Oleh :
Rahayu Setyowati
ABSTRAK
Perawatan bayi prematur merupakan hal penting yang perlu diketahui ibu
dengan bayi prematur dalam meningkatkan pertumbuhan bayinya. Kejadian bayi
prematur di RSUD Cideres periode bulan Januari –Oktober tahun 2014 masih tinggi
yaitu 89 bayi (5,2%) dengan pengetahuan perawatan bayi prematur masih kurang
sebesar 40,0% yang berkaitan dengan pendidikan dan pekerjaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan dan
pekerjaan dengan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi prematur di RSUD
Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2013
Penelitian ini menggunakan metode analytic dengan desain penelitian cross
sectional. Populasi dan sampel penelitian ini seluruh ibu dengan bayi prematur
periode April-Juni tahun 2013 sebanyak 38 responden dengan teknik Total
Sampling. Data yang digunakan adalah data primer dari pengumpulan kuesioner
responden. Pengolahan data melalui analisis univariat menggunakan distribusi
frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji Chi Square (α 0,05).
Hasil penelitian diperoleh kurang dari setengahnya pengetahuan ibu tentang
perawatan bayi prematur kategori kurang sebesar 28,9%, lebih dari setengahnya
kategori pendidikan rendah sebesar 57,9%, lebih dari setengahnya kategori tidak
bekerja sebesar 52,6%. Hasil penelitian disimpulkan ada hubungan pendidikan
dengan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi prematur (ρ value 0,027), ada
hubungan pekerjaan dengan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi prematur (ρ
value 0,049), sehingga hipotesis penelitian terbukti.
Saran bagi petugas kesehatan agar meningkatkan pengetahuan ibu yang
memiliki bayi prematur dalam menunjang asuhan sesuai standar manajemenn BBLR
dan prematur melalui konseling, latihan maupun praktek, dan bagi ibu dengan bayi
prematur agar aktif untuk mendapatkan informasi melalui konseling saat praktik
untuk menambah pengalaman dalam melakukan asuhan bayi prematur sesuai
standar.
MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015
terwujud derajat kesehatan masyarakat prematur yang sebenarnya juga
yang setinggi-tingginya. Pembangunan disebabkan oleh sepsis, asfiksia,
kesehatan tersebut merupakan upaya hipotermi dan kelainan kongenital juga
seluruh potensi bangsa Indonesia baik menjadi penyebab kematian neonatus.
masyarakat, swasta, maupun Di Indonesia, perawatan bayi
pemerintah Pembangunan kesehatan prematur masih memprioritaskan pada
bertujuan untuk mewujudkan derajat penggunaan inkubator, tetapi
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi keberadaannya masih sangat terbatas.
masyarakat, diselenggarakan upaya Hal ini menyebabkan morbiditas dan
kesehatan yang terpadu dan mortalitas neonatus menjadi sangat
menyeluruh dalam bentuk upaya tinggi, bukan hanya akibat kondisi
kesehatan perseorangan dan upaya prematuritasnya, tetapi juga diperberat
kesehatan masyarakat, yang salah oleh hipotermia dan infeksi nosokomial
satunya diupayakan pelayanan (Departemen Kesehatan RI, 2009 : 5).
kesehatan perawatan bayi baru lahir Angka Kematian Bayi (AKB) di
(Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Indonesia tahun 2011 sebesar 34 per
Tahun 2009 Pasal 46 ) 1.000 kelahiran hidup diantaranya
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan proporsi bayi prematur yang
masih merupakan masalah di bidang meninggal cukup tinggi mencapai
kesehatan terutama kesehatan perinatal. 32,4%, gangguan pernapasan 36,9%,
BBLR terdiri atas BBLR kurang bulan sepsis 12%, hipotermi 6,8%, kelainan
dan BBLR cukup bulan/lebih bulan. darah/ikterus 6,6% dan lain-lain.
