PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
MASYARAKAT MADANI
Syarat untuk mengikuti mata kuliah
Disusun oleh :
KELOMPOK 11
Tiara Kirana ( 2103 0802 16 1027)
Zainab Karbala (2103 0802 16 1065)
Eutik Masiroh ( 2103 0802 16 1032 )
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah
tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya juga mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Masyarakat Madani” yang kita
harapkan yaitu mampu memperdalam tentang ciri – ciri masyarakat madani yang akan kami
sajikan berdasarkan dari informasi dari berbagai sumber.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
dari kekhilafan kami. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari rakan – rakan
saundara serta Dosen Pembimbing yang bersifat pembelajaran dan perbaikan agar kita dimasa
yang akan datang mendapat pengertian dan pemahaman lebih dari masyarakat madani.
1. Pengertian masyarakat madani secara umum dan beberapa menurut para ahli.
2. Karakteristik dan ciri – ciri masyarakat madani
3. Peran sebagai bangsa Indonesia agar terwujudnya masyarakat madani
1.3 Tujuan
Berdasarkan dengan rumusan masalah, maka tujuan yang yang ingin
dicapai di makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan baru untuk mengetahui lebih mengenai teori masyarakat madani
dan mengaplikasikannya kedalam kehidupan kita.
2. Mengetahui pengertian dan menerapkan karakteristik masyarakat madani di
kehidupan sehari – hari.
3. Sebagai media untuk mengungkapkan inspirasi agar kita dapat mengetahui sejauh
mana perkembangan masyarakat madani di Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
Salah satu tema penting yang berkembang dalam kehidupan sosial politik dewasa ini
adalah keinginan untuk mewujudkan civil society. Di indonesia dan malaysia istilah ini sejak
beberapa tahun lalu dengan enak dicarikan padanannya dalam kosa kata melayu: “Masyarakat
Madani”. Istilah tersebut sebenarnya tidak murni berasal dari perbendaharaan kata rumpun
melayu. Secara jelas kata yang disebut terakhir adalah : “madani” merupakan istilah dari bahasa
arab “mudun”,atau “madaniyah”, yang mengandung arti peradaban. Dalam bahasa inggris
istilah tersebut mempunyai padanan makna dengan kata civilization. Secara terminologis
masyarakat madani menurut An-Naquib Al-Attas adalah “mujtama’ madani” atau masyarakat
kota. Secara etimologi mempunyai dua arti, Pertama, ‘masyarakat kota karena madani berasal
dari kata bahasa arab madinah yang berarti kota, dan kedua “masyarakat berperadaban” karena
madani berasal dari kata arab tamaddun atau madinah yang berarti peradaban, dengan demikian
masyrakat madani mengacu pada masyarakat yang beradab. Istilah masyarakat madani selain
mengacu pada konsep civil society juga berdasarkan pada konsep negara madinah yang dibangun
Nabi Muhammad saw pada tahun 622M.
Sebelumnya, apa yang dikenal sebagai kota madinah itu adalah daerah yang bernama
Yatsrib. Nabi-lah yang kemudian mengubah namanya menjadi Madinah, setelah hijrah ke kota
itu. Perubahan nama Yatsrib menjadi Madinah pada hakikatnya adalah sebuah proklamasi untuk
mendirikan dan membangun masyarakat berperadaban di kota itu. Dasar-dasar masyarakat
madani inilah, yang tertuang dalam sebuah dokumen “Piagam Madinah” yang didalamnya
menyangkut antara lain wawasan kebebasan, terutama di bidang agama dan ekonomi, tanggung
jawab social dan politik, serta pertahanan, secara bersama.
Istilah masyarakat madani sering diartikan sebagai terjemahan dari civil society, tetapi
jika dilacak secara empirik istilah civil society adalah terjemahan dari istilah latin, civilis
societas, yang mula-mula dipakai oleh Cicero (seorang orator dan pujangga dari Roma),
pengertiannya mengacu kepada gejala budaya perorangan dan masyarakat. Masyarakat sipil
disebutnya sebagai sebuah masyarakat politik (Political Society) yang memiliki kode hukum
sebagai dasar hidup.
2. Anwar Ibrahim menyerukan bahwa masyarakat madani adalah sistem sosial yang
subur yang mana diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan
antara kebebasan perorangan dengan ketablitisan masyarakat.
4. Thomas Paine berpendapat bahwa civil society adalah suatu ruangan dimana warga
negara dapat mengembangkan kepribadiannya dan berikan peluang untuk memuaskan
kepentingannya secara bebas dan tanpa paksaan.
