Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.

3, Nopember 2013

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP FUNGSI FISIOLOGIS BAYI


PREMATUR DAN KEPERCAYAAN DIRI IBU DALAM MERAWAT BAYI

Andi Fatmawati Syamsu


Politeknik Kesehatan Palu

ABSTRACT
Premature babies at risk of death 70 times higher than term infants. Approximately one-fifth of
premature infants can not survive in the first year, Maintenance kangaroo method is one
effective treatment for premature babies. The purpose of this study to determine the effect of
kangaroo care method to physiological responses of premature infants and mothers
confidence in caring for the baby. The study design was a one group pre and post test.
Sampling by purposive sampling amounted to 14 respondents. Data analysis using the
Wilcoxon test and paired difference test. Hasi statistical tests showed no significant differences
in the physiological responses of premature infants and mothers confidence in caring for the
baby. Kangaroo method can be a routine action to improve the physiological responses in
hospitals and hospital Undata Anutapura Palu. The hospital set up a special room to maintain
the privacy of the patient.

Keyword : premature, kangaroo care method, physiology infant.

ABSTRAK
Bayi premature berisiko kematian 70 kali lebih tinggi dibandingkan bayi cukup bulan. Sekitar
seperlima bayi premature tidak dapat bertahan hidup dalam tahun pertama, Perawatan
metode kanguru merupakan salah satu perawatan yang efektif bagi bayi prematur. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perawatan metode kanguru terhadap respon
fisiologis bayi prematur dan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayi. Desain penelitian ini
adalah one group pre dan post test. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling
berjumlah 14 responden. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan uji beda berpasangan.
Hasi uji statistik menunjukkan ada perbedaan bermakna respons fisiologis bayi prematur dan
kepercayaan diri ibu dalam merawat bayi. Metode kanguru dapat menjadi tindakan rutin untuk
meningkatkan respons fisiologis di RSUD Undata dan RSUD Anutapura Palu. Rumah sakit
menyiapkan ruangan khusus untuk menjaga privasi dari pasien.

Kata kunci : prematur, metode kanguru, fisiologi bayi

163
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.3, Nopember 2013

PENDAHULUAN biaya perawatan yang cukup tinggi, dan


Angka kematian bayi telah terjadi membutuhkan tenaga kesehatan yang
peningkatan dari tahun 2005 sebesar 260 berpengalaman. Jumlah inkubator di
orang sedangkan pada tahun 2006 rumah sakit sangat terbatas dibandingkan
sebesar 273 orang terjadi peningkatan dengan jumlah BBLR yang dirawat.
0,9%. Untuk mencapai target pada tahun Beberapa penelitian telah dilakukan
2010 diturunkan menjadi 41 per 1000 tentang metode kanguru, hasilnya
kelahiran hidup (Profil KIA Sulteng, 2006). mengatakan bahwa metode kanguru tidak
Data di dua rumah sakit di Kota Palu (RSU hanya sekedar pengganti inkubator dalam
Anutapura dan RSU Undata) diperoleh perawatan BBLR, namun juga memberi
jumlah kelahiran premature dalam Januari banyak keuntungan yang tidak bisa
– Desember 2012 terdapat 364 bayi. Bayi diberikan oleh perawatan inkubator (Suradi
premature yang meninggal sebanyak 64 & Yanuarso, 1996 dalam Perinasia, 2008).
bayi (Laporan Medical Record). Perawatan metode kanguru (PMK)
Bayi berat lahir rendah merupakan bermanfaat dalam menstabilkan suhu
faktor risiko yang mempunyai kontribusi tubuh bayi, stabilitas denyut jantung dan
terhadap kematian dan kelahiran bayi pernafasan, perilaku bayi lebih baik,
khususnya pada masa perinatal. Dampak kurang menangis dan sering menyusu,
kelahiran BBLR berpengaruh terhadap penggunaan kalori berkurang, kenaikan
kualitas generasi mendatang, ditandai berat badan bayi lebih baik, waktu tidur
dengan lambatnya pertumbuhan dan bayi lebih lama, hubungan lekat bayi - ibu
perkembangan anak dan akan lebih baik dan akan mengurangi terjadinya
berpengaruh penurunan kecerdasan infeksi pada bayi. (Perinasia, 2008).
(Depkes RI, 2003). BBLR sering Penelitian Ruth, et al (2002)
menghadapi berbagai masalah yaitu: mengatakan bahwa perawatan metode
asfiksia, hipotermia, minum, ikterus dan kanguru mempunyai dampak positif dan
gangguan pernafasan (IDAI, 2004). signifikan terhadap perkembangan motorik
Bayi prematur atau bayi berat lahir dan persepsi kognitif pada bayi dalam
rendah secara umum mempunyai proses pengasuhan. Metode kanguru
kematangan dalam system pertahanan berdampak baik terhadap perkembangan
tubuh untuk beradaptasi dengan neuro fisiologis bayi, meningkatkan
lingkungan. Bayi premature yang interaksi orangtua, dan membantu kelurga
mempunyai berat badan lahir rendah dalam perkembangan bayinya. Penelitian
cenderung mengalami hipotermi. Hal ini Agudelo, Rosello, dan Belizan (2003)
disebabkan karena tipisnya lemak bahwa perawatan metode kanguru
subkutan pada bayi sehingga sangat merupakan salah satu alternatif untuk
mudah dipengaruhi oleh suhu lingkungan. merawat BBLR sehingga ibu dengan
Pada umumnya bayi prematur dan mudah menyusui bayinya lebih sering dan
mempunyai berat badan lahir rendah harus eksklusif. Penelitian tersebut mereko-
dirawat dalam incubator (Priya, 2004). mendasikan bahwa penggunaan metode
Perawatan pada bayi berat lahir kanguru karena dapat mengurangi
rendah atau bayi prematur sifatnya sangat morbiditas pada bayi berat lahir rendah.
kompleks. Bayi perlu dirawat di inkubator,

