Anda di halaman 1dari 32

REFARAT / LAPORAN KASUS

Cedera ACL (anterior cruciate ligament)


Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalankan Kepaniteraan Klinik
Senior Pada Bagian / SMF Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Abulyatama
Di RSUD Datu Beru Takengon

Oleh :

CUT LIZAYANI
NIM : 17174130

Pembimbing :

Dr. Hasmija MH, Sp.B FICS

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH
2018

1
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat
dan Hidayat – Nya lah penulis telah dapat menyelesaikan referat yang berjudul
“Cedera ACL (anterior cruciate ligament) “ yang merupakan salah satu tugas pada
KKS SMF BEDAH RSUD Datu Beru.
Dalam menyelesaikan referat ini penulis banyak menerima bimbingan dari
dr. Hasmija, MH, Sp.B dan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun
materil. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar –
besarnya kepada pembimbing yang telah membantu menyelesaikan referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran maupun kritikan
yang sifatnya membangun guna penyempurnaan referat ini dimasa mendatang.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan referat ini serta penulis berharap semoga
referat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Takengon, 26 OKT 2018

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kesehatan dan kekuatan jasmani merupakan salah satu dari sejumlah


syarat mutlak yang wajib di miliki oleh seorang atlet sepak bola, mengingat
beratnya latihan dan kontak badan antar pemain bertumpu pada fisik. Oleh karena
itu di lakukanlah serangkaian kegiatan fisik setiap harinya berupa lari, push up, sit
up, pull up, menendang bola, menggiring bola. Tidak jarang serangkaian latihan
dan pertandingan menimbulkan cidera fisik. Cidera fisik dapat mengakibatkan
terganggunya sistem muskulosletal yang meliputi otot, tulang, sendi, tendon,
ligamentum serta jaringan ikat yang mendukung dan mengikat jaringan dan organ
bersama-sama. Salah satu cidera yang diakibatkan dari serangkaian kegiatan
tersebut adalah ruptur anterior cruciatum ligament (ACL). Ruptur adalah
robeknya atau koyaknya jaringan yang di akibatkan karena trauma Anterior
cruciatum ligamen (ACL) adalah salah satu dari empat ligamentum utama di
dalam lutut yang menghubungkan tulang tibia dan femur. Fungsi utama
ligamentum ini adalah untuk mencegah tulang tibia bergeser ke arah depan dari
tulang femur dan untuk mengontrol gerakan rotasi dari lutut. Oleh karena itu,
ruptur ACL dapat mengakibatkan sendi lutut menjadi tidak stabil sehingga tulang
tibia dapat bergerak secara bebas. Ruptur anterior crusiatum ligamentum (ACL)
sering terjadi pada kegiatan olahraga yang pada dasarnya terdapat gerakan
jongkok, memutar, menghentikan gerakan, dan melompat. Berdasarkan penelitian
Kaiser (Hewet &T imoty , 2007) olahraga seperti football, baseball, basket, dan
sepak boladan ski terdapat 78% cidera ligamen cruciatum anterior menyertai
dalam kegiatan olahraga. Oleh karena itu, bagi pemain bola yang melakukan 2
kegiatan latihan fisik yang pada dasarnya termasuk high impact memiliki
kecenderunganbesar untuk mengalami cedera ruptur anterior cruciate
ligament(ACL). (Hardianto, Wibowo. (2005)

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Definisi
Cedera ACL (anterior cruciate ligament) atau ACL rupture adalah
robekan di salah satu ligamen lutut yang menghubungkan tulang kaki
atas dengantulang kaki bagian bawah. ACL menjaga kestabilan lutut.
(Brewer, dkk. 2004).

2. 2 Anatomi dan Fisiologi


Secara anatomis knee joint dibentuk oleh tibia bagian proximal,
femur bagian distal dan patella. Knee joint terdiri dari tiga bagian
persendian; medial dan lateral antara condyle femur dan tibia serta
persendian intermediate antara patela dan femur. Femur distal terdiri dari
medialcondyle dan lateral condyle, femoral trochlear groove dan
intercondylar notcth. Ligamen tersebut melewati anterior,medial dan distal
sendi dari femur ke tibia. ligamen berputar atas diri membentuk spiral
sedikit luar (lateral), melewati bawah ligamentum transverse meniscal di
ujung tibialisnya. beberapa fasikula mungkin menyatu dengan perlekatan
anterior dengan meniskus lateral. Ikatan tibialis lebih lebar dan lebih kuat
dari perlekatan femoralis.

5
Ligamentum Intra Capsular
Ligamentum cruciata adalah dua ligamentum intra capsular yang
sangat kuat, saling menyilang didalam rongga sendi. Ligamentum ini
terdiri dari dua bagian yaitu posterior dan anterior sesuai dengan
perlekatannya pada tibiae. Ligamentum ini penting karena

6
merupakan pengikat utama antara femur dan tibiae. (Brewer,dkk.
2004)
1. Anterior Cruciate Ligament
ACL istilah cruciate berasal dari kata crux yang artinya
(menyilang) dan crucial (sangat penting). Cruciate ligament saling
bersilangan satu sama yang lain. Menyerupai huruf X. ACL adalah
stabelizer untuk knee joint pada aktivitas pivot. ACL mula berkembang
pada minggu ke 14 usia gestasi, berukuran sebesar jari kita dan
panjangnya rata-rata 38mm dan lebar rata-rata 10 mm, dan dapat menahan
tekanan seberat 500 pon sekitar 226kg.
Ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior tibiae
dan berjalan kearah atas, kebelakang dan lateral untuk melekat pada
bagian posterior permukaan medial condylus lateralis femoris.
Ligamentum ini akan mengendur bila lutut ditekuk dan akan menegang
bila lutut diluruskan sempurna. Ini tidak hanya mencegah anterior translasi
dari tibia pada femur tetapi juga memungkinkan untuk helicoid biasa
tindakan lutut, sehingga mencegah kemungkinan untuk patologi meniscal.
Ini terdiri dari dua bundel, sebuah bundel anteromedial, yang ketat di
fleksi, dan bundel posterolateral, yang lebih cembung dan ketat dalam
ekstensi.
Suplai vaskuler ACL berasal dari arteri geniculate middle, serta
dari difusi melalui sheath sinovial nya . persarafan dari ACL terdiri dari
mechanoreceptors berasal dari saraf tibialis dan memberikan kontribusi
untuk proprioseptifnya, serabut rasa nyeri dalam ACL yang hampir tidak
ada,ini menjelaskan mengapa ada rasa sakit yang minimal setelah ruptur
ACL akut sebelum pengembangan hemarthrosis yang menyakitkan.

