Anda di halaman 1dari 3

Pengenalan dan Peranan Quantity Surveyor Pada Proyek Konstruksi

Quantity Surveyor (QS) adalah suatu profesi yang boleh dikatakan baru di dunia konstruksi di Indonesia,
dibandingkan dengan profesi Arsitek, Perencana Struktur ataupun Perencana Mekanikal dan Elektrikal.

Di Indonesia sendiri profesi QS ini masuk di awal dekade 70. Pada awal perkembangannya tidak setiap
proyek konstruksi menggunakan jasa QS baik di pihak kontraktor maupun di pihak Pemberi Tugas.
Selaras dengan perkembangan industri konstruksi di Indonesia, maka pada dekade 80 jasa QS ini mulai
banyak digunakan di proyek-proyek konstruksi di Indonesia terutama di sektor swasta. Perkembangan
jasa QS ini banyak dipengaruhi oleh berubahnya cara pendekatan para Pemberi Tugas dalam
menyelesaikan atau menjalankan proyek-proyeknya. Para Pemberi Tugas makin merasa perlu
menghitung besarnya investasi yang harus dikeluarkannya sebelum memulai proyek-proyeknya. Hal ini
dikarenakan, pada prinsipnya Pemberi Tugas harus memperhitungkan pengeluaran-pengeluarannya (a.l.
untuk biaya mendapatkan tanah, biaya konstruksi, perijinan dll.) agar tidak melebihi pendapatan yang
akan didapat dari proyek yang dibangunnya. Jika total pengeluaran ditambah keuntungan lebih kecil dari
pendapatan yang akan didapat maka proyek tersebut dapat dikatakan secara komersil tidak layak. Hal
lain lagi yang membuat profesi berkembang pada dekade ini adalah dengan makin mengertinya para
Pemberi Tugas akan konsep ‘Value for Money’ dalam mengembangkan proyek-proyeknya. Pemberi
Tugas, dengan makin berkembangnya industri konstruksi, makin merasa perlu menganalisa pemakaian
bahan-bahan yang akan digunakan pada proyeknya secara optimum, dalam arti bahwa bahan yang
digunakan akan memberikan nilai yang maksimal sesuai dengan uang yang dikeluarkannya. Katakanlah,
jika penggunaan granit untuk lantai tidak akan menambah nilai komersil bangunan, maka hal itu
sebaiknya dihindari karena akan menambah jumlah pengeluaran Pemberi Tugas. Selain dua hal di atas
yang banyak mendorong berkembangnya profesi QS di Indonesia, ada hal lain lagi yang juga turut
mendorong, yaitu pengaruh dari institusi keuangan (Bank), dimana institusi tersebut meminta perincian
biaya pembangunan sebelum mereka dapat memberikan pinjamannya. Pembuatan perincian biaya
pembangunan adalah merupakan salah satu kecakapan QS.

1. Perencanaan dan pengendalian biaya konstruksi

Dalam membuat perencanaan biaya konstruksi ini QS dapat dilibatkan dari tahap paling awal dari suatu
proses perencanaan, yaitu pada tahap ‘Inception’. Pada tahap ini memang tidak ada hasil konkret yang
didapat. Pada tahap ini Pemberi Tugas biasanya baru mulai menjajaki kemungkinan dia membuat suatu
proyek. Untuk keperluan penjajakan ini informasi dari QS diperlukan. Informasi itu biasanya berupa
suatu patokan biaya-biaya konstruksi untuk jenis-jenis bangunan tertentu. Dari informasi tersebut
Pemberi Tugas kemudian menentukan sikap apakah akan membangun,membeli atau menyewa

2. Dokumentasi

Setelah para Perencana merampungkan perencanaanya maka tibalah saatnya QS untuk mempersiapkan
Dokumen Lelang. Di dalam dokumen lelang ini, biasanya dilengkapi dengan Bill of Quantity (BQ) atau
dalam bahasa sehari-harinya dikenal juga sebagai Daftar Uraian Pekerjaan. Di dalam BQ ini suatu proyek
diuraikan menjadi bentuk pokok-pokok pekerjaan yang akan menunjukkan lingkup pekerjaan yang
dilelangkan.
3. Administrasi kontrak

