Anda di halaman 1dari 9

FILOLOGI

Oleh:
Fitri Pratiwi, Karin Saputri, Nur Amelia

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kesusastraan susah ada sejak dimulai dan berkembangnya beradaban manusia.
Bentuk yang paling awal adalah sastra lisan dan sastra lisan itu mula- mula
bersifat magis. Secara lisan atau perantaraan mulut, sastra lisan nusantara yang
paling awal dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat yang paling tua. Sastra
lisan dengan sastra rakyat dan sebagian pakar lainnya mengelompokan kepada
tradisi lisan (Gazalba, 1981: 530, Abd. Jalil dan Elmustian Rahman, 2001: 1-2).
Filologi merupakan cabang ilmu sastra yang meneliti segi kebudayaan untuk
mengenai tata nilai, sikap hidup, alam pikiran, dan sebagainya. Dari suatu
masyarakat atau bangsa yang memiliki karya. Sastra ini mempunyai hubungan
yang erat bahkan saling menunjang dalam rangka memahami karya- karya sastra.
Menurut A.Teeuw (1984: 6-7) teori amat penting dalam penelitian ilmiah sastra,
sebab penelitian sastra menerapkan teori tertentu.
Di Belanda istilah filologi berarti ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
studi teks sastra atau budaya yang berkaitan dengan latar belakang kebudayaan
yang didukung oleh teks tersebut. Pengertian dari Belanda ini mempengaruhi
pengertian yang ada dalam filologi di indonesia. Filologi juga dapat di jadikan
sebagai ilmu sastra, dan mempelajari naskah- naskah dari berbagai agama seperti
agama Hindu, Budha, dan Islam.
2. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dinyatakan pada makalah ini:
1. Apakah yang dimaksud filologi ?
2. Apa saja penyebab faktor- faktor dan langkah-langkah terjadinya filologi ?
3. Apa saja objek kajian dan tujuan filologi?

3. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Agar dapat mengetahui pengertian filologi, faktor-faktor terjadinya filologi,
langkah-langkah yang terjadi difilologi,objek kajian filologi dan tujuan filologi.
PEMBAHASAN

1. Pengertian Filologi
Filologi berasal dari Yunani, philos yang berarti cinta dan logos yang
berarti kata. Arti ini berkembang menjadi “ senang belajar”, “senang ilmu”,
senang kesusastraan, atau “senang kebudayaan”.(Shipley, 1961; Wanenvoort,
1947 yang kutip Baried, dkk.1985) . Arti ini kemudian berkembang secara
modern menjadi ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang pernah diketahui
orang (August Boekh dalam Rene Wellek, 1956:38).
Objek filologi adalah naskah dan teks. Naskah ialah berita tentang hasil
budaya yang diungkapkan oleh teks klasik dapat dibaca dalam peninggalan-
peninggalan yang berupa tulisan dan tampil dalam bentuk yang konkrit. Teks
ialah selalu dalam bentuk abstrak.
Menurut Djamaris (1977: 20), Filologi merupakan suatu ilmu yang objek
penelitiannya berupa manusrip- manuskrip atau naskah- naskah kuno. Robson
mengartikan kodikologi sebagai sebagai ‘pelajaran naskah’ sedangkan Barried
(1994:56) mengartikan kodikologi adalah ilmu kodeks. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Robson (1988: 19) transliterasi adalah pergantian dari suatu tulisan ke
tulisan yang lain.
Transliterasi penting untuk memperkenalkan teks- teks lama yang ditulis
dengan aksara jawa, karena sebagian masyarakat tidak begitu mengenal lagi
terhadap aksara jawa. Adapun pembagian transliterasi menurut Robson (dalam
Mulyani, 2008: 7) adalah sebagai berikut:
1. Transliterasi Diplomatik, yaitu transliterasi sesuai dengan tulisan apa adanya.
2. Transliterasi Standar, yaitu menyalin teks dengan membetulkan kesalah- salahan
kecil dan ketidak sengajaan, sedangkan ejaannya disesuaikan dengan ketentuan
yang berlaku (Baroroh- Barried, 1994: 67-68)
Paleografi, yaitu studi macam- macam tulisan kuno. Paleografi dianggap
dapat membantu kodikologi. Di nusantara ada beberapa aksara yang dipakai, yaitu
aksara Batak, Arab Melayu (jawi), Arab- Jawa (Pegon), aksara Kerinci, aksara
Bengkulu dan Lampung (Ka- ga- nga), aksara Bali, dan beberapa aksara yang
dipakai di Makasar dan Bugis dan aksara yang dianggap turunannya seperti aksara
Bima, Ende, Flores (S.O Robson, 1978).

