Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH REKSA DANA SYARIAH

Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lembaga Keuangan Syariah Non Bank
Dosen Pengampu :

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Rana Ami Asyara 1761206023

Nida Khanifah 1761206033

PRODI PERBANKAN SYARIAH 5A

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Swt, karena atas limpahan rahmat dan
hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini . Penulis menyadari kekurangan
serta keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sehingga dalam penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik, saran dan
masukan dari pembaca yang bersifat membangun sebagai bahan koreksi dan evaluasi demi
kesempurnaan makalah ini ke depan,yang tentunya akan memperkaya ilmu dan wawasan bagi
penulis.

Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membaca serta pihak yang
berkepentingan, terutama bagi penulis sendiri.

Terima Kasih.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB 1 ............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 4
C. TUJUAN RUMUSAN MASALAH .................................................................................... 4
BAB 2 ............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
A. DEFINISI REKSA DANA SYARIAH ............................................................................... 5
B. PANDANGAN SYARIAH TENTANG REKSA DANA ................................................... 6
C. MEKANISME REKSA DANA SYARIAH ........................................................................ 7
D. INVESTASI MENURUT SYARIAH ISLAM .................................................................... 8
F. PEMILIHAN DAN PELAKSANAAN INVESTASI DALAM REKSA DANA ............... 9
PENUTUP..................................................................................................................................... 12
A. KESIMPULAN .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Islam sebagai agama wahyu yang merupakan sumber pedoman hidup bagi seluruh umat
manusia. Oleh karena itu, seluruh aktivitas yang dilakukan dalam bidang ekonomi Islam
mengutamakan metode pendekatan sistem nilai sebagaimana yang tercantum dalam sumber-
sumber hukum Islam.

Karakteristik utama dari sistem ekonomi Islam adalah penggunaan konsep segitiga (triangle
concept) yang memiliki tiga elemen dasar, yaitu Allah SWT, manusia dan alam. Dalam
melaksanakan segala aktivitas ekonomi, manusia akan selalu berhubungan dnegan manusia
lainnya sebagai wahana atas tempat yang mampu memberikan dan mencukupi kebutuhan seluruh
makhluk hidup, khususnya umat manusia. Sekalipun demikian, manusia yang telah ditakdirkan
sebagai makhluk hidup yang diberikan akal memiliki kewajiban untuk menjaga kelestarian dan
kelangsungan hidup dari alam tersebut.

Secara historis, eksistensi reksa dana syariah tidak dikenal dalam sejarah kelahiran dan
penyebaran agama Islam. Sekalipun demikian, hal tersebut bukan berarti bahwa Islam tidak
memiliki konsep-konsep yang dijadikan sebagai dasar pembentukan dan operasionalisasi reksa
dana syariah. Dalam hukum ekonomi Islam terdapat beberapa prinsip muamalah mubah atau jaiz,
yang menjelaskan bahwa segala sesuatu diperbolehkan selama tidak dilarang oleh Al-Quran dan
Sunnah.

Pada dasarnya, hukum ekonomi Islam juga mengatur urgensi kontak sebagai dasar dari
transaksi bisnis, khususnya dalam hal pembentukan reksa dana syariah. Hal tersebut sebagaimana
tercantum dalam Al-Quran bahwa “Wahai orang-orang yang beriman, Penuhilah janji-janji...”
(QS, 5:1). Untuk memperjelaskan urgensi kontrak sebagai pedoman dalam melakukan transaksi
atau akad, dalam HR. Abu Dawud, Ibn Majah dn Tirmidzi dari Amru bin ‘Auf dijelaskan bahwa

1
“Orang-orang Islam wajib memenuhi syarat-syarat yang mereka sepakati, kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”1

Sebagai suatu lembaga trust, hubungan yang terdapat dalam reksa dana syariah merupaka
hubungan kepercayaan (fiduciary relation) dan hubungan kehati-hatian (prudential relation). Unsur
utama dari reksa dana syariah sebagai lembaga trust adalah adanya pelimpahan kepercayaan dari
investor kepada pihak manajer investasi dan bank kustodian. Bentuk pelimpahan kepercayaan
tersebut adalah dengan adanya pemberian kuasa untuk mengelola dan menyimpan dana milik
investor dengan didasarkan pada i’tikad baik.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari reksa dana syariah?


