Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan pendidikan yang

menyenangkan dengan prinsip “belajar sambil bermain, bermain seyara belajar”.

Berangkat dari sinilah pembelajaran yang ada di TK harus dicermati, sehinga apa

yang diharapkan, yakni agar anak-anak lebih mandiri dalam segala hal sesuai

dengan kapasitas anak bisa tercapai. Metode pengajaran yang tepat dan cermat

akan mengarahkan anak-anak pada hasil yang optimal.

Macam-macam metode pengajaran di antaranya adalah metode bercerita,

permainan bahasa, sandiwara boneka, bercakap-cakap, dramatisasi, bermain

peran, karya wisata, demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, dan

pemanasan atau apersepsi

Tiap-tiap metode tentu mempunyai tujuan secara khusus sekalipun

kadang-kadang antara metode yang satu dengan metode yang lain mempunyai

tujuan yang sama. Hal itu dapat dilihat dalam buku “Pedoman Guru Bidang

Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak” yang dijelaskan:

Metode bercerita mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya

pikir, melatih daya konsentrasi, membantu perkembangan fantasi, menciptakan

suasana menyenangkan, dan akrab di kelas.

Metode permainan bahasa mempunyai tujuan anak mengerti apa yang

dikatakan kepadanya, anak pandai memusatkan perhatiannya pada apa yang

didengarnya, anak pandai menarik kesimpulan dan apa yang sudah didengarnya,

dan anak suka mendengarkan pembicaraan orang lain.

1
2

Metode sandiwara boneka mempunyai tujuan melatih daya tangkap,

melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan,

membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan

menciptakan suasana senang di kelas.

Metode bercakap-cakap mempunyai tujuan mengembangkan kecakapan

dan keberanian, menyampaikan pendapat kepada orang lain, memberi kesempatan

untuk berekspresi secara lisan, memperbaiki lafal dan ucapan, dan

mengembangkan intelegensi.

Metode dramatisasi mempunyai tujuan memberi kesempatan yang sebaik-

baiknya kepada anak untuk mengekpresikan diri dan memenuhi kebutuhan

meniru.

Metode mengucapkan syair mempunyai tujuan memupuk persamaan

irama dan perasaan estetis, memperkaya perbendaraan kata, dan melatih daya

ingatan.

Metode bermain peran mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih

daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan

intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang.

Metode karya wisata mempunyai tujuan mengenal lingkungan secara

langsung membantu perkembangan intelegensi, dan menambah perbendaraan

bahasa.

Begitu juga dengan metode-metode yang lain, misalkan metode

demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, maupun metode pemanasan

atau apersepsi masing-masing tentu mempunyai tujuan khusus.


3

Metode-metode tersebut adalah sebuah variasi atau pilihan dalam setiap

melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh

setiap pengajar, sehingga tidak akan terjadi lagi penggunaan metode yang telah

ditentukan melenceng atau tidak sesuia dengan tujuan yang diinginkan. Dalam hal

ini misalkan metode cerita dibantu dengan alat peraga yang menarik dan unik

akan merangsang siswa untuk betul-betul memperhatikan setiap apa yang akan

disampaikan oleh pengajar atau guru.

Untuk menjadikan agar anak mandiri, agar anak dapat melakukan sesuatu

tanpa bantuan orang lain adalah suatu harapan bagi semua pihak baik dari pihak

sekolah maupun pihak orang tua atau wali murid, karena kemandirian adalah

suatu hal yang sangat menting yang harus dimiliki oleh setiap anak. Agar tidak

selalu bergantung pada orang lain. Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat

berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim.1996:555). Oleh karena

itu metode bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita adalah

sebuah pilihan yang tepat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat

peraga clemek cerita di TK Negeri Pembina 2 Padangsidimpuan?

2. Sejauh manakah kemandirian anak Kelas B1 di TK Negeri Pembina 2

Padangsidimpuan

3. .Sejauh manakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat

peraga clemek cerita anak Kelas B1 di TK Negeri Pembina 2

Padangsidimpuan dalam meningkatkan kemandirian anak?


4

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pembelajaran bercerita dengat alat pegaga clemek cerita

di TK Negeri Pembina 2 Padangsidimpuan.

2. Untuk mengetahui kemandirian anak TK Kelas B1 di TK Negeri Pembina 2

Padangsidimpuan.

3. Untuk mengetahui sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga clemek

cetita dalam meningkatkan kemandirian anak TK Kelas B1 di TK Negeri

Pembina 2 Padangsidimpuan.

D. Hipotesis

Berdasar atas rumusan masalah sebagai mana di atas dapat dirumuskan

hipotesis sebagai beriku:

Menggunakan metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek

cerita dapat meningkatkan kemandirian anak TK Kelas B1 di TK Negeri Pembina

2 Padangsidimpuan.

E. Lingkup Penelitian

Agar dalam pembehasan ini tidak terlalu meluas, maka pembahasan hanya

difokuskan pada penggunaan metode pmbelajaran bercerita dengan menggunakan

alat peraga celemek cerita kaitannya dengan kemandirian anak TK Kelas B1.

Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina 2 Padangsidimpuan.


5

F. Definisi Oprasional

Agar tidak terjadi perbedaan arti, maka dalam penelitian ini diperlukan

pendefinisian hal-hal sebagai erikut:

1. Penggunaan clemek cerita yang diajarkan di TK Kelas B1 TK Negeri

Pembina 2 Padangsidimpuan adalah pengembangan atau variasi dari

metode bercerita di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di

Taman Kanak-Kanak yang menggunakan alat peraga tidak langsung, yakni

benda tiruan, gambar guntingan-guntingan yang ditempelkan pada

celemek yang terbuat dari kain flannel.

2. Yang dimaksud dengan kemandirian dalam penelitian ini adalah siswa

dapat melakukan sesuatu yakni dapat memakai sepatu dan baju tanpa

bantuan orang lain atau guru (pada saat di sekolah).

G. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis kegunaan penelitian ini dapat memperbanyak atau

memperkaya tentang variasi metode pengajaran bercerita dengan

penggunaan alat peraga tidak langsung di bidang pengembangan

kemampuan berbahasa di taman kanak-kanak..

2. Bisa dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengajar dalam

rangka untuk memberikan variasai pengajaran agar tidak menjenuhkan.


6

BAB II

KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJARAN CELEMEK


CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK

A. Konsepsi Metode Pengajaran

“Metode adalah merupakan cara utama yang bersifat umum dan luas yang

digunakan untuk mencapai suatu tujuan.” (Surahman, 1978: 121).

Sedangkan pengajaran adalah, ”1 proses, perbuatan, cara mengajar atau

mengajarkan; 2 perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mngajar.” (Tim.

1996: 13).

Dengan demikian metode pengajaran berarti suatu cara utama yang

bersifat umum dan luas dalam melakukan proses, perbuatan, cara mengajar, atau

mengajarkan untuk mencapai suatu tujuan.

Metode pengajaran di TK amatlah banyak. Sebagaimana yang telah

dituangkan oleh peneliti pada bagian latar belakang. Adapun metode-metode yang

dimaksudkan adalah:

1. Metode pemberian tugas, yaitu metede yang memberikan kesempatan pada

anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah

dipersiapkan oleh guru sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan

melaksanakan secara tuntas. Tugas dapat diberikan secara berKelas

B1taupun individual.

2. Metode proyek, yaitu metode yang memberikan kesempatan pada anak

untuk menggunakan alam sekitar dan atau kegiatan sehari-hari anak

sebagai bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan.

6
7

3. Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara langsung ke objek-objek

yang sesuai dengan bahan kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan

kehidupan anak.

4. Metode bermain peran, yaitu permainan yang memerankan tokoh-tokoh

atau benda-benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya

khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang

dilaksanakan.

5. metode demontrasi, yaitu cara mempertunjukkan atau memeragakan suatu

objek atau proises dari suatu kejadian atau peristiwa.

6. Metode bercerita (ceramah), yaitu cara bertutur dan menyampaikan cerita

atau memberikan penerangan secara lisan.

7. Metode sosiodrama, yaitu suatu cara memerankan beberapa peran dalam

suatu cerita tertentu yang menuntut integrasi di antara para pemerannya.

8. Metode bercakap-cakap, yaitu suatu cara bercakap-cakap dalam bentuk

Tanya jawab antara anak dengan anak, atau anak dengan guru.

B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celmek Cerita”

“Bercerita dengan alat peraga” dalam pelaksanaannya kegiatan ini


dipergunakan alat peraga dengan maksud untuk memberikan kepada anak
suatu tanggapan yang tepat mengenai hal-hal yang didengar dalam cerita.
Dengan demikian dapat dihindarkan bahwa tanggapan fantasi anak terlalu
menyimpang dari apa sebenarnya yang dimaksud oleh guru.
Alat peraga yang dipergunakan, yaitu:
1. Alat peraa langsung (binatang atau benda yang sebenarnya).
2. Alat peraga tak langsung, yakni benda tiruan, gambar terlepas atau
dalam buku dan guntingan-guntingan yang ditempelkan pada papan
flannel. (Saleh, 1988: 9).

Dari kutipan di atas dapat dianalogikan bahwa pengajaran dengan clemek

cerita adalah bentuk-bentuk bercerita yang merupkan dari metode pengajaran


8

dengan alat peraga tak langsung, yakni seorang guru memekai clemek yang

terbuat dari kain planel dengan ditempeli gambar-gambar sesuai dengan cerita

yang bisa dipasang dan dilepas sesuai dengan kebutuhan.

C. Konsepsi Kemandirian

Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat berdiri sendiri, tanpa

bergantung pada orang lain.” (Tim, 1996: 555).

