Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK LIMBAH DAN BEKAS TAMBANG TIMAH

TERHADAP LINGKUNGAN
Kasus di Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung
A. Sutowo Latief
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Soedarto,S.H.,Tembalang, KotakPos 6199/SMG, Semarang 503293
Telp. 024-7473417, 024-7466420 (hunting), Fax. 024-7472396

Abstrak
Logam timah diperoleh dari penambangan bijih timah melalui proses metalurgi. Bijih timah sebelum
mengalami proses metalurgi, terlebih dulu dilakukn pengerjaan awal. Penggunaannya untuk pelapisan pelat
baja tipis bahan kemasan makanan dan minuman, sebagai logam paduan misalnya perunggu dan pateri.
Tambang Inconvensional (TI) dan skala usaha yang lebih kecil yaitu Tambang Rakyat (TR) sudah
berlangsung lama (400tahun silam) di provinsi Bangka Belitung. Satu unit Tambang Inkonvensional (TI)
dapat menghasilkan Rp 4 juta/hari, bayaran buruh mencapai Rp 150.000/hari, dan anak-anak bisa
mengumpulkan uang Rp 40.000/hari dari mengumpulkan sisa pencucuian pasir timah. Dampak negatifnya
adalah kerusakan lingkungan yang dasyat akibat ekploitasi yang tak memperhatikan keseimbangan
ekosistem. Tanah dan lumpur sisa menyebabkan pendangkalan sungai dan hutan bakau di pantai menjadi
rusak, lubang-lubang bekas penambangan tandus, serta kekeringan panjang. Timbul penyakit malaria akibat
banyaknya lubang tambang yang tergenang air. Muncul penyakit masyarakat, yakni prostitusi dan kebiasaan
minum minuman keras, serta penyelundupan pasir timah ke luar negeri. Sektor pertambangan selain
memberikan pendapatan bagi negara, membuat pemiskinan disekitar kawasan pertambangan. Semakin besar
skala pertambangan, semakin besar pula daya rusaknya terhadap lingkungan dan semakin sulit dipulihkan.
Kata Kunci : ”Limbah”, ”Tambang Timah”,”Kecamatan Belinyu”.
I. Pendahuluan specifik: 6,8 – 7,1 berwarna kuning muda
Timah merupakan logam alotropi, yaitu hingga coklat, tergantung unsur pengotornya.
memiliki perubahan struktur kristal pada Kasiterit berupa partikel ukuran halus 0,001 –
keadaan padat. Pada kondisi normal, suhu 13o 0,02 mm dan ukuran butiran kasar 2 mm lebih.
– 161oC berada pada fase beta (timah beta) Timah diperoleh dari pemurnian kasiterit
berwarna perak dan dapat ditempa. Diatas suhu (proses metalurgi) dalam dapur lebur (smelter).
161oC berubah menjadi timah gama, pada fase Logam-logam ikutan lain dalam bijih yang
ini sangat rapuh, mudah dihancurkan menjadi sering menyertai yaitu: wolfram, tembaga,
serbuk halus. Dibawah 13oC berubah menjadi seng, timbal,dan lain-lain (Sevryukov, t.t.).
fase alpha, pada fase ini struktur kristalnya Sebelum dilebur (smelting) bijih timah
diamond yang sangat keras ( Latief, 2008). diproses awal (ores dressing) yang meliputi :
Sifat-sifatnya : titik lebur 231,86oC, titik didih pemanggangan (roasting), pelarutan
2270ºC, kekerasan dan dan kekuatan tarik (leaching), dan pemisahan secara magnetik.
rendah, konduktivitas panas dan listrik tinggi, Pemanggangan bertujuan untuk memisahkan
tahan terhadap korosi (Sevryukov, t.t.). bahan-bahan yang mudah menjadi gas seperti
Penggunaannya: untuk melapisi plat baja belerang, arsen, dan antimon. Pelarutan dengan
tipis/lunak yang akan dijadikan kaleng untuk menggunakan asam hidrochlorida (HCl) untuk
tempat makanan dan minuman, sebagai bahan memisahkan Fe, Pb, As, pada suhu 130 oC.
solder/pateri bila dipadu dengan timbal dan Setelah di leaching bijih dipisahkan secara
bismuth, apabila dipadu dengan tembaga magnetik, hingga diperoleh consetrate
diperoleh logam perunggu. casiterit.
Bijih timah yang disebut kasiterit (cassiterite) Pemurnian atau pengambilan logam timah dari
merupakan timah oksida (SnO2), berat konsentrat ini menggunakan proses

