Anda di halaman 1dari 6

J. Akad. Kim.

6(2): 119-124, May 2017


ISSN 2302-6030 (p), 2477-5185 (e)

ARANG ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) SEBAGAI ADSORBEN


FENOL PADA LIMBAH PLTU PALU

Charcoal of Hyacinth (Eichornia crassipes) as an Adsorbent of Phenol in Palu


PLTU Waste
*Mora Delfita Tudjuka, Daud Karel Walanda dan Baharuddin Hamzah
Pendidikan Kimia/FKIP - University of Tadulako, Palu - Indonesia 94118
Recieved 13 March 2017, Revised 14 April 2017, Accepted 12 May 2017

Abstract
This study aims to determine the optimum capacity and weight of water hyacinth aroma to the
adsorption capacity of phenol in Palu PLTU waste. The steps taken in this research are sampling of PLTU
waste, making of adsorbent, determination of phenol concentration in PLTU waste and determination
of phenol concentration at equilibrium using Spektrodirect spectrophotometer. The adsorption capacity
of water hyacinth at optimum condition of phenol was determined by weight variations of 10, 20,
30, 40 and 50 mg. The resulting result after adsorption process for adsorption weight at the weight of
charcoal 10 mg = 82.78%, 20 mg = 89.13%, 30 mg = 85.49%, 40 mg = 79.72% and 50 mg = 74,
42 %. The optimum weight of charcoal in phenol absorb is 20 mg with% phenol which is absorbed
89,13%. Capacity of adsorbent hailing of water hyacinth scent at optimum condition of 3.03 mg
phenol / g of adsorbent.
Keywords: Adsorbent, charcoal, water hyacinth, phenol, adsorption, Spektrodirect
spectrophotometer
Pendahuluan
Perkembangan industri yang sangat pesat mempunyai reputasi buruk karena merupakan
beberapa dekade belakangan ini memberikan sumber pencemar utama terhadap atmosfer
kontribusi yang sangat penting bagi peradaban kita, senyawa-senyawa seperti fenol, SOx dan
manusia. Perkembangan tersebut memberikan NOx yang berbentuk gas dengan bebasnya naik
banyak kemudahan dan keuntungan bagi melewati cerobong dan terlepas ke udara bebas.
kehidupan manusia. Walaupun memberikan Kedua gas tersebut dapat bereaksi dengan uap
keuntungan yang cukup besar, tetapi dilain air yang ada di udara sehingga membentuk
pihak perkembangan industri yang sangat pesat H2SO4 (asam sulfat) dan HNO3 (asam nitrat).
ini memberikan sisi negatif yang terkadang Keduanya dapat jatuh bersama-sama air hujan
tidak disadari oleh manusia. Hasil samping atau sehingga mengakibatkan terjadinya hujan asam
buangan dari industri yang dihasilkan dapat Berbagai kerusakan lingkungan serta gangguan
menimbulkan permasalahan bagi kesehatan terhadap kesehatan dapat muncul karena
manusia dan lingkungan (Murdika, 2009). terjadinya hujan asam tersebut (Dewilda, dkk.,
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan 2012).
bakar batubara mempunyai reputasi baik Senyawa fenol merupakan polutan yang
karena mampu memproduksi listrik dengan sering ditemukan diperairan laut. Fenol
biaya paling murah dibandingkan sistem merupakan polutan aromatik, yang hadir dalam
pembangkit listrik lainnya. Biaya operasi air limbah dari berbagai industri termasuk
PLTU batubara kurang lebih 30% lebih rendah penyulingan minyak, petrokimia, batubara
dibandingkan sistem pembangkit listrik yang kokas dan batubara gasifikasi (Gerrard, dkk.,
lain. Namun sisi lain, PLTU batubara juga 2006).
Konsentrasi senyawa fenol di perairan di
*Korespondensi: atas 2 mg/L akan bersifat racun bagi ikan dan
Mora Delfita Tudjuka bila konsentrasinya antara 10 dan 100 mg/L
Program Studi Pendidikan kimia, Fakultas Keguruan dan dapat menyebabkan kematian lingkungan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako
email: moradelfita@yahoo.com aquatik dalam waktu 96 jam. Konsentrasi
© 2017 - Universitas Tadulako standar maksimal yang ditetapkan oleh Depkes.
119
Volume 6, No. 2, 2017: 119-124 Jurnal Akademika Kimia

