Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

PENYAKIT TIDAK MENULAR “STROKE”


MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI

DOSEN PEMBIMBING:
FEBY ERAWANTINI, S.KM., M.PH

PENYUSUN:
NATAYA SYAHLAN
(G41180116 / 07)
GOLONGAN A
SEMESTER 3

PROGRAM STUDI REKAM MEDIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
Penyakit Tidak Menular
“STROKE”

Stroke adalah penyakit pembuluh darah otak. Stroke adalah kerusakan pada otak yang muncul mendadak,
progresif dan cepat akibat gangguan peredaran darah otak non traumatik. Gangguan tersebut secara
mendadak menimbulkan gejala antara lain kelumpuhan seisi wajah atau anggota badan, bicara tidak
lancer, bicara tidak jelas (pelo), perubahan kesadaran, gangguan penglihatan, dll.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis pada
penduduk umur ≥ 15 tahun sebesar 10.9 per mil. Angka tersebut cukup tinggi, dimana pada tahun 2013
sebesar 7 per mil. Prevalensi stroke tertinggi berada di provinsi Kalimantan Timur (14.7 ‰), diikuti DI
Yogyakarta (14.6 ‰).

Menurut karakteristik, prevalensi stroke berdasarkan diagnosis dokter umur 75+ yang paling banyak
mengalami stroke sebesar (50.2 ‰). Tidak menutup kemungkinan usia produktif juga bisa terkena
serangan stroke. Hasil data Riskesdas 2018, usia yang berumur 25-34 sebesar (1.4‰), umur 35-44
(3.7‰), 45-54 (14.2‰). Jenis kelamin laki-laki yang paling banyak mengalami stroke sebesar (11.0 ‰),
namun hanya beda 00.1 ‰ saja dengan perempuan sebesar (10.9 ‰).
Stroke memiliki durasi serangan yang singkat dan dapat menghilang dalam beberapa menit. Namun meski
gejalanya telah pergi, penyakit ini tetap menyimpan bahaya mematikan jika diabaikan. Konsep utama
dalam penanganan stroke adalah memberikan pengobatan yang spesifik dalam waktu sesegera mungkin
sejak serangan terjadi.

Adapun gejala stroke “SEGERA KE RS”, yaitu:

- Senyum tidak simetris ,


- Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba,
- BicaRa pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara atau tidak mengerti kata-kata/bicara,
- Kebas atau baal,
- Rabun,
- Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan gangguan fungsi keseimbangan.

Stroke salah satu penyebab kematian tertinggi di perkotaan. Stroke tidak lagi menjadi penyakit orang tua
dan lansia, tetapi sudah bergeser menjadi penyakit yang tidak jarang ditemukan pada usia produktif
seperti dewasa muda. Terutama di kota besar, beban stroke menjadi semakin bertambah akibat adanya
pergeseran kultur yang menyebabkan peningkatan perubahan gaya hidup ke arah yang negative. Menurut
data Riskesdas 2018, perkotaan menjadi tempat yang paling tinggi tingkat penduduk yang mengalami
stroke sebesar (12.6‰), sedangkan perdesaan sebesar (8.8‰). Gaya hidup seperti merokok, konsumsi
alkohol, gaya hidup yang tidak baik, diet tinggi lemak dan kolestrol, merupakan beberapa faktor resiko
yang paling sering menjadi akar timbulnya stroke, terutama di daerah perkotaan.
Hasil Riskesdas 2018, mendapatkan prevalensi sebanyak (21.2‰) penduduk yang terkena stroke dengan
status yang tidak atau belum pernah sekolah, disusul dengan penduduk yang tidak tamat Sekolah Dasar
sebesar (18.6‰), dan penduduk yang tamat diploma atau sarjana sebesar (9.1‰).
Prevalensi yang tinggi pada penduduk yang tidak/belum pernah sekolah, mengakibatkan penduduk yang
tidak bekerja mendapatkan hasil yang paling tinggi sebesar (21.8‰), diikuti dengan pekerja pegawai
negeri seperti PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD sebesar (12.2‰), dan pekerjaan lainnya sebesar (11.1‰).
Proporsi kontrol ulang pada penduduk yang telah terserang stroke secara rutin pada penduduk Indonesia
sebesar (39.4), sedangkan yang kadang melakukan kontrol ulang sebesar (38.7). Provinsi yang tertinggi
melakukan kontrol ulang adalah provinsi Kalimantan Utara, lalu diikuti oleh DKI Jakarta.

Stroke terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah. Akibatnya sebagian otak
tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen yang diperlukan sehingga mengalami
kematian sel/jaringan
Dapatkah penyakit stroke dicegah? 90% stroke terkait dengan 10 risiko yang dapat dicegah, Berikut ini
adalah langkah-langkah untuk mencegah stroke :
 Kontrol tekanan darah
 Lakukan olahraga ringan 5 kali seminggu minimal 30 menit
 Makan makanan seimbang dan sehat (perbanyak buah & sayuran,kurangi garam)
 Kontrol kadar kolesterol Anda
 Pertahankan berat badan yang seimbang
 Berhenti merokok dan hindari asap rokok
 Tidak mengonsumsi Alkohol
 Periksa dan obati penyakit jantung
 Kurangi risiko diabetes
 Dapatkan pengetahuan tentang stroke

Anda mungkin juga menyukai