PENDAHULUAN
sel limfoid atau prekursornya dan merupakan keganasan nonepithelial paling sering
pada kepala dan leher. Ada dua jenis utama dari limfoma: Limfoma Hodgkin (HL)
kelenjar ludah, dan tiroid selain terjadi di nodal basins dari kepala dan leher.
limfoma. Data dari rawat jalan poli THT RS Hasan Sadikin Bandung selama 2 tahun
terakhir Januari 2013-November 2014 didapatkan 249 kasus limfoma non Hodgkin,
keseluruhan keganasan pada limfoid dari tahun 2001 hingga 2006 menyebutkan
jumlah 2260 kasus yang dilakukan biopsy atau reseksi yang diantaranya diketahui
sejumlah 65% nya adalah jenis limfoma sel-B, 25% jenis sel-T atau sel NK (Natural
Killer), dan 7% diantaranya adalah jenis limfoma Hodgkins. Pada tahun 2010,
American Cancer Society memperkirakan bahwa 74.030 kasus limfoma baru akan
didiagnosis dan 21.530 kematian karena limfoma akan terjadi di Amerika Serikat.
proporsi kasus limfoma antara semua tumor kepala dan leher meningkat dari
14,7% antara 1985 dan 1989 menjadi 15,4% antara tahun 1990 dan 1994. Kasus
Limfoma Non Hodgkin 86% dari semua kasus limfoma dan termasuk lima besar
keganasan tersering di Amerika Serikat. Hal ini terutama mengenai orang dewasa,
dengan kurang dari 10% dari keseluruhan kasus yang terjadi pada anak-anak.
Limfoma Non Hodgkin merupakan hasil dari translokasi kromosom pada sel B
atau sel T/sel natural killer (NK) yang menginaktivasi gen supresor tumor atau
aktivasi onkogen. B-cell lymphomas ditemukan sekitar 90% dari semua NHLs.
Dua subtipe histologis yang paling umum adalah follicular lymphoma dan yang
imunosupresi jangka panjang, paparan radiasi atau pestisida, dan penyakit autoimun
virus (HIV), human T-cell lymphotropic virus 1 (HILV-1), human herpes virus-8
(HHV-8), dan Epstein-Barr virus (EBV) juga telah dikaitkan dengan perkembangan
limfoma.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Limfoma atau limfoma maligna adalah sekelompok kanker di mana sel-sel limfatik
menjadi abnormal dan mulai tumbuh secara tidak terkontrol. Karena jaringan limfe
dimulai dari organ apapun. Limfoma pertama kali dipublikasikan oleh Thomas
Hodgkin pada tahun 1832, yang kemudian disebut sebagai Limfoma Hodgkin yang
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi WHO membagi limfoma non-Hodgkin atas tipe sel-B dan sel-
T. Di Amerika Serikat yang terbanyak adalah Limfoma sel-B, sekitar 10% limfoma
mengakibatkan pembesaran kelenjar limfe dan sering meluas dari satu daerah ke
daerah di dekatnya. ( Perdana, 2008). Limfoma malignum terbagi menjadi dua yaitu
limfoma hodgkin dan Limfoma Non Hodgkin. Limfoma Hodgkin ciri khasnya ialah
limfoma non hodkin akan di bahas lebih lengkap pada penelitian ini.
prosesnya dimulai pada sel yang disebut limfosit, yang merupakan bagian dari imun
sistem. Limfosit terletak di limfa nodul dan limfoid tissue lainnya seperti limfa
ataupun sumsum tulang. Tetapi beberapa tipe kanker seperti kanker paru ataupun
kanker kolon yang dapat menyebar ke jaringan limfa nodul, bukanlah merupakan
Non Hodgkin limfoma tetapi hanya merupakan metastase. Non hodgkin limfoma
terus menerus dan bertambah banyak. Abnormal sel tidak dapat melakukan
apoptosis. Mereka juga tidak bisa memproteksi tubuh dari infeksi dan penyakit
imun lainnya. Sel yang abnormal akan membentuk ekstra sel yang akan menjadi
Infeksi virus merupakan salah satu yang dicurigai menjadi etiologi NHL
contohnya ialah infeksi virus Epstein Barr dan HTLV (Human T Lymphoytopic
limfoma sel B. Selain itu abnormalitas sitogenik seperti translokasi kromosom juga
ikut berperan menyebabkan proliferasi dari limfosit. Pada limfoma sel B ditemukan
ke lengan panjang kromosom nomor 14 (14q). (Krisifu, et al., 2004). Faktor resiko
lainnya. Beberapa pekerjaan yang sering dihubungkan dengan resiko tinggi adalah
peternak serta pekerja hutan dan pertanian. Hal ini disebabkan karena adanya
paparan herbisisda dan pelarut organik. Resiko NHL juga meningkat pada orang
yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan terkena paparan
ultraviolet berlebihan.