164
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.3, Nopember 2013

Penelitian lainnya oleh Endyarni et yang lahir premature dan mempunyai berat
al (2009) di Rumah Sakit Cipto badan lahir rendah. Hasil penelitian
Mangunkusumo Jakarta mengatakan tersebut menyebutkan bahwa frekuensi
bahwa kebanyakan dari ibu merasa sedih, nafas, suhu tubuh dan saturasi oksigen
bersalah, takut dan tidak percaya diri lebih baik pada bayi yang menjalani
ketika pertama kali melihat bayi pada perawatan metode kanguru dibandingkan
awalnya dari ragu serta takut untuk dengan bayi yang tidak dilakukan PMK
melakukan perawatan metode kanguru. (Ali, et al., 2009).
Setelah dilaksanakan, sebagian besar ibu Penelitian yang lain juga dilakukan
menemukan dampak positif pada ikatan dengan membandingkan antara ibu yang
bayi dan ibu, efek ibu dalam memberikan melakukan PMK dengan ibu yang tidak
kasih sayang atau sentuhan, dan ibu melakukan PMK. Hasil penelitian
merasa yakin dalam merawat bayinya menemukan, ibu yang melakukan
serta memberikan air susu ibu (ASI). perawatan metode kanguru merasa lebih
Perawatan metode kanguru memberikan percaya diri dalam merawat bayinya
dampak yang positif pada bayi baru lahir dibandingkan dengan ibu yang tidak
terutama BBLR dan prematur sehingga melakukan perawatan metode kanguru.
dapat dijadikan suatu program rumah sakit Perawatan metode kanguru juga
khususnya ruang perinatologi. meningkatkan kedekatan ibu dengan
Keuntungan dari perawatan bayinya, mengurangi perasaan stress pada
metode kanguru adalah antara lain ibu sebagaimana halnya pada bayi, serta
bermanfaat bagi bayi dan orang tuanya. membuat ibu dan bayi, serta membuat ibu
Manfaat bagi bayi yaitu keefektifan dan bayi lebih tenang dan rileks (Tessier,
termoregulasi, frekuensi denyut jantung et al., 1998 dalam PERINASI, 2008).
yang stabil, frekuensi nafas teratur Wawancara yang dilakukan bulan
termasuk menurunkan apnea, saturasi Okteober 2012, pada 2 (dua) orang ibu
oksigen meningkat, penambahan berat yang bayinya prematur dan dirawat dalam
badan dan perkembangan bayi lebih cepat, incubator dalam ruangan perawatan bayi
menurunkan tangisan, mendukung ASI risiko tinggi. Salah seorang ibu
eksklusif, memperlama tidur nyenyak dan mengatakan masih takut untuk
lain-lain. Adapun manfaat yang dapat menggendong bayinya yang mempunyai
dirasakan oleh orang tua yaitu berat badan relative kecil dibandingkan
mempercepat bonding, menambah dengan berat bayi yang lahir cukup bulan.
kepercayaan diri untuk merawat bayinya Ibu yang satunya lagi menyatakan merasa
yang kecil, menghilangkan perasaan sedih, karena hanya bisa memandang
terpisah dan ketidakmampuan, serta orang bayinya melalui incubator.
tua merasakan kepuasan karena sudah Peneliti menanyakan kepada ibu-
berpartisipasi dalam merawat bayinya ibu tentang perawatan petode kanguru
(Priya, 2004). atau PMK. Ibu mengakui sudah pernah
Penelitian yang terkait PMK, mendengar sekilan dari teman atau
diantaranya yaitu telah membandingkan saudaranya, akan tetapi belum mengetahui
perawatan metode kanguru dengan secara detail cara melakukan dan
keperawatan konvensional terhadap bayi manfaatnya. Penjelasan tentang PMK