2. Faktor-faktor Lahirnya Filologi


Menurut Baroroh- Barried (1994: 2), faktor- faktor penyebab lahirnya filologi
sebagai disiplin ilmu adalah sebagai berikut:
a. Munculnya infomarsi tentang masa lampau didalam sejumlah karya
tulisan.
b. Anggapan bahwa nilai- nilai yang terkandung dalam peninggalan tulisan
masa lampau masih relevan dengan kehidupan sekarang ini.
c. Kondisi fisik dan substansi materi informasi akibat rentang waktu yang
panjang.
d. Faktor sosial budaya yang melatarbelakangi penciptaan karya- karya
tulisan masa lampau yang tidak ada lagi atau tidak sama dengan latar sosial
budaya pembaca masa kini.
e. Keperluan untuk mendapatkan hasil pemahaman yang akurat.

3. Langkah-langkah Pengkajian Filologi

Menyajikan dan menafsirkan dalam penelitian filologi ada beberapa langkah


yang diperlukan. Adapun langka- langka tersebut sebagai berikut:

a. Inventarisasi Naskah
Inventarisasi naskah adalah mendaftar semua naskah yang ditemukan.
Dapat dilakukan dengan metode studi pustaka dan metode studi lapangan. Metode
studi pustaka dilakukan dengan cara studi katalog, sedangkan metode studi
lapangan dilakukan dengan pengamatan langsung di museum- museum,
perpustakaan, bagian pernaskahan, instansi penyimpan naskah, maupun koleksi
perseorangan. (Djamaris, 2002: 10).
b. Deskripsi Naskah
Deskripsi naskah adalah memaparkan atau menggambarkan dengan kata- kata
secara jelas dan terperinci keadaan naskah yang diteliti. Menurut
Darusuprapta(1984: 8), deskripsi naskah sebagai berikut :
1. Koleksi siapa, tempat penyimpanan, nomor kodeks.
2. Judul, diberikan penjelasan tentang judul naskah.
3. Pengantar, uraian pada bagian awal diluar isi teks.
4. Penutup, uraian pada bagian akhir diluar isi teks (kolofon).
5. Ukuran teks: lebarx panjang, jumlah halaman teks, sisa halaman
kosong.
6. Ukuran naskah: lebar x panjang, jenis bahan.
7. Isi : lengkap atau kurang, terputus atau hanya fragmen, hiasan gambar,
prosa atau puisi, jika prosa berapa rata- rata jumlah baris tiap halaman,
berapa rata- rata kata tiap halaman, jika puisi dijelaskan tentang pupuh,
nama tembang, jumlah bait tiap pupuh , jenis naskah dan ciri- ciri jenis
naskah.
8. Tulisan, jenis huruf, bentuk atau ragam huruf, ukuran huruf.
9. Bahasa: baku, dialek, campuran, atau ada pengaruh lain.

c. Pembacaan Teks
Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengungkapkan isi teks, pembacaan
teks dilakukan dari kata demi kata

d. Transliterasi Teks
Transliterasi adalah penggantian jenis tulisan huruf demi huruf dari abjad
yang satu ke abjad yang lain (Baroroh- Baried, dkk, 1985: 65).

e. Suntingan Teks
Suntingan teks adalah teks yang telah mengalami pembetulan- pembetulan
dan perubahan- perubahan, sehingga bersih dari segala kekeliruan (Darusuprapta,
1984: 5). Suntingan teks, menurut Wiryamartana (1990:30-32), ada dua macam
yaitu suntingan teks edisi diplomatik dan suntingan teks edisi standar. Suntingan
teks edisi diplomasitk dibuat dengan maksud agar pembaca dapat mengetahui teks
dari naskah sumber. Suntingan teks edisi standar, yaitu menerbitkan naskah
dengan membetulkan kesalahan-kesalahan dan tidak kesengajaan serta ejaan yang
diseseuaikan dengan ketentuan ejaan yang berlaku.

f. Terjemahan teks
Menurut Darusuprata (1984:9) metode terjemahan dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu:
1. Terjemahan harafiah, yaitu terjemahan kata demi kata, dekat dengn
aslinya, berguna untuk membandingkan segi-segi ketatabahasaan.
2. Terjemahan isi atau makna, yaitu kata-kata yang diungkapkan dalam
bahasa sumber diimbangi salinannya dengan kata-kata bahasa sasaran
yang sepadan.
3. Terjmahan bebas, yaitu keseluruhan teks bahasa sumber diganti
dengan bahasa sasaran secara bebas.

g. Pemaknaan teks
Berdasarkan keadaan teks dan tujuan penelitian yang pada dasarnya adalah
mengungkap isi naskah, maka diperlukan kerja hermeniutik. Hermeniutik adalah
ilmu atau teknik memahani karya sastra, dalam hal ini adalah naskah, atau
ungkapan bahasa dalam arti yang lebih luas menurut maksudnya (Teeuw, 1984:
123).