112 112
112 112
112 112
pyrometalurgy, yaitu melibatkan proses terbawa air, dan tersisa biasanya adalah batu
pemanasan. Proses peleburan dilakukan dalam dan pasir timah.
dapur nyala api (reverberatory) atau dapat juga Pada mulanya pengelola TI melakukan
dilakukan dalam dapur listrik, hasilnya kegiatan di dalam areal kuasa penambangan
didapat timah kasar (pig tin). Agar dapat (KP) PT. Tambang Timah dan kalau sudah
memenuhi permintaan pasar dengan standar habis mereka bisa pindah ke tempat lain yang
tertentu, timah kasar ini diproses lagi ditentukan oleh PT. Tambang Timah. Akan
(refining). tetapi, setelah masuk di era reformasi, dari
Berikut ini dikemukakan kegiatan tahun 1998 ke atas, masyarakat mulai mencari-
penambangan timah di Provinsi Bangka cari lokasi di luar KP PT. Tambang Timah
Belitung yang telah berlangsung sejak lama, sehingga jumlah TI berkembang pesat menjadi
dengan berbagai dampaknya terhadap ribuan. Mereka kini di luar kontrol karena
lingkungan. menambang kebanyakan di luar KP PT.
Tambang Timah.
2. Mekanisme Penambangan Timah Seiring dengan pesatnya TI, pembangunan
smelter (pabrik peleburan atau pengolahan
Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung bijih timah menjadi timah balok) juga
mempunyai 8 (delapan) kecamatan: 1) Bakam, mengalami peningkatan sangat tajam, menjadi
(2) Belinyu, (3) Mendo Barat, (4) Merawang, ancaman besar terjadinya pencemaran
(5) Pemali, (6) Puding Besar, (7) Riau Silip, lingkungan. Hal ini dikarenakan smelter-
(8) Sungailiat. Kecamatan Belinyu terletak smelter baru tersebut kurang
dibagian paling utara Kabupaten Bangka, mempertimbangkan sisi lingkungan.
jumlah penduduk 38.681 jiwa (Aditya, 2007)
Tambang Inkonvensional (TI) sudah sangat 3. Dampak bagi Pembangunan
dikenal di kalangan rakyat Bangka Belitung.
Ini merupakan sebutan untuk penambangan Pengeksplotasian sumberdaya alam yang
timah dengan memanfaatkan peralatan berlebihan tanpa memperhatikan
mekanis sederhana. Untuk skala penambangan keseimbangan ekosistem merupakan salah satu
yang lebih kecil lagi, biasanya disebut pemicu kerusakan lingkungan di kecamatan
Tambang Rakyat (TR), umumnya tidak Belinyu. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi
memiliki izin penambangan. yang mengakibatkan krisis sosial dan
Sebenarnya TI muncul karena dulu PT. kekurangsiapan pelaksanaan otonomi daerah.
Tambang Timah melihat daerah-daerah yang
tidak ekonomis untuk dilakukan kegiatan 3.1. Dampak Positif
pendulangan oleh PT. Tambang Timah sendiri. Bagi masyarakat Bangka, menambang timah
Oleh karena itulah, kepada pengelola TI merupakan mata pencarian yang sudah
diberikan peralatan pendulangan mekanis yang dilakukan sejak 400 tahun silam. Sejak zaman
sederhana. Peralatan yang dibutuhkan memang Belanda, nenek moyang mereka bersama
tidak terlalu rumit, cukup dengan ekskavator, ribuan kuli kontrak dari China menggali tanah
pompa penyemprot air, dan menyiapkan untuk mencari timah. Setelah merdeka,
tempat pendulangan pasir timah. Metodenya aktivitas pertambangan timah didominasi
pun sederhana, tanah yang diambil dengan PT.Timah Tbk. ( dulu PN Timah). Rakyat
ekskavator kemudian ditempatkan di tempat tidak diizinkan menambang di mana pun
pendulangan, dan kemudian dibersihkan karena seluruh Bangka Belitung merupakan
dengan air. Lapisan tanah yang benar-benar wilayah kekuasaan penambangan BUMN itu.
berupa tanah, dengan sendirinya akan hanyut