Dalam buku “Membentuk Anak Mandiri, Bermotivasi Tinggi dan Percaya

Diri” dijelaskan anak disebut mandiri apabila :

1. Mampu memberikan keputusan sendiri.


2. Memiliki alternatif dalam mengambil keputusan.
3. Tahua akan potensi yang dimiliki dri sendiri.
4. mampu mengerjakan tuga kesehariannya sendiri.
5. tidak bergantung pada orang lain.(Racman, 2005:3).

Banyak sekali anak usia TK Kelas B1 utamanya yang segala sesuatunya

masih sangat tergantung kepada orang lain. Semua aktivitas selalu masih harus

dibantu orang lain. Di rumah masih harus dibantu oleh kakak, ibu, ayah, nenek,

atau pembantu. Misalkan anak ingin memakai sepatu, anak masih harus dibantu

mencari sepatu di mana berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada

saat anak ingin memakai baju anak masih harus dibantu dengan segala hal sampai

baju tersebut betul-betul terpakai. Anak yang masih demikian, yakni masih sangat

tergantung kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau melakukan

setiap suatu kegiatan untuk kepentingan diri sendiri adalah anak yang belum

mandiri.
9

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan sifat

penelitian adalah pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini lebih

mengutamakan deskreftif analitik untuk memecahkan konsep-konsep di

dalamnya; bukan menggunakan numeric statistik.

“Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan, berperan serta

(partisipant observation), dan wawancara pendalaman (indepth interview) sebagai

instrumen.”(Bogdan, 1982:13)

:Penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,

melainkan data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan

lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.”

(Moleong, 19993:5).

Dalam kesempatan lain juga dijelaskan, “Penelitian sendiri atau dengan

bantuan orang lain akan berperan sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti

disebut instrumen kreatif, artinya ia sendiri yang harus rajin dan giat untuk

menggali beberapa informasi dan sekaligus peneliti juga sebagai pengumpul,

penganalisis, dan pembuat laporan penelitian.”(Moleong.1994:17).

B. Model Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Rangkaian tindakan akan

melalui tahapan-tahapan, yakni tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan,

9
10

analisis dan refleksi. Dari hasil analisis dan refleksi setiap akhir kegiatan

dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Adapun metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode cerita dengan penggunaan alat peraga clemek cerita untuk menarik

perhatian siswa pada saat pembelajaran.

C. Rancangan Penelitian

Siklus I Perencanaan - Menentukan tema

Identifikasi - Membuat satuan kegiatan harian

masalah dan - Mempersiapkan alat peraga/sumber belajar

penetapan alternatif - Menyiapkan instrumen observas1

masalah

Tindakan - Melaksanakan pengajaran dengan mnggunakan

alat peraga celemek cerita yang bergambar anak

pandai memakau sepatu dan anak pandai

memapakai baju. Secara bergantian sesuai

dengan kebutuhan.

- Mengelompokkan anak dari anak 17 menjadi

dua kelompk.

- Mempraktikkan memakai baju

- Mempraktikkan memakai sepatu


11

Pengamatan - Melakukan observasi dengan menggunakan

format data observasi tindakan kelas dengan

kreteria penilaian

- 1 : belum mampu

- 2 : mampu dengan bantuan

- 3 : mampu tanpa bantuan

- 4 : mampu melebihi program guru


Refeksi - Objek penelitian sebanyak anak dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran konsentrasi

anak tidak bisa makksimal

- Pelaksanaan kegiatan kelompok praktik

memakai sepatu dan baju, belum berhasil

secara maksimal.
Siklus Perencanaa - menentukan tema

II - membuat satuan kegiatan harian

- mempersiapkan alat peraga clemek cerita,

bergambar anak pandai memakai sepatu dan

anak pantai memakai baju.

- menyiapkan intrumen observasi


Tindakan - melaksanakan pengajaran dengan menggunakan

alat peraga, clemek cerita, gambar-gambar

sesuai dengan yang diharakan, dan sepatu

sejumlah objek penelitian 17 anak.

- Mengeklompokkan anak menjadi dua kelompok


12

dengan tiap kelompok 8-9 anak.

-Mempraktikkan memakai baju, dan

mempraktikkan memakai sepatu.


Pengamatan - Melakukan observasi dengan menggunakan

format data observasi tindakan kelas dengan

krteria penelaian

-1. ; sama sekali belum mampu

-2. ; mampu dengan bantuan

- 3. : mampu tanpa bantuan

- 4. : mampu melebihi program guru


Refleksi - Objek penelitian sebanyak 17 anak (satu kelas)

- Melaksanakan kegiatan kelompok praktik

memakai spatu dan memakai baju.


Perencanaan - Menentukan tema

- Membuat satuan kegiatan harian

- Mempersiapkan alat peraga clemek cerita yang

bergambar sepatu dan baju.