2. Posterior Cruciate Ligament


Ligamentum cruciatum posterior melekat pada area intercondylaris
posterior dan berjalan kearah atas , depan dan medial, untuk dilekatkan
pada bagian anterior permukaan lateral condylus medialis femoris. Serat-

7
serat anterior akan mengendur bila lutut sedang ekstensi, namun akan
menjadi tegang bila sendi lutut dalam keadaan fleksi. Serat-serat posterior
akan menjadi tegang dalam keadaan ekstensi. Ligamentum cruciatum
posterior berfungsi untuk mencegah femur ke anterior terhadap tibiae. Bila
sendi lutut dalam keadaan fleksi , ligamentum cruciatum posterior akan
mencegah tibiae tertarik ke posterior. (Irwansyah, (2006).

Ligamentum Extracapsular:
1. Ligamentum Patellae
Melekat (diatas) pada tepi bawah patella dan pada bagian bawah
melekat pada tuberositas tibiae. Ligamentum patellae ini sebenarnya
merupakan lanjutan dari bagian pusat tendon bersama m. quadriceps
femoris. Dipisahkan dari membran synovial sendi oleh bantalan lemak
intra patella dan dipisahkan dari tibia oleh sebuah bursa yang kecil.
Bursa infra patellaris superficialis memisahkan ligamentum ini dari
kulit.
2. Ligamentum Collaterale Fibulare
Ligamentum ini menyerupai tali dan melekat di bagian atas pada
condylus lateralis dan dibagian bawah melekat pada capitulum fibulae.
Ligamentum ini dipisahkan dari capsul sendi melalui jaringan lemak
dan tendon m. popliteus. Dan juga dipisahkan dari meniscus lateralis
melalui bursa m. poplitei.
3. Ligamentum Collaterale Tibiae
Ligamentum ini berbentuk seperti pita pipih yang melebar dan melekat
dibagian atas pada condylus medialis femoris dan pada bagian bawah
melekat pada margo infraglenoidalis tibiae. Ligamentum ini
menembus dinding capsul sendi dan sebagian melekat pada meniscus
medialis. Di bagian bawah pada margo infraglenoidalis, ligamentum
ini menutupi tendon m. semimembranosus dan a. inferior medialis
genu .
4. Ligamentum Popliteum Obliquum

8
Merupakan ligamentum yang kuat, terletak pada bagian posterior dari
sendi lutut, letaknya membentang secara oblique ke medial dan bawah.
Sebagian dari ligamentum ini berjalan menurun pada dinding capsul
dan fascia m. popliteus dan sebagian lagi membelok ke atas menutupi
tendon m. semimembranosus.
5. Ligamentum Transversum Genu
Ligamentum ini terletak membentang paling depan pada dua meniscus,
terdiri dari jaringan connective, kadang- kadang ligamentum ini
tertinggal dalam perkembangannya, sehingga sering tidak dijumpai
pada sebagian orang.

Cartilago Semilunaris (Meniscus)


Cartilago semilunaris adalah lamella fibrocartilago berbentuk C,
yang pada potongan melintang berbentuk segitiga. Batas perifernya tebal
dan cembung, melekat pada bursa. Batas dalamnya cekung dan
membentuk tepian bebas. Permukaan atasnya cekung dan berhubungan
langsung dengan condylus femoris.
Fungsi meniscus ini adalah memperdalam fascies articularis condylus
tibialis untuk menerima condylus femoris yang cekung.
1. Cartilago Semilunaris Medialis
Bentuknya hampir semi sirkular dan bagian belakang jauh lebih
lebar daripada bagian depannya. Cornu anterior melekat pada area
intercondylaris anterior tibiae dan berhubungan dengan cartilago
semilunaris lateralis melalui beberapa serat yang disebut ligamentum
transversum. Cornu posterior melekat pada area intercondylaris posterior
tibiae. Batas bagian perifernya melekat pada simpai dan ligamentum
collaterale sendi. Dan karena perlekatan inilah cartilago semilunaris relatif
tetap. (Andesen M.B.&William,J.M.(2008).

2. Cartilago Semilunaris Lateralis


Bentuknya hampir sirkular dan melebar secara merata. Cornu anterior
melekat pada area intercondylaris anterior, tepat di depan eminentia

9
intercondylaris. Cornu posterior melekat pada area intercondylaris
posterior, tepat di belakang eminentia intercondylaris. Seberkas jaringan
fibrosa biasanya keluar dari cornu posterior dan mengikuti ligamentum
cruciatum posterior ke condylus medialis femoris. Batas perifer cartilago
dipisahkan dari ligamentum collaterale laterale oleh tendon m. popliteus,
sebagian kecil dari tendon melekat pada cartilago ini. Akibat susunan
yang demikian ini cartilago semilunaris lateralis kurang terfiksasi pada
tempatnya bila di bandingkan dengan cartilago semilunaris medialis.

Capsula Articularis
Capsula articularis terletak pada permukaan posterior dari tendon
m. quadriceps femoris dan didepan menutupi patella menuju permukan
anterior dari femur diatas tubrositas sendi. Kemudian capsula ini berlanjut
sebagai loose membran yang dipisahkan oleh jaringan lemak yang tebal
dari ligamentum patellae dan dari bagian tengah dari retinacula patellae
menuju bagian atas tepi dari dua meniscus dan ke bawah melekat pada
ligamentum cruciatum anterior. Selanjutnya capsula articularis ini
menutupi kedua ligamentun cruciatum pada sendi lutut sebagai suatu
lembaran dan melintasi tepi posterior ligamentum cruciatum posterior.
Dari tepi medial dan lateral dari fascies articularis membentuk dua
tonjolan , lipatan synovial, plica alares yang terkumpul pada bagian
bawah. Kesemuanya hal ini membentuk suatu synovial villi.
Plica synovialis patellaris, membentang pada bagian belakang yang
mengarah pada bidang sagital menuju cavum sendi dan melekat pada
bagian paling bawah dari tepi fossa intercondyloidea femoris. Plica ini
merupakan lipatan sagital yang lebar pada synovial membran.
Lipatan ini membagi cavum sendi menjadi dua bagian ,
berhubungan dengan dua pasang condylus femoris dan tibiae. Lipatan
capsul sendi pada bagian samping berjalan dekat pinggir tulang rawan.
Sehingga regio epicondylus tetap bebas. Kapsul sendi kemudian
menutupi permukaan cartilago, dan bagian permukaan anterior dari femur

10
tidak ditutupi oleh cartilago. Pada tibia capsul sendi ini melekat
mengelilingi margo infraglenoidalis, sedikit bagian bawah dari permukaan
cartilago, selanjutnya berjalan kebawah tepi dari masing-masing
meniscus. (Andesen M.B.&William,J.M.(2008).