2. Bagaimana pandangan syariah tentang reksa dana?
3. Bagaimana mekanisme operasional yang terdapat dalam reksa dana syariah?
4. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan investasi di reksa dana syariah?
5. Bagaimana pemilihan dan pelaksanaan investasi dalam reksa dana syariah
6. Bagaimana penentuan dan pembagian hasil investasi dalam reksa dana syariah?

C. TUJUAN RUMUSAN MASALAH

1. Mendeskripsikan pengertian dan tujuan dari reksa dana syariah


2. Mengetahui pendapat dari pandangan islam atau syariah tentang reksa dana
3. Mengetahui mekanisme operasional yang terdapat pada reksa dana syariah
4. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan investasi di reksa dana
syariah
5. Mengetahui pemilihan dan pelaksanaan investasi dalam reksa dana syariah
6. Mengetahui penentuan dan pembagian hasil investasi dalam reksa dana syariah

1
Muhamad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer, hlm. 96.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. DEFINISI REKSA DANA SYARIAH

Dalam Kamus Keuangan, Reksa Dana didefinisikan sebagai portofolio aset keuangan yang
terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi yang terbuka, yang menjual saham kepada
masyarakat dengan harga penawaran dan penarikannya pada harga nilai aktiva bersihnya 2.

Reksa Dana (mutual fund / investment fund) sesuai dengan Pasal 1 UU No. 8 tahun 1995
tentang pasar modal dapat diartikan sebagai suatu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal dari selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer
investasi. Yang dimaksud dengan portofolio efek adalah kumpulan-kumpulan surat berharga
seperti saham, obligasi, surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, tanda bukti utang yang
dimiliki oleh pihak investor.

Sedangkan jika dilihat dari asal kosa katanya, Reksa Dana terdiri dari dua suku kata, yaitu
“reksa” yang berarti jaga atau pelihara dan kata “dana” yang berarti (kumpulan) uang. Dengan
demikian, Reksa Dana dapat diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara (bersama untuk
suatu kepentingan).

Reksadana syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal sebagai pemilik dana ( shahibul mal ) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
Portofolio Efek oleh manajer investasi sebagai wakil shahibul mal menurut ketentuan dan prinsip
syariah Islam. Sebenarnya panduan bagi masyarakat muslim untuk berinvestasi pada produk ini
sudah diberikan melalui fatwa DSN-MUI No. 20 tahun 2000 tentang pedoman pelaksanaan
investasi untuk reksadana syariah3.

2
Adler Haymans Manurung, Panduan Lengkap Reksa Dana Investasiku, Jakarta: Kompas, 2007, hlm, 1.
3
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, Bandung : Alfabeta, 2010, Hlm. 139-141.

3
Reksadana syariah merupakan lembaga intermediasi yang membantu surplus unit melakukan
penempatan dana untuk di investasikan. Salah satu tujuan dari reksadana syariah adalah memenuhi
kebutuhan kelompok investor yang ingin memperoleh pendapatan investasi dari sumber dan yang
bersih dan data di pertanggung jawabkan secara agama serta sejalan dengan prinsip-prinsip
syariah4

Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan investor yang ingin mendapat hasil investasi dari
sumber dan proses cara yang bersih, bukan semata-mata mencari keuntungan, dapat
dipertanggungjawabkan secara sosial religius terhadap lingkungan, sejalan sesuai prinsip-prinsip
syariah, komitmen terhadap nilai-nilai sesuai keinginan investor yang menuntut5, amanah hukum
syariah, investasi jelas, manajemen profesional, jarak profil resiko dan laba, solusi investasi,
suasana hukum adil dan jelas, mampu membayar cepat atas utang.