113 113
113 113
113 113
Sejak krisis ekonomi tahun 1997, Pemerintah Aktivitas pertambangan yang dilakukan secara
Kabupaten Bangka mengizinkan warga sporadis dan massal itu juga mengakibatkan
menambang timah dan hasilnya dijual kepada kerusakan lingkungan yang dahsyat. Sebagian
PT. Timah. Seiring berjalannya waktu, besar penambang menggunakan peralatan
pertambangan timah rakyat berkembang besar sehingga dengan mudah mencabik-cabik
menggunakan mesin penyedot tanah dan permukaan tanah. Sisa pembuangan tanah dari
menjadi penambangan inkonvensional yang TI menyebabkan pendangkalan sungai.
cepat menghasilkan pasir timah. Selain Lumpur-lumpur tanah dari TI dan TR telah
tambang, muncul juga industri peleburan timah membuat hampir seluruh aliran sungai di
atau smelter swasta. Smelter-smelter itu Kecamatan Belinyu menjadi berwarna coklat
menawarkan harga yang lebih tinggi muda dan keruh.
dibandingkan dengan PT Timah, sehingga
mereka berkembang pesat karena banyak 3.2.1. Kerusakan Lingkungan Abiotik
mendapat pasokan dari masyarakat.
Jika hasil sedang bagus, satu unit tambang
inkonvensional (TI) dapat menghasilkan 4 juta
rupiah per hari. Buruh juga mendapat bayaran
lumayan besar, mencapai Rp 150.000 per hari.
Bahkan, anak-anak yang mengumpulkan sisa
pasir timah dari pencucian pasir bisa
menghasilkan Rp 40.000 sehari. Uang yang
dihasilkan dari pertambangan timah
inkonvensional sangat besar sehingga
berdampak langsung pada ekonomi rakyat.
Warga mampu membeli barang-barang
konsumsi dalam jumlah besar sehingga
perdagangan ritel bergerak pesat, telah
memacu pertumbuhan ekonomi. Gambar 3. Air Sungai Tercemar oleh
Limbah TI
3.2. Dampak Negative (sumber: Aditya, 2007)
Legalitas pemanfaatan lahan yang tidak
berkelanjutan dan pengeksploitasian Kerusakan yang ditimbulkan TI tidak hanya
sumberdaya alam berlebihan tanpa terjadi di lokasi penambangan. Kerusakan alam
mengindahkan keseimbangan ekosistem bahkan terjadi hingga ke pantai, tempat bermuara
merupakan salah satu pemicu kerusakan sungai- sungai yang membawa air dan lumpur
lingkungan di wilayah Bangka Belitung. dari lokasi TI. Di kawasan pantai, hutan bakau di
Keadaan ini merupakan imbas dari krisis sejumlah lokasi rusak akibat limbah
ekonomi berkepanjangan yang berakibat pada penambangan TI. Selain itu di wilayah pesisir
krisis sosial. Selain itu pelaksanaan otonomi pantai, beroperasi juga tambang rakyat
daerah yang kurang siap mengakibatkan menggunakan rakit, drum-drum bekas, mesin
eksploitasi sumberdaya yang tidak dongfeng dan pipa paralon, yang mengapung.
berkelanjutan. Para buruh menyelam ke dasar laut,
Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan TI di mengumpulkan sedikit demi sedikit.
Pulau Bangka telah memacu pertumbuhan
ekonomi yang pesat. Namun, bukan hanya
pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan TI.