RI untuk fenol adalah 0,001mg/l sebagai sehingga toksisitas senyawa kimia yang terlarut
konsentrasi maksimal yang dianjurkan dan semakin berkurang.
0,002 mg/l untuk konsentrasi maksimal yang Eceng gondok dapat juga dijadikan sebagai
diperbolehkan (Murdika, 2009). adsorben untuk logam berat, diantaranya Pb2+
Beberapa metode yang dapat digunakan (Faisal, 2015), Ni(II) dan Cu(II) (Shofiyani
untuk menurunkan konsentrasi fenol & Gusrizal, 2006), Merkuri(II) (Krystyanti,
dalam limbah cair diantaranya adalah 2008). Selain mengadsorpsi logam-logam
adsorpsi, pengendapan, penukar ion dengan berat, arang eceng gondok dapat juga menyerap
menggunakan resin, filtrasi, dan dengan cara amoniak (Zaman & Sutrisno, 2006) dan
penyerapan bahan pencemar oleh adsorben digunakan untuk menurunkan kekeruhan,
baik berupa resin sintetik maupun karbon COD, BOD pada Air (Valentina, dkk., 2013).
aktif. Diantara metode-metode tersebut, Kandungan selulosa dalam eceng gondok
adsorpsi merupakan metode yang paling kering sekitar 26% yang dapat di konversi
umum dipakai karena memiliki konsep yang menjadi glukosa (Podolar, dkk., 1991).
lebih sederhana dan dapat diregenerasi serta Menurut Valentina, dkk. (2013), telah
ekonomis. Adsorpsi telah terbukti merupakan diketahui bahwa eceng gondok mengandung
metode yang cukup efektif untuk mengolah protein sebanyak 17,1% dan lemak 3,6% dan
limbah cair. Proses adsorpsi secara umum mengandung selulosa yang mencapai 18,2%.
diartikan sebagai suatu proses dimana suatu Serat eceng gondok sebagian besar tersusun
partikel pada larutan melekat pada permukaan dari selulosa. Selulosa apabila dipanaskan pada
material adsorpsi (adsorben). Dimana adsorben suhu tinggi akan meninggalkan karbon sebagai
merupakan zat pengadsorpsi. Proses adsorpsi hasil akhir yang terikat membentuk struktur
dapat digambarkan sebagai proses dimana segi enam dengan atom-atom karbon yang
molekul meninggalkan larutan dan menempel terletak pada setiap sudutnya dan memiliki
pada permukaan zat adsorben (Reri, dkk., pori-pori yang besar, sehingga dapat dijadikan
2012). sebagai adsorben untuk menyerap senyawa
Teknik adsorpsi terhadap fenol telah banyak kimia dalam limbah diperairan. (Podolar, dkk.,