BBLR kurang bulan/prematur, biasanya Sedangkan di Jawa Barat pada AKB
mengalami penyulit, dan memerlu mencapai 39 per 1.000 kelahiran hidup
perawatan yang memadai (Kementerian diantaranya bayi lahir prematur
Kesehatan RI, 2011 : 86). Sehingga hal mencapai 11,36%, Asfiksia (12.50%)
ini merupakan permasalahan kesehatan dan hipotermi mencapai 1,07%
pada bayi baru lahir yang perlu (Kementerian Kesehatan RI, 2011 : 75).
diupayakan untuk menghindari risiko Sedangkan Angka Kematian Bayi di
kematian bayi. Kabupaten Majalengka tahun 2011
Menurut perkiraan World mencapai 14,0 per 1.000 kelahiran
Health Organization (WHO), terdapat 5 hidup di bawah target 16 per 1.000
juta kematian neonatus setiap tahun kelahiran hidup (Dinkes Kab.
dengan angka mortalitas neonatus Majalengka, 2014 : lampiran 1).
(kematian dalam 28 hari pertama Kejadian bayi prematur
kehidupan) adalah 34 per 1000 merupakan salah satu faktor penyebab
kelahiran hidup, dan 98% kematian kematian pada bayi baru lahir 0-28 hari.
tersebut berasal dari Negara Berdasarkan data RSUD Cideres periode
berkembang. Secara khusus angka bulan Januari-Oktober 2014 tercatat
kematian neonatus di Asia Tenggara sebanyak 89 kasus bayi prematur dari
adalah 39 per 1000 kelahiran hidup. 1.697 persalinan (5,2%). Dari 99 kasus
kematian bayi terdapat 30 kasus bayi
Dalam laporan WHO yang dikutip meninggal terbesar akibat prematur
dari State of the world’s mother (2009) (30,3%), IUFD (29,3%), dan asfiksia
dikemukakan bahwa hampir 27% (13,1%).
kematian neonatus ini diperkirakan Berdasarkan hasil studi
lebih tinggi disebabkan oleh kejadian pendahuluan melalui wawancara di
MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015
Ruang Parkit RSUD Cideres antara bulan antara lain: umur, jenis kelamin,
Oktober–Desember tahun 2014 pendidikan, status perkawinan, status
sebanyak 10 ibu yang melahirkan bayi sosial ekonomi, ras/etnik, dan agama.
premature, diantaranya pada bulan Maka pengetahuan ibu tentang
Oktober hanya 1 dari 4 ibu yang perawatan bayi prematur salah satunya
mengetahui perawatan bayi prematur, berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan
pada bulan November hanya 1 dari 3 ibu ibu.
yang mengetahui perawatan bayi Berdasarkan uraian tersebut,
prematur sedangkan pada bulan maka penulis tertarik untuk melakukan
Desember sebanyak 2 dari 3 ibu penelitian dengan judul ”Hubungan
mengetahui perawatan bayi prematur. Pendidikan dan Pekerjaan dengan
Hal ini dapat digambarkan pengetahuan Pengetahuan Ibu tentang Perawatan
perawatan bayi prematur tergolong Bayi Prematur di RSUD Cideres
masih rendah hanya 4 dari 10 ibu Kabupaten Majalengka Tahun 2014”.
(40,0%) yang mengetahuinya sehingga
akan mempengaruhi perawatan pada II. METODE PENELITIAN
bayinya. Metode penelitian ini adalah
Menurut Notoatmodjo (2007 : analytic dengan desain cross sectional.
59) perilaku seseorang dalam Menurut Notoatmodjo (2010 : 37) cross
memperoleh pengetahuan seseorang sectional merupakan suatu penelitian
dipengaruhi yaitu : faktor internal untuk mempelajari dinamika korelasi
(pendidikan, umur dan pekerjaan), antara faktor-faktor resiko dengan cara
faktor eksternal (lingkungan dan sosial pendekatan, observasi, atau
budaya) dan faktor predisposisi (sikap, pengumpulan data sekaligus pada suatu
perilaku dan emosional). Sedangkan saat (Point time approach). Artinya tiap
menurut Azwar (2009 : 68) salah satu subjek penelitian hanya diobservasi
faktor yang menentukan terjadinya sekali saja dan pengukuran dilakukan
masalah kesehatan di masyarakat adalah terhadap status karakter atau variabel
ciri manusia atau karakteristik manusia subjek pada saat pemeriksaan
MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015
sebanyak 11 orang (28,9%),. Hal ini RSUD Cideres Kabupaten Majalengka
menunjukkan kurang dari Tahun 2014 termasuk kategori
setengahnya pengetahuan ibu kurang sebesar 28,9%.
