Arang Eceng Gondok Eichornia Crassipes S PDF
Arang Eceng Gondok Eichornia Crassipes S PDF
Abstract
This study aims to determine the optimum capacity and weight of water hyacinth aroma to the
adsorption capacity of phenol in Palu PLTU waste. The steps taken in this research are sampling of PLTU
waste, making of adsorbent, determination of phenol concentration in PLTU waste and determination
of phenol concentration at equilibrium using Spektrodirect spectrophotometer. The adsorption capacity
of water hyacinth at optimum condition of phenol was determined by weight variations of 10, 20,
30, 40 and 50 mg. The resulting result after adsorption process for adsorption weight at the weight of
charcoal 10 mg = 82.78%, 20 mg = 89.13%, 30 mg = 85.49%, 40 mg = 79.72% and 50 mg = 74,
42 %. The optimum weight of charcoal in phenol absorb is 20 mg with% phenol which is absorbed
89,13%. Capacity of adsorbent hailing of water hyacinth scent at optimum condition of 3.03 mg
phenol / g of adsorbent.
Keywords: Adsorbent, charcoal, water hyacinth, phenol, adsorption, Spektrodirect
spectrophotometer
Pendahuluan
Perkembangan industri yang sangat pesat mempunyai reputasi buruk karena merupakan
beberapa dekade belakangan ini memberikan sumber pencemar utama terhadap atmosfer
kontribusi yang sangat penting bagi peradaban kita, senyawa-senyawa seperti fenol, SOx dan
manusia. Perkembangan tersebut memberikan NOx yang berbentuk gas dengan bebasnya naik
banyak kemudahan dan keuntungan bagi melewati cerobong dan terlepas ke udara bebas.
kehidupan manusia. Walaupun memberikan Kedua gas tersebut dapat bereaksi dengan uap
keuntungan yang cukup besar, tetapi dilain air yang ada di udara sehingga membentuk
pihak perkembangan industri yang sangat pesat H2SO4 (asam sulfat) dan HNO3 (asam nitrat).
ini memberikan sisi negatif yang terkadang Keduanya dapat jatuh bersama-sama air hujan
tidak disadari oleh manusia. Hasil samping atau sehingga mengakibatkan terjadinya hujan asam
buangan dari industri yang dihasilkan dapat Berbagai kerusakan lingkungan serta gangguan
menimbulkan permasalahan bagi kesehatan terhadap kesehatan dapat muncul karena
manusia dan lingkungan (Murdika, 2009). terjadinya hujan asam tersebut (Dewilda, dkk.,
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan 2012).
bakar batubara mempunyai reputasi baik Senyawa fenol merupakan polutan yang
karena mampu memproduksi listrik dengan sering ditemukan diperairan laut. Fenol
biaya paling murah dibandingkan sistem merupakan polutan aromatik, yang hadir dalam
pembangkit listrik lainnya. Biaya operasi air limbah dari berbagai industri termasuk
PLTU batubara kurang lebih 30% lebih rendah penyulingan minyak, petrokimia, batubara
dibandingkan sistem pembangkit listrik yang kokas dan batubara gasifikasi (Gerrard, dkk.,
lain. Namun sisi lain, PLTU batubara juga 2006).
Konsentrasi senyawa fenol di perairan di
*Korespondensi: atas 2 mg/L akan bersifat racun bagi ikan dan
Mora Delfita Tudjuka bila konsentrasinya antara 10 dan 100 mg/L
Program Studi Pendidikan kimia, Fakultas Keguruan dan dapat menyebabkan kematian lingkungan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako
email: moradelfita@yahoo.com aquatik dalam waktu 96 jam. Konsentrasi
© 2017 - Universitas Tadulako standar maksimal yang ditetapkan oleh Depkes.
119
Volume 6, No. 2, 2017: 119-124 Jurnal Akademika Kimia
RI untuk fenol adalah 0,001mg/l sebagai sehingga toksisitas senyawa kimia yang terlarut
konsentrasi maksimal yang dianjurkan dan semakin berkurang.