dilakukan dengan menggunakan berbagai 1991)
macam adsorben, seperti uji kemampuan Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
karbon aktif dari limbah kayu dalam sampah berat optimum dan kapasitas adsorpsi arang
kota untuk penyisihan fenol (Juliandini & eceng gondok terhadap fenol dalam limbah
Trihadiningrum, 2008), penyisihan fenol PLTU.
dengan kombinasi proses adsorpsi dan
fotokatalisis menggunakan karbon aktif dan Metode
TiO2 (Slamet, dkk., 2006), penyisihan fenol Alat dan Bahan
pada limbah industri dari PT XYZ dengan Alat yang digunakan pada penelitian ini
eceng gondok (eichhornia crassipes) (Hamamah yaitu pipet tetes, cawan porselin, gelas kimia,
& Trihadiningrum, 2008), adsorpsi fenol gelas ukur, oven (MMM Medcenter Venticell),
oleh arang aktif dari tempurung biji jarak ayakan 70 mesh, neraca ohaus, shaker, labu
pagar (Jatropha curcas L.) (Wirawan, 2012), ukur, lumpang dan alu, Tanur (1400 Furnance,
pembuatan karbon aktif dari arang tempurung BL Barnstead Thermolyne), Erlenmeyer, batang
kelapa dengan aktivator ZnCl2 dan Na2CO3 pengaduk, kertas aluminium foil, pipet ukur
sebagai adsorben untuk mengurangi kadar 25 mL, botol semprot dan spektrofotometer
fenol dalam air limbah (Pambayun, dkk., spektro-direct (Lovibond Spectro2).
2013), dan memanfaatkan adsorben zeolit alam Bahan yang digunakan pada penelitian ini
untuk mengadsorpsi fenol dengan melakukan yaitu tanaman eceng gondok, aquades, tablet
variasi suhu dan diperoleh penurunan fenol fenol (pro analis), sampel limbah PLTU dan
sebesar 23,3 mg/g pada suhu 55oC (Yousef, Kertas saring Whatman 41..
dkk., 2011).
Enceng gondok merupakan salah satu Cara Kerja
tumbuhan yang dapat melakukan adsorpsi. Pengambilan sampel limbah PLTU
Kemampuan Eceng gondok untuk menyerap Botol aqua yang telah dibungkus lakban
disebabkan eceng gondok mempunyai akar hitam dimasukkan ke dalam air limbah keluar
yang bercabang-cabang halus yang berfungsi kondensor, kemudian membuka tutup botol di
sebagai alat untuk menyerap senyawa kimia, dalam air agar udara tidak ikut masuk ke dalam
120
Mora Delfita Tudjuka Arang Eceng Gondok (Eichornia crassipes) sebagai Adsorben.........