tentang perawatan bayi prematur di
No Pendidikan Ibu f %
1. Tinggi 4 10.5
2. Menengah 12 31.6
3. Rendah 22 57.9
Total 38 100.0
No Pekerjaan Ibu f %
1. Bekerja 18 47.4
2. Tidak bekerja 20 52.6
Total 38 100.0
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi
Prematur di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2014
Tabel 4.4 Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu tentang
Perawatan Bayi Prematur di RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka Tahun 2014
MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015
Pengetahuan Perawatan
Pendidikan Bayi Prematur Total
No ρ value
Ibu Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
1. Tinggi 9 56.3 6 37.5 1 6.3 16 100.0 0.027
2. Rendah 6 27.3 6 27.3 10 45.5 22 100.0
Jumlah 11 15 12 31.6 11 28.9 38 100.0
Pengetahuan Perawatan
Pekerjaan Bayi Prematur Total
No ρ value
Ibu Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
1. Bekerja 10 55.6 6 33.3 2 11.1 18 100.0 0.049
2. Tidak Bekerja 5 25.0 6 30.0 9 45.0 20 100.0
Jumlah 15 39.5 12 31.6 11 28.9 39 100.0
MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015
hubungan pekerjaan dengan bayi prematur di RSUD Cideres
pengetahuan ibu tentang perawatan Kabupaten Majalengka Tahun 2014.
MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015
tenaga kesehatan. Sehingga kurang mempengaruhi seseorang termasuk
mengetahuinya ibu tentang juga perilaku seseorang akan pola
penatalaksanaan perawatan bayi hidup terutama dalan memotivasi
dapat berdampak buruknya terhadap untuk sikap berperan serta dalam
pelaksanaan perawatan terhadap pembangunan pada umumnya makin
bayinya yang berisiko prematur tinggi pendidikan seseorang makin
teruatama jika perawatan tersebut mudah menerima informasi.
dilakukan di rumah. Upaya intervensi yang dapat
Upaya intervensi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dilakukan diantaranya melalui melalui penyuluhan terhadap ibu
pemberian konseling dan latihan atau yang berpendidikan rendah
praktek perawatan bayi prematur mengenai cara-cara perawatan bayi
pada ibu yang memiliki bayi prematur, sehingga saat pemulangan
prematur yang dilakukan pada saat ke rumah ibu dapat menerapkannya
petugas kesehatan melakukan sesuai anjuran perawatan bayi
perawatan rutin di ruang perawatan prematur dengan baik dan benar.
rumah sakit dengan tujuan ibu dapat c. Gambaran Pekerjaan Ibu dengan Bayi
menerapkannnya di rumah. Prematur di RSUD Cideres Kabupaten
b. Gambaran Pendidikan Ibu dengan Majalengka Tahun 2014
Bayi Prematur di RSUD Cideres Hasil penelitian diketahui
Kabupaten Majalengka Tahun 2014 bahwa lebih dari setengahnya ibu
Hasil penelitian diketahui dengan bayi prematur di RSUD
bahwa lebih dari dari setengahnya Cideres Kabupaten Majalengka
ibu dengan bayi prematur di RSUD Tahun 2014 termasuk kategori tidak
Cideres Kabupaten Majalengka bekerja sebesar 52,6%.
Tahun 2014 memiliki pendidikan Pekerjaan menurut Chaniago
kategori rendah sebesar 57,9%. (2005 : 25) adalah perbuatan
Hasil penelitian ini lebih melakukan suatu kegiatan yang
tinggi dibandingkan hasil penelitian dilakukan untuk mendapat hasil.
