PENDAHULUAN
Berangkat dari sinilah pembelajaran yang ada di TK harus dicermati, sehinga apa
yang diharapkan, yakni agar anak-anak lebih mandiri dalam segala hal sesuai
dengan kapasitas anak bisa tercapai. Metode pengajaran yang tepat dan cermat
peran, karya wisata, demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, dan
kadang-kadang antara metode yang satu dengan metode yang lain mempunyai
tujuan yang sama. Hal itu dapat dilihat dalam buku “Pedoman Guru Bidang
didengarnya, anak pandai menarik kesimpulan dan apa yang sudah didengarnya,
1
2
mengembangkan intelegensi.
meniru.
irama dan perasaan estetis, memperkaya perbendaraan kata, dan melatih daya
ingatan.
bahasa.
setiap pengajar, sehingga tidak akan terjadi lagi penggunaan metode yang telah
ditentukan melenceng atau tidak sesuia dengan tujuan yang diinginkan. Dalam hal
ini misalkan metode cerita dibantu dengan alat peraga yang menarik dan unik
akan merangsang siswa untuk betul-betul memperhatikan setiap apa yang akan
Untuk menjadikan agar anak mandiri, agar anak dapat melakukan sesuatu
tanpa bantuan orang lain adalah suatu harapan bagi semua pihak baik dari pihak
sekolah maupun pihak orang tua atau wali murid, karena kemandirian adalah
suatu hal yang sangat menting yang harus dimiliki oleh setiap anak. Agar tidak
selalu bergantung pada orang lain. Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat
berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim.1996:555). Oleh karena
itu metode bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita adalah
B. Rumusan Masalah
Padangsidimpuan
C. Tujuan Penelitian
Padangsidimpuan.
3. Untuk mengetahui sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga clemek
Pembina 2 Padangsidimpuan.
D. Hipotesis
2 Padangsidimpuan.
E. Lingkup Penelitian
Agar dalam pembehasan ini tidak terlalu meluas, maka pembahasan hanya
alat peraga celemek cerita kaitannya dengan kemandirian anak TK Kelas B1.
F. Definisi Oprasional
Agar tidak terjadi perbedaan arti, maka dalam penelitian ini diperlukan
dapat melakukan sesuatu yakni dapat memakai sepatu dan baju tanpa
G. Kegunaan Penelitian
BAB II
“Metode adalah merupakan cara utama yang bersifat umum dan luas yang
1996: 13).
bersifat umum dan luas dalam melakukan proses, perbuatan, cara mengajar, atau
dituangkan oleh peneliti pada bagian latar belakang. Adapun metode-metode yang
dimaksudkan adalah:
dipersiapkan oleh guru sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan
B1taupun individual.
6
7
kehidupan anak.
dilaksanakan.
Tanya jawab antara anak dengan anak, atau anak dengan guru.
dengan alat peraga tak langsung, yakni seorang guru memekai clemek yang
terbuat dari kain planel dengan ditempeli gambar-gambar sesuai dengan cerita
C. Konsepsi Kemandirian
masih sangat tergantung kepada orang lain. Semua aktivitas selalu masih harus
dibantu orang lain. Di rumah masih harus dibantu oleh kakak, ibu, ayah, nenek,
atau pembantu. Misalkan anak ingin memakai sepatu, anak masih harus dibantu
mencari sepatu di mana berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada
saat anak ingin memakai baju anak masih harus dibantu dengan segala hal sampai
baju tersebut betul-betul terpakai. Anak yang masih demikian, yakni masih sangat
tergantung kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau melakukan
setiap suatu kegiatan untuk kepentingan diri sendiri adalah anak yang belum
mandiri.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
instrumen.”(Bogdan, 1982:13)
(Moleong, 19993:5).
bantuan orang lain akan berperan sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti
disebut instrumen kreatif, artinya ia sendiri yang harus rajin dan giat untuk
B. Model Penelitian
9
10
analisis dan refleksi. Dari hasil analisis dan refleksi setiap akhir kegiatan
metode cerita dengan penggunaan alat peraga clemek cerita untuk menarik
C. Rancangan Penelitian
masalah
dengan kebutuhan.
dua kelompk.
kreteria penilaian
- 1 : belum mampu
secara maksimal.