gejala sistemik umum berupa berat badan menurun 10 % dalam waktu 6 bulan,
demam tinggi 38o C 1 minggu tanpa sebab , keringat malam, keluhan anemia,
kelainan darah, malaise, dan keluhan organ (misalnya lambung, nasofaring). Pada
pemeriksaan fisik akan didapati pembesaran kelenjar getah bening dan kelainan
memeriksa status hematologi berupa darah perifer lengkap dan gambaran darah
tepi. Dilakukan juga pemeriksaan urinanalisis dan kilmia klinik seperti SGOT,
SGPT, LDH, protein total, albumin, asam urat, elektrolit (Na,K,Cl,Ca,P), dan gula
darah puasa. Biopsi kelenjar getah bening hanya dilakukan pada satu kelenjar yang
paling representatif, superfisial, dan perifer. Jika terdapat kelenjar perifer atau
supefisial yang representatif, maka tidak perlu dilakukan biopsi intra abdominal
atau intratorakal. Aspirasi sumsum tulang dan biopsi sumsum tulang dari dua sisi
spina iliaca dengan hasil spesimen sepanjang 2 cm. Pada pemeriksaan radiologi
rutin dapat dilihat dari foto toraks PA dan lateral dan CT scan seluruh abdomen
(atas dan bawah). Pada pemeriksaan radiologi khusus dapat diperiksa CT scan
limfe dan limfa. Penyakit ini adalah salah satu kanker yang tersering dijumpai pada
orang dewasa muda, terutama pria muda. Terdapat empat klasifikasi penyakit
Hodgkin, berdasarkan sel yang terlibat dan apakah bentuk neoplasmanya nodular
atau tidak. Dari penentuan stadium penyakit Hodgkin sangat perlu dilakukan,
Penyakit Hodgkin adalah suatu penyakit klonal, yang berasal dari suatu sel
yang abnormal. Populasi sel abnormal tidak diketahui tetapi tampaknya berasal dari
sel B atau T, atau suatu monosit. Sel-sel neoplastik pada penyakit Hodgkin disebut
sel Reed-Steinberg. Sel-sel ini terselip diantara jaringan limfoid normal yang
limfoma folikuler dengan sel belah kecil, dan limfoma folikuler campuran sel
Ada empat tumor dalam kategori ini, yaitu limfoma folikuler sel besar,
limfoma difus sel belah kecil, limfoma difus campuran sel besar dan kecil, dan
sel besar, limfoma limfoblastik, dan limfoma sel tidak belah kecil.
Sternberg yang bercampur dengan infiltrat sel radang yang bervariasi. Sel Reed-
Sternberg adalah suatu sel besar berdiameter 15-45 mm, sering berinti ganda
(binucleated), berlobus dua (bilobed), atau berinti banyak (multinucleated) dengan
sitoplasma amfofilik yang sangat banyak. Tampak jelas di dalam inti sel adanya
anak inti yang besar seperti inklusi dan seperti “mata burung hantu” (owl-eyes),
(a) (b)
Gambar 1. Gambaran histopatologis (a) Limfoma Hodgkin dengan Sel Reed Sternberg
dan (b) Limfoma Non Hodgkin
Selain tanda dan gejala di atas, stadium limfoma maligna secara klinis juga
dapat ditentukan berdasarkan klasifikasi Ann Arbor yang telah dimodifikasi
Costwell.