Bursa Anterior
1. Bursa supra patellaris terletak di bawah m. quadriceps femoris dan
berhubungan erat dengan rongga sendi.
2. Bursa Prepatellaris terletak pada jaringan subcutan diantara kulit
dan bagian depan belahan bawah patella dan bagian atas
ligamentum patellae.
3. Bursa infrapatellaris superficialis terletak pada jaringan subcutan
diantara kulit dan bagian depan belahan bawah ligamentum patellae
4. Bursa Infapatellaris Profunda terletak di antara permukaan posterior
dari ligamentum patellae dan permukaan anterior tibiae. Bursa ini
terpisah dari cavum sendi melalui jaringan lemak dan hubungan
antara keduanya ini jarang terjadi.

Bursa Posterior
1. Recessus Subpopliteus ditemukan sehubungan dengan tendon m.
popliteus dan berhubungan dengan rongga sendi.
2. Bursa M. Semimembranosus ditemukan sehubungan dengan insertio
m. semimembranosus dan sering berhubungan dengan rongga sendi.
3. Empat bursa lainnya ditemukan sehubungan dengan:
a) tendon insertio m. biceps femoris.
b)tendon m. sartorius , m. gracilis dan m. semitendinosus sewaktu
berjalan ke insertionya pada tibia.
c) di bawah caput lateral origo m. Gastrocnemius.
d)di bawah caput medial origo m. Gastrocnemius.

11
Persarafan Sendi Lutut
Persarafan pada sendi lutut adalah melalui cabang - cabang
dari nervus yang mensarafi otot-otot di sekitar sendi dan befungsi
untuk mengatur pergerakan pada sendi lutut. Sehingga sendi lutut
disarafi oleh :
1. N. Femoralis
2. N. Obturatorius
3. N. Peroneus communis
4. N. Tibialis

Suplai Darah
Suplai darah pada sendi lutut berasal dari anastomose
pembuluh darah disekitar sendi ini. Dimana sendi lutut menerima
darah dari descending genicular arteri femoralis, cabang-cabang
genicular arteri popliteal dan cabang descending arteri circumflexia
femoralis dan cabang ascending arteri tibialis anterior. Aliran vena pada
sendi lutut mengikuti perjalanan arteri untuk kemudian akan
memasuki vena femoralis.

Sistem Limfe
System limfe pada sendi lutut terutama terdapat pada perbatasan
fascia subcutaneous. Kemudian selanjutnya akan bergabung dengan
lymph node sub inguinal superficialis. Sebagian lagi aliran limfe ini
akan memasuki lymph node popliteal, dimana aliran limfe berjalan
sepanjang vena femoralis menuju deep inguinal lymph node.

Fisiologi
Dari ligamen lutut, cruciates adalah yang paling penting dalam
menyediakan pengekangan pasif untuk anterior / posterior gerakan
lutut. Jika salah satu atau kedua cruciates terganggu, biomekanik selama
kegiatan jalan mungkin terganggu. Fungsi utama dari ACL adalah
untuk mencegah translasi anterior dari tibia, dalam ekstensi penuh,
ACL menyerap 75% muatan anterior dan 85% antara 30 dan

12
90 ° fleksi. Selain itu, fungsi lain ACL termasuk melawan rotasi
internal tibia dan varus / valgus angulasi dari tibia dengan adanya
cedera ligamen kolateral, hilangnya ACL menyebabkan penurunan
magnitude pada coupled rotasi selama fleksi, dan lutut yang tidak
stabil. Kekuatan tarik ACL sekitar 2200N tetapi berubah dengan usia dan
beban berulang. (Andesen M.B.&William,J.M.(2008).

2. 3 Etiologi

Diperkirakan bahwa 70 persen dari cedera acl terjadi melalui


mekanisme non – kontak sementara 30 persen adalah hasil dari kontak
langsung dengan pemain lain atau object. Mekanisme cedera sering
dikaitkan dengan perlambatan diikuti dengan pemotongan, berputar
atau “side stepping manuver”, pendaratan canggung atau "out of control
play".
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa atlet
wanita memiliki insiden yang lebih tinggi cedera acl dari atlet laki-laki di
olahraga tertentu, telah diusulkan bahwa ini adalah karena

13
perbedaan kondisi fisik, kekuatan otot, dan kontrol neuromuskular.
Penyebab lain dari hipotesis ini adalah perbedaan kelamin yang berkaitan
dengan tingkat cedera acl yang termasuk keselarasan pelvis dan ekstremitas
bawah (kaki), peningkatan kelemahan ligamen, dan efek estrogen pada sifat
ligamen.
Jatuh dari tangga atau hilang satu langkah di tangga adalah
kemungkinan penyebab lainnya. Seperti bagian tubuh lain, ACL menjadi
lemah dengan usia. Jadi robekan terjadi lebih mudah pada orang tua dari
usia 40. (Brewer,dkk.(2004)

2. 4 Gejala Klinis
Pasien selalunya merasa atau mendengar bunyi "pop" di lutut pada
saat cedera yang sering terjadi saat mengganti arah, pemotongan,
atau pendaratan dari melompat (biasanya kombinasi hiperekstensi /poros).
Ketidakstabilan mendadak di lutut. (Lutut terasa goyah.) Hal ini bisa
terjadi setelah lompatan atau perubahan arah atau setelah pukulan langsung
ke sisi lutut. Nyeri di bagian luar dan belakang lutut.
Lutut bengkak dalam beberapa jam pertama dari cedera. Ini mungkin
merupakan tanda perdarahan dalam sendi. Pembengkakan yang terjadi tiba-
tiba biasanya merupakan tanda cedera lutut serius. Gerakan lutut
terbatas karena pembengkakan dan / atau rasa sakit.
Kebanyakan cedera pada ACL dapat didiagnosis melalui anamnesa
yang cermat menekankan mekanisme kejadian cedera ditambah dengan
pemeriksaan fisik yang sesuai. Pastikan anamnesa mencakup mekanisme
kejadian cedera sekarang dan kejadian sebelumnya jika ada. (Brewer,dkk.
(2004).

