajukan dalam tenggang waktu dan
dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang dan secara formal Judex Juris menerima
Permohonan Kasasi dari Para Pemohon Kasasi adalah keliru dan bertentangan dengan Pasal
46 ayat 2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung;
Halaman 19 dari 22
hukum UNTUK DITERIMA DAN MEMBATALKAN Putusan Judex Juris Nomor :
227/K/TUN/2010 tanggal 28 September 2010 tersebut;
Berdasarkan uraian tersebut di atas, Para Pemohon Peninjauan Kembali dengan ini
memohon kepada Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia untuk Meninjau Kembali
Putusan Kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia No : 227 K/TUN/ 2010 tanggal 28
September 2010 dan berkenan memberikan putusan hukum yang amarnya sebagai berikut :
MENGADILI :
MENGADILI KEMBALI :
DALAM EKSEPSI
Halaman 20 dari 22
4. Sertipikat Hak Milik No. 730/Desa Watutumou II
Surat Ukur Tanggal 31 Januari 2007
No. 810/Watutumou II/2007
Luas : 69.945 m2 Atas nama : Johan Arnoldus Mononutu
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Sertipikat Hak Milik yang menjadi objek sengketa
tersebut di atas;
Apabila yang Mulia Majelis Hakim Agung yang memeriksa dan mengadili kembali
perkara a quo berpendapat lain, mohon kiranya putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono)
Halaman 21 dari 22
Demikian Memori Permohonan Peninjauan Kembali ini disampaikan oleh Para Pemohon
Peninjauan Kembali dengan tulus hati serta komitmen yang tinggi pada hukum, kebenaran,
kepastian hukum serta keadilan di Negara Hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disertai
harapan agar dapat dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Agung Mahkamah Agung Republik
Indonesia dalam putusannya.
Hormat Kami,
Kuasa Hukum
Para Pemohon Peninjauan Kembali
Sahat Halomoan Sinambela, SH., MH. Salomo Jhuan Anggara, SH., LLM.
Halaman 22 dari 22