165
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.3, Nopember 2013

disambut antusias oleh ibu, sehingga sampel sedikit, data numeric dan uji beda
menyatakan keinginan untuk melakukan berpasangan.
PMK. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh perawatan metode HASIL DAN BAHASAN
kanguru terhadap fungsi fisiologis bayi Karakteristik tersebut meliputi
premature dan kepercayaan diri ibu dalam adalah karakteristik pada ibu dan bayi.
merawat bayi di RSUD Undata dan RSUD Karakteristik pada ibu yaitu umur ibu, masa
Anutapura Kota Palu. gestasi, dan jumlah paritas, sedangkan
karakterisik pada bayi meliputi umur bayi,
jenis kelamin dan berat badan lahir. Rata-
METODE PENELITIAN rata Usia ibu secara keseluruhan 30,5
Penelitian ini telah dilakukan di tahun, rata-rata masa gestasi ibu secara
ruang peristi RSUD Undata dan Anutapura keseluruhan 31,9 minggu dan rata-rata
Palu. Kedua Rumah Sakit ini, sudah paritas ibu 1,9 di RSUD Undata dan RSUD
menerapkan perawatan metode kanguru. Anutapura Palu.
Ruang Peristi perupakan ruangan yang Rata-rata umur bayi prematur
merawat bayi-bayi prematur bila kondisi bayi secara keseluruhan 3,14 hari dan rata-rata
stabil dapat dilakukan perawatan metode berat badan lahir bayi prematur secara
kanguru. Desain yang digunakan dalam keseluruhan 1839,2 gram di RSUD Undata
penelitian ini adalah pra eksperimental dan RSUD Anutapura Palu. Jenis kelamin
dengan jenis one-group pre- post test laki-laki bayi prematur yang dirawat di
design. RSUD Undata sebesar 28,6%, sedangkan
Tujuan rancangan penelitian ini jenis kelamin laki-laki yang dirawat di RSUD
untuk melihat perbedaan suhu tubuh, Anutapura Palu sebesar 28,6%. Secara
frekuensi denyut jantung, dan saturasi keseluruhan jenis kelamin laki-laki sebesar
oksigen, sebelum dan sesudah dilakukan 57,2%.
metode kanguru. Pemilihan sampel dalam Analisis bivariat dilakukan dengan
penelitian ini adalah purposive sampling. uji Wilcoxom untuk melihat penguruh
Kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini perawatan metode kanguru (PMK) terhadap
adalah bayi prematur yang mempunyai respon fisiologi (suhu tubuh, frekuensi
berat badan kurang dari 2500 gram dengan denyut jantung, saturasi oksigen) bayi
temperatur minimal 36 0C; Analisa bivariat prematur dan kepercayaan diri ibu dalam
yang digunakan dalam penelitian ini adalah merawat bayi sebelum dan sesudah PMK.
nonparametrik Wilcoxon karena jumlah Gambaran fungsi fisiologi bayi sebelum dan
sesudah PMK adalah sebagai berikut:

166
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.3, Nopember 2013

Tabel 1. Distribusi rata-rata Suhu Tubuh Bayi prematur Sebelum dan Sesudah PMK pada Hari
I, II, dan III di RSUD Undata dan RSUD Anutapura Palu Tahun 2012

Hari Variabel Mean SD Min – Mak 95%CI P Value


I Suhu Tubuh
Sebelum 36,4 0,2 36,0 – 36,8 36,3-36,5 0,000
Sesudah 36,5 0,1 36,4 - 36,9 36,4-36,6
II Suhu Tubuh
Sebelum 36,6 0,2 36,2 – 37,0 36,4-36,7 0,000
Sesudah 36,7 0,2 36,4 – 37,2 36,6-36,8
III Suhu Tubuh
Sebelum 36,9 0,2 36,5 – 37,3 36,8-37,0 0,000
Ssesudah 37,1 0,2 36,7 – 37,3 37,0-37,5