2. 5 Epidemiologi
Prevalensi kejadian cedera ACL yang lebih besar ditemukan pada
wanita dibandingkan dengan laki-laki. Sekitar 50% pasien dengan cedera
ACL juga didapati ruptur pada meniskus. Pada cedera ACL akut, meniscus
lateralis lebih sering robek; pada ACL kronis, meniscus medial lebih sering

14
robek. Pada penelitian prevalensi mengenai cedera ACL pada populasi
umum, didapati bahwa 1 kasus dijumpai dalam 3500 orang, memperkirakan
95.000 ruptur ACL per tahun.
Sekitar 200.000 ACL terkait cedera terjadi setiap tahun di Amerika
Serikat, dengan sekitar 95.000 ruptur ACL. Sekitar 100.000 ACL
rekonstruksi dilakukan setiap tahun. Insiden cedera ACL lebih tinggi pada
orang yang berpartisipasi dalam olahraga yang berisiko tinggi
seperti basket, bola sepak, ski. Pada tanggapan frekuensi partisipasi,
prevalensi cedera ACL yang lebih tinggi diamati lebih pada wanita dari
laki-laki, pada tingkat 2,4-9,7 kali lebih besar pada wanita. (Irwansyah,
(2006).

2. 6 Klasifikasi
Tingkat keparahan cedera ligamen dinilai sebagai:
 GRADE I- Sebuah hamparan ringan, dengan nyeri ringan dan
bengkak tetapi tidak ada perpanjangan permanen atau kerusakan
pada ligamen.
 GRADE II –Ligamentum tertarik keluar (seperti gula-gula) dan
diperpanjang. Ada rasa sakit umumnya lebih dan bengkaka dan
sering memar. Ligament biasanya akan sembuh tanpa operasi.
Ligament akan memiliki beberapa kelemahan (yaitu “member” atau
“membuka”) dibandingkan dengan normal tetapi sendi akan sembuh
dan biasanya dapat berfungsi normal dengan sedikit ketidakstabilan.
 GRADE III- Liganmentum tertarik jauh sehingga robek menjadi
dua. Sering kali ada rasa sakit yang relative sedikit. Namun, sendi
sangat tidak stabil, dan menahan seringkali sangat sulit bahkan
dengan tongkat sekalipun. Lutut akan terlepas atau “buckle”. Sering
memar disekitar lutut, operasi seringkali diperlukan untuk perbaikan.

2. 7 Patofisiologi

15
ACL seperti semua ligament lain, terdiri dari tipe I kolagen.
Ultrastruktur ligament adalah sangat mirip dengan tendon, tetapi serat
didalam ligament lebih bervariasi dan memiliki isi elastin yang lebih tinggi.
Ligamen menerima suplai darah dari lokasi insersinya. Vaskularisasi dalam
ligament adalah seragam, dan ligament masing-masing berisi
mechanoreceptors dan ujung saraf bebas yang diduga membantu dalam
menstabilkan sendi. Avulsi ligamen pada umumnya terjadi diantara lapisan
fibrocartilage tidak bermineral dan yang bermineral. Rupture ACL yang
paling umum, adalah ruptur midsubstan. Jenis ruptur ini terjadi terutama
sewaktu ligamentum ditranseksi oleh kondilus femoral lateral yang
berputar.
ACL menerima suplai darah kaya, terutama dari arteri geniculate
medial, sewaktu ACL pecah, haemarthrosis biasanya berkembang dengan
cepat. Namun, meskipun intra-artikular lokasinya, ACL sebenarnya di
extrasynovial. (Irwansyah, (2006).

2. 8 Diagnosis
Ketika seorang pasien datang dengan cedera ACL pada
awalnya untuk evaluasi di klinik, dokter seharusnya menanyakan tentang
kejadian. Dua pertiga dari cedera adalah hasil dari cedera non kontak
(deselerasi atau berputar) dan sering dikaitkan dengan bunyi "pop" dan
bengkak, yang biasanya terlihat dalam waktu cedera 4-12 jam. (Cedera lutut
lain yang terkait dengan hemarthrosis yang meliputi robekan cruciatum
posterior, robekan meniskus perifer, fraktur osteochondral, cedera kapsuler,
dan dislokasi patella. (Kemempora. (2011).
Cedera kontak langsung sering menimbulkan stres hiperekstensi atau
valgus pada lutut yang mengarah ke cedera cruciatum. Pertanyaan lainnya
termasuk kemampuan untuk menanggung berat badan. Apakah pasien terus
bermain apakah ada gejala ketidakstabilan pada persendian lutut? faktor lain
yang perlu dipertimbangkan termasuk sebelum cedera yaitu tingkat
aktivitas, kegiatan kerja, dan rencana masa depan, karena informasi ini akan
membantu dalam pengambilan keputusan. pasien harus ditanya jika ada

16
riwayat trauma di tempat yang sama sebelumya. Dokter harus melakukan
rontgen untuk mencari setiap fraktur yang mungkin.
Pemeriksaan fisik harus segera dilakukan setelah cedera. Hasilnya
biasanya lebih akurat daripada setelah timbulnya pembengkakan, rasa sakit,
dan selanjutnya. Dari observasi, ketidakselarasan biasa dianggap suatu
fraktur. Pembengkakan biasanya muncul dalam 4 jam.
Tes khusus yang sering dilakukan adalah tes lachman untuk melihat
apakah ACL masih utuh. Pada tes lachman, pasien pada posisi supine, lutut
difleksikan 30 derajat. Femur distabilasikan dengan satu tangan dan satu
tangan mengerakkan tibia ke anterior. Positif jika end point dari translasi
anterior tibia tidak jelas dan infrapatellar slope menghilang, yaitu
jika ACL robek, pemeriksa akan merasakan gerakan ke depan dari tibia
meningkat (ke atas atau anterior) dengan hubungannya dengan tulang
paha (jika dibandingkan dengan kaki normal) dan gerakan lembut pada
end point, (karena ACL robek) saat ini gerakan berakhir.
Tes lain untuk cedera ACL adalah pivot shift test. Pada pivot shift
test pasien pada posisi supine, lutut difleksi 5 derajat dan valgus stres
diberikan sambil memberi gaya internal rotasi pada tibia, lutut kemudian
difleksi 30 - 40 derajat, tes positif jika lutut tereduksi ke posterior.
Jika acl robek, tibia akan mulai maju ketika lutut sepenuhnya lurus dan
kemudian akan bergeser kembali ke posisi yang benar dalam hubungannya
dengan tulang paha ketika lutut dibengkokkan lebih 30 derajat.
Selain itu, ada juga tes drawer, dimana pasien dalam posisi supine,
lutut fleksi 90 derajat, kaki distabilasikan oleh pemeriksa dan tibia ditarik
kearah anterior.tes positif apabila terdapat translasi lebih dari 6mm. Ataupun
apabila tibia didorong ke posterior akan terjadi translasi jauh ke posterior
berarti positif.
Arthroscopi juga dapat dilakukan. Selama arthroskopi, alat bedah
akan dimasukkan melalui satu atau lebih potongan kecil (sayatan) pada lutut
untuk melihat bagian dalam lutut. Ini adalah prosedur yang digunakan untuk
memeriksa bagisn dalam sendi dengan memasukkan tabung tipis