botol. Setelah botol terisi penuh, maka botol Hasil dan Pembahasan
tersebut ditutup kembali di dalam air. Penelitian ini dilakukan untuk melihat berat
adsorben optimum dan kapasitas adsorpsi.
Pembuatan arang eceng gondok Penentuan konsentrasi fenol dalam larutannya
Tanaman eceng gondok dibersihkan dari diukur menggunakan spektrofotometer
sisa-sisa kotoran kemudian daun, batang dan spektrodirect dengan jumlah fenol terjerap
akar dipisahkan dan dicuci menggunakan air (Cb) oleh arang eceng gondok adalah selisih
bersih. Lalu dikeringkan dengan menggunakan konsentrasi fenol mula-mula (Ci) dengan
sinar matahari selama 5 hari. Kemudian Eceng konsentrasi fenol pada saat kesetimbangan (Ceq).
gondok dikeringkan kembali dalam oven pada
suhu 60oC selama 24 jam dan didiamkan pada Data Hasil Pembuatan Arang
suhu kamar. Eceng gondok kering kemudian Arang yang diperoleh pada penelitian ini
sebesar 6,56 gram, setelah pengayakan diperoleh
dibakar (karbonisasi) menggunakan tanur sebesar 5,43 gram. Sampel yang digunakan
pada suhu 300oC dengan kadar oksigen rendah memiliki kadar air sebesar 92,46% dan kadar
sampai menjadi arang dan didinginkan hingga abu sebesar 1,3% dari 100 gram sampel.
mencapai suhu kamar. Arang yang telah Tanaman eceng gondok yang sudah
terbentuk dihaluskan dengan lumpang dan alu, dipisahkan dari akarnya dibersihkan dengan
lalu dibersihkan kembali dengan menggunakan air yang mengalir, kemudian dikeringkan
aquades. Kemudian arang dikeringkan dalam menggunakan sinar matahari selama 5 hari.
oven pada suhu 105oC selama 1 jam lalu Setelah kering, eceng gondok tersebut di
diayak menggunakan ayakan ukuran 70 mesh. keringkan kembali menggunakan oven pada
Selanjutnya arang ditimbang menggunakan suhu 60oC selama 24 jam. Hal ini bertujuan
neraca digital dan di simpan ditempat yang untuk menghilangkan kadar air yang masih
kering dan tertutup. terdapat pada eceng gondok. Kemudian
memasukkan eceng gondok ke dalam tanur
Pengaruh variasi berat adsorben terhadap adsorpsi pada suhu 300oC hingga menjadi arang. Hal
Fenol ini untuk melakukan proses pirolisis dimana
25 mL air limbah PLTU dimasukkan ke hasil dari proses tersebut akan menghasilkan
dalam erlenmeyer. Kemudian 10 mg adsorben karbon sebagai hasil akhirnya. Setelah itu,
arang eceng gondok ditambahkan ke dalam arang dihaluskan menggunakan lumpang dan
larutan tersebut. Setelah itu Erlenmeyer alu dan dibersihkan menggunakan aquades
ditutup menggunakan aluminium foil. untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang
Kemudian larutan dikocok menggunakan masih tersisa didalam arang. Selanjutnya
shaker selama waktu 1 jam. Selanjutnya larutan memasukkan arang ke dalam oven pada
didiamkan selama 24 jam. Setelah itu larutan suhu 105oC selama 1 jam untuk proses
disaring menggunakan kertas saring whatman pengeringan dan penghilangan kadar air yang
41. Selanjutnya konsentrasi larutan diukur masih terdapat di dalam arang dan ditimbang
menggunakan spektro direct. Setelah itu diperoleh berat arang sebesar 11,53 gram.
melakukan perlakuan yang sama dengan variasi Setelah melalui proses pengeringan arang
berat pada masing-masing 20 mg, 30 mg, 40 diayak ukuran lolos 70 mesh, agar diperoleh
mg dan 50 mg. Pengukuran diulangi sebanyak ukuran partikel adsorben yang lebih halus dan
tiga kali. memiliki luas permukaan yang lebih besar.
Sesuai dengan pernyataan Oscik & Cooper
Analisis Sampel (1982) menyatakan bahwa, semakin besar
Menekan tombol zero pada alat spektro luas permukaan adsorben semakin besar pula
direct, selanjutnya sampel dimasukkan ke kapasitas suatu adsorben dalam mengadsorpsi
dalam chamber sebanyak 10 mL, lalu tablet suatu adsorbat. Pengayakan ini merupakan
fenol 1 dan tablet fenol 2 ditambahkan ke langkah terakhir pada proses pembuatan arang
dalam chamber dan dikocok hingga tablet dimana berat bersih arang yang di dapatkan
fenol larut. Kemudian chamber dimasukkan adalah 5,43 gram. (Oscik & Cooper, 1982)
ke dalam alat spektro direct hingga sejajar
dengan tanda X, selanjutnya tekan tombol test, Konsentrasi Fenol pada Limbah PLTU
kemudian tunggu untuk waktu reaksi selama Data hasil pengukuran konsentrasi fenol
5 menit. Setelah reaksi berakhir pembacaan pada air masuk kondensor adalah 1,15
secara otomatis akan dimulai. Dan hasilnya mg/L sedangkan konsentrasi fenol pada
akan dihitung mg/L fenol. air keluar kondensor adalah 4,57 mg/L.