Siklus Perencanaa - menentukan tema
krteria penelaian
dengan harapan.
- Anak berdiskusi
- Rekapitulasi nilai
baju sendiri.
rencana atau persiapan mengajar, laporan, dan dokumen-dokumen lain yang ada
hubungannya dengan penelitian ini. Adapun sumber data dalam penelitianm ini
Padangsidimpuan.
mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada sesuai dengan
ini adalah mengumpulkan data secara objektif, apa adanya yang terdapat dalam
evaluasi pembelajarnnya.
14
14
F. Lokasi Penelitian
lokasi tersebut sangat strategis dan mudah di jangkau karena terletak di tengah
kota. Selain itu sekolah ini tergolong sekolah yang dianggap bermutu dan
penerimaan siswa baru banyak sekali yang datang dari luar kecamatan sidoarjo
harus siap bersaing antara satu dengan yang lain dan siap untuk tidak diterima
karena kapasitas yang tersedia sangat terbatas. Sekalipun dalam kegiatan sehari-
harinya dalam kegiatan pembelajaran masih banyak dijumpai siswa yang belum
bisa mandiri untuk melakukan kegiatan yang berkenaan dengan dirinya sendiri.
Misalkan anak masih harus dibantu memakai sepatu, yang seharusnya sudah
tidak perlu dibantu lagi, begitu juga dengan kegiatan yang lain misalkan memakai
karena itu perlu adanya variasi pembelajaran yang lebih menarik, lebih hidup, dan
tidak menjenuhkan.
BAB IV
Berdasar atas observasi dan hasil diskusi guru atau pengajar Kelas B1 di
yang terfokus pada petunjuk-petunnjuk atau teknik-teknik yang telah ada pada
buku-buku pedoman ke-TK-an. Hal tersebut sebetulnya sudah bagus. Akan tetapi
untuk mengurangi kejenuhan anak dalam tiap pembelajaran guru harus kaya
peraga, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan, yakni agar anak bisa lebih
dapat teratasi, salah satunya adalah perlunya adanya pengayaan metode bercerita
Dalam penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II
A. Siklus I
1. Perencanaan
Dalam penelitian ini peneliti selain sebagai subjek penelitian juga sebagai
objek penelitian, yang dibantu oleh guru lain. Dengan demikian objek
penelitian selain peneliti sendiri juga terdapat guru lain. Oleh karena itu
setelah itu persiapan alat peraga atau sumber belajar yang dalam bagian
alat peraga ini harus diperjelas tentang alat peraga yang digunakan, yakni
observasi.
2. Tindakan
celemek cerita dengan gambar anak pandai memakai sepatu dan anak
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
Pertemuan IV
3. Pengamatan
Pertemuan I
1 = belum mampu
Hasil di lapangan setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan
oleh dua guru dengan jumlah 17 murid. Hasilnya anak masih belum
mampu.
Pertemuan II
yang ditempeli gambar anak pandai memakai sepatu dan gambar anak
memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dari 17 murid yang
18
Pertemuan III
Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju
Masing masing kelompok terdiri atas 5-6 anak, hasilnya anak mampu,
Pertemuan IV
Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju
memakai sepatu dan gambar anak pandai memakai baju, selanjutnya anak
4. Refleksi
Peertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
Pertemuan IV
baju ternyata anak mampu tampa bantuan guru dari 17 murid. Sedangkan
B. Siklus II
Siklus kedua ini sistematika yang peneliti gunakan sama; tidak jauh
berbeda dengan siklus pertama. Pada siklus ini juga terdapat empat tahapan, yaitu
tahap persiapan, tahap tindakan. tahap pengamatan, dan tahab refleksi. Pada tiap-
tiap tahap tebagi atas beberapa pertemuan. Adapun perbedaan yang paling
signifikan dari siklus II bila dibandingkan dengan siklus I adalah pada penekanan
20
kualitas hasil, pada siklus I kemandirian anak masih tergolong longgar, yakni yang
penting anak mau memakai sepatau atau baju dan waktu yang digunakan tidak
mutlak sebagai tolok ukur, Sedangkan pada siklus II kualitas kemandirian dan
BAB V
PEMBAHASAN
“Celemek Cerita”
anak yang pandai memakai sepatu dan gambar anak yang pandai memakai baju.