- Anak dipersipkan masuk kamar mandi


Tindakan - Melaksanakan pengajaran dengan menggunakan

alat peraga clemek cerita yang bergambar sesuai

dengan harapan.

- Mengelompokkan anak menjadi dua kelompok

- Anak berdiskusi

- Anak mempraktikkan memakai sepatu dan

mempraktikkan memakai baju.


Pengamata - Mengumpulkan data observasi
13

Refleksi - Objek penelitian 17 anak satu kelas

- Pengumpulan data observasi

- Rekapitulasi nilai

- Menentukan keberhasilan penelitian

- Praktik memakai sepatu sendiri dan memekai

baju sendiri.

D. Data dan Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa catatan-catatan,

rencana atau persiapan mengajar, laporan, dan dokumen-dokumen lain yang ada

hubungannya dengan penelitian ini. Adapun sumber data dalam penelitianm ini

adalah guru dan siswa TK Negeri Pembina 2 Padangsidimpuan Kelas B1 Kota

Padangsidimpuan.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penganalisisan data ini peneliti menggunakan model deskripsi.

Deskripsi bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa atau kejadian yang ada

sebagaimana pernyataan, “Deskripsi digunakan apabila bertujuan untuk

mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada sesuai dengan

apa adanya.” (Sudjana, 1987:53). Deskripsi yang dimaksudkan dalam penelitian

ini adalah mengumpulkan data secara objektif, apa adanya yang terdapat dalam

TK Negeri Pembina 2 Padangsidimpuan baik dari segi persiapan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru, proses selama pembelajaran pembelajaran, maupn

evaluasi pembelajarnnya.
14

14

F. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti adalah TK Negeri Pembina 2

Padangsidimpuan. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada hasil observasi lbahwa

lokasi tersebut sangat strategis dan mudah di jangkau karena terletak di tengah

kota. Selain itu sekolah ini tergolong sekolah yang dianggap bermutu dan

difavoritkan oleh masyarakat, sehingga animo masyarakat untuk menyekolahkan

putra-putrinya sangat-sangatlah tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan pada setiap

penerimaan siswa baru banyak sekali yang datang dari luar kecamatan sidoarjo

harus siap bersaing antara satu dengan yang lain dan siap untuk tidak diterima

karena kapasitas yang tersedia sangat terbatas. Sekalipun dalam kegiatan sehari-

harinya dalam kegiatan pembelajaran masih banyak dijumpai siswa yang belum

bisa mandiri untuk melakukan kegiatan yang berkenaan dengan dirinya sendiri.

Misalkan anak masih harus dibantu memakai sepatu, yang seharusnya sudah

tidak perlu dibantu lagi, begitu juga dengan kegiatan yang lain misalkan memakai

baju, anak masih mencari guru-gurunya untuk membantu memakaikan. Oleh

karena itu perlu adanya variasi pembelajaran yang lebih menarik, lebih hidup, dan

tidak menjenuhkan.

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN


15

Berdasar atas observasi dan hasil diskusi guru atau pengajar Kelas B1 di

TK Negeri Pembina 2 Padangsidimpuan ternyata pada umumnya masih banyak

yang terfokus pada petunjuk-petunnjuk atau teknik-teknik yang telah ada pada

buku-buku pedoman ke-TK-an. Hal tersebut sebetulnya sudah bagus. Akan tetapi

untuk mengurangi kejenuhan anak dalam tiap pembelajaran guru harus kaya

dengan metode pembelajaran dan kaya dalam mengoptimalkan penggunaan alat

peraga, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan, yakni agar anak bisa lebih

mandiri bisa tercapai sesuai dengan harapan.

Agar permasalahan keterpakuan penggunaan alat peraga sangat

bergantung pada buku-buku yang ada akhirnya menimbulkan kejenuhan segera

dapat teratasi, salah satunya adalah perlunya adanya pengayaan metode bercerita

dengan penggunaan alat peraga celemek cerita.

Dalam penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II

yang masing-masing siklus terbagi atas bagian-bagian, yaitu perencanaan,

tindakan, pengamatan, dan refleksi dan masing-masing bagian terbagi atas

beberapa bagian lagi.

A. Siklus I

1. Perencanaan

Dalam penelitian ini peneliti selain sebagai subjek penelitian juga sebagai

objek penelitian, yang dibantu oleh guru lain. Dengan demikian objek

penelitian selain peneliti sendiri juga terdapat guru lain. Oleh karena itu

pemahaman konseptual sampai dengan persiapan-persiapan administrasi


15
pengajaran harus tertata dengan baik. Adapun yang perlu dipahami dan
16

disiapkan adalah penentuan tema yang harus diajarkan, kemudian

pembuatan program mingguan, dilanjutkan dengan satuan kegiatan harian,

setelah itu persiapan alat peraga atau sumber belajar yang dalam bagian

alat peraga ini harus diperjelas tentang alat peraga yang digunakan, yakni

“celemek cerita”, sedangkan selanjutnya adalah persiapan instrumen

observasi.

2. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran ini dilakukan sebanyak empat

kali pertemuan. Dalam pembelajaran ini selalu menggunakan alat peraga

celemek cerita dengan gambar anak pandai memakai sepatu dan anak

pandai memakai baju.

Pertemuan I

Guru bercerita tentang anak yang memakai sepatu dan baju

Pertemuan II

Mengelompokkan anak 17 menjadi dua kelompok. Masing-masing Kelas

B1 ada 8-9 anak.

Pertemuan III

Pemberian contoh pemakaian sepatu dan pemakain baju dari masing-

masing kelompok dua anak.


17

Pertemuan IV

Guru memandu kepada anak secara bersama-sama untuk memakai sepatu

dan baju yang benar.

3. Pengamatan

Pertemuan I

Melaksanakan observasi dengan menggunakan format data obserfasi

tindakan kelas dengan kreteria penilan sebagai berikut:

1 = belum mampu

2 = mampu dengan bantuan

3 = mampu tanpa bantuan

4 = mampu melebihi program guru

Hasil di lapangan setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan

memakai baju dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar

anak mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu

oleh dua guru dengan jumlah 17 murid. Hasilnya anak masih belum

mampu.

Pertemuan II

Setelah guru bercerita di depan anak dengan menggunakan celemek cerita

yang ditempeli gambar anak pandai memakai sepatu dan gambar anak

pandai memakai baju, anak disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan

memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dari 17 murid yang
18

dikelompokkan menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 8-9

anak, hasilnya anak mampu, tetapi masih dengan bantuan.

Pertemuan III

Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju

dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar anak

mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh

dua guru dengan pengelompokkan dari 17 murid menjadi tiga kelompok.

Masing masing kelompok terdiri atas 5-6 anak, hasilnya anak mampu,

tetapi masih dengan bantuan guru.

Pertemuan IV

Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju

dengan menggunakan alat peraga celemek cerita bergambar anak pandai

memakai sepatu dan gambar anak pandai memakai baju, selanjutnya anak

disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan

dipandu oleh dua guru dengan pengelompokan dari 17 murid menjadi

enam kelompok masing-masing kelompok 2-3 anak, hasilnya anak mampu

melakukan tanpa bantuan.

4. Refleksi

Peertemuan I

Objek penelitian sebanyak 17 anak dalam pelaksanaan pembelajaran

konsentrasi anak tidak bisa maksimal, sehingga pelaksanaan kegiatan

praktik memakai baju dan memakai sepatu belum berhasil.


19

Pertemuan II

Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu

dapat dikatakan anak masih belum mampu meskipun sudah dikelompokkan

dua kelompok dari 17 anak.

Pertemuan III

Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu

sudah mulai mampu, meskipun masih dengan bantuan guru. Adapun

pembagian kelompoknya adalah 17 murid dikelompokkan menjadi dua

kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri atas 8-9 anak.

Pertemuan IV

Dalam pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai sepatu dan memakai

baju ternyata anak mampu tampa bantuan guru dari 17 murid. Sedangkan

pembagian kelompoknya adalah dibagi menjadi enam kelompok, yang

masing-masing kelompok terdiri atas 2-3 anak.

B. Siklus II

Siklus kedua ini sistematika yang peneliti gunakan sama; tidak jauh

berbeda dengan siklus pertama. Pada siklus ini juga terdapat empat tahapan, yaitu

tahap persiapan, tahap tindakan. tahap pengamatan, dan tahab refleksi. Pada tiap-

tiap tahap tebagi atas beberapa pertemuan. Adapun perbedaan yang paling

signifikan dari siklus II bila dibandingkan dengan siklus I adalah pada penekanan
20

kualitas hasil, pada siklus I kemandirian anak masih tergolong longgar, yakni yang

penting anak mau memakai sepatau atau baju dan waktu yang digunakan tidak

mutlak sebagai tolok ukur, Sedangkan pada siklus II kualitas kemandirian dan

keterampilan adalah sebagai titik tekan yang utama.

BAB V
PEMBAHASAN

Agar memperoleh gambaran yang jelas tentang penggunaan celemek cerita

dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak TK Kelas B1 di TK Negeri

Pembina 2 Padangsidimpuan, peneliti akan memaparkan gambaran tentang

metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita, gambaran


21

kemandirian anak TK Kelas B1, dan gambaran pembelajaran bercerita dalam

rangka untuk meningkatkan kemandirian anak.

A. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga

“Celemek Cerita”

Guru mengajar dengan memakai celemek cerita yang ditempeli gambar

anak yang pandai memakai sepatu dan gambar anak yang pandai memakai baju.