0,002 mg/l untuk konsentrasi maksimal yang Eceng gondok dapat juga dijadikan sebagai
diperbolehkan (Murdika, 2009). adsorben untuk logam berat, diantaranya Pb2+
Beberapa metode yang dapat digunakan (Faisal, 2015), Ni(II) dan Cu(II) (Shofiyani
untuk menurunkan konsentrasi fenol & Gusrizal, 2006), Merkuri(II) (Krystyanti,
dalam limbah cair diantaranya adalah 2008). Selain mengadsorpsi logam-logam
adsorpsi, pengendapan, penukar ion dengan berat, arang eceng gondok dapat juga menyerap
menggunakan resin, filtrasi, dan dengan cara amoniak (Zaman & Sutrisno, 2006) dan
penyerapan bahan pencemar oleh adsorben digunakan untuk menurunkan kekeruhan,
baik berupa resin sintetik maupun karbon COD, BOD pada Air (Valentina, dkk., 2013).
aktif. Diantara metode-metode tersebut, Kandungan selulosa dalam eceng gondok
adsorpsi merupakan metode yang paling kering sekitar 26% yang dapat di konversi
umum dipakai karena memiliki konsep yang menjadi glukosa (Podolar, dkk., 1991).
lebih sederhana dan dapat diregenerasi serta Menurut Valentina, dkk. (2013), telah
ekonomis. Adsorpsi telah terbukti merupakan diketahui bahwa eceng gondok mengandung
metode yang cukup efektif untuk mengolah protein sebanyak 17,1% dan lemak 3,6% dan
limbah cair. Proses adsorpsi secara umum mengandung selulosa yang mencapai 18,2%.
diartikan sebagai suatu proses dimana suatu Serat eceng gondok sebagian besar tersusun
partikel pada larutan melekat pada permukaan dari selulosa. Selulosa apabila dipanaskan pada
material adsorpsi (adsorben). Dimana adsorben suhu tinggi akan meninggalkan karbon sebagai
merupakan zat pengadsorpsi. Proses adsorpsi hasil akhir yang terikat membentuk struktur
dapat digambarkan sebagai proses dimana segi enam dengan atom-atom karbon yang
molekul meninggalkan larutan dan menempel terletak pada setiap sudutnya dan memiliki
pada permukaan zat adsorben (Reri, dkk., pori-pori yang besar, sehingga dapat dijadikan
2012). sebagai adsorben untuk menyerap senyawa
Teknik adsorpsi terhadap fenol telah banyak kimia dalam limbah diperairan. (Podolar, dkk.,
dilakukan dengan menggunakan berbagai 1991)
macam adsorben, seperti uji kemampuan Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
karbon aktif dari limbah kayu dalam sampah berat optimum dan kapasitas adsorpsi arang
kota untuk penyisihan fenol (Juliandini & eceng gondok terhadap fenol dalam limbah
Trihadiningrum, 2008), penyisihan fenol PLTU.
dengan kombinasi proses adsorpsi dan
fotokatalisis menggunakan karbon aktif dan Metode
TiO2 (Slamet, dkk., 2006), penyisihan fenol Alat dan Bahan
pada limbah industri dari PT XYZ dengan Alat yang digunakan pada penelitian ini
eceng gondok (eichhornia crassipes) (Hamamah yaitu pipet tetes, cawan porselin, gelas kimia,
& Trihadiningrum, 2008), adsorpsi fenol gelas ukur, oven (MMM Medcenter Venticell),
oleh arang aktif dari tempurung biji jarak ayakan 70 mesh, neraca ohaus, shaker, labu
pagar (Jatropha curcas L.) (Wirawan, 2012), ukur, lumpang dan alu, Tanur (1400 Furnance,
pembuatan karbon aktif dari arang tempurung BL Barnstead Thermolyne), Erlenmeyer, batang
kelapa dengan aktivator ZnCl2 dan Na2CO3 pengaduk, kertas aluminium foil, pipet ukur
sebagai adsorben untuk mengurangi kadar 25 mL, botol semprot dan spektrofotometer
fenol dalam air limbah (Pambayun, dkk., spektro-direct (Lovibond Spectro2).