Seperti dijelaskan di atas bahwa QS mempersiapkan syarat-syarat kontrak, maka pada tahap pelaksanaan
hal-hal yang berkaitan dengan administrasi kontrak menjadi bagian dari jasa QS yang diberikan kepada
Pemberi Tugas. Hal-hal yang berkaitan dengan administrasi kontrak ini adalah dimulai dari masa
pelelangan pekerjaan, masa pelaksanaan pekerjaan dan masa penyelesaian pekerjaan.

4. Arbitrasi

Dengan kemampuannya dan pemahamannya di bidang kontrak dan administrasi kontrak, QS dapat
ditunjuk sebagai Arbitrator dalam menyelesaikan masalah antara Pemberi Tugas dengan Kontraktor atau
antara Kontraktor dengan para Sub-Kontraktornya. Arbitrator yang dimaksud di sini adalah tindakan
pendahuluan penyelesaian masalah sebelum dilimpahkan ke pengadilan atau Badan Arbitrasi Nasional
(BANI).

Dari sisi profesi QS sendiri pengembangan atau lebih tepatnya pemenuhan tuntutan Pemberi Tugas
tersebut membuat para QS untuk mencoba mengembangkan keahlian dasarnya di bidang hukum,
ekonomi, manajemen dan metodologi. Dengan keahlian dasarnya tersebut QS mencoba membuat suatu
turunan-turunan keahlian dengan lebih mengkombinasikan kemampuan dasar mereka. Beberapa
peranan baru yang dapat dijalankan oleh QS dengan mengkombinasikan kemampuan dasar mereka
adalah antara lain :

1. Penilai Pembangunan (Development Appraisal)

Bidang ini dimulai pada saat awal sekali dari suatu proses pembangunan, yaitu pada tahap ‘Inception’
dan/atau Studi Kelayakan. Adapun yang dimaksud dengan Development Appraisal ini adalah suatu
perhitungan yang melibatkan unsur pendapatan (income), pengeluaran (outcome) dan keuntungan
(profit).

2. Pendanaan Pembangunan (Developer’s Finance)

Dengan keahliannya di bidang ekonomi konstruksi, QS diharapkan dapat membuat suatu aliran dana
yang meyakinkan dan menarik sehingga pinjaman tersebut dapat diberikan oleh Bank peminjam.

3. Loss Adjuster

Dengan keahliannya dalam bidang penilaian bangunan atau biaya konstruksi QS sering dimintakan
bantuannya oleh para Loss Adjuster dalam menilai suatu bangunan. Penentuan nilai bangunan tersebut
berguna bagi asuransi untuk menentukan besarnya premi asuransi ataupun besarnya ganti rugi yang
dapat diberikan.

4. Manajer Proyek

Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dengan kemampuannya di bidang kontrak dan administrasi kontrak
QS diharapkan dapat mengendalikan kontraktor secara penuh, baik dari sisi waktu pelaksanaan maupun
biaya pelaksanaan.
5. Facility Manager

Yang dimaksud dengan Facility Manager adalah seorang manajer yang bertugas untuk menyiapkan
segala fasilitas yang diperlukan oleh operasional suatu perusahaan agar dapat melakukan operasinya.
Segala fasilitas yang diperlukan dari mulai penyediaan lahan sampai ke peralatan operasional adalah
merupakan tanggung jawab seorang Facility Manager.

6. Manajer Perawatan

Perawatan suatu bangunan memerlukan suatu perkiraan biaya yang cukup akurat, karena akan
mempengaruhi biaya operasional. Selain itu pemahaman yang baik mengenai konsep biaya total (total
cost) juga sangat diperlukan untuk dapat menjadi seorang Manajer Perawatan yang baik

Demikianlah pengertian apa itu profesi QS dan beberapa bidang yang dapat dijalani oleh QS sebagai
akibat dari pengembangan kemampuan atau keahlian dasarnya.

Anda mungkin juga menyukai