Pada tanggal 25 Mei 2000, lahir reksa dana syariah kedua yang dikelola oleh PT PNM
Investment Management, menemani reksa dana syariah pertama, yang dikelola oleh PT Dana
Reksa Investment Management (ditawarkan pertama kali pada Juni 1997). Pada tanggal 5 Mei
2000, atas kesepakatan antara PT Bursa Efek Jakarta, kemudian diumumkan daftar halalnya pada
awal Juli 2000. Dana Reksa Syariah bertujuan memberikan kesempatan investasi yang maksimal
panjang kepada pemodal yang hendak mengikuti syariah Islam. Dalam kondisi normal, Dana
Reksa Syariah akan menanamkan dana dalam portofolio efek dengan komposisi minimum 80%
pada efek saham dan maksimum 20% pada efek hutang atau instrumen pasar uang.

B. PANDANGAN SYARIAH TENTANG REKSA DANA

Jika dilihat dari sudut pandang Islam, maka reksa dana adalah termasuk dalam kerangka
muamalah Islam. Menurut hukum Islam pada prinsipnya sesuatu muamalah adalah diperbolehkan,
selama tidak bertentangan dengan syariah. Dalam suatu transaksi bisnis yang paling penting
menurut hukum Islam (muamalah) adalah akad. Sehingga Al-Quran dengan tegas menjelaskan tata
cara atau menentukan prinsip berakad. Diantaranya sebagai berikut: “Hai orang-orang yang

4
Andi Soemitra, Op.Cit., hlm. 165
5
Ossama Nassar, Islamic Equity Funds, (IBBF, 1996), hal. 243

4
beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara yang bathil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.” 6.

Reksa dana (konvensional) adalah berisi akad muamalah yang diperbolehkan dalam Islam,
yaitu jual beli dan bagi hasil (mudharabah/musyarakah). Dengan demikian, di dalamnya banyak
terdapat mashlahat, seperti mashlahat untuk memajukan perekonomian, saling memberi
keuntungan diantara para pelakunya, meminimalkan risiko dalam pasar modal dan sebagainya.
Namun didalamnya juga ada hal-hal yang bertentangan dengan syariah, baik dalam segi akad,
operasi, investasi, transaksi dan pembagian keuntungannya.

Untuk menjamin reksadana syariah beroperasi tanpa menyalahi aturan kesyariahan seperti
yang diatur dalam Fatwa DSN, suatu reksadana syariah wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah
(DPS). Fungsi utama DPS adalah sebagai penasihat pengelola investasi mengenai hal-hal yang
terkait dengan aspek syariah dan sebagai mediator antara reksadana dengan DSN7

C. MEKANISME REKSA DANA SYARIAH

Mekanisme kerja Reksa Dana Syariah terdiri atas:

1. Antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan dengan sistem wakalah


2. Antara manajer investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan sistem mudharabah

Akad Wakalah yang dipakai dalam kontrak antara pihak investor dengan manajer investasi pada
intinya adalah perjanjian pemberian kuasa kepada manajer investasi untuk melaksanakan
pengelolaan dana yang telah dipercayakan olehnya, dengan harapan pihak investor akan
mendapatkan keuntungan dari dana yang diinvestasikannya. Dengan demikian investor berperan
sebagai shahibul maal, sedangkan manajer investasi berperan sebagai mudharibnya.

Adapun akad yang dibuat antara manajer investasi dan pengguna investasi dengan sistem
mudharabah mempunyai karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Pembagian keuntungan antara pemodal (shahibul maal) yang diwakili oleh manajer
investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua

6
Terdapat pada QS, An-Nisa : 29
7
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Op.Cit., hlm. 119-122

5
belah pihak melalui manajer investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil
investasi tertentu kepada pemodal
2. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan
3. Manajer investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi yang
dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross negligence/tafrith).