2013), dan memanfaatkan adsorben zeolit alam Bahan yang digunakan pada penelitian ini
untuk mengadsorpsi fenol dengan melakukan yaitu tanaman eceng gondok, aquades, tablet
variasi suhu dan diperoleh penurunan fenol fenol (pro analis), sampel limbah PLTU dan
sebesar 23,3 mg/g pada suhu 55oC (Yousef, Kertas saring Whatman 41..
dkk., 2011).
Enceng gondok merupakan salah satu Cara Kerja
tumbuhan yang dapat melakukan adsorpsi. Pengambilan sampel limbah PLTU
Kemampuan Eceng gondok untuk menyerap Botol aqua yang telah dibungkus lakban
disebabkan eceng gondok mempunyai akar hitam dimasukkan ke dalam air limbah keluar
yang bercabang-cabang halus yang berfungsi kondensor, kemudian membuka tutup botol di
sebagai alat untuk menyerap senyawa kimia, dalam air agar udara tidak ikut masuk ke dalam
120
Mora Delfita Tudjuka Arang Eceng Gondok (Eichornia crassipes) sebagai Adsorben.........
botol. Setelah botol terisi penuh, maka botol Hasil dan Pembahasan
tersebut ditutup kembali di dalam air. Penelitian ini dilakukan untuk melihat berat
adsorben optimum dan kapasitas adsorpsi.
Pembuatan arang eceng gondok Penentuan konsentrasi fenol dalam larutannya
Tanaman eceng gondok dibersihkan dari diukur menggunakan spektrofotometer
sisa-sisa kotoran kemudian daun, batang dan spektrodirect dengan jumlah fenol terjerap
akar dipisahkan dan dicuci menggunakan air (Cb) oleh arang eceng gondok adalah selisih
bersih. Lalu dikeringkan dengan menggunakan konsentrasi fenol mula-mula (Ci) dengan
sinar matahari selama 5 hari. Kemudian Eceng konsentrasi fenol pada saat kesetimbangan (Ceq).
gondok dikeringkan kembali dalam oven pada
suhu 60oC selama 24 jam dan didiamkan pada Data Hasil Pembuatan Arang
suhu kamar. Eceng gondok kering kemudian Arang yang diperoleh pada penelitian ini
sebesar 6,56 gram, setelah pengayakan diperoleh
dibakar (karbonisasi) menggunakan tanur sebesar 5,43 gram. Sampel yang digunakan
pada suhu 300oC dengan kadar oksigen rendah memiliki kadar air sebesar 92,46% dan kadar
sampai menjadi arang dan didinginkan hingga abu sebesar 1,3% dari 100 gram sampel.
mencapai suhu kamar. Arang yang telah Tanaman eceng gondok yang sudah
terbentuk dihaluskan dengan lumpang dan alu, dipisahkan dari akarnya dibersihkan dengan
lalu dibersihkan kembali dengan menggunakan air yang mengalir, kemudian dikeringkan
aquades. Kemudian arang dikeringkan dalam menggunakan sinar matahari selama 5 hari.