Terdapat perbedaan yang bermakna prematur antaranya faktor usia ibu. Wanita
terhadap suhu tubuh bayi prematur sebelum yang berusia lebih dari 35 tahun akan
dan sesudah PMK, pada hari I, II dan III. meningkatkan resiko mengalami persalinan
Terdapat kenaikan suhu tubuh bayi prematur, 64% meningkatkan terjadinya
prematur dalam batas normal di RSUD persalinan prematur pada wanita Itali yang
Undata dan RSUD Anutapura Palu. Rata- berusia 35 tahun atau lebih, terutama terjadi
rata usia ibu bayi yang memiliki bayi pada kehamilan pertama.
prematur di RSUD Undata dan RSUD Tabel 2 menunjukkan terdapat
Anutapura Palu adalah 30,5 tahun, usia perbedaan yang bermakna terhadap
yang paling muda 24 tahun dan usia yang frekuensi denyut jantung bayi prematur
paling tua adalah 37 tahun. Hal ini sejalan sebelum dan sesudah PMK, pada hari I, II
dengan teori Astolfi & Zonda dalam dan III. Terdapat kenaikan frekuensi denyut
Wijayanegara, et al. (2009), menyatakan jantung bayi prematur dalam batas normal
bahwa resiko terjadinya kelahiran bayi di RSUD Undata dan RSUD Anutapura Palu

Tabel 2. Distribusi rata-rata Frekuensi Denyut Jantung Bayi prematur Sebelum dan Sesudah
PMK pada Hari I, II, dan III di RSUD Undata dan RSUD Anutapura Palu

Hari Variabel Mean SD Min – Mak 95%CI P Value


I Frekuensi denyut jantung
Sebelum 131,3 3,2 125 – 135 129,4-133,2 0,001
Sesudah 132,8 3,6 127 – 142 130,7-134,9
II Frekuensi denyut jantung
Sebelum 136,6 2,2 133 – 140 135,3-137,9 0,000
Sesudah 138,6 2,0 135 – 142 137,4-139,8
III Frekuensi denyut jantung
Sebelum 139,7 1,2 135 – 142 138,6-140,7 0,000
Sesudah 142,5 1,9 140 – 147 141,3-143,6

167
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.3, Nopember 2013

Rata-rata masa gestasi ibu yang adalah 60 hari, dengan rata-rata masa
melahirkan bayi prematur yang dirawat di gestasi 28 minggu, jadi bayi sudah dirawat
RSUD Undata dan RSUD Anutapura Palu sekita 2 (dua) bulan dalam inkubator.
adalah 31,7 minggu, usia gestasi terendah Rata-rata berat badan lahir bayi di
28 minggu dan usia gestasi tertinggi 34 RSUD Undata dan RSUD Anutapura Palu
minggu. Penelitian ini sejalan dengan adalah 1839,2 gram, berat badan lahir bayi
penelitian Wilham, (2005), yang terendah 1400 gram dan tertinggi 2100
menyebutkan rata-rata masa gestasi ibu gram. Hal ini berbeda dengan penelitian
yang mempunyai bayi prematur adalah 32 yang dilakukan Ali, et al,. (2009), bahwa
minggu. Jumlah responden pada penelitian bayi yang dilakukan PMK rata-rata
tersebut adalah 25 responden. Penelitian mempunyai berat badan 1607 gram, dengan
Feldman, et al., (2002). Membandingkan jumlah responden 58 bayi dengan berat
PMK dan perawatan tradisional terhadap badan lahir rendah. Penelitian yang berbeda
perkembangan bayi prematur. pada Feldman, et al. (2002), bahwa rata-
Rata-rata masa gestasi 31 minggu rata berat badan lahir bayi prematur dari
responden sebanyak 146. Rata-rata paritas 146 responden adalah 1270 gram.
ibu yang melahirkan bayi prematur yang Penelitian ini mempunyai rata-rata
dirawat di RSUD Undata dan RSUD berat badan lahir bayi prematur yang
Anutapura Palu adalah 2 anak, hal ini tidak didapatkan oleh peneliti. Jenis kelamin laki-
sejalan dengan teori yang menyebutkan laki pada penelitian ini sebesar 57,2% dan
bahwa kelahiran prematur lebih sering perempuan 42,8%. Hasil penelitian Feldman
terjadi pada kehamilan pertama. Penelitian dan Eidelman (2003) tentang perawatan
dalam populasi besar di Abu Dhabi metode kanguru (PMK) yang dapat
menunjukkan tidak ada perbedaan antara meningkatkan neurobehavioral maturation
jumlah paritas dengan kejadian kelahiran pada bayi prematur, menyebutkan bahwa
prematur sampai anak ke 5 (lima), namun dari 35 bayi prematur yang menjadi
pada paritas lebih dari 10 ternyata kelahiran responden , sebesar 54,3% berjenis
prematur meningkat (Krisnadi dalam kelamin laki-laki.
Wijayanegara, et al., 2009). Penelitian Fischer et al. (1998,
Rata-rata usia bayi di RSUD Undata dalam Dodd, 2003) menjelaskan tidak
dan RSUD Anutapura Palu adalah 3 Hari, terdapat perbedaan antara jenis kelamin
usia yang paling muda 1 hari dan usia yang laki-laki dan perempuan pada stabilitas
paling tua adalah 5 hari. Hal ini tidak sejalan frekuensi denyut jantung, pernafasan dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh saturasi oksigen dengan PMK dan
Feldman dan Eidelman (2003), yaitu rata- inkubator. Penelitian lain juga menyebutkan
rata umur bayi prematur dari 35 responden bahwa respondenbayi prematur dengan
yang dilakukan PMK adalah 12 hari. Jadi jenis kelamin laki-laki cenderung lebih
rata-rata bayi sudah dirawat sekitar 15 hari banyak dari pada perempuan, walaupun
dalam inkubator. Sama halnya dengan demikian, dari penelitian sebelumnya
penelitian Begum, et al., (2008) yang tidakterjadinya ada yang menyebutkan
dilakukan di Jepang, rata-rata umur bayi bahwa jenis kelamin mempengaruhi atau
pada saat penelitian dari 16 responden