17
(arthroscope) yang berisi kamera dan cahaya melalui sayatan kecil di dekat
sendi.Kamera mengirimkan gambar close-up video dari sendi ke monitor tv,
di mana dokter dapat melihat bagian dalam sendi.Arthroscopi dapat
digunakan untuk mendiagnosa penyakit sendi dan cedera sendi dan
untuk mengobati beberapa masalah bersama. Instrumen bedah juga dapat
dimasukkan melalui arthroscope untuk mengambil sampel jaringan atau
untuk memperbaiki luka atau kerusakan pada sendi. Secara umum,
pemulihan setelah operasi arthroscopic lebih cepat dan lebih mudah
daripada setelah operasi tradisional yang menggunakan sayatan yang lebih
besar. Kebanyakan orang bisa pulang dari rumah sakit hari yang sama.
Magnetic resonance imaging (MRI) scan juga bias dilakukan untuk
mengevaluasi ACL dan untuk memeriksa tanda cedera pada
ligamen lutut yang lain, serta meniscus tulang rawan, atau tulang rawan
artikular. (Kemempora. (2011).

2. 9 Diferensial Diagnosis
1. Dislokasi patella
2. Ruptur meniscal perifer
3. Fraktur osteochondral.

2.10 Penatalaksanaan
Penanganan untuk ACL yang robek tergantung pada keperluan
pasien. Contohnya atlet yang muda akan terlibat dalam aktivitas olahraga
dan perlu dioperasi supaya fungsi dapat kembali. Bagi individu yang lebih
tua, dengan aktivitas yang lebih sederhana biasanya tidak perlu dioperasi
dan kembali ke kehidupan yang sederhana.
Namun sering, setelah cedera 1-2 hari, pasien dapat jalan seperti
biasa. Keadaan ini bukan berarti ACL sudah sembuh.Pada
perkembangannya pasien akan merasakan bahwa lututnya tidak stabil,
gampang 'goyang' dan sering timbul nyeri. Dengan cedera ACL pasien akan
sulit sekali untuk dapat melakukan aktifitas high-impact sports, seperti main
bola, futsal, basket atau badminton. Sebagian besar cedera ACL

18
memerlukan tindakkan operasi Arthroscopy agar pasien dapat pulih seperti
sedia kala. Standar operasi Arthroscopy ACL Reconstruction yang dipakai
adalah Arthroscopic ACL Double Bundle Reconstruction. Tehnik ini telah
dilakukan lebih dari 200 kali sejak tahun 2007. Tehnik operasi ini sangat
populer di USA, Eropa dan Jepang karena dengan tehnik ini, hasilnya sangat
memuaskan pasien. Saat ini tehnik operasi ini dipakai sebagai standard
untuk operasi cedera ACL atlet-atlet papan atas kelas dunia, misalnya Tiger
Wood.( Brewer,dkk.(2004).
Setelah luka bedah disembuhkan oleh pasien maka akan
menjadwalkan pertemuan pertama mereka dengan seorang fisioterapis.
Terapis fisik untuk mengembangkan rencana untuk mengobati pasien.
Tujuan utama awal untuk mengurangi pembengkakan dan bekerja untuk
mencegah pembentukan jaringan parut. Tujuan berikutnya adalah untuk
menyediakan berbagai gerak kembali, sekaligus memperkuat otot-otot yang
mendukung sendi lutut. Dengan berbagai peningkatan gerak dan kekuatan,
terapis fisik rehabilitasi mereka akhirnya kegiatan dengan panggung dan
kontrol neuromuskular gerakan fungsional yang sesuai dengan kebutuhan
sehari-hari pasien. Ini harus mengikuti jalannya akronim pada tahap awal
pemulihan dari robek ACL. (Ananda, Azrul. (2002).
Rekonstruksi berhasil ACL tergantung atas sejumlah faktor,
termasuk teknik operasi, rehabilitasi pasca bedah dan menghubungkan
ketidakstabilan ligamen sekunder. Hari ini, rekonstruksi ACL biasanya
dilakukan dengan arthroscopic bantuan. Ahli bedah memakai korupsi, untuk
mengganti sobek ACL. Graft mungkin dari tempat lain ekstremitas pasien
dipelopori (autograft), dipanen dari mayat (allograft) atau mungkin sintetis.
ProsedurACL rekonstruksi biasanya tidak dilakukan sampai sedikit
minggu setelah luka sebagai studi sudah menunjukkan hasil yang diperbaiki
kalau lutut sudah pulih dari jawaban luka gawat. adalah lutut mempunyai
pemecahan bertambah, rasa sakit dan pasien sudah. Selama prosedur: pasien
dibius umum atau tulang belakang/epidural. Arthroscopy membolehkan
penentuan luka yang dihubungkan, yang biasanya diobati di tempat sama

19
(e.g., meniscal cabikan atau chondral trauma). Bagian di lutut di mana PCL
dan ACL terdapat, taktik, sering sempit dan di kasus itu diperlebar
(notchplasty) untuk memberi cangkokan akomodasi.mendapat kembali
dekat gerakan dan kekuatan penuh.
Lalu lewat kecil memisahkan aksesori torehan, terowongan dibor
lewat tulang kering (tulang kaki direndahkan) dan lewat tulang paha (tulang
atas) di posisi sama sebagai tempat pertalian ligamen asli. Graft diciptakan
untuk bisa masuk di terowongan ini. Graft dibereskan ke tulang paha dan
tulang kering (sol bagian atas dan menurunkan tulang kaki) oleh jenis alat.
Pernah mendapatkan, korupsi diperiksa untuk ketegangan kulit.
Penyembuhan beristirahat selama 3 atau 4 hari yang pertama, usaha
ditujukan di minimizing bengkak dan mendirikan kembali quadriceps
fungsi. Selama kali ini peninggian lutut, kaki dan pergelangan kaki
ditekankan. Perpindahan sering menambah darah mengalir kembali dari
ekstremitas (e.g. pompa pergelangan kaki) .Tongkat dibiasakan dengan arah
jalan-jalan menurut perintah dokter. Tekanan atas gaya berjalan biasa tanpa
limping.Wear nyaman shoes.Stay dalam tingkat nada aman anda gerakan
sebagai ditujukan oleh dokter anda.