121
Volume 6, No. 2, 2017: 119-124 Jurnal Akademika Kimia

Pengukuran Konsentrasi Fenol Yang pada adsorben sebanding dengan banyaknya


teradsorpsi Pada Variasi Berat Adsorben adsorbat yang akan terjerap pada permukaan
Data hasil pengukuran konsentrasi adsorben dalam larutan, dimana permukaan
Fenol yang teradsorpsi pada variasi berat adsorben telah terisi penuh atau dipadati oleh
adsorben dapat dilihat pada Tabel 1 adsorbat. Persen penjerapan tidak mencapai
atau mendekati 100% karena seperti yang
Tabel 1 Hasil Pengukuran Konsentrasi Fenol kita ketahui bahwa limbah PLTU tidak hanya
yang Teradsorpsi pada Variasi Berat Adsorben mengandung senyawa fenol, sehingga yang
ikut terjerap bukan hanya senyawa fenol saja
melainkan senyawa kimia atau zat-zat kimia
yang terkandung dalam limbah PLTU tersebut.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa penjerapan
30 mg lebih besar dibandingkan penjerapan
pada 10 mg arang. Pada berat arang 10 mg
ruang kosong pada arang telah terisi oleh
adsorbat (fenol) dan juga zat-zat dan senyawa
Variasi Berat Adsorben Terhadap Adsorpsi Fenol kimia lainnya yang terdapat dalam limbah
Penentuan berat optimum adsorben pada PLTU sedangkan pada larutan masih tersisa
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan adsorbat (fenol) yang belum terjerap sehingga
adsorben sebanyak 10-50 mg. Tujuan dari penjerapan belum optimum. Selanjutnya
penentuan berat optimum adsorben adalah adsorpsi fenol semakin menurun pada berat
untuk mengetahui jumlah minimum adsorben arang 30-50 mg, hal ini dikarenakan semakin
yang dapat digunakan untuk proses adsorpsi, banyak arang yang ditambahkan semakin
sehingga jumlah penggunaan adsorben lebih banyak ruang kosong atau luas permukaan
efisien dan lebih hemat biaya. Pada penelitian yang tersedia pada adsorben. Banyaknya ruang
ini, konsentrasi fenol yang diperoleh pada yang kosong menyebabkan ikatan antar fenol
analisis awal limbah PLTU sebelum perlakuan yang terjerap tidak kuat sehingga fenol yang
adalah 4,57 mg/L. Dimana data penentuan telah terjerap pada permukaan arang kembali
berat optimum adsorben dapat dilihat pada terlepas, karena pada waktu pengocokkan
Tabel 1 Berdasarkan data tersebut maka arang melakukan kontak dengan fenol maka
persentase adsorpsi pada berbagai berat adsorben semakin besar pula kemungkinan sisi aktif dari
dapat kita ilustrasikan seperti pada Gambar 1 arang untuk berikatan secara kovalen dengan
fenol. Arang merupakan padatan berpori yang
sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas
dan masing-masing berikatan secara kovalen
(Murdika, 2009). Selain itu, hal tersebut
dapat disebabkan oleh kesesuaian dari ukuran
molekul fenol dengan pori adsorben. Fenol
dengan ukuran yang tidak sesuai dengan pori
adsorben akan sering terlepas dari pori adsorben.
Sehingga peningkatan berat arang relatif tidak
lagi mempengaruhi peningkatkan penjerapan
Gambar 1 Kurva Hubungan antara Berat fenol oleh arang tersebut. Kapasitas adsorpsi
Arang terhadap % Fenol Terjerap karbon terhadap suatu zat terlarut dipengaruhi
oleh karbon dan zat yang terlarut, kelarutan,
Berdasarkan Gambar 1, berat adsorben struktur molekul, dan berat molekul zat terlarut.
meningkat dari 10 mg sampai 50 mg sehingga Kemampuan karbon untuk mengadsorpsi
menyebabkan naiknya persentase fenol yang berbeda untuk masing-masing senyawa.
terjerap, namum pada berat adsorben 30 Limbah PLTU tidak hanya mengandung
hingga 50 mg jerapannya relatif menurun. fenol akan tetapi terdapat juga senyawa-
Peningkatan adsorpsi tersebut disebabkan senyawa kimia didalam limbah tersebut.
karena bertambahnya jumlah arang yang Limbah PLTU juga mengandung jumlah COD,
berinteraksi dengan fenol yang berada BOD yang tinggi dimana menurut penelitian
didalam limbah PLTU selain itu pada berat Valentina, dkk. (2013), bahwa arang eceng
adsorben 20 mg penjerapan optimum terjadi gondok yang teraktivasi asam phospat mampu
dengan persen penjerapan 89,13% hal ini menurunkan kekeruhan, COD dan BOD.
dikarenakan ketersediaan permukaan aktif Pada penelitian Uji Kemampuan Karbon

122
Mora Delfita Tudjuka Arang Eceng Gondok (Eichornia crassipes) sebagai Adsorben.........

Aktif dari Limbah Kayu dalam Sampah Kota karena metode ini diharapkan dapat diterapkan
untuk Penyisihan Fenol, dalam variasi berat arang di PLTU Palu sehingga kadar fenol yang
aktif limbah kayu di peroleh hasil sebagai berikut: dihasilkan pada limbah PLTU dapat berkurang.