D. INVESTASI MENURUT SYARIAH ISLAM

Berbeda dengan sistem lainnya, Islam mengajarkan pola konsumsi yang moderat, tidak
berlebihan tidak juga keterlaluan. Lebih jauh, Al-Quran melarang terjadinya perbuatan tabzir dan
mubadzir. Doktrin Al-Quran ini secara ekonomi dapat diartikan untuk mendorong terpupuknya
surplus konsumsi dalam bentuk simpanan, untuk dihimpun, kemudian dipergunakan dalam
membiayai investasi, baik untuk perdagangan (trade), produk (manufaktur) dan jasa (service).
Dalam konteks inilah, kehadiran lembaga keuangan seperti perbankan, asuransi, reksa dana dan
lain-lain mutlak adanya, karena lembaga-lembaga tersebut bertindak sebagai intermediate antara
unit supply dengan unit demand. Kegiatan yang demikian inilah tergolong sebagai tindakan
investasi.

Setiap orang atau kelompok orang dalam melakukan investasi akan dipengaruhi oleh
banyak faktor. Faktor-faktor inilah yang harus dipertimbangkan dalam melakukan investasi. Ada
tujuh pertimbangan dalam investasi yaitu:

1. Tujuan mengadakan investasi


2. Jangka waktu investasi
3. Sumber daya keuangan untuk mengadakan investasi
4. Kemampuan menanggulangi resiko yang timbul akibat kegiatan investasi
5. Alternatif investasi yang tersedia bagi mereka
6. Kemampuan untuk menentukan pilihan yang sesuai

Sesuai dengan karakter masyarakat muslim, maka disamping tujuh faktor pertimbangan
tersebut, umat islam dalam melakukan investasi harus mempertimbangkan apakah pilihan
investasi yang akan dilakukan itu sesuai dengan Syariah Islam.

6
E. INVESTASI DI REKSA DANA SYARIAH

Kondisi investasi di instrumen saham pada reksa dana sejak 12 bulan pertama beroperasinya
(antara pertengahan bulan Juli 1996 sampai dengan pertengahan bulan Juli 1997) bahwa setelah
pajak untuk reksa dana pendapatan tetap mencapai 17,8%, reksa dana saham mencapai 28,5%,
sementara reksa dana campuran mencapai 30,49%. Pada periode ini, baik kondisi pasar modal
maupun pasar uang di Indonesia telah mengalami gejolak akibat kondisi sosial, politik maupun
ekonomi.

Tetapi dalam melakukan investasi di reksa dana syariah, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Semua investasi yang dilakukan akan selalu mengikuti batasan-batasan berikut ini
secara ketat. Reksa Dana Syariah tidak akan melakukan investasi ke dalam perusahaan-perusahaan
yang bisnis utamanya memproduksi, menjual, mendistribusikan atau dealing tertentu dalam:

1. Makanan dan minuman haram


2. Perjudian dan permainan dengan perjudian
3. Lembaga keuangan non syariah
4. Jasa dan barang-barang porno/maksiat yang merusak mental

F. PEMILIHAN DAN PELAKSANAAN INVESTASI DALAM REKSA DANA

Dalam pemilihan reksa dana terkandung unsur resiko. Dalam berbagai buku teks, resiko
didefinisikan sebagai perbedaan antara tingkat pengembalian aktual (actual return) dengan tingkat
pengembalian diharapkan.

Jenis atau instrumen investasi yang ada dalam reksa dana syariah maupun konvensional pada
hakikatnya sama, yakni menggunakan instrumen modal (saham), instrumen hutang (obligasi) dan
atau instrumen campuran. Mengenai instrumen investasi yang ada pada reksa dana syariah adalah
sebagai berikut:

1. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan syariah islam
2. Instrumen keuangan yang dimaksud ayat 1 meliputi:
a) Instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian dividen
didasarkan pada tingkat laba usaha

7
b) Penempatan pada deposito pada bank umum syariah
c) Surat hutang jangka panjang dan jangka pendek yang sesuai dengan prinsip syariah

Uang investor yang terkumpul pada reksa dana akan dikelola oleh manajer investasi untuk
pembelian efek yang diterbitkan oleh emitenyang jenis kegiatan usahanya tidak bertentangan
dengan syariah islam. Adapun beberapa jenis kegiatan usaha yang dianggap bertentangan dengan
syariat islam menurut Pasal 8 ayat (2) Fatwa DSN 20/DSN-MUI/2000 adalah sebagai berikut :

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi
konvensional.
3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagankan makanan dan minuman
yang haram.
4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan / atau menyediakan barang-barang ataupun
jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.