114 114
114 114
114 114
Perusakan hutan karena tambang membuat
banyak wilayah kekeringan hebat pada musim
kemarau. Jika dilihat dari udara sebelum
mendarat di Bandara Depati Amir, wajah bumi
Bangka dipenuhi kawah dan lubang menganga.
Lubang-lubang itu terisi air hujan dan menjadi
tempat subur perkembangan nyamuk anofeles.
Akibatnya, penularan penyakit malaria di
Pulau Bangka cukup tinggi.
Gambar 4. Lubang-lubang pada
Permukaan Tanah
(sumber: Aditya, 2007)

Bekas-bekas penambangan TI umumnya


dibiarkan saja sebagaimana adanya, tanpa ada
upaya mereklamasi. Dengan luasan wilayah
penambangan antara dua sampai lima hektar,
lubang-lubang besar pada permukaan tanah
yang mereka gali merupakan pemandangan
yang tampak mengenaskan.
3.2.2. Kerusakan Lingkungan Biotik Gambar 6. Wajah Bumi Bangka Dilihat
dari Pesawat Udara
Penambangan timah inkonvensional di Bangka
belitung kini masih terus berlangsung, Saat ini, kegiatan tambang inkonvensional
termasuk di kawasan hutan lindung. Salah bukan hanya terjadi pada lahan-lahan baru,
satunya adalah di kawasan hutan lindung namun lahan-lahan lama yang dulu dikelola PT
Gunung Pelawan. Penambang secara Timah pun, kini digarap lagi. Padahal, lahan
sembunyi-sembunyi tetap menambang timah di tersebut sedang dalam proses reklamasi yang
kawasan terlarang tersebut. TI juga merusak ditandai dengan penanaman tanaman mudah
daerah aliran sungai, kawasan sempadan tumbuh. Meruyaknya tambang rakyat itu tidak
pantai, hutan lindung, dan hutan produksi. lepas dari keyakinan masih banyaknya
Lubang-lubang bekas penambangan tandus cadangan timah, baik di lahan baru maupun di
karena tidak direklamasi. lahan yang sudah direklamasi. Banyak kebun
lada yang berubah menjadi ladang timah. Hal
ini dikarenakan untuk menunggu panen lada
dalam beberapa tahun, mereka hanya bisa
menghasilkan Rp 39.000 per kg, sedangkan
timah, hasilnya lebih baik karena harganya
bisa mencapai Rp 95.000 per kg.

3.2.3. Kerusakan Lingkungan Sosio-


Kultural
Gambar 5. Lokasi TI yang Berlangsung Maraknya TI dan tingginya perputaran uang
di Daerah Gunung Pelawan, Belinyu dari aktivitas itu dituding menjadi penyebab
(sumber: Aditya, 2007) munculnya penyakit masyarakat, yakni
prostitusi dan kebiasaan minum minuman