4. Objek Kajian Filologi


a. Naskah
Menurut Darusuprapta (1984:10),naskah adalah karangan tulisan tangan,baik
yang asli maupun salinannya,yang mengandung teks atau rangkaian kata-kata
yang merupakan bacaan dengan isi tertentu. Menurut Baroroh-Baried (1977:20)
berpendapat bahwa naskah merupakan tulisan tangan yang menyimpan berbagai
ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lampau.
Peninggalan- peninggalan naskah pada masa lampau banyak yang tersebar
diwilayah jawa. Menurut Ismaun (1996:8),naskah jawa ditulis dengan keragaman
bentuk penulisan aksara jawanya.

b. Teks
Teks adalah kandungan atau muatan naskah,sesuatu yang abstrak yang hanya
dapat dibayangkan saja (Baroroh-Bariet,1985:56).dalam penjelmaan dan
penurunannya,secara garis besar dapat disebutkan adanya 3 macam teks,yaitu:teks
lisan atau tidak tertulis,teks naskah atau tulisan tangan dan teks cetakan (Baroro-
Baried,1985:56).

5. Tujuan Filologi
Tujuan umum filologi adalah memahami sejauh mungkin kebudayaan suatu
bangsa lewat hasil sastranya baik lisan maupun tulis,memahami makna dan fungsi
teks bagi masyarakat penciptanya,mengungkapkan nilai-nilai budaya lama sebagai
alternatif pengambangan kebudayaan,melestarikan warisan budaya bangsa.
Sedangkan tujuan khusus filologi adalah mengemukakan persamaan dan
perbedaan antar naskah yang berbeda,menguraikan fungsi isi,cerita dan fungsi
teksnya. Mengungkapkan gambaran naskah dari segi fisik dan isinya,menyajikan
terjemahan hasil suntingan teks dan tulisan dan bahasa yang mudah dipahami
masyarakat luas.
PENUTUP

1. Simpulan
Filologi merupakan suatu ilmu pengetahuan tentang sastra- sastra dalam
arti yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan dan kebudayan. teks
atau naskah- naskah kuno berbahasa aksara yang harus di ubah dan dibenahi
menjadi bahasa indonesia agar dimengerti banyak orang adalah salah satu tugas
filologi. Objek filologi terbagi menjadi dua yaitu naskah dan teks. Naska adalah
tempat dimana teks bersemayam sedangkan teks adalah isi dari naskah tersebut.
Pemaknaan adalah usaha mengungkapkan isi teks.
Langkah-langkah filologi yakni infestarisasi naskah,deskripsi
naskah,pembacaan teks,traslirerasi teks,suntingan teks,terjemahan teks dan
pemaknaan teks. Ada pun tujuan filologi adalah memahami salah satu kebudayaan
bangsa dan mengungkapkan gambaran naskah dari segi fisik dan isinya.
2. Saran
Filologi sangat penting untuk dikaji akan tetapi naskah kuno dan
kebudayaan tetap tidak boleh dilupakan dan sebaiknya para ahli membuat
metode pembelajaran filologi dibuat dengan mudah agar dapat dipahami oleh
setiap mahasiswa.
Daftar Pustaka

Baried, Siti Baroroh, dkk. 1985. Pengantar Ilmu Filologi. Jakarta: Pusat
pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Darusuprapta, 1984. Ajaran Moral dalam Kesusastra Suluk. Perpustakaan


Universitas Indonesia.

Djamaris, Edwar. 2002. Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Jakarta: Yayasan


Obor Indonesia.

Elmustian Rahman, Abdul Jalil. 2004. “Teori Sastra”. Labor Bahasa dan Sastra
Indonesia, dan Jurnalistik Universitas Riau 2004.

Rene Wellek, Austin Warren. 2014. Teori kesusastraan. Gramedia Pustaka


Utama.

Robson. SO. 1994. Prinsip- prinsip Filologi Indonesia. Jakarta: Pusat


Pengembangan Bahasa.

Teeuw, A. 2003. Sastra dan Ilmu sastra. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.

epeints.uny.ac.id
repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id

www.mildaini.com

Anda mungkin juga menyukai