International Knee Documentation Committee:


Level I: loncatan, berputar, dan lompat tinggi
Level II: kerja berat, olahraga berat
Level III: perkerjaan keras, olahraga ringan
Level IV: aktivitas yang tak banyak bergerak dan tanpa olahraga4
Pengobatan tanpa operasi mungkin dapat dipertimbangakan bagi pasien yang
mengambil bagian di aktivitas di level III & IV. Atlet muda harus
dipertimbangkan untuk operasi untuk mencegah ketidakstabilan berulang.
(Brewer,dkk.(2004).
Terapi Operasi
Pembentukan ligament. Kebanyakan ACL yang robek tidak boleh di jahit
dan disambung semula. Untuk membolehkan reparasi dari ACL untuk restorasi

20
stabilitas lutut adalah rekonstruksi dari ligament tersebut. Ligament tersebut akan
di ganti dengan graft jaringan ligament. Graft tersebut akan menjadi dasar untuk
ligament yang baru untuk tumbuh.
Graft tersebut diambil dari beberapa sumber. Selalunya dari tendon patella,
yang merupakan sambungan ‘kneecap’ dan ‘shinbone’. Tendon hamstring pada
posterior pada juga sering digunakan. Kadang tendon kuadrisep yang insersinya
dari ‘kneecap’’ ke paha dapat digunakan. Graft dari kadever (allograft) juga dapat
digunakan. Penyembuhan semula mengambil masa sekurang-kurangnya 6bulan
sebelum atlit dapat berolahraga setelah operasi.
Tindakan. Operasi untuk rekonstruktif ACL dapat digunakan dengan
artroscopi dengan insisi yang kecil. Opperasi artroskopi kurang invasive.
Kelebihan dari artroskopi adalah kerana kurang invasive, kurang nyeri, masa
rawat inap lebih pendek dan penyembuhan lebih cepat.
Selain rekonstruktif ACL adalah terapi yang dikombinasi untuk kerusakan
ligament, selalunya tidak dilakukan segera. Keterlambatan ini memberi waktu
proses inflamasi untuk berjalan, dan memberi kelonggaran bagi pergerakan untuk
belaku sebelum operasi. Rekonstruktif ACL terlalu awal dapat meningkatkan
resiko artofibrosis atau parut terjadi pada sendi dan bisa meningkatkan resiko
kehilangan pergerakan. (Ananda, Azrul. (2002).

Terapi tanpa operasi


ACL yang robek tidak akan sembuh sendiri dan harus dioperasi. Namun
terapi tanpa operasi efektif kepada pasien yang sudah tua dengan aktivitas
kehidupan yang sederhana. Jika stabilitas pada lutut intak, indikasinya adalah
tanpa operasi.
Bracing. Alat ini dapat memproteksi lutut dari ketidakstabilan. Selanjutnya
bias diteruskan dengan pemakaian tongkat yang dapat mengurangi beban pada
kaki.

21
Terapi Fisikal. Apabila oedem berkurang, rehabilitasi akan bermula.
Olahraga yang spesifik dapat restorasi fungsi pada lutut dan menguatkan otot kaki
yang memberi sokongan padanya. (Graha, Ali Satia & Bambang Priyanto. (2009).
Berikut lima langkah ini setiap hari seorang pasien untuk mengurangi
nyeri dan pembengkakan serta untuk lebih mempersiapkan proses penyembuhan
mereka bersama-sama. Sekitar satu atau dua minggu setelah operasi, pasien akan
mulai fisioterapi. Terapis fisik melakukan evaluasi awal yang terdiri dari isu-isu
substantif, dan pemeriksaan visual dan fisik dari lutut yang sama. Dengan
informasi ini, seorang fisioterapis, rehabilitasi khusus rinci kebutuhan setiap
pasien. Jadwal dan rehabilitasi Expectations As kerusakan yang perkiraan tanggal
pemulihan tergantung pada banyak faktor, termasuk usia pasien, besarnya
kerugian, keberhasilan dan tipe operasi, etos kerja selama rehabilitasi, seni terapis
dan perhatian terhadap detail, dan secara keseluruhan kesehatan dan kondisi
pasien. Satu pasien, rata-rata, dari operasi ACL tradisional, akan mulai jogging
ringan sekitar empat bulan setelah operasi dengan kekuatan dan mobilitas tidak
sepenuhnya pulih sampai sekitar enam sampai sembilan bulan setelah operasi.
Kebanyakan dokter menyarankan pasien tidak kembali ke aktivitas fisik mereka
lebih agresif sampai penyembuhan tulang telah memenangkan setidaknya 90%
kekuatan kaki suara. Ada operasi yang lebih canggih yang atlet dapat di tanah
dalam waktu sekitar enam bulan. Pilihan ini adalah untuk atlet yang serius dan
hanya seorang dokter harus dikonsultasikan sebelum penelitian dari jenis cedera
dapat alternatif. . (Ananda, Azrul. (2002).

Rehabilitasi
Penggunaan olahraga closed-chain adalah untuk membantu pergerakan
dari awal dan untuk jangka waktu yang panjang. Protocol terapi dibagi empat
menurut Shelbourne and Nitz.
Fase I: titik sebelum operasi dan memenuhi ROM yang maksimal.
Fase II: (0-2minggu): target adalah mencapai ektensi penuh, control tendon
kuadrisep dan mengurangi bengkak dan target flexi hingga 90 derajat.

22
Fase III: (3-5minggu) mempertahankan ektensi penuh dan meninggkatkan flexi
ROM yang maksimal. Menaik tangga dan sepeda bisa digunakan.
Fase IV: (6minggu) Menambah kekuatan dan kelincahan, progresif sampai
kembali berolahraga.
Kembali berolahraga tanpa aktivitas mungkin mengambil 6-9 bulan dan
sebaiknya di pantau oleh ahli bedah dan terapi fisik. (Graha, Ali Satia &
Bambang Priyanto. (2009).

Pilates
Pilates adalah salah satu bentuk olahraga yang dikembangkan Joseph
Hubert Pilates pada awal abad ke-20. Semenjak itu, pilates mulai menyebar dan
dikenal banyak orang, termasuk di Indonesia. Banyak yang menggemari pilates
karena cara ini dinilai mampu memperbaiki postur tubuh yang kurang sempurna
sehingga tercipta tubuh yang ideal.
Sang penemu yang berkebangsaan Jerman memercayai bahwa pikiran
kitalah yang memengaruhi otot. Maka itu, ia pun menyebut teknik dalam pilates
sebagai contrology. Tak hanya membetuk tubuh, pilates juga mampu memperbaiki
masalah yang berhubungan dengan kelainan tubuh indah. Pilates berfokus pada
membangun fleksibilitas, kekuatan, daya tahan, dan kooordinasi sistem tubuh, tapi
tampa menambah massa otot. Orang yang rutin melakukan latihan pilates
biasanya akan merasakan bentuk tubuhnya lebih bagus dan tak mudah cedera.
(Graha, Ali Satia & Bambang Priyanto. (2009).
Rangkaian latihan pilates biasanya dilakukan di sebuah alas yang disesuaikan
dengan bentuk tubuh. Prinsip dasar latihan ini mementingkan konsentrasi,
pernapasan, dan gerakan. Ada dua cara melakukan latihan pilates yakni dengan
alas dan menjadikan berat badan sendiri sebagai tumpuan. Atau, menggunakan
alat untuk memperkuat tubuh.