Lasianti (2014 : 44) mengenai faktor- Pekerjaan adalah suatu kegiatan
faktor yang berhubungan dengan rutin untuk mencukupi kebutuhan
pengetahuan ibu tentang metode rumah tangga. Sedangkan menurut
kanguru pada bayi hipotermi dan Mubarok (2009 : 30) lingkungan
prematur di RSUD Cideres Kabupaten pekerjaan dapat menjadikan
Majalengka Periode Bulan Juli– seseorang memperoleh pengalaman
Agustus Tahun 2014 diperoleh dan pengetahuan baik secara
kurang dari setengahnya kategori langsung maupun tidak langsung.
pendidikan rendah sebesar 43,3%. Salah satunya pengetahuan tentang
Pendidikan kesehatan ialah perawatan bayi baru lahir.
meningkatkan kemampuan Pekerjaan bagi ibu
masyarakat untuk memelihara dan merupakan suatu aktivitas yang
meningkatkan derajat kesehatan, dapat mendorong terhadap perilaku
baik fisik, mental dan sosialnya positif dalam menerima informasi,
sehingga produktif secara ekonomi hal ini ditunjang oleh penghasilan
maupun sosial (Notoatmodjo, 2007 : yang ibu dapatkan maupun dari hasil
109). Sedangkan menurut Nursalam interaksinya dalam memperoleh
(2007 : 83) pendidikan dapat sumber-sumber informasi yang
MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015
dibutuhkan oleh ibu selama yang hanya berpendidikan Sekolah
perawatan bayinya Tetapi hasil Dasar atau sama sekali tidak pernah
penelitian diperoleh masih ada mengenal bangku sekolah, terutama
sebagian ibu yang tidak bekerja, tingkat pengetahuannya.
sehingga wawasan dan pengetahuan Pengetahuan itu sendiri
yang diperolehnya terbatas, sehingga dipengaruhi oleh faktor pendidikan
kemungkinan besar kurang pula formal. Pengetahuan sangat erat
informasi dalam merawat bayi. hubungannya dengan pendidikan,
Upaya intervensi yang dilakukan dimana diharapkan bahwa dengan
petugas kesehatan diantaranya pendidikan yang tinggi maka orang
memberikan konseling perawatan tersebut akan semakin luas pula
bayi melalui penggunaan media, pengetahuannya. Akan tetapi perlu
seperti pamflet sehingga mudah ditekankan, bukan berarti seseorang
dipahami oleh ibu. yang berpendidikan rendah mutlak
d. Hubungan Pendidikan dengan berpengetahuan rendah pula,
Pengetahuan Ibu tentang Perawatan mengingat bahwa peningkatan
Bayi Prematur di RSUD Cideres pengetahuan tidak mutlak diperoleh
Kabupaten Majalengka Tahun 2014 dari pendidikan (Notoatmodjo, 2007
Hasil penelitian : 79).
menunjukkan bahwa ada hubungan Menurut Ambarwati dan
pendidikan dengan pengetahuan ibu Rismintari (2009 : 31) pendidikan
tentang perawatan bayi prematur di ibu-ibu terutama yang berada di
RSUD Cideres Kabupaten Majalengka pedesaan masih rendah. Masih
Tahun 2014 dengan ρ value 0,027, banyaknya ibu yang beranggapan
sehingga hipotesis penelitian bahwa kehamilan dan persalinan
terbukti. merupakan sesuatu yang alami yang
Hasil penelitian ini sejalan berarti tidak memerlukan
dengan hasil penelitian Lasianti pemeriksaan dan perawatan, serta
(2014 : 47) mengenai faktor-faktor tanpa mereka sadari bahwa ibu hamil
yang berhubungan dengan termasuk golongan resiko tinggi
pengetahuan ibu tentang metode salah satunya prematur. Sedangkan
kanguru pada bayi hipotermi dan menurut Hoffman, Rudolph, 2006)
prematur di RSUD Cideres Kabupaten untuk merawat bayi prematur
Majalengka Periode Bulan Juli– memang dibutuhkan penanganan
Agustus Tahun 2014 ditemukan ada khusus, dan peran ibu sangat penting.
hubungan antara pendidikan dengan Hal itu karena organ-organ tubuh
pengetahuan ibu tentang metode bayi belum berkembang secara
kanguru pada bayi hipotermi dan maksimal dan bayi prematur ini
prematur. sangat rentan terhadap infeksi.