Penempelan gambar tersebut dilakukan secara bergantian, mula-mula gambar

yang ditempelkan adalah gambar anak yang pandai memakai sepatu dan yang

selanjutnya adalah gambar anak yang pandai memakai baju. Pada awal masuk ini

guru hanya ingin menarik perhatian anak-anak agar kegiatan pembelajaran segera

terkondisikan. Untuk menguji apakah anak-anak secara mayoriotas atau minoritas

sudah bisa memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain, maka guru tanpa

banyak komentar tentang bagaimana cara memakai sepatu atau baju. Akan tetapi

guru secara langsung memerintahkan kepada anak agar melapas sepatu yang

dikenakan kemudian memakainya kembali. Selain itu guru juga memerintahkan

agar anak memakai baju yang telah disiapkan dari rumah. Hasilnya dapat

diketahui dari 17 anak yang bisa memakai sepatu hanya dua anak dan yang bisa

memakai baju hanya 1 anak. Cara tersebut tampaknya kurang berhasil, maka
21
selanjutnya cara yang digunakan oleh guru agar siswa bisa memakai sepatu dan

baju tanpa bantuan orang lain adalah dengan cra mempraktikan. Yaitu memanggil

dua anak ke depat sebagai peragaan untuk mempraktikkan cara memakai sepatu

dan cara memakai baju secara bergantian dengan bantuan seorang guru. Setelah

itu seluruh anak dengan cara dikelompokkan mempraktikkan cara memakai sepatu
22

dan cara memakai baju. Dari 17 anak yang disuruh untuk memakai sepatu dan

memakai baju 8 anak yang bisa memakai sepatu 7 anak yang bisa memakai baju.

Cara mempraktikan memakai sepatu dan memakai baju ini diulang-ulang sampai

sdengan empat kali dan hasi akhir menunjukkan dari 17 anak yang bisa memakai

sepatu 17 anak dan anak yang bisa memaskai baju 17 anak.

Penggunaan celemek cerita dipakai oleh guru sejak sebelum masuk ke

dalam kelas, sehingga masuk ke kelas guru sudah dalam keadam memakai

celemek cerita dengan masked sebagaimana yang telah disampaikan bagian awal

agar menarik perhatian anak dan kegiatan belajar mengajar segera terkondisikan.

Aktivitas dan reaksi siswa dalam penggunaan peraga celemek cerita ini

bermacam-macam. Ada yang melihat saja dari kejauhan sambil memperhatikan

gerak-gerik gurunya, ada yang ingin melihat dari dekat sambil memperhatikan

gambar secara seksama sambil berkomentar macam-macam, “O, gambar orang

dan ini gambar sepatu.” “Ini gambar siapa Bu?” “Bu, Bu, mengapa memakai ini

Ibu masak ya?” “Mengapa Ibu memakai celemek?” dan lain-lain.

B. Gambaran Kemandirian Anak TK Kelas B1

Berdasarkan pengamatan anak Kelas B1 TK Negeri Pembina 2

Padangsidimpuan pada saat kegiatan belajar dapat dilihat dari 17 anak yang bisa

memakai sepatu dan memakai baju tanpa bantuan sama sekali dari guru adalah

dua anak memakai sepatu dan satu anak memakai baju. Hal tersebut terjadi pada

pertemuan pertama. Sedangkan pada pertemuan berikutnya anak yang sudah bisa

memakai sepatu 10 anak dan yang sudah bisa memakai baju 9 anak. Pada

pertemuan ketiga anak yang sudah bisa memakai sepatu 12 anak dan anak yang
23

sudah bisa memakai baju 15 anak. Sedangkan untuk pertemuan keempat anak

yang bisa mmakai sepatu 17 anak dan yang bisa memakai baju 17 anak.

C. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga

“Celemek Cerita” Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak

Penggunaan metode bercerita dengan alat peraga celemek cerita dalam

meningkatkan kemandirian anak dapat dilihat pada BAB V bagian A dan bagian B

pada awalnya 17 anak memakai sepatu dan baju masih harus dibantu oleh guru

karena anak yang bisa memakai sepatu dua anak dan yang bisa memakai baju

hanya satu anak. Akan tetapi setelah menggunakan metode bercerita dengan

dibantu alat peraga celemek cerita 100 persen bisa mandiri. Artinya dari 17 murid

yang bisa memakai sepatu 17 murid, begitu juga yang bisa memakai baju 17

murid.