115 115
115 115
115 115
keras. Bahkan, Bangka Belitung disinyalir atas normal, atau sekitar 12.000 ton yang
menjadi salah satu tujuan perdagangan berasal dari Indonesia. Lebih jauh akan terjadi
manusia (trafficking) baru karena tingginya over supply di pasar dunia dan harga timah
permintaan akan pekerja seks komersial. jatuh. Ditambah adanya kenaikan harga BBM
TI juga dituding pemerintah sebagai biang mengakibatkan PT Timah, PT Koba Tin dan
kekacauan pembayaran royalti dari smelter independen makin merugi. Bahkan PT
pertambangan timah. Banyak dan tidak Koba Tin telah menutup tambangnya dan
terkendalinya penambangan inkonvensional terpaksa melepas karyawannya sehingga hal
menyebabkan sulitnya pemungutan royalti. ini berpotensi menimbulkan konflik.
Maraknya TI juga dirasakan berdampak pada
sulitnya bahan bakar minyak, terutama solar. 4. Kebijakan Pemerintah
Di semua stasiun pengisian bahan bakar untuk
Pengambilalihan urusan pertambangan dari
umum (SPBU) di pulau itu selalu terjadi
komunitas kekuasaan lokal di Nusantara
antrean jerigen penampung solar. Solar dari
pertama kali pada tahun 1850 oleh pemerintah
SPBU itu digunakan untuk keperluan
Hindia Belanda. Sejak saat itu pengurusan
operasional TI.
sektor pertambangan tak berubah meskipun
Di sisi lain, tataniaga timah juga memunculkan telah terbit UU No 11 tahun 1967 tentang Pokok-
persoalan baru yaitu praktik penyelundupan Pokok Pertambangan Umum. Arah pengelolaan
pasir timah ke luar negeri, khususnya ke sektor pertambangan saat itu oleh UU No 1
Singapura. Menurut aturan yang resmi, tahun 1967 tentang penanaman Modal Asing.
sebenarnya hanya kepada PT.Koba Tin atau
Sektor pertambangan selain memberikan
PT.Timah sajalah para penambang,
pendapatan bagi negara, daya rusaknya adalah
pengumpul, maupun kontraktor timah bisa
membuat pemiskinan disekitar kawasan
menjual hasilnya. Akan tetapi, dengan tingkat
pertambangan. Semakin besar skala
permintaan pasar dunia yang sedang lesu,
pertambangan, semakin besar pula daya
PT.Timah maupun PT.Koba Tin kesulitan jika
rusaknya terhadap lingkungan dan semakin
harus membeli semua pasir timah hasil TI
sulit dipulihkan.
maupun TR. Dengan tingkat harga yang relatif
Undang-undang No 11 tahun 1967 menjadi
rendah di tingkat penambang, tidak
pintu masuk daya rusak, misalnya pasal 26 UU
mengherankan bila muncul praktik
No 11 tahun 1967 menyebutkan ”.....apabila
penyelundupan timah ke Singapura. Oleh
telah didapatkan ijin kuasa pertambangan atas
karena ada pembeli di Singapura yang berani
suatu daerah atau wilayah menurut hukum
membeli dengan harga yang lebih tinggi dari
yang berlaku, maka kepada mereka yang
harga yang ditawarkan PT.Timah. Dari sisi
berhak atas tanah diwajibkan memperoleh
negara, praktik penyelundupan berarti
pekerjaan pemegang kuasa pertambangan atas
hilangnya pemasukan pajak yang semestinya
tanah yang bersangkutan atas dasar mufakat
diperoleh pemerintah. Dari sisi lingkungan,
kepadanya”. Akibatnya jika perusahaan
praktik penyelundupan berarti tidak
tambang akan beroperasi, pilihan bagi
disisihkannya dana untuk memperbaiki
penduduk lokal hanya dua: (1) menerima ganti
lingkungan bekas tambang karena pembeli di
rugi pelepasan tanah sepihak, atau (2) digusur
Singapura pastilah tidak peduli dengan
karena menolak ganti rugi. Konflik selalu
bagaimana rusaknya bumi Bangka Belitung
terjadi antara masyarakat lokal dengan
untuk memperoleh pasir-pasir timah itu.
perusahaan tambang diawal operasi
Akibat tidak langsung berupa turunnya harga
logam timah karena stok timah dunia saat ini di