Pendidikan erat kaitannya Sehingga risiko mengalami gangguan
dengan pengetahaun yang kesehatan sangat tinggi.
diterimanya dari hasil Hal ini hasil penelitian
pendidikannya, sebagaimana diperoleh sebagian besar ibu yang
menurut Chaniago (2005 : 547) berpendidikan rendah cenderung
bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan yang kurang
berpendidikan tinggi, tingkah dibandingkan ibu yang
lakunya akan berbeda dengan orang berpendidikan tinggi karena
MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015
kurangnya pemahaman dalam Pengetahuan dapat
menerima informasi perawatan bayi. dipengaruhi oleh status pekerjaan,
Sehingga diinterpretasikan semakin usia dan tingkat-tingkat pendidikan.
rendah pendidikan ibu akan semakin Sesuai teori Suryatim (2010 : 7)
kurang pengetahuan ibu tentang bahwa pekerjaan mempunyai
perawatan bayi prematur pengaruh pada pengetahuan
dibandingkan ibu yang seseorang. Orang yang menekuni
berpendidikan tinggi. Hal tersebut suatu bidang pekerjaan akan
terjadi karena ibu yang memiliki pengetahuan mengenai
berpendidikan rendah kurang segala sesuatu mengenai apa yang
memiliki dukungan emosional dikerjakannya. Sedangkan menurut
disamping pemahaman yang kurang, Hurlock (2006 : 245) semakin cukup
sedangkan ibu yang berpendidikan umur, tingkat kematangan dan
tinggi memiliki dukungan kekuatan seseorang akan lebih
kepercayaan diri dan pemahaman, matang dalam berfikir dan bekerja.
dengan asumsi ibu yang Dan menurut Notoatmodjo (2003 :
berpendidikan tinggi lebih 87) dengan bekerja seseorang dapat
mengetahui perawatan bayi berbuat sesuatu yang bernilai,
prematur. Sehingga pendidikan bermanfaat, dan memperoleh
merupakan faktor utama yang berbagai pengalaman. Dalam
berperan terhadap tingkat pekerjaan selalu dituntut perubahan
pengetahuan ibu tentang perawatan kebutuhan untuk memegang
bayi prematur. pekerjaan yang mengarah ke sistem
Upaya intervensi terhadap kerja yang otomatis. Untuk
ibu bayi prematur yang mengetahui tuntutan dibutuhkan
berpendidikan rendah diantaranya informasi yang lengkap dan cepat,
pihak tenaga kesehatan dapat oleh karena itu orang yang bekerja
memberikan penyuluhan dan akan memiliki akses yang lebih baik
konseling sehingga ibu mendapatkan tentang berbagai informasi salah
kejelasan mengenai penatalaksanaan satunya tentang peratawan bayi
perawatan bayi yang dapat prematur.
diterapkannya di rumah dalam Pekerjaan seseorang dapat
menanggulangi prematur pada menggambarkan tingkat kualitas
bayinya. sumber dayanya, terutama pada ibu
e. Hubungan Pekerjaan dengan yang bekerja lebih matang dalam
Pengetahuan Ibu tentang Perawatan berfikir dan lebih aktif dibandingkan
Bayi Prematur di RSUD Cideres ibu yang tidak bekerja. Hal ini dari
Kabupaten Majalengka Tahun 2014 hasil penelitian diperoleh pekerjaan
Hasil penelitian berkaitan dengan pengetahuan ibu
menunjukkan bahwa ada hubungan premature. Hal ini disebabkan ibu
pekerjaan dengan pengetahuan ibu yang tidak bekerja memiliki
tentang perawatan bayi prematur di kesempatan yang terbatas dalam
RSUD Cideres Kabupaten Majalengka interaksinya sehingga kurang
Tahun 2014 dengan ρ value 0,049, menerima informasi dalam
sehingga hipotesis penelitian perawatan bayi, dibandingkan ibu
terbukti. yang bekerja.
MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015
Upaya intervensi yang Kabupaten Majalengka Tahun 2014
dilakukan petugas kesehatan sehingga hipotesis penelitian terbukti
diantaranya mengupayakan (ρ value 0,049).
pendidikan kesehatan terutama
terhadap ibu yang bekerja melalui
pemberian konseling yang lebih
efektif, sehingga informasi yang
disampaikan petugas kesehatan lebih
mudah dipahami ibu sehingga dapat
meningkatkan pengetahuannya
untuk dapat diaplikasikan dalam
perawatan bayi prematur sesuai
standar.