Perkembangan keberhasilan metode bercerita dengan penggunaan alat

peraga celemek cerita dari 17 murid TK Negeri Pembina 2 Padangsidimpuan

yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut:

Hasil yang Dicapai


Siswa yang Presentsi Siswa yang Presentasi
No. Pertemuan bisa memakai Keberhasilan bisa memakai Kebehasilan
sepatu baju
1 Pertemuan I 8 47% 7 41%
2 Pertemuan II 10 59% 9 53%
3 Pertemuan III 12 71% 15 88%
4 Pertemuan IV 17 100% 17 100%
24

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KEIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian ini dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita yang

dilakukan di TK Negeri Pembina 2 Padangsidimpuan dalam rangka untuk

meningkatkan kemandirian anak adalah suatu pilihan yang tepat dan

cermat.
25

2. Kemandirian anak Kelas B1 di TK Negeri Pembina 2 Padangsidimpuan

masih perlu ditingkatkan, karena tingkat kemandirian mereka untuk

melakukan sesuatu sehari-hari untuk kepentingan diri sendiri masih sangat

rendah. Hal itu dapat dilihat seperti pada saat memakai sepatu masih harus

dibantu oleh guru, begitu juga memakai baju anak masih harus dibantu

oleh guru.

3. Metode Pembelajaran Bercerita dengan alat peraga celemek cerita dapat

meningkatkan kemandirian anak, hal ini dapat dilihat dari paparan data

perkembangan dari siklus I ke siklus berikutnya yang terdapat

perkembangan secara signifikan. Dapat dengan jelas dilihat dari

kemandirian anak yang semula hanya mencapai 20% untuk anak yang

memakai sepatu dan 18% untuk anak yang memakai baju. Dengan

penggunaan metode tepat dan cermat akhirnya baik memakai sepatu

maupun baju berubah menjadi 100%.

B. SARAN
25
1. Agar pembelajaran menjadi menarik seorang pengajar harus pandai-pandai

memilih metode yang tepat dan cermat dalam setiap melaksanakan

kegiatan belajar megajar, jangan hanya terpaku pada metode dan

penggunaan alat peraga yang ada dalam buku, maka pada giliran

selanjutnya adalah siswa merasa bosan dan jenuh karena metode yang

digunakan oleh guru monoton.

2. Semoga TK Negeri Pembina 2 Padangsidimpuan minimal bisa

mempertahankan metode-metode yang cermat dan tepat dalam setiap


26

melaksanakan kegiatan pembelajarannya dan lebih baik lagi bila selalu

berusaha dan belajar untuk meningkatkan demi kebaikan bersama.


27

DAFTAR PUSTAKA

Moleong, Lekxy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bantung: PT Remaja.

Rachman, Arief. 2005. Memebntuk Anak Mandiri, Bermotivasi tinggi, dan

Percaya Diri. Jakarta: Nikita.

Sujana, Nana. 1997. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Makalah – Skripsi –

Tesis – disertasi) Jakarta: Sinar Baru Algensindo.

Surahmad, Winarno. 1994 . Dasar dan Teknik Reasearh. Bandung: Tarsita

Saleh, Chasman. 1988. Pedoman Guru Bidang Pengembangan kemampuan

Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departeman Pendidikan dan

Kebudayaan.

Tim. 1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Tim. 1996. Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman

Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan. Dan Kebudayaan.

Tim. 1997. Metode Khusus Pengembasngan Keterampilan di Taman Kanak-

Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Tim. 1997. Mendidik Kusus Pengembangan Daya Pikir di Taman Kanak-

Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


28

Lampiran 1
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PERTEMUAN I

Jenis Kegiatan
No. Nama Anak Dapat Dapat Keterangan
Memakai Memakai
Sepatu Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Alvin √ √
2 Andre Saputra Sihotang √ √
3 Amir Sam Hasibuan √ √
4 Aprilia Jasmin Rahayu √ √
5 Irma Yohana √ √
6 Jonatan Efrianto Sitompul √ √
7 Mizka Ayu Anggraini √ √
8 Michael Sipahutar √ √
9 Nauval Ahmad Lubis √ √
10 Novita Sari √
11 Reyhan √ √
12 Romi Saputra Simanjuntak √ √
13 Trisya Dewi √ √
14 Zidan Hasby √ √
15 Ciko Zhafran Kamil √ √
16 Apriliya Sari √ √
17 Haidar Dzakwan Lubis √ √

1 : belum mampu
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru

Observer, Peneliti,

EFRIDA HASIBUAN, S.Pd LEMBAYUNG, S.Pd


NIP: 19780501 201001 2 007
29

Lampiran 2
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PERTEMUAN II

Jenis Kegiatan
No. Nama Anak Dapat Dapat Keterangan
Memakai Memakai
Sepatu Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Alvin √ √
2 Andre Saputra Sihotang √ √
3 Amir Sam Hasibuan √ √
4 Aprilia Jasmin Rahayu √ √
5 Irma Yohana √ √
6 Jonatan Efrianto Sitompul √ √
7 Mizka Ayu Anggraini √ √
8 Michael Sipahutar √ √
9 Nauval Ahmad Lubis √ √
10 Novita Sari √
11 Reyhan √ √
12 Romi Saputra Simanjuntak √ √
13 Trisya Dewi √ √
14 Zidan Hasby √ √
15 Ciko Zhafran Kamil √ √
16 Apriliya Sari √ √
17 Haidar Dzakwan Lubis √ √