168
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.3, Nopember 2013

berisiko terjadinya kelahiran bayi prematur dan mempengaruhi hasil PMK.

Tabel 3. Distribusi rata-rata Saturasi Oksigen Bayi prematur Sebelum dan Sesudah PMK pada
Hari I, II, dan III di RSUD Undata dan RSUD Anutapura Palu

Hari Variabel Mean SD Min – Mak 95%CI P Value


I Saturasi Oksigen
Sebelum 84,7 2,1 80 – 89 83,4 – 85,9 0,000
Sesudah 85,9 2,2 80 – 89 84,6 – 87,1
II Saturasi Oksigen
Sebelum 88,0 1,5 85 – 90 87,1 – 88,8 0,004
Sesudah 89,3 1,2 87 – 92 88,6 – 90,0
III Saturasi Oksigen
Sebelum 90,8 1,6 88 – 94 89,9 – 91,8 0,004
Sesudah 93,6 1,9 90 – 96 92,4 – 94,7

Tabel 3 menunjukkan terdapat bayi sebelum dan sesudah dilakukan PMK,


perbedaan yang bermakna terhadap bahwa secara signifikan PMK dapat
saturasi oksigen bayi prematur sebelum dan menaikkan frekuensi denyut jantung bayi
sesudah PMK, pada hari I, II dan III. prematur (P value = 0,000).
Terdapat kenaikan saturasi oksigen bayi Rerata keseluruhan saturasi
prematur dalam batas normal di RSUD oksigen bayi sebelum dilakukan PMK di
Undata dan RSUD Anutapura Palu. Rata- RSUD Undata dan RSUD Anutapura Palu
rata keseluruhan suhu tubuh bayi sebelum adalah 87,9% dan sesudah PMK adalah
dilakukan PMK di RSUD Undata dan RSUD 89,6%. Analisis lebih lanjut menunjukkan
Anutapura Palu adalah 36,6 0C dan terdapat perbedaan yang bermakna antara
sesudah PMK adalah 36,80C seperti terlihat saturasi oksigen bayi sebelum dan sesudah
pada Tabel 4. dilakukan PMK, bahwa secara signifikan
Analisis lebih lanjut menunjukkan PMK dapat menaikkan saturasi oksigen bayi
terdapat perbedaan yang bermakna antara prematur (P value = 0,000). Rata-rata
suhu tubuh bayi sebelum dan sesudah keseluruhan kepercayaan diri ibu dalam
dilakukan PMK, bahwa secara signifikan merawat bayi sebelum dilakukan PMK di
PMK dapat menaikkan suhu tubuh bayi RSUD Undata dan RSUD Anutapura Palu
prematur (P value = 0,000, α = 0,05). Rata- adalah 42,5% dan sesudah PMK adalah
rata keseluruhan frekuensi denyut jantung 62,5%. Analisis lebih lanjut menunjukkan
bayi sebelum dilakukan PMK di RSUD terdapat perbedaan yang bermakna rata-
Undata dan RSUD Anutapura Palu adalah rata kepercayaan diri ibu dalam merawat
138,8 x/menit dan sesudah PMK adalah bayi sebelum dan sesudah dilakukan PMK,
139,2 x/menit. Analisis lebih lanjut bahwa secara signifikan PMK dapat
menunjukkan terdapat perbedaan yang meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam
bermakna antara frekuensi denyut jantung merawat bayi (P value = 0,004, α = 0,05).