V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan
mengenai hubungan pendidikan dan
pekerjaan dengan pengetahuan ibu
tentang perawatan bayi prematur di
RSUD Cideres Kabupaten Majalengka
tahun 2014 disimpulkan sebgai berikut :
1. Kurang dari setengahnya
pengetahuan ibu tentang perawatan
bayi prematur di RSUD Cideres
Kabupaten Majalengka Tahun 2014
termasuk kategori kurang sebesar
28,9%.
2. Lebih dari setengahnya ibu dengan
bayi prematur di RSUD Cideres
Kabupaten Majalengka Tahun 2014
memiliki pendidikan kategori rendah
sebesar 57,9%.
3. Lebih dari setengahnya ibu dengan
bayi prematur di RSUD Cideres
Kabupaten Majalengka Tahun 2014
termasuk kategori tidak bekerja
sebesar 52,6%.
4. Ada hubungan pendidikan dengan
pengetahuan ibu tentang perawatan
bayi prematur di RSUD Cideres
Kabupaten Majalengka Tahun 2014
sehingga hipotesis penelitian terbukti
(ρ value 0,027).
5. Ada hubungan pekerjaan dengan
pengetahuan ibu tentang perawatan
bayi prematur di RSUD Cideres
MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015
DAFTAR PUSTAKA Doenges, Merllyn. 2009. Rencana Asuhan
Keperawatan Psikiatri Edisi
Ambarwati dan Rismintari .2009. II. Jakarta: EGC.
Kebidanan Komunitas.
Jakarta : EGC. Hoffman, Rudolph. 2006. Buku Ajar
Pediatrik. Jakarta : EGC.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Hurlock, Elizabeth. 2006. Psikologi
Pratek.Jakarta: PT Rineka Perkembangan. Jakarta :
Cipta. Erlangga.
Dinkes Kab. Majalengka. 2014. Profil Mansjoer, Arif. 2002. Kapita selekta
Kesehatan Kabupaten kedokteran. Jakarta : EGC.
Majalengka. Majalengka :
Dinkes Kab. Majalengka.
MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015
Manuaba, I Gde Bagus. 2009. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Pelayanan
Kandungan dan Keluarga Kesehatan Maternal dan
Berencana untuk Pendidikan Neonatal. Yayasan Bina
Bidan. Jakarta: EGC. Pustaka. Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI.
Maryuni dan Nurhayati. 2009. Asuhan
Bayi Baru Lahir Normal. Rahayu, Ary Oktora Sri. 2011. Faktor-
Jakarta : Trans Info Media. faktor yang Berhubungan
dengan Pengetahuan
Maulana. 2010. Promosi Kesehatan. terhadap Perawatan
Jakarta : EGC. Lanjutan Bayi Prematur Di
RSUD Dr. Pirngadi Medan
Mubarok, Ahmad. 2009. Buku Ajar 2011. Medan USU. Tersedia :
Kebutuhan Dasar Manusia : http://repository.usu.ac.id
Teori dan Aplikasi Dalam Jurnal Medicine SP - Bidan
Praktik. Jakarta : EGC. Pendidik 07 Juli 2011
Nursalam, Pariani. 2008. Konsep dan Slamet. 2009. Hak Atas Derajat Kesehatan
Penerapan Metodologi Optimal Sebagai. HAM di
Penelitian Ilmu Keperawatan Indonesia. Bandung : Amri.
Pedoman Skripsi, Tesis dan
Instrumen Penelitian Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Keperawatan, Jakarta : Kuantitatif Kualitatif dan
Salemba Medika. R&D. Bandung : Alfa Beta
Oxorn. 2006. Ilmu Kebidanan Patologi dan Sukadi. 2010. Buku Ajar Neonatologi.
Fisiologi Persalinan. Jakarta : Jakarta : EGC.
Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Suryabudhi. 2007. Cara Merawat Bayi dan
Anak-anak. Bandung : Pioner
Poerwadarminta. 2007. Kamus Lengkap Jaya.
Bahasa Indonesia. Jakarta :
PN Balai Pustaka.
MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015
Suryatim. 2010. Partisipasi dan Keaktifan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003.
Kader Posyandu. Jakarta : tentang Sistem Pendidikan
Universitas Indonesia Press. Nasional. Jakarta : Lembaran
Negara.
Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan. Jakarta : Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu
Lembaran Negara. Kebidanan. Jakarta : YBP
MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015