1 : belum mampu
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru

Observer, Peneliti,

EFRIDA HASIBUAN, S.Pd LEMBAYUNG, S.Pd


NIP: 19780501 201001 2 007
30

Lampiran 3
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PERTEMUAN III

Jenis Kegiatan
No. Nama Anak Dapat Dapat Keterangan
Memakai Memakai
Sepatu Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Alvin √ √
2 Andre Saputra Sihotang √ √
3 Amir Sam Hasibuan √ √
4 Aprilia Jasmin Rahayu √ √
5 Irma Yohana √ √
6 Jonatan Efrianto Sitompul √ √
7 Mizka Ayu Anggraini √ √
8 Michael Sipahutar √ √
9 Nauval Ahmad Lubis √ √
10 Novita Sari √
11 Reyhan √ √
12 Romi Saputra Simanjuntak √ √
13 Trisya Dewi √ √
14 Zidan Hasby √ √
15 Ciko Zhafran Kamil √ √
16 Apriliya Sari √ √
17 Haidar Dzakwan Lubis √ √

1 : belum mampu
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru

Observer, Peneliti,

EFRIDA HASIBUAN, S.Pd LEMBAYUNG, S.Pd


NIP: 19780501 201001 2 007
31

Lampiran 4
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PERTEMUAN IV

Jenis Kegiatan
No. Nama Anak Dapat Dapat Keterangan
Memakai Memakai
Sepatu Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Alvin √ √
2 Andre Saputra Sihotang √ √
3 Amir Sam Hasibuan √ √
4 Aprilia Jasmin Rahayu √ √
5 Irma Yohana √ √
6 Jonatan Efrianto Sitompul √ √
7 Mizka Ayu Anggraini √ √
8 Michael Sipahutar √ √
9 Nauval Ahmad Lubis √ √
10 Novita Sari √ √
11 Reyhan √ √
12 Romi Saputra Simanjuntak √ √
13 Trisya Dewi √ √
14 Zidan Hasby √ √
15 Ciko Zhafran Kamil √ √
16 Apriliya Sari √ √
17 Haidar Dzakwan Lubis √ √

1 : belum mampu
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru

Observer, Peneliti,

EFRIDA HASIBUAN, S.Pd LEMBAYUNG, S.Pd


NIP: 19780501 201001 2 007

Anda mungkin juga menyukai

  • IPS Think Pair Share
    IPS Think Pair Share
    Dokumen62 halaman
    IPS Think Pair Share
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen81 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Materi Pembelajaran Kelas Rangkap
    Materi Pembelajaran Kelas Rangkap
    Dokumen9 halaman
    Materi Pembelajaran Kelas Rangkap
    Kamal Kamal
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir Seminar
    Daftar Hadir Seminar
    Dokumen2 halaman
    Daftar Hadir Seminar
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokumen7 halaman
    ABSTRAK
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen5 halaman
    Abs Trak
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen165 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen5 halaman
    Abs Trak
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Matematika Metode Balikan Kls VI
    Matematika Metode Balikan Kls VI
    Dokumen64 halaman
    Matematika Metode Balikan Kls VI
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bhs Ind Role Playing Kls VI SD
    Bhs Ind Role Playing Kls VI SD
    Dokumen43 halaman
    Bhs Ind Role Playing Kls VI SD
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen5 halaman
    Abs Trak
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • MENINGKATKAN PEMAHAMAN
    MENINGKATKAN PEMAHAMAN
    Dokumen50 halaman
    MENINGKATKAN PEMAHAMAN
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • PTK Olahraga3
    PTK Olahraga3
    Dokumen68 halaman
    PTK Olahraga3
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen64 halaman
    Bab I1
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen44 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen51 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • PTK IPA HJ - Syamsiah
    PTK IPA HJ - Syamsiah
    Dokumen104 halaman
    PTK IPA HJ - Syamsiah
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK1
    ABSTRAK1
    Dokumen4 halaman
    ABSTRAK1
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen52 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR HADIR SEMINAR .,docx
    DAFTAR HADIR SEMINAR .,docx
    Dokumen2 halaman
    DAFTAR HADIR SEMINAR .,docx
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen44 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • PTK Penjas Kelas IV
    PTK Penjas Kelas IV
    Dokumen56 halaman
    PTK Penjas Kelas IV
    Indah Lestari
    100% (2)
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen5 halaman
    Abs Trak
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • MENINGKATKAN BAHASA DENGAN MEMBACA
    MENINGKATKAN BAHASA DENGAN MEMBACA
    Dokumen34 halaman
    MENINGKATKAN BAHASA DENGAN MEMBACA
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • IPA Demonstrasi Kls VI
    IPA Demonstrasi Kls VI
    Dokumen48 halaman
    IPA Demonstrasi Kls VI
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen44 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen47 halaman
    Bab I1
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen4 halaman
    Abs Trak
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen61 halaman
    Bab I
    Indah Lestari
    Belum ada peringkat