169
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.3, Nopember 2013

Tabel 4. Distribusi Pengaruh PMK terhadap rata-rata keseluruhan suhu tubuh, Frekuensi
Denyut Jantung, Saturasi Oksigen dan kepercayaan diri ibu Dalam Merawat Bayi di RSUD
Anutapura
Variabel Mean SD Min-Mak 95%CI P Value
Suhu Tubuh
Sebelum 36,6 0,1 36,2 - 37,0 36,5 – 36,7 0,000
Sesudah 36,8 0,1 36,5 – 37,1 36,7 – 36,9
Frekuensi denyut jantung
Sebelum 134,8 1,8 131,6-138,3 133,8-133,9 0,000
Sesudah 139,2 1,8 136,6-143,0 138,1-140,3
Saturasi oksigen
Sebelum 87,9 1,1 85,6-89,6 87,2-88,5 0,000
Sesudah 89,6 1,2 87,0-91,6 88,7-90,2
Kepercayaan diri ibu dalam merawat bayi
Sebelum 43,5 1,7 40-45 42,4-44,5 0,004
Sesudah 62,5 2,7 54-65 60,9-64,1

Rata-rata suhu bayi sebelum dan lingkungan yang hangat pada bayi prematur
sesudah dilakukan PMK di RSUD Undata sangat dibutuhan untuk efisiensi
dan RSUD Anutapura Palu, menunjukkan metabolisme atau konservasi energi tubuh
perbedaan yang bermakna (P =0,000, α = yang diukur melalui mengurangan kalori.
0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian Ali. Penurunan atau penghematan kalori
et al. (2009), penelitian ini dilakukan pada 2 diharapkan dapat memperbaiki perubahan
kelompok, yaitu kelompok kontrol sebanyak fisiologis, dan mengakibatkan pertumbuhan
56 bayi dan kelompok intervensi sebanyak yang lebih cepat pada bayi.
58 bayi. PMK secara bermakna Rata-rata frekuensi denyut jantung
menunjukkan perbedaan suhu tubuh bayi bayi sebelum dan sesudah dilakukan PMK
antara kelompok kontrol dan kelompok di RSUD Undata dan RSUD Anutapura
intervensi, dengan p < 0,001. Penelitian lain Palu, menunjukkan perbedaan yang
yang mendukung ditemukan kenaikan suhu bermakna (P =0,000, α = 0,05). Hasil
tubuh bayi prematur setelah1 jam dilakukan penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
PMK, rata-rata kenaikan suhu tubuh 0,3 0C menyebutkan bahwa manfaat PMK adalah
denganp < 0,01. Penelitian dilakukan pada stabilitas suhu tubuh, frekuensi denyut
16 responden (Begum,et al., 2008). Peneliti jantung dan perilaku bayi lebih baik,
menyimpulkan bahwa PMK ditemukan misalnya tangisan bayi berkurang dan
dapat meningkatkan suhu tubuh bayi , dan sewaktu bangun terlihat lebih waspada
mengurangi terjadinya hipotermia pada bayi (Suradi & Januarso, 2000 dalam
prematur. Hipotermi dapat menyebabkan PERINASIA, 2008). Penelitian yang
komplikasi antara lain asidosis, menggunakan alat monitor kontinyu, telah
hipoglikemia, gangguan pembekuan darah menemukan bahwa selama perawatan
dan peningkatan resiko terjadinya distres menggunakan metode kanguru, laju
pernafasan. Mempertahankan suhu frekuensi denyut jantung bayi relatif stabil

