Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurul Qiftiah Yunirwan

NIM : 118150058

Prodi : Teknik Geologi

Teori Tektonik Lempeng

Teori Tektonik Lempeng Menurut Mc. Kenzei dan Robert Parker (1967). Mereka
mengatakan bahwa lapisan batuan (litospher) mengapung diatas lapisan astenospher. Lempeng-
lempeng besar dibagi atas beberapa lempeng-lempeng kecil. Menurut teori Tektonik Lempeng,
lapisan terluar bumi terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras masing-masing saling bergerak
relative terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta
hingga sekarang. Teori Tektonik Lempeng muncul sejak tahun 1960an, dan hingga kini teori ini
telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan
meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.

Litospher terletak diatas zona atau material yang lebih lemah dan lebih panas, yang
disebut astenospher. Dengan demikian, lempeng-lempeng litospher yang sifatnya padat dilapisi
bawahi oleh material yang lebih plastis. Nampaknya ada hubungan antara ketebalan dari
lempeng-lempeng litospher dengan sifat dari material kerak bumi yang menuupinya.

Lempeng di bumi dibagi menjadi dua, yaitu Lempeng Samudra dan Lempeng Benua.
Pembagian itu dilihat melalui cirri-ciri dari setiap lempeng. Selain itu, bumi sendiri terbagi
menjadi dua bagian, yaitu daratan dan lautan. Sehingga setiap lempeng mewakili setiap
karakteristik bumi.

Lempeng tektonik yang membagi suatu darah menjadi dua, seperti benua-benua atau
samudra. Akan tetapi terdapat wilayah yang memiliki kedua lempeng secara bersamaan. Daerah
tersebut adalah Lempeng Afrika. Pada Lempeng Afrika terdiri dari Benua Afrika dan Samudra
Antartika hingga Samudra Hindia.

Salah satu prinsip utama dari Teori Tektonik Lempeng yaitu setiap lempeng bergerak-
gerak sebagai satu unit terhadap unit lempeng lainnya. Jika sebuah lempeng bergerak, maka
jarak antara dua kota yang berada dalam satu lempeng, seperti New York dan Denver akan tetap
sama, sedangkan jarak antara New York dan London yang berada pada dua lempeng yang
berbeda, akan berubah. Karena setiap lempeng bergerak satu unit, maka banyak interaksi yang
dapat terjadi antara satu lempeng dengan lempeng lainnya di spanjang batas-natas dari lempeng
tersebut. Berdasarkan hal ini, maka sebagian besar aktivitas seismic, volkanisma dan
pembentukkan pegunungan terjadi di sepanjang batas-batas yang dinamis tersebut.
Ada tiga tipe batas-batas lempeng, yang masing-masing dibedakan dari jenis
pergerakannya, yaitu:

1. Batas Divergen, yaitu lempeng-lempeng bergerak saling menjauh, yang menyebabkan


naiknya material dari mantel bumi dan membentuk lantai samudra yang luas. Batas-batas
Divergen biasa ditemukan di daerah pegunungan samudra. Didaerah ini, pada saat
lempeng bergerak saling menjauh dari sumbu punggungan, maka celah yang timbul diisi
dengan cepat oleh magma yang naik dari astenospher. Material ini akan menjadi dingin
dan akan membentuk samudra yang baru
2. Batas Konvergen Pergerakan lempeng yang menunjam ke bawah lempeng lainnya,
menyebabkan lempeng yang menunjam meleleh. Berdasarkan jenis lempengnya,
konvergen dibagi tiga yaitu:
a. Samudra-Benua Jenis konvergen ini akan membentuk vulkanik yang aktif,
seperti di Pegunungan Andalas.
b. Samudra-Samudra Jenis konvergen ini membentuk busur kepulauan yang sejajar
dengan palung. Contohnya adalah Palung Mariana.
c. Benua-Benua Pada jenis konvergen ini tidak ada lempeng yang menunjam karena
batuan benua yang ringan, yang ada hanya lempeng akan melipat dan akan
membentuk pegunungan atau dataran tinggi. Contohnya adalah Pegunungan
Himalaya dan dataran tinggi Tibet.
3. Batas Tranform, dimana lempeng-lempeng bergerak saling bergesekan tanpa
menyebabkan terjadinya penghancuran pada litospher. Sebagian besar patahan transform
terjadi di kerak samudra, tetapi juga sedikit yang terjadi dikontinen, seperti di Patahan
san Andreas di Kalifornia.

Sumber:

https://www.google.com/amp/s/ilmugeografi.com/geologi/pengertian-tektonik/amp

Anda mungkin juga menyukai