Kesimpulan
Berat optimum yang diperlukan arang eceng
gondok untuk menjerap fenol pada limbah
PLTU (air keluar kondensor) adalah sebesar
20 mg, berat fenol yang terjerap yaitu 4,07
mg/L, dan persentase fenol yang terjerap yaitu
89,13%, dengan kapasitas jerapan maksimum
arang eceng gondok dalam menjerap fenol pada
Gambar 2 Presentasi Penyisihan Fenol oleh limbah PLTU (air keluar kondensor) sebesar
Arang Aktif Kayu Merbau 3,03 mg fenol/g arang eceng gondok.

Grafik pada gambar 2 dapat dilihat bahwa Ucapan Terima Kasih


semakin bertambah jumlah arang aktif yang Penulis mengucapkan terima kasih kepada
digunakan maka semakin besar pula penjerapan kepala laboran laboratorium kimia FKIP Untad
yang dilakukan oleh arang aktif dari limbah dan semua pihak yang telah membantu dalam
kayu sehingga pada penelitian tersebut berat pelaksanaan penelitian ini.
optimum penjerapan fenol oleh arang aktif
limbah kayu belum didapatkan, sedangkan Referensi
pada penelitian yang dilakukan menggunakan Akbar. (2015). Analisis kadar fenol air laut dan
arang hayati eceng gondok pada variasi berat 20 udara di lingkungan sekitar PLTU kelurahan
Panau kecamatan Tawaeli Palu Utara.
mg telah terjadi penjerapan optimum. Proses Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
aktivasi pada arang limbah kayu berfungsi Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan
untuk meningkatkan luas permukaan melalui Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.
pembukaan pori-pori sehingga daya adsorpsi Skripsi: tidak diterbitkan.
dapat ditingkatkan. Hal tersebut sesuai
dengan penelitian Valentina, dkk. (2013) yang Dewilda, Y., Afrianita, R., & Iman, F. F.
mengatakan bahwa arang aktif memiliki pori (2012). Degradasi senyawa fenol oleh
pori yang lebih besar dibandingkan dengan mikroorganisme laut. Jurnal Teknik
arang biasa, sehingga menyebabkan proses Lingkungan, 9(1), 59-73.
penjerapannya lebih besar. Perbandingan arang
eceng gondok dengan arang aktif limbah kayu Faisal, M. (2015). Efisiensi penyerapan logam
dapat dilihat bahwa persentasi penjerapan lebih Pb2+ dengan menggunakan campuran
besar dilakukan oleh arang aktif limbah kayu. bentonit dan enceng gondok. Jurnal Teknik
Pada penelitian ini, pH limbah PLTU (air Kimia, 4(1), 20-24.
keluar kondensor) tidak diukur. Sebagaimana
kita ketahui, bahwa pH sampel yang akan Gerrard, A. M., Junior, J. P., Páca, A. K. J.,
dijerap sangat berpengaruh dalam proses Stiborová, M., & Soccol, C. R. (2006).
adsorpsi. Hal ini dikarenakan pH limbah Simple models for the continuous aerobic
PLTU semakin bertambah seiring berjalannya biodegradation of phenol in a packed bed
waktu. Pada bulan Juni tahun 2015 kadar fenol reactor. International Journal Brazilian
pada limbah PLTU (air keluar kondensor) Archives of Biology and Technology, 49(4),
adalah sebesar 1,9 mg/L (Akbar, 2015), 669-676.
sedangkan pada bulan desember 2015 peneliti
memperoleh kadar fenol pada limbah PLTU Hamamah, F., & Trihadiningrum, Y. (2008).
adalah sebesar 4,57 mg/L, seperti yang kita Penyisihan fenol pada limbah industri dari
ketahui bahwa fenol bersifat asam. Fenol 10000 PT XYZ dengan eceng gondok (eichhornia
kali lebih asam dibandingkan air. Oleh karena crassipes). Prosiding Seminar Nasional
itu, penelitian ini hanya melihat kemampuan Manajemen Teknologi VII.
jerapan arang eceng gondok dengan variasi Juliandini, F., & Trihadiningrum, Y. (2008). Uji
berat arang saja, tanpa melihat faktor-faktor kemampuan karbon aktif dari limbah kayu
lain yang mempengaruhi proses adsorpsi, dalam sampah kota untuk penyisihan fenol.