yang ditempelkan adalah gambar anak yang pandai memakai sepatu dan yang
selanjutnya adalah gambar anak yang pandai memakai baju. Pada awal masuk ini
guru hanya ingin menarik perhatian anak-anak agar kegiatan pembelajaran segera
sudah bisa memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain, maka guru tanpa
banyak komentar tentang bagaimana cara memakai sepatu atau baju. Akan tetapi
guru secara langsung memerintahkan kepada anak agar melapas sepatu yang
agar anak memakai baju yang telah disiapkan dari rumah. Hasilnya dapat
diketahui dari 17 anak yang bisa memakai sepatu hanya dua anak dan yang bisa
memakai baju hanya 1 anak. Cara tersebut tampaknya kurang berhasil, maka
21
selanjutnya cara yang digunakan oleh guru agar siswa bisa memakai sepatu dan
baju tanpa bantuan orang lain adalah dengan cra mempraktikan. Yaitu memanggil
dua anak ke depat sebagai peragaan untuk mempraktikkan cara memakai sepatu
dan cara memakai baju secara bergantian dengan bantuan seorang guru. Setelah
itu seluruh anak dengan cara dikelompokkan mempraktikkan cara memakai sepatu
22
dan cara memakai baju. Dari 17 anak yang disuruh untuk memakai sepatu dan
memakai baju 8 anak yang bisa memakai sepatu 7 anak yang bisa memakai baju.
Cara mempraktikan memakai sepatu dan memakai baju ini diulang-ulang sampai
sdengan empat kali dan hasi akhir menunjukkan dari 17 anak yang bisa memakai
dalam kelas, sehingga masuk ke kelas guru sudah dalam keadam memakai
celemek cerita dengan masked sebagaimana yang telah disampaikan bagian awal
agar menarik perhatian anak dan kegiatan belajar mengajar segera terkondisikan.
Aktivitas dan reaksi siswa dalam penggunaan peraga celemek cerita ini
gerak-gerik gurunya, ada yang ingin melihat dari dekat sambil memperhatikan
dan ini gambar sepatu.” “Ini gambar siapa Bu?” “Bu, Bu, mengapa memakai ini
Padangsidimpuan pada saat kegiatan belajar dapat dilihat dari 17 anak yang bisa
memakai sepatu dan memakai baju tanpa bantuan sama sekali dari guru adalah
dua anak memakai sepatu dan satu anak memakai baju. Hal tersebut terjadi pada
pertemuan pertama. Sedangkan pada pertemuan berikutnya anak yang sudah bisa
memakai sepatu 10 anak dan yang sudah bisa memakai baju 9 anak. Pada
pertemuan ketiga anak yang sudah bisa memakai sepatu 12 anak dan anak yang
23
sudah bisa memakai baju 15 anak. Sedangkan untuk pertemuan keempat anak
yang bisa mmakai sepatu 17 anak dan yang bisa memakai baju 17 anak.
meningkatkan kemandirian anak dapat dilihat pada BAB V bagian A dan bagian B
pada awalnya 17 anak memakai sepatu dan baju masih harus dibantu oleh guru
karena anak yang bisa memakai sepatu dua anak dan yang bisa memakai baju
hanya satu anak. Akan tetapi setelah menggunakan metode bercerita dengan
dibantu alat peraga celemek cerita 100 persen bisa mandiri. Artinya dari 17 murid
yang bisa memakai sepatu 17 murid, begitu juga yang bisa memakai baju 17
murid.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KEIMPULAN
sebagai berikut:
cermat.