Dalam ketentuan Fatwa DSN juga diatur mengenai jenis-jenis transaksi yang dilarang, yaitu
transaksi-transaksi yang didalamnya mengandung unsur perjudian (maisyir) dan unsur
ketidakjelasan (gharar). Disampimg itu, dalam memilih dan melaksanakan transaksi investasi
harus dilaksanakan menurut prinsip kehatian-hatian (ikhtiyath/prudential management), serta tidak
diperbolehkan melakukan spekulasi yang didalamnya mengandung unsur gharar.

Transaksi-transaksi yang didalamnya mengandung unsur perjudian (maisyir) dan atau


ketidakpastian (gharar) yaitu meliputi:

1. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu


2. Bai’ al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang yang belum dimiliki (short selling)
3. Insider trading, yaitu menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau memakai
informasi orang untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang.
4. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingakt (nisbah) hutangnya
lebih dominan.

8
G. PENENTUAN DAN PEMBAGIAN HASIL INVESTASI

Hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik pemodal dalam reksa dana syariah
dibagikan secara proporsional kepada para pemodal. Disamping itu juga perlu ditekankan bahwa
hasil investasi yang dibagikan harus bersih dan unsur non-halal, sehingga manajer investasi harus
melakukan pemisahan bagian pendapatan yang mengandung unsur non-halal dari pendapatan yang
diyakini kehalalannya (tarfiq al-halal min al-haram).

Penghasilan atas suatu kegiatan investasi yang diperkenankan secara syariah dalam reksa dana
syariah yaitu berupa:

1. Dari saham dapat berupa:


a) Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba yang
dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk saham
b) Rights yang merupakan hak untuk memesan effek lebih dahulu yang diberikan oleh
emiten
c) Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual-beli saham di pasar
modal
2. Dari obligasi yang sesuai dengan syariah: bagi hasil yang diterima secara periodik dari laba
emiten
3. Dari surat berharga pasar uang yang sesuai dengan syariah: bagi hasil yang diterima dari
issuer
4. Dari deposito dapat berupa: bagi hasil yang diterima dari bank-bank syariah

Perhitungan hasil investasi yang dapat diterima oleh reksa dana syariah dan hasil
investasiyang harus dipisahkan dilakukan oleh bank kustodian dan setidak-tidaknya setiap tuga
bulan dilaporkan kepada manajer investasi untuk kemudian disampaikan kepada para pemodal dan
Dewan Syariah Nasional. Kemudian mengenai hasil investasi non halal yang harus dipisahkan
akan digunakan untuk kemaslahatan umat yang penggunaannya akan ditentukan kemudian oleh
Dewan Syariah Nasional serta dilaporkan secara transparan.

9
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Reksadana syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal sebagai pemilik dana ( shahibul mal ) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
Portofolio Efek oleh manajer investasi sebagai wakil shahibul mal menurut ketentuan dan prinsip
syariah Islam. Sebenarnya panduan bagi masyarakat muslim untuk berinvestasi pada produk ini
sudah diberikan melalui fatwa DSN-MUI No. 20 tahun 2000 tentang pedoman pelaksanaan
investasi untuk reksadana syariah

Jika dilihat dari sudut pandang Islam, maka reksa dana adalah termasuk dalam kerangka
muamalah Islam. Menurut hukum Islam pada prinsipnya sesuatu muamalah adalah diperbolehkan,
selama tidak bertentangan dengan syariah. Dalam suatu transaksi bisnis yang paling penting
menurut hukum Islam (muamalah) adalah akad

10
DAFTAR PUSTAKA

 Jeni Susyanti,S.E, M.M., BKP., Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, Penerbit


Empat Dua, Malang; 2016
 Prof. Dr. Abdul Ghofur Anshori, S.H., M.H., Penerapan Prinsip Syariah, Penerbit
Pustaka Pelajar, Yogyakarta; 2008

11

Anda mungkin juga menyukai