170
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.3, Nopember 2013

dan konstan (Ludington-Hoe et al, dalam jantung yang lambat atau sangat cepat,
PERINASIA, 2008). Hasil penelitian akan mempengaruhi sirkulasi darah
menunjukkan, pola respirasi, pola respirasi keseluruh tubuh. Sirkulasi darah yang tidak
dan frekuensi denyut jantung bayi selama adekuat keseluruh tubuh, terutama bagian
perawatan metode kanguru lebih stabil perifer, sehingga saturasi oksigen yang
dibanding perawatan dalam box atau dipantau melalui pulse oxymetri
perawatan konvensional (PERINASIA, menunjukkan kurang dari 90%. Rata-rata
2008). kepercayaan di ibu dalam merawat bayi
Frekuensi denyut jantung bayi sebelum dan sesudah dilakukan PMK di
prematur yang mengalami kenaikan dapat RSUD Undata dan RSUD Anutapura Palu
terjadi akibat karena perubahan posisi dari menunjukkan perbedaan yang bermakna (P
horizontal menjadi posisi vertikal. Hal ini =0,000, α = 0,05). Hasil penelitian sesuai
terjadi akibat pengaruh gaya gravitasi bumi. dengan penelitian Arora, (2008),
Menurut peneliti, bayi prematur cenderung menyebutkan bahwa PMK bermanfaat buat
mengalami bradikardi. PMK mempunyai bayi dan orang tuanya. Ibu yang melakukan
pengaruh posistif pada bayi,karena bayi PMK secara bermakna dapat merasakan
merasakan detak jantung ibu, sehingga kepuasan tersendiri karena telah melakukan
apabila bayi yang mengalami bradikardi sesuatu yang positif buat bayinya yang lahir
akan terstimulasi agar jantungnya kembali prematur dibandingkan dengan ibu yang
berdenyut mengiringi detak jantung ibu. tidak melakukan PMK.
Rata-rata saturasi oksigen sebelum Penelitian lainnya menyebutkan
dan sesudah dilakukan PMK di RSUD bahwa ibu yang melakukan PMK merasa
Undata dan RSUD Anutapura Palu, (Pri lebih percaya diri dalam merawat bayinya
menunjukkan perbedaan yang bermakna (P dibandingkan dengan ibu yang tidak
=0,000). Hasil penelitian ini sesuai dengan melakukan PMK. PMK juga meningkatkan
penelitian lain, yang menyebutkan bahwa kedekatan kedekatan ibu dengan bayinya,
PMK dapat menaikkan level saturasi mengurangi perasaan stres pada ibu
oksigen secara signiikan dengan (p= 0.000 sebagaimana pada bayi, serta membuat ibu
α = 0,05). Responden pada penelitian ini dan bayi lebih tenang dan rileks. Semakin
sebanyak 30 bayi yang mempunyai berat dini metode kanguru diterapkan maka
badan lahir rendah (Priya, 2004). Hasil hasilnya semakin baik (Tessier, et al., 1998
penelitian lain juga mengatakan PMK dapat dalam PERINASA, 2008).
menjaga kestabilan saturasi oksigen. PMK Hasil penelitian Dodd, 2003,
secara bermakna mengurangi frekuensi menyebutkan bahwa PMK dapat
nafas dan meningkatkan saturasi oksigen. menimbulkan rasa percaya diri ibu dalam
Hal ini bisa disebabkan oleh posisi bayi kemampuannnya untuk merawat bayinya
yang tegak, sehingga dipengaruhi oleh sendiri. Percaya diri seorang ibu dalam
gravitasi bumi dan berefek pada ventilasi merawat bayi, dapat muncul ketika ibu
dan perfusi respirasi (Ali, et al., 2009). mampu mengatur perawatan buat bayi, dan
Menurut peneliti, saturasi oksigen memahami keinginan bayinya yang lahir
cenderung mengalami penurunan, apabila prematur. Kontak ibu dan bayi merupakan
frekuensi denyut jantung mengalami elemen penting dalam pertumbuhan dan
bradikardi atau tachikardi. Frekuensi denyut perkembangan bayi prematur. Hasil

171
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.3, Nopember 2013

penelitian tersebut sesuai dengan pendapat pelaksanaan 1 jam, dapat menaikkan suhu
lain yaitu interaksi ibu dengan bayi secara tubuh bayi prematur dan BBLR.
terus menerus akan berpengaruh terhadap Frekuensi denyut jantung sebelum
perasaan ibu untuk percaya diri dalam dan sesudah PMK pada hari I (pertama),
merawat bayinya (Kapp, 1998 dalam Bobak, hari II (kedua) dan hari III (ketiga). Hasil
et al., 2005). penelitian ini menunjukkan, terdapat
Ibu merasa tidak dipisahkan lagi perbedaan yang bermakna terhadap
dengan bayi prematur hanya bisa frekuensi jantung bayi prematur sebelum
dipandang melalui inkubator di ruang rawat dan sesudah dilakukan PMK, baik pada hari
rumah sakit. Kedekatan ibu dengan bayinya, I, II, dan III. Hasil penelitian ini sejalan
yang dimanifestasikan dengan melakukan dengan penelitian yang dilakukan pada 53
PMK, membuat ibu merasa memahami responden, dengan one-group, pretest dan
kebutuhan bayi dan merasa percaya diri posttest. PMK dilakukan selama 1,5 jam,
untuk merawat bayinya sendiri. Suhu tubuh, dan didapatkan frekuensi denyut jantung
frekuensi denyut jantung, dan saturasi bayi prematur sebelum dan sesudah
oksigen pada bayi sebelum dan sesudah dilakukan PMK mengalami perbedaan, atau
dilakukan PMK pada hari I (pertama), hari II kenaikan secara bermakna (Fohe, et al.,
(kedua), dan hari III (ketiga). Suhu tubuh 2000 dalam Dodd, 2003).
sebelum dan sesudah PMK pada hari I Saturasi oksigen sebelum dan
(pertama), hari II (kedua) dan hari III sesudah PMK pada hari I (pertama), hari II
(ketiga). Hasil penelitian ini menunjukkan, (kedua) dan hari III (ketiga). Hasil penelitian
terdapat perbedaan yang bermakna ini menunjukkan, terdapat perbedaan yang
terhadap suhu tubuh bayi prematur sebelum bermakna terhadap saturasi oksigen bayi
dan sesudah dilakukan PMK, baik pada hari prematur sebelum dan sesudah dilakukan
I, II, dan III. Bayi diobservasi setiap 4 jam PMK, baik pada hari I, II, dan III. Hasil
sesudah dilakukan PMK. Hasil penelitian penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
menunjukkan semua suhu tubuh bayi yang telah melakukan penilaian secara
dilakukan PMK mengalami kenaikan keseluruhan selama 3 hari, bahwa terdapat
bermakna dibandingkan bayi yang tidak perbedaan yang bermakna pada saturasi
dilakukan PMK (p<0,001, α = 0,05) (Ibe, et oksigen bayi prematur sebelum dan
al., 2004). Hasil penelitian lain yang sesudah dilakukan PMK.
dilakukan PMK oleh Ali, et.(2009), Hasil penelitian lain ditemukan perbedaan
menunjukkan selama rata-rata 25 hari pada yang bermakna pada saturasi oksigen bayi
114 responden, menemukan suhu tubuh sebelum dan sesudah PMK, dilakukan
bayi yang dilakukan PMK, mengalami pada 20 responden. Penelitian ini menilai
peningkatan yang bermakna (p<0,001). saturasi oksigen pada sebelum dan
PMK dilakukan rata-rata 6 jam sehari pada sesudah 2 jam dilakukan PMK (Fischer, et
setiap semua responden. Menurut peneliti, al., 1998 dalam Dodd, 2003).
PMK dapat menaikkan suhu tubuh bayi
secara bermakna, walaupun dimonitor SIMPULAN DAN SARAN
setelah 1 jam pada hari pertama. PMK yang Karakteristik responden ibu antara
dilakukan sekali atau lebih dengan minimal lain rata-rata usia ibu adalah 30,5 tahun,
rata-rata masa gestasinya adalah 31,7