oven pada suhu 105oC selama 1 jam lalu Setelah kering, eceng gondok tersebut di
diayak menggunakan ayakan ukuran 70 mesh. keringkan kembali menggunakan oven pada
Selanjutnya arang ditimbang menggunakan suhu 60oC selama 24 jam. Hal ini bertujuan
neraca digital dan di simpan ditempat yang untuk menghilangkan kadar air yang masih
kering dan tertutup. terdapat pada eceng gondok. Kemudian
memasukkan eceng gondok ke dalam tanur
Pengaruh variasi berat adsorben terhadap adsorpsi pada suhu 300oC hingga menjadi arang. Hal
Fenol ini untuk melakukan proses pirolisis dimana
25 mL air limbah PLTU dimasukkan ke hasil dari proses tersebut akan menghasilkan
dalam erlenmeyer. Kemudian 10 mg adsorben karbon sebagai hasil akhirnya. Setelah itu,
arang eceng gondok ditambahkan ke dalam arang dihaluskan menggunakan lumpang dan
larutan tersebut. Setelah itu Erlenmeyer alu dan dibersihkan menggunakan aquades
ditutup menggunakan aluminium foil. untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang
Kemudian larutan dikocok menggunakan masih tersisa didalam arang. Selanjutnya
shaker selama waktu 1 jam. Selanjutnya larutan memasukkan arang ke dalam oven pada
didiamkan selama 24 jam. Setelah itu larutan suhu 105oC selama 1 jam untuk proses
disaring menggunakan kertas saring whatman pengeringan dan penghilangan kadar air yang
41. Selanjutnya konsentrasi larutan diukur masih terdapat di dalam arang dan ditimbang
menggunakan spektro direct. Setelah itu diperoleh berat arang sebesar 11,53 gram.
melakukan perlakuan yang sama dengan variasi Setelah melalui proses pengeringan arang
berat pada masing-masing 20 mg, 30 mg, 40 diayak ukuran lolos 70 mesh, agar diperoleh
mg dan 50 mg. Pengukuran diulangi sebanyak ukuran partikel adsorben yang lebih halus dan
tiga kali. memiliki luas permukaan yang lebih besar.
Sesuai dengan pernyataan Oscik & Cooper
Analisis Sampel (1982) menyatakan bahwa, semakin besar
Menekan tombol zero pada alat spektro luas permukaan adsorben semakin besar pula
direct, selanjutnya sampel dimasukkan ke kapasitas suatu adsorben dalam mengadsorpsi
dalam chamber sebanyak 10 mL, lalu tablet suatu adsorbat. Pengayakan ini merupakan
fenol 1 dan tablet fenol 2 ditambahkan ke langkah terakhir pada proses pembuatan arang
dalam chamber dan dikocok hingga tablet dimana berat bersih arang yang di dapatkan
fenol larut. Kemudian chamber dimasukkan adalah 5,43 gram. (Oscik & Cooper, 1982)
ke dalam alat spektro direct hingga sejajar
dengan tanda X, selanjutnya tekan tombol test, Konsentrasi Fenol pada Limbah PLTU
kemudian tunggu untuk waktu reaksi selama Data hasil pengukuran konsentrasi fenol
5 menit. Setelah reaksi berakhir pembacaan pada air masuk kondensor adalah 1,15
secara otomatis akan dimulai. Dan hasilnya mg/L sedangkan konsentrasi fenol pada
akan dihitung mg/L fenol. air keluar kondensor adalah 4,57 mg/L.
121
Volume 6, No. 2, 2017: 119-124 Jurnal Akademika Kimia
122
Mora Delfita Tudjuka Arang Eceng Gondok (Eichornia crassipes) sebagai Adsorben.........
Aktif dari Limbah Kayu dalam Sampah Kota karena metode ini diharapkan dapat diterapkan
untuk Penyisihan Fenol, dalam variasi berat arang di PLTU Palu sehingga kadar fenol yang
aktif limbah kayu di peroleh hasil sebagai berikut: dihasilkan pada limbah PLTU dapat berkurang.
Kesimpulan
Berat optimum yang diperlukan arang eceng
gondok untuk menjerap fenol pada limbah
PLTU (air keluar kondensor) adalah sebesar
20 mg, berat fenol yang terjerap yaitu 4,07
mg/L, dan persentase fenol yang terjerap yaitu
89,13%, dengan kapasitas jerapan maksimum
arang eceng gondok dalam menjerap fenol pada
Gambar 2 Presentasi Penyisihan Fenol oleh limbah PLTU (air keluar kondensor) sebesar
Arang Aktif Kayu Merbau 3,03 mg fenol/g arang eceng gondok.
123
Volume 6, No. 2, 2017: 119-124 Jurnal Akademika Kimia
124