25
rendah. Hal itu dapat dilihat seperti pada saat memakai sepatu masih harus
dibantu oleh guru, begitu juga memakai baju anak masih harus dibantu
oleh guru.
meningkatkan kemandirian anak, hal ini dapat dilihat dari paparan data
kemandirian anak yang semula hanya mencapai 20% untuk anak yang
memakai sepatu dan 18% untuk anak yang memakai baju. Dengan
B. SARAN
25
1. Agar pembelajaran menjadi menarik seorang pengajar harus pandai-pandai
penggunaan alat peraga yang ada dalam buku, maka pada giliran
selanjutnya adalah siswa merasa bosan dan jenuh karena metode yang
DAFTAR PUSTAKA
Kebudayaan.
Lampiran 1
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PERTEMUAN I
Jenis Kegiatan
No. Nama Anak Dapat Dapat Keterangan
Memakai Memakai
Sepatu Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Alvin √ √
2 Andre Saputra Sihotang √ √
3 Amir Sam Hasibuan √ √
4 Aprilia Jasmin Rahayu √ √
5 Irma Yohana √ √
6 Jonatan Efrianto Sitompul √ √
7 Mizka Ayu Anggraini √ √
8 Michael Sipahutar √ √
9 Nauval Ahmad Lubis √ √
10 Novita Sari √
11 Reyhan √ √
12 Romi Saputra Simanjuntak √ √
13 Trisya Dewi √ √
14 Zidan Hasby √ √
15 Ciko Zhafran Kamil √ √
16 Apriliya Sari √ √
17 Haidar Dzakwan Lubis √ √
1 : belum mampu
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru
Observer, Peneliti,
Lampiran 2
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PERTEMUAN II
Jenis Kegiatan
No. Nama Anak Dapat Dapat Keterangan
Memakai Memakai
Sepatu Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Alvin √ √
2 Andre Saputra Sihotang √ √
3 Amir Sam Hasibuan √ √
4 Aprilia Jasmin Rahayu √ √
5 Irma Yohana √ √
6 Jonatan Efrianto Sitompul √ √
7 Mizka Ayu Anggraini √ √
8 Michael Sipahutar √ √
9 Nauval Ahmad Lubis √ √
10 Novita Sari √
11 Reyhan √ √
12 Romi Saputra Simanjuntak √ √
13 Trisya Dewi √ √
14 Zidan Hasby √ √
15 Ciko Zhafran Kamil √ √
16 Apriliya Sari √ √
17 Haidar Dzakwan Lubis √ √
1 : belum mampu
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru
Observer, Peneliti,
Lampiran 3
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PERTEMUAN III
Jenis Kegiatan
No. Nama Anak Dapat Dapat Keterangan
Memakai Memakai
Sepatu Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Alvin √ √
2 Andre Saputra Sihotang √ √
3 Amir Sam Hasibuan √ √
4 Aprilia Jasmin Rahayu √ √
5 Irma Yohana √ √
6 Jonatan Efrianto Sitompul √ √
7 Mizka Ayu Anggraini √ √
8 Michael Sipahutar √ √
9 Nauval Ahmad Lubis √ √
10 Novita Sari √
11 Reyhan √ √
12 Romi Saputra Simanjuntak √ √
13 Trisya Dewi √ √
14 Zidan Hasby √ √
15 Ciko Zhafran Kamil √ √
16 Apriliya Sari √ √
17 Haidar Dzakwan Lubis √ √
1 : belum mampu
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru
Observer, Peneliti,
Lampiran 4
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PERTEMUAN IV
Jenis Kegiatan
No. Nama Anak Dapat Dapat Keterangan
Memakai Memakai
Sepatu Baju
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Alvin √ √
2 Andre Saputra Sihotang √ √
3 Amir Sam Hasibuan √ √
4 Aprilia Jasmin Rahayu √ √
5 Irma Yohana √ √
6 Jonatan Efrianto Sitompul √ √
7 Mizka Ayu Anggraini √ √
8 Michael Sipahutar √ √
9 Nauval Ahmad Lubis √ √
10 Novita Sari √ √
11 Reyhan √ √
12 Romi Saputra Simanjuntak √ √
13 Trisya Dewi √ √
14 Zidan Hasby √ √
15 Ciko Zhafran Kamil √ √
16 Apriliya Sari √ √
17 Haidar Dzakwan Lubis √ √
1 : belum mampu
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru
Observer, Peneliti,