Di bawah ini merupakan serangkaian Prinsip-prinsip Pilates:


 Pernafasan

23
Latihan pertama dalam seri alas Pilates adalah ratusan. Disebut ratusan
karena melibatkan penghirupan nafas sebanyak lima hitungan dan
membuang nafas sebanyak lima hitungan. Ini juga melibatkan teknik
pernapasan khusus di mana satu kali menarik nafas terutama menggunakan
interkostalis –di antara tulang rusuk– (yang menghasilkan pengembangan
dan penyempitan tulang rusuk).
Dengan mengatur napas kita, dapat membantu menenangkan pikiran.
Pilates mengajarkan bahwa melakukan pernapasan mendalam akan
memberikan oksigen pada darah dan membuang kotoran tubuh. Hasil
positif dari latihan pernapasan adalah bebas dari kelelahan, stres, dan
kurang konsentrasi. (Ananda, Azrul. (2002).

 Memusatkan perhatian
Pilates mengajar orang untuk bergerak dari pusat mereka. Dia
menciptakan pembangkit listrik. Saat ini kita sering mendengar otot inti,
yang juga mengacu pada pusat seseorang atau inti tubuh. Ketika gerakan
dimulai dari pusat (perut, otot punggung, dan otot-otot sekitar panggul),
akan membantu memberikan stabilitas dan kekuatan yang lebih.
Untuk secara efektif bergeser dari pusat, seseorang harus tahu bagaimana
bernapas dengan benar, dan bagaimana mengontrol otot, yang membawa
kita pada prinsip berikutnya, kontrol.

 Kontrol
Seorang indvidu tidak hanya harus mengetahui bagaimana terlibat dan
mengontrol aktivasi otot dan napas saat mereka bergerak, gerakan mereka
juga harus mencerminkan hal ini melalui ketepatan dan gerakan terkontrol.
Seorang individu juga harus mampu mengontrol keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi.

24
 Ketelitian
Setiap gerakan yang dirancang Pilates memiliki tujuan yang telah
dipikirkan dengan baik. Akhirnya kecermatan yang dikerjakan pada tiap
gerakan akan melatih mereka untuk menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap tubuh orang berbeda, jadi bagaimana mereka
melakukan pendekatan suatu gerakan mungkin akan sedikit bervariasi
berdasarkan fisik, kekuatan, dan keterbatasan mereka.

 Aliran
Meskipun latihan Pilates tidak dirancang untuk dilakukan sesuai dengan
perasaan, seperti seseorang yang akan menari, mereka seharusnya
memiliki irama dan aliran kualitas yang baik. Gerakan harus
berkesinambungan, dan memiliki transisi yang solid. Hal ini akan
membantu memastikan pengembangan kekuatan seseorang serta stamina.
(Brewer,dkk.(2004).

 Fokus
Untuk merangkum semua bagian prinsip ini bersama-sama dan
menerapkannya pada gerakan, kita harus fokus. Tidak ada dalam kamus,
seseorang dapat berlatih Pilates dengan baik sambil menonton televisi,
membaca buku atau majalah, atau bahkan hanyut dalam lagu.
Di satu sisi, fokuskan batin pada napas, dan pusat individu, sambil
melakukan gerakan dengan tepat terkontrol, dan gerakan yang lembut
elegan akan menyatu dengan kesadaran. Ini membantu orang
memperdalam hubungan mereka dengan diri mereka sendiri, yang
membawanya pada rasa kesejahteraan yang lebih besar, baik secara fisik,
maupun mental, dan bahkan mungkin spiritual. (Tysan Lerner/The Epoch
Times/feb)
1. Periksakan diri atau berkonsultasi dulu dengan dokter guna
mengetahui apakah cocok melalukannya.

25
2. Pastikan instruktur memahami keinginan dan kebutuhan serta
kemampuan diri untuk berlatih.

Manfaat dari latihan pilates:


1. Tubuh lebih kuat
2. Mampu membantu merehabilitasi tubuh pascapemulihan
3. Pilates sangat berguna bagi yang memiliki profesi sebagai atlet dan
penari
4. Melenturkan tubuh bagi perempuan hamil dan setelah melahirkan
5. Mampu mempertahankan kelenturan tubuh lansia dan bisa dilakukan
anak-anak mulai usia 12 tahun.
6. Pilates membantu meningkatkan dan menciptakan keseimbangan
antara kekuatan dan fleksibilitas
7. Kewaspadaan diri meningkat sehingga tubuh stabil dan tak mudah
cedera
8. Meningkatkan kooordinasi tubuh. (Ananda,Azrul.(2002).
2.11 Komplikasi
Komplikasi/Resiko graft kegagalan karena luka kambuh, risiko
infeksi luka, Operasi menyebabkan radang sendi, otot melemah dan
kekurangan daya gerakan (ROM). Jika nyeri, bertambah, karena inflamasi,
drainase atau pertambahan pendarahan di lutut. Konsul spesialis jika timbul
gejala tersebut. (Brewer,dkk.(2004).

26
BAB III
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
a. Nama : Wiwin Ismawardi
b. Umur : 18 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki laki
d. Alamat : Genting Gerbang
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : pelajar
g. Tanggal Masuk RS : 21 Oktober 2018
h. No Rekam Medis : 1758xx