123
Volume 6, No. 2, 2017: 119-124 Jurnal Akademika Kimia

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Universitas Andalas, 9(1), 37-43.


Teknologi VII Program Studi MMT-ITS.
Shofiyani, A., & Gusrizal. (2006).
Krystyanti, K. (2008). Adsorpsi merkuri (II) oleh Determination of pH effect and capacity of
biomassa enceng gondok (eichornia crassipes) heavy metals adsorption by water hyacinth
yang diimmobilisasi pada matriks polisilikat (eichhornia crassipes) biomass. Indonesia
menggunakan metode kolom. Jurusan Kimia Journal of Chemistry, 6(1), 56 – 60.
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Malang. Skripsi: tidak Slamet, Bismo, S., Arbianti, R., & Sari, Z.
diterbitkan. (2006). Penyisihan fenol dengan kombinasi
proses adsorpsi dan fotokatalis menggunakan
Murdika, A. (2009). Aplikasi teknik kombinasi karbon aktif dan TiO2. Jurnal Teknologi, 4,
adsorpsi dan elektrolisis untuk menurunkan 303-311.
kandungan fenol dalam limbah industri
bahan kimia sanitasi. Jurusan Kimia Valentina, A. E., Miswadi, S. S., & Latifah.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (2013). Pemanfaatan arang eceng gondok
Alam Universitas Indonesia. Skripsi: tidak dalam menurunkan kekeruhan, COD,
diterbitkan. BOD pada air sumur. Indonesian Journal of
Chemical Science, 2(2), 84-89.
Oscik, J., & Cooper, L. (1982). Adsorptionz.
John Wiley and Sons: New York.
Wirawan, T. (2012). Adsorpsi fenol oleh
Pambayun, G. S., Yulianto, R. Y. E., arang aktif dari tempurung biji jarak pagar
Rachimoellah, M., & Putri, E. M. M. (jatropha curcas l.). Mulawarman Scientific,
(2013). Pembuatan karbon aktif dari arang 11(1), 19-28.
tempurung kelapa dengan aktivator ZnCl2
dan Na2CO3 sebagai adsorben untuk Yousef, R. I., El-Eswed, B., & Al-Muhtaseb,
mengurangi kadar fenol dalam air limbah. A. (2011). Adsorption characteristics of
Jurnal Teknik POMIST, 2(1), 116-120. natural zeolite as solid adsorbents for phenol
removal from aqueous solutions: kinetics,
Podolar, K., Mandal, L., & Banerjee, G. C. mechanism, and thermodynamics studies.
(1991). Studies on water hyacinth (eichornia Chemical Engineering Journal, 171, 1143-
crossipes) chemical composition of the plant 1149.
and water from different habitats. Indian
Veterinary Journal, 68, 883-837. Zaman, B., & Sutrisno, E. (2006). Kemampuan
penyerapan eceng gondok terhadap amoniak
Reri, A., Yommi, D., & Rafiola, F. (2012). dalam limbah rumah sakit berdasarkan
Studi penentuan kondisi optimum fly ash umur dan lama kontak (Studi kasus: RS
sebagai adsorben dalam menyisihkan logam Panti Wilasa, Semarang). Jurnal Presipitasi,
berat timbal (Pb). Jurnal Teknik Lingkungan 1(1), 49-54.

124

Anda mungkin juga menyukai