Tabel 2. Klasifikasi Limfoma Menurut Ann Arbor yang telah dimodifikasi oleh Costwell
Keterlibatan/Penampakan
Stadium
I Kanker mengenai 1 regio kelenjar getah bening atau 1 organ
ekstralimfatik (IE)
II Kanker mengenai lebih dari 2 regio yang berdekatan atau 2 regio yang
letaknya berjauhan tapi masih dalam sisi diafragma yang sama (IIE)
III Kanker telah mengenai kelenjar getah bening pada 2 sisi diafragma
ditambah dengan organ ekstralimfatik (IIIE) atau limpa (IIIES)
IV Kanker bersifat difus dan telah mengenai 1 atau lebih organ
ekstralimfatik
Suffix
A Tanpa gejala B
B Terdapat salah satu gejala di bawah ini:
Penurunan BB lebih dari 10% dalam kurun waktu 6 bulan
sebelum diagnosis ditegakkan yang tidak diketahui
penyebabnya
Demam intermitten > 38° C
Berkeringat di malam hari
X Bulky tumor yang merupakan massa tunggal dengan diameter > 10 cm,
1
atau , massa mediastinum dengan ukuran > /3 dari diameter
transthoracal maximum pada foto polos dada PA
Gambar 4. Penentuan Stadium Limfoma berdasarkan Klasifikasi Ann Arbor
2.5 Penatalaksanaan
a. Pembedahan
Tata laksana dengan pembedahan atau operasi memiliki peranan
yang terbatas dalam pengobatan limfoma. Untuk beberapa jenis limfoma,
seperti limfoma gaster yang terbatas pada bagian perut saja atau jika ada
resiko perforasi, obstruksi, dan perdarahan masif, pembedahan masih
menjadi pilihan utama. Namun, sejauh ini pembedahan hanya dilakukan
untuk mendukung proses penegakan diagnosis melalui surgical biopsy.
b. Radioterapi
Radioterapi memiliki peranan yang sangat penting dalam
pengobatan limfoma, terutama limfoma hodgkin di mana penyebaran
penyakit ini lebih sulit untuk diprediksi. Beberapa jenis radioterapi yang
tersedia telah banyak digunakan untuk mengobati limfoma hodgkin seperti
radioimunoterapi dan radioisotope. Radioimunoterapi menggunakan
antibodi monoclonal seperti CD20 dan CD22 untuk melawan antigen
spesifik dari limfoma secara langsung, sedangkan radioisotope
menggunakan iodine atau Yttrium untuk irradiasi sel-sel tumor secara
selektif. Teknik radiasi yang digunakan didasarkan pada stadium limfoma
itu sendiri, yaitu:
Untuk stadium I dan II secara mantel radikal
Untuk stadium III A/B secara total nodal radioterapi
Untuk stadium III B secara subtotal body irradiation
Untuk stadium IV secara total body irradiation
c. Kemoterapi
Merupakan teknik pengobatan keganasan yang telah lama digunakan dan
banyak obat-obatan kemoterapi telah menunjukkan efeknya terhadap
limfoma.
Pengobatan Awal:
1. MOPP regimen: setiap 28 hari untuk 6 siklus atau lebih.
o Mechlorethamine: 6 mg/m2, hari ke 1 dan 8
o Vincristine (Oncovine): 1,4 mg/m2 hari ke 1 dan 8
o Procarbazine: 100 mg/m2, hari 1-14
o Prednisone: 40 mg/m2, hari 1-14, hanya pada siklus 1 dan 4
2. ABVD regimen: setiap 28 hari untuk 6 siklus
1. ICE regimen
a. Ifosfamide: 5 g/m2, hari ke-2
b. Mesna: 5 g/m2, hari ke-2
c. Carboplatin: AUC 5, hari ke-2
d. Etoposide: 100 mg/m2, hari ke 1-3
2. DHAP regimen
a. Cisplatin: 100 mg/m2, hari pertama
b. Cytarabine: 2 g/m2, 2 kali sehari pada hari ke-2
c. Dexamethasone: 40 mg, hari ke 1-4
3. EPOCH regimen – Pada kombinasi ini, etoposide, vincristine,
dan doxorubicin diberikan secara bersamaan selama 96 jam IV
secara berkesinambungan.
a. Etoposide: 50 mg/m2, hari ke 1-4
b. Vincristine: 0.4 mg/m2, hari ke 1-4
c. Doxorubicin: 10 mg/m2, hari ke 1-4
d. Cyclophosphamide: 750 mg/m2, hari ke- 5
e. Prednisone: 60 mg/m2, hari ke 1-6
d. Imunoterapi
pemberian kemoterapi.
dengan sumsum penderita. Donor tersebut bisa berasal dari saudara kembar,
sumsum tulang berasal dari sumsum tulang penderita yang masih bagus