Anda di halaman 1dari 15

A.

PENGERTIAN
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh
metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337)
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid
bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam
darah.
Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat
terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin:
296).
B. ETIOLOGI
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH
dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme
akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan
Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi
hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular goitre
c. ’’Solitary toxic adenoma’’
2. Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
C. MANIFESTASI KLINIK

 Peningkatan frekuensi denyut jantung.


 Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
Katekolamin.
 Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan.
 Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik
 Peningkatan frekuensi buang air besar
 Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
 Gangguan reproduksi
 Tidak taahan panas
 Cepat lelah
 Pembesaran kelenjar tiroid
 Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat penimbunan xat dalam orbit
mata.

D. PATOFISIOLOGI
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke
dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa
kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut
merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena
itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid,
yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya
sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan
TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar
batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar.
Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat
hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita
hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah
satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan
reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang
tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak
diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves,
infeksi.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:
a. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan
diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
b. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)

c. Bebas T4 (tiroksin)

d. Bebas T3 (triiodotironin)

e. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran


kelenjar tiroid

f. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum

g. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.


G. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Obat antitiroid. Digunakan dengan indikasi:

 Terapi untuk memperpaqjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada
pasien muda

dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis


 Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif

 Persiapan tiroidektomi

 Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia

 Pasien dengan krises tiroid

Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu
200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua
sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena
T4, yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal mencegah hipotiroidisme
pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya
sedik:it sekali yang keluar dari air susu ibu. Dosis ya; dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah
pasien eutiroid, secara Minis dan laboratorim dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x
50 mg/hari. Kadar T4 dipertahank pada batas atas normal dengan dosis propiltiaurasil

Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED :


3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.

Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2,
(Edisi 8), EGC, Jakarta

Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2),


EGC, Jakarta

Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.

Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta

Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan


Keperawatan.(Edisi III).EGC.Jakarta.
Definisi Hipertirod
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena
tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil
dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan
dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir
seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas
metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas
mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses kimia dan fisika yang
menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk fungsi sel,
pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan
lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium
radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil
yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat
dan mencegah pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan pelepasan
hormon tiroid yang berlebihan, bisa diberikan yodium dosis tinggi. Pemberian yodium
terutama bermanfaat jika hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi
badai tiroid atau sebelum dilakukan tindakan pembedahan). Yodium tidak digunakan
pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka panjang. Propiltiourasil atau metimatol
merupakan obat yang paling sering digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini
memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh
kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi.
Selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.

Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala
hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang
beberapa bulan kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali
menjadi normatiroid. Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah
tindakan beda, jaringan tiroid menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi
mata akan timbul gejala hipotiroid.
Obat-obatan beta bloker (misalnya prapanolol) membantu mengendalikan beberapa
gejala Hipertiroid. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung yang cepat,
mengurangi gemetar dan mengendalikan kecemasan. Beta broker terutama bermanfaat
dalam mengatasi badai tiroid dan penderita yang dikendalikan oleh obat lain. Sebagian
besar pemakaian yodium radiaktif pada akhirnya menyebabkan hipotiroidlisme sekitar
25% penderita mengalamai hipoteroidisme dalam waktu 1 tahun setelah pemberian
radioaktif.
Pada riroldektomi, kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan. Pembedahan
merupakan terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang gondoknya sangat besar,
penderita yang alergi, terhadap obat atau mengalami efek samping akibat obat. Setelah
menjalani pembedahan, bisa terjadi hipotiroidisme kepada penderita ini diberikan terapi
salih hormon sepanjang hidupnya.

Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke
salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih
besar dari pada normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan reseptor
yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam sel,
dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme
konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada
kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung
satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga
menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.

Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar


batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid
membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk
akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme
tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini,
terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan
sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini
menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik,
sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardia atau
diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone tiroid pada system kardiovaskular.
Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah
jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.

D. Manifestasi klinis
Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang
merangsng aktivitas tiroid, sedang pada goiter multimodular toksik berhubungan dengan
autonomi tiroid itu sendiri.
Perjalanan penyakit hipertiroid biaanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai
beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan berat badan,
kelelahan, tremor : gugup berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpasi dan pembesaran
tiroid.

E. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan
TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH
yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan.

Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :


1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali
lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana
antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH
receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi,
kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir
di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering
berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan
kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.

2. Toxic Nodular Goiter


Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh
TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke
dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang
minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
4. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar
gejala hpotiroid.
6. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul
apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.

F. Tanda dan Gejala Hipertiroid


Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :
- Banyak keringat - Denyut nadi cepat, seringkali
- Tidak tahan panas >100x/menit
- Sering BAB, kadang diare - Berat badan turun, meskipun banyak
- Jari tangan gementar (tremor) makan rasa capai
- Nervus, tegang, gelisah, cemas,
- Otot lemas, terutama lengan atas dan
mudah tersinggung paha
- Jantung berdebar cepat - Rambut rontok
- Haid menjadi tidak teratur - Kulit halus dan tipis
- Bola mata menonjol dapat disertai
- Pikiran sukar konsentrasi
dengan penglihatan ganda - Kehamilan sering berakhir dengan
- Denyut nadi tidak teratur terutama pada keguguran
usia diatas 60 th - Terjadi perubahan pada mata
- Tekanan darah meningkat bertambahnya pembentukan air
mata, iritasi dan peka terhadap
cahaya
G. Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar
tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
1. Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
2. Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
3. Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
4. Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan
Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan
memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan
ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok. Badal tiroid
biasanya terjadi karena hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak
adekuat dan bisa dipicu oleh :
- Infeksi - Diabetes yang kurang terkendali
- Pembedahan - Ketakutan
- Stress - Kehamilan atau persalinan
H. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi hormon (obat anti tiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub total)
1. Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap pada pasien
muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirrotoksikosis.
b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e. Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Obat Dosis Awal (mg/hari) Pemeriksaan (mg/hari)
Karbitamol 30-60 5-20
Metamazol 30-60 5-20
Propilitiourasil 300-600 50-200

Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18 – 24 bulan. Pada pasien hamil biasanya
diberikan propil tiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih
lagi. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang
keluar dari air susu ibu, oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam.
2. Pengobatan dengan yodium radioaktif
Indikasi pengobatan dengan yodium radiaktif diberikan pada :
a. Pasien umur 35 tahun atau lebih
b. Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasi
c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d. Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid
e. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
3. Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi adalah:
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar
c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
d. Adenoma toksik atau strauma multinodular toksik
e. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutitiroid sampai eutiroid
kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari
selama 10 hari sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
4. Pengobatan tambahan
a. Sekat β-adrenergik
b. Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid. Dosis diberikan 40-200
mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberik 10 mg/6 jam.
c. Yodium
d. Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah pengobatan dengan
yodium radiaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
e. Ipodat
f. Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti krisis
tiroid kerja padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3 diperifer, mengurangi
sintesis hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormon dari tiroid.
g. Litium
h. Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya
dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis tiroid
alergi terhadap yodium

I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan adalah :
1. TSH serum (biasanya menurun)
2. T3, T4 (biasanya meningkat)
3. Test darah hormon tiroid
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)

Mansjoer Arif,dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.Jakarta : Media Aesculapius

Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.

Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.

Anonim. 2008. Hipertiroidisme. http://www.medica store.com


Anonim. 2008. Mengenal Tiroid. http://www.demomedical.com

Carpenito, Linda Juall. 200


.DEFENISI

Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat


dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)

Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik


hormon tiroid yang berlebihan.Bentuk yang umum dari masalah ini adalah penyakit
graves,sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma , tumor kelenjar hipofisis
yang menimbulkan sekresi TSH meningkat,tiroditis subkutan dan berbagai bentuk
kenker tiroid.