2. Anamnesis (Alloanamnesis)
a. Keluhan Utama : Tidak bisa berjalan.

b. Riwayat Penyakit sekarang


Pasien datang ke IGD RS dengan keluhan tidak bisa berjalan lagi
setelah terjatuh dari motor 2 jam sebelum masuk rumah sakit, Keesokan
harinya pasien mengeluhkan lututnya bengkat dan terasa sangat nyeli.tidak
terdapar lika robek pada lutut, darah (-)pemendkan pada tungkai (-)

c. Riwayat Penyakit Keluarga


- Statul epileptikus (-)
- Diabetes Mellitus (-)

d. Riwayat Penggunaan Obat


- Disangkal

3.3 Pemeriksaan Fisik


a. Vital Sign
- Tekanan Darah :110/65 mmHg
- Nadi : 97x/menit
- Pernafasan : 20x/menit
- Suhu : 37,8oC
- GCS : E4 V5 M6

b. Status Internus

27
- Kulit : Warna kulit sama dengan warna kulit sekitar sawo
matang
- Kepala : normosefal
- Mata : Mata simetris, pupil isokor(3mm/3mm)
conjungtiva palpebra anemis (-/-) reflek cahaya (+/+) sklera ikterik
(-/-)
- Hidung : Warna kulit sama dengan warna kulit sekitar,
Nafas cuping hidung (-), Deformitas (-), Septum deviasi (-),
Pembesaran konka (-), Sekret (-)
- Mulut : Sudut mulut kiri dan kanan asimetris, Lembab (-),
sianosis (-), karies gigi (-), Lidah kotor (-), hiperemis (-)
- Leher : kulit seperti warna sekitar, pemebesaran kelenjar
tiroid (-), pembesaran kelenjar getah bening (-), deviasi trakea (-),
otot bantu pernafasan (-)
- Thorax :
Paru Dextra Sinistra
Depan
1. Inspeksi Simetris, statis, Simetris,statis,
2. Palpasi
dinamis dinamis
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Pelebaran ICS (-) Pelebaran ICS
Stem fremitus (-)
3. Perkusi
dekstra = sinistra Stem fremitus
Sonor diseluruh dekstra = sinistra
4. Auskultasi
lapang paru Sonor diseluruh
lapang paru
Suara dasar
vesikuler Suara dasar
Ronki (-) vesikuler
Wheezing (-) Ronki (-)
Wheezing ( -)

28
Belakang
1. Inspeksi Simetris, statis, Simetris,statis,
2. Palpasi
dinamis dinamis
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Pelebaran ICS (-) Pelebaran ICS
Stem fremitus (-)
3. Perkusi
dekstra = sinistra Stem fremitus
Sonor diseluruh dekstra = sinistra
4. Auskultasi
lapang paru Sonor diseluruh
lapang paru
Suara dasar
vesikuler Suara dasar
Ronki (-) vesikuler
Wheezing (-) Ronki (-)
Wheezing (-)

- Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba di spatium intercostal
(SIC) V linea mid clavikula sinistra
 Perkusi : dalam batas normal
 Auskultasi : suara jantung : SI, SII (normal) reguler
- Abdomen
 Inspeksi : permukaan datar,warna sama seperti kulit,
Sekitar, edema diarea sekitar pinggang (+)
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Perkusi : timpani seluruh regio abdomen, ascites (-),
nyeri ketok ginjal dektra/sinistra (-)
 Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien
tidak, teraba, ginjal tidak teraba

- Ekstremitas
 Superior : Edema (-/-), Sianosis(-/-)
 Inferior : Edema (-/-), Sianosis (-/-)

29
3.4 Pemeriksaan Penunjang
a. RO. AP of Geenu dextra
b. Laboratorium

Darah Rutin Hasil Nilai Normal


14,0- 17,5
HGB 14,8 g/Dl
g/dL
4,5-
RBC 5,11.106/uL
5,9.106/uL
HCT 40,3 % 40,0 - 52,0 %
MCV 78,9 fL 80,0-97,0
MCH 29,0 pg 26,5-33,5
MCHC 36,7g/dL 31,5-35,0
RDW-SD 34,3 fL 35-47
RDW-CV 11,7 % 11,5-14,5
WBC 14,09.103/uL 4-11.103/uL
PDW 11,7 - % 25-40
PCT 0,26 2-8
PLT 253. 103/ uL 150- 450. 103/
uL

3.5 Dignosa Banding


o ACL
o PCL
o LCL
o Fraktur patela
o Dislokasi of patella

3.6 Diagnosa Kerja


o Cidera ACL

3.7 Penatalaksanaan
 Non Farmakologis :
Tirah Baring
 Farmakologis
IVFD RL 20 tpm
Inj ceftriaxone 1 gr/ 12j
Inj. Ketorolac 1 a/8 j
Inj.Ranitidine 1 a/12 j

30
DAFTAR PUSTAKA

1. Ananda,Azrul.(2002).Cegah Cedera Olahraga pada anak.Jawa Pos (hal20)


2. Andesen M.B.&William,J.M.(2008).A Model Of Stressand Athletic

Injuri:10:294-306
3. Brewer,dkk.(2004). Protection Motivation Theory And Adherence to Sport

Injury Rehabilitation Revisited. Journal of Psikologikal Sport. 17, 95-103.


4. Bomba, T.O. (2002). Total Training For Young Champions. USA: Human

Kinetick
5. Dorland,Newman. (2002). Kamus Kedikteran Dorland Edisi 29.

Jakarta2005: EGC
6. Graha, Ali Satia & Bambang Priyanto. (2009). Terapi Massase Frirage.

Penatalaksanaan cederapada anggota tubuh bagian atas. Yogyakarta: FIK

UNY.
7. Hardianto, Wibowo. (2005) . Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera

Olahraga. Jakarta: EGC


8. Halim, Sahda. (2009) 1 Hari pintar Futsal. Yogyakarta: Media Presindo
9. Irwansyah, (2006). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Jasmani untuk kelas

X SMA. Grafindo Media Pratama: Bandung. H, 90


10. Kemempora. (2011). Kumpulan Makalah Llokakarya Cidera Olahraga.

Jakarta Llenk, Courtney A,: University of Rlode Island.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Ananda,Azrul.(2002).Cegah Cedera Olahraga pada anak.Jawa Pos (hal20)


2. Andesen M.B.&William,J.M.(2008).A Model Of Stressand Athletic

Injuri:10:294-306
3. Brewer,dkk.(2004). Protection Motivation Theory And Adherence to Sport

Injury Rehabilitation Revisited. Journal of Psikologikal Sport. 17, 95-103.


4. Bomba, T.O. (2002). Total Training For Young Champions. USA: Human

Kinetick
5. Dorland,Newman. (2002). Kamus Kedikteran Dorland Edisi 29.

Jakarta2005: EGC
6. Graha, Ali Satia & Bambang Priyanto. (2009). Terapi Massase Frirage.

Penatalaksanaan cederapada anggota tubuh bagian atas. Yogyakarta: FIK

UNY.
7. Hardianto, Wibowo. (2005) . Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera

Olahraga. Jakarta: EGC


8. Halim, Sahda. (2009) 1 Hari pintar Futsal. Yogyakarta: Media Presindo
9. Irwansyah, (2006). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Jasmani untuk kelas

X SMA. Grafindo Media Pratama: Bandung. H, 90


10. Kemempora. (2011). Kumpulan Makalah Llokakarya Cidera Olahraga.

Jakarta Llenk, Courtney A,: University of Rlode Island.

32

Anda mungkin juga menyukai