2. Kemandirian yang tinggi terhadap Negara – Kemandirian di sini adalah sikap yang
tidak terlalu bergantung diri kepada negara. Namun bukan berarti juga bahwa
mengabaikan negara karena kemandirian tersebut. Artinya tidak mencanpuradukkan
antara masalah negara dan bukan masalah negara (pribadi atau kelompok).
4. Keterkaitan pada nilai-nilai hukum yang disepakati bersama – Dalam hal ini berarti
masyarakat madani di Indonesia dalam menjalani aktivitas kehidupannya berlandaskan pada
nilai-nilai hukum yang telah disepakati bersama melalui para wakil-wakil masyarakat yang
duduk di tampuk pemerintahan. Terlebih lagi Indonesia memang merupakan salah satu
negara yang menganut paham negara hukum di dunia dalam menjalankan roda pemerintahan
sebagai suatu negara.
Berikut adalah Upaya-upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi bangsa Indonesia
dalam mewujudkan masyarakat madani, antara lain:
1. Mengedepankan integrasi nasional. Kita sebagai warga Negara Indonesia harus
menjunjung tinggi nilai persatuan agar tidak terpecah belah. Negara kita memiliki
semboyan “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Yang berarti kita harus menjadi
satu agar lebih kuat dalam mengahadapi masalah daripada terpecah-pecah membuat
kita menjadi lebih lemah dan membuat tidak kompak.
2. Mereformasi sistem politik yang ada di Indonesia.
Membangun masyarakat madani dengan basis yang kuat dalam demokratisasi. Masyarakat
madani mendorong adanya demokrasi di Indonesia. Salah satu contoh kegiatan demokrasi adalah
Pemilu. Dalam kegiatan ini masyarakat akan berparstisipasi dalam proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh Negara atupun Pemerintahan. Setelah itu, adanya civic
engagement, yaitu keterlibatan warga negara dalam asosiasi sosial. Ini dapat menumbuhkan
sikap terbuka, percaya dan toleran terhadap antara satu dengan lainnya.
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 KESIMPULAN
Masyarakat madani adalah masyarakat yang bermoral yang menjamin keseimbangan
antara kebebasan individu dan stabilitas masyarakat, dimana masyarakat memiliki motivasi dan
inisiatif individual. Masyarakat madani merupakan suatu masyarakat ideal yang di dalamnya
hidup manusia – manusia partisipan yang masing – masing di akui sebagai warga dengan
kedudukan yang serba serta dan sama dengan soal pembagian hak dan kewajiban. Istilah madani
dapat diartikan sebagai adab atau beradab jadi masyarakat madani harus dapat menjadikan
sebuah motivasi terbaru untuk dapat membangun keterturan masyarakat yang sesuai dengan
tujuan hidup negara Indonesia.
Untuk mewujudkan masyarakat madani dan agar terciptanya kesejahteraan umat maka
kita sebagai generasi penerus dapat mengubah suatu perubahan yang signifikan. Selain itu juga
kita harus dapat menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi di masyarakat sekarang ini. Agar di
kehidupan bermasyarakat ini kita tidak ketinggalan berita. Adapun beberapa kesimpulan di bab
II ialah mewujudkan peran kita sebagai bangsa Indonesia di masyarakat madani dengan landasan
ilmu pengetahuan civil social ini dan juga berpacu dengan Al quran dan Sunnah. Sebelumnya
kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan masyarakat madani itu, bagaimana cara
mengatasi solusi yang terjadi di masyarakat madani di Indonesia, dan masih banyak lagi.
Selain memahami masyarakat madani kita juga harus mengetahui potensi manusia yang
ada di masyarakat, khususnya Indonesia. Potensi yang ada di diri manusia sangat mendukung
kita untuk mendirikan masyarakat madani. Karena semakin besar potensinya semakin besar juga
hasil yang akan dihasilkan untuk individu dan kebersamaan. Oleh karena itu, marilah kita
berlomba – lomba demi mewujudkan dan mengembangkan potensi diri melalui latihan – latihan
dan praktek di lingkungan masyarakat.
4.2 SARAN
Setelah pemaparan penulisan tentang masyarakat madani tersebut, disarankan kepada
pembaca untuk mengambil ilmu dari pembuatan makalah ini, agar dapat membantu memberikan
nuansa keilmuan dan memperolah wawasan yang luas.
DAFTAR PUSTAKA