116 116
116 116
116 116
pertambangan hampir disemua lokasi dilakukan setelah mendapat IUP (Izin Usaha
pertambangan di Indonesia. Pertambangan), IUPR (Izin Usaha
Saat perusahaan tambang berproduksi, Pertambangan Rakyat) dan/atau Perjanjian
pemiskinan terus berlangsung melalui Usaha Pertambangan.
menurunnya kualitas lingkungan dan Lubang-lubang besar pada permukaan tanah
produktivitas rakyat yang berhubungan dengan yang mereka gali merupakan pemandangan
sumberdaya tanah dan air. Krisis air selalu yang tampak mengenaskan, oleh karena itu
dijumpai di semua lokasi pertambangan karena Dinas Perikanan dan Kelautan Bangka
operasinya membutuhkan air dalam jumlah Belitung (Babel) akan memanfaatkan lubang-
besar, sementara kualitas air menurun karena lubang bekas pertambangan timah tersebut
rusaknya sistem hidrologi tanah, rembesan air sebagai kolam untuk budidaya ikan. Dua juta
asam tambang, rembesan logam berat dan benih ikan disiapkan untuk memanfaatkan
buangan lumpur tailing potensi lubang bekas tambang yang sudah
Investor pertambangan menunggu kepastian berubah menjadi seperti danau kecil itu.
hukum di Indonesia, banyak investor Menurut Yulistyo, Kepala Dinas Perikanan dan
pertambangan yang menunggu penyelesaian Kelautan Babel, ada sekitar 1.000 hektar
persoalan penting di bidang pertambangan lubang bekas pertambangan timah yang dapat
untuk berinvestasi di Indonesia. Persoalan digunakan menjadi kolam ikan air tawar.
yang penting, antara lain: tumpang tindih
kehutanan, peti, masalah perpajakan, dan 5. Penutup
otonomi daerah. Konsep penyusunan draft Timah merupakan logam yang sangat
Undang-Undang Pertambangan Batubara dan diperlukan, selain sebagai logam paduan untuk
Mineral, telah mendapat masukan dari lintas bahan teknik, misalnya perunggu, juga banyak
sektoral dan sudah dikirim ke Sekretariat digunakan untuk lapisan pelat baja tipis yang
Negara, targetnya pada akhir Mei ke DPR. dibuat menjadi kaleng tempat makanan dan
Kalau undang-undang selesai, persoalannya minuman. Timah diekstrak dari bijihnya,
makin tuntas, makin ada kepastian hukum. sedangkan bijih timah diperoleh dari
Pengelolaan sumberdaya alam berupa penambangan yang banyak terdapat di propinsi
pertambangan umum di Kabupaten Bangka, Bangka Belitung. Kegiatan penambangan dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku proses pengolahan bijih timah menjadi timah
merupakan kewenangan Kabupaten Bangka. (smelting) telah meningkatkan pendapatan asli
Sumberdaya alam berupa pertambangan agar daerah, namun kerugian yang ditimbulkan
dapat dikelola secara efektif, efesien, terhadap kerusakan lingkungan yang sangat
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan besar tak dapat dinilai dengan harga pasar.
serta berkeadilan sehingga dapat memberikan Banyaknya lubang-lubang bekas tambang
manfaat yang lebih luas kepada masyarakat timah yang ditinggalkan tanpa reklamasi, telah
dan Daerah, maka dipandang perlu diatur merubah rona lingkungan menjadikan
pengelolaannya dengan Peraturan Daerah pemandangan yang sangat mengenaskan.
Kabupaten Bangka Nomor 6 Tahun 2001 Semoga dalam waktu yang tidak lama lubang-
tentang Pengelolaan Pertambangan Umum, lubang tersebut dapat berubah secara alami
sambil menunggu diberlakukannya Undang- menjadi danau-danau kecil yang dapat ditebari
undang Pertambangan Batubara dan Mineral. ikan, sehingga bermanfaat bagi rakyat sekitar,
Dalam bab II pasal 2 Peraturan Daerah tersebut dan menuju keseimbangan baru bagi
dinyatakan bahwa : ”Setiap pengelolaan lingkungan.
pengusahaan pertambangan hanya dapat

117 117
117 117
117 117
6. Daftar Pustaka http://www.microsoft.com/isapi/redir.
Aditya. 2007. Kerusakan Lingkungan di dll?prd=ie&pver=
KecamatanBelinyu. http://alramadona. 6&ar=Clink.htm.[28 Januari 2008].
ultyply.com/journal/photos/hi- Latief, A.S. 2008. Teknologi Bahan 1.
res/upload/RgeScgoKCpgAAFx7tCc1 Semarang: Penerbit POLINES.
.htm.[19 Januari 2008]. Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka. 2001.
Anderson B.C. 1991. Material Science. Salinan Peraturan Daerah Kabupaten
Hongkong : ELBS and Nelson. Bangka Nomor 6 Tahun 2001 tentang
Beumer. 1998. Ilmu Bahan Logam jilid I. Pengelolaan Pertambangan Umum.
Jakarta : PT. Bathara Karya Aksara. Sevryukov, N, B. Kuzmin, Y. Chelishchev.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2006. Tanpa Tahun. General Metallurgy.
Lubang Bekas Tambang Timah Moskow : Peace Publishers
diubah Jadi Kolam Ikan.

118 118
118 118
118 118

Anda mungkin juga menyukai