B.ETIOLOGI

Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,suatu


penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan
hormone yang berlebihan

Penyebab hipertiroid lainnya yang jarang selain penyakit graves adalah:

 Toksisitas pada strauma multinudular


 Adenoma folikular fungsional ,atau karsinoma(jarang)
 Adema hipofisis penyekresi-torotropin (hipertiroid hipofisis)
 Tomor sel benih,missal karsinoma (yang kadang dapat menghasilkan bahan
mirip-TSH) atau teratoma (yang mengandung jarian tiroid fungsional)
 Tiroiditis (baik tipe subkutan maupun hashimato)yang keduanya dapat
berhubungan dengan hipertiroid sementara pada fase awal

C.MANIFESTASI KLINIS

Pada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang
usia lanjut, lebih dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung
pada beratnya hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat. Keluhan yang
sering timbul antara lain adalah :

 Kecemasan,ansietas,insomnia,dan tremor halus


 Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik
 Intoleransi panas dan banyak keringat
 Papitasi,takikardi,aritmia jantung,dan gagal jantung,yang dapat terjadi akibat efek
tiroksin pada sel-sel miokardium
 Amenorea dan infertilitas
 Kelemahan otot,terutama pada lingkar anggota gerak ( miopati proksimal)
 Osteoporosis disertai nyeri tulang
D.PATOFISIOLOGI
Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan mensekresi hormone tiroid.
Jika diet seseorang kurang mengandung iodine atau jika produksi dari hormone tiroid
tertekan untuk alasan yang lain, tiroid akan membesar sebagai usaha untuk kompendasi dari
kekurangan hormone. Pada keadaan seperti ini, goiter merupakan adaptasi penting pada suatu
defisiensi hormone tiroid. Pembesaran dari kelenjar terjadi sebagai respon untuk
meningkatkan respon sekresi pituitary dari TSH. TSH menstimulasi tiroid untuk mensekresi
T4 lebih banyak, ketika level T4 darah rendah. Biasanya, kelenjar akan membesar dan itu
akan menekan struktur di leher dan dada menyebabkan gejala respirasi disfagia.
Penurunan tingkatan dari hormone tiroid mempengaruhi BMR secara lambat dan
menyeluruh. Perlambatan ini terjadi pada seluruh proses tubuh mengarah pada kondisi
achlorhydria (pennurunan produksi asam lambung), penurunan traktus gastrointestinal,
bradikardi, fungsi pernafasan menurun, dan suatu penurunan produksi panas tubuh.

E.PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun
pada tiriditis
 TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormone.
 Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal)
 Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal)
 Pemerksaan fungsi hepar : abnormal
 Elektrolit : hponatremi akibat respon adrenal atau efe delusi terapi cairan, hipokalemia
akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI
 Kateklamin serum : menurun
 kreatinin urin : meningkat
 EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali (DoengesE,
Marilynn,2000 hal 711)
F.PENATALAKSANAAN
 Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti propiltiourasil atau
metimazol yang diberikan paling sedikit selama satu tahun. Obat – obat ini
menghambat sintesis dan pelepasan tiroksin.
 Pembedahan tiroideksomi sub total sesudah terapi propiltiourasil prabedah
 Pengobatan dengan yodium radioaktif (Price A, Sylvia, 1995, hal 1076)
G.KOMPLIKASI
 Penyakit jantung
 Gagal ginjal kronis
 Fraktur
 Krisis tiroid

Pendidikan Kesehatan
 Penyuluhan kesehatan secara profesional dengan memberikan materi penyuluhan seperti
: apakah itu Hipertiroid dan bagaimana penatalaksanaannya.
 Informasikan kepada keluarga klien tentang emosi klien dan anjurkan kepada keluarga
untuk menjaga emosi klien.
 Pemberian pengetahuan kepada klien dan keluarga tentang dosis -dosis obat yang
diberikan.
 Informasikan kepada klien dan keluarga untuk melakukan aktivitas yang ringan dan tidak
melakukan aktivitas yang berat-berat.
 Diet yang diberikan harus tinggi kalori, yaitu memberikan kalori 2600-3000 kalori per
hari baik dari makanan maupun dari suplemen.
 Konsumsi protein harus tinggi yaitu 100-125 gr (2,5 gr/kg berat badan ) per hari untuk
mengatasi proses pemecahan protein jaringan seperti susu dan telur.
 Olah raga secara teratur.
 Mengurangi rokok, alkohol dan kafein yang dapat meningkatkan kadar metabolisme.
 Gunakan obat tetes mata untuk mengurangi terjadinya iritasi pada mata

Anda mungkin juga menyukai