172
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.3, Nopember 2013

minggu dan rata-rata jumlah paritas 1 – 2 penelitian dengan waktu observasi fungsi
anak. Adapun karakteristik responden bayi fisiologinya lebih ketat pada saat sebelum,
prematur jenis kelamin laki-laki adalah selama dan sesudah PMK.
57,2%, rata-rata umurnya 3,14 hari dan
rata-rata berat badan lahirnya 1839,2 gram. DAFTAR PUSTAKA
Terdapat perbedaan yang bermakna suhu Agudelo, C.A., Rosello, D., & Belizan, J.M.
tubuh bayi prematur sebelum dan sesudah (2003). Kangaroo mother care to
dilakukan PMK. Terdapat perbedaan yang reduce morbidity and mortality in low
bermakna frekuensi denyut jantung bayi birthweight infants (Review). The
prematur sebelum dan sesudah dilakukan Cochrane Collaboration and
PMK. Terdapat perbedaan yang bermakna published in the cochrane library.
Saturasi oksigen bayi prematur sebelum Diunduh tanggal 10 Januari 2013
dan sesudah dilakukan PMK. Terdapat dari www.thecochranellibrary.
perbedaan yang bermakna kepercayaan diri Ali, S.M., Sharma, J., Sharma, R., & Alam,
ibu dalam merawat bayi prematur sebelum S. (2009). Kangaroo mother care as
dan sesudah dilakukan PMK. Terdapat compared to conventional care for
perbedaan yang bermakna suhu tubuh, low birth weight babies. Dicle Tip
frekuensi denyut jantung dan saturasi Derg/Dicle Med J. 36(3). 155 – 160.
oksigen bayi prematur sebelum dan http://www.proquest.umi.com
sesudah dilakukan PMK, pada hari I Arora, S. (2008). Kangaroo mother care.
(pertama), hari II (kedua), dan hari III Nursing Journal of Indian, 99 (11):
(ketiga). 248-250.
PMK yang selama ini dilakukan di http://www.proquest.umi.com
ruang peristi RSUD Undata dan RSUD Badan Penelitian dan Pengembangan
Anutapura Palu, bisa dijadikan sebagai Tenaga kesehatan. (2007). Riset
tindakan yang rutin dilakukan kepada bayi kesehatan dasar (Riskesdas).
prematur bila kondisi bayi memungkinkan Jakarta: Depkes RI.
untuk dilakukan PMK. Sebaiknya ruang Badr, L.K. (2005). Further psychometric
peristi memiliki ruangan khusus untuk testing and use of the maternal
melakukan PMK, dan mempunyai rumah confidence questionnaire.
singgah bagi ibu-ibu yang memiliki bayi Comprehensive Pediatric Nursing,
yang masih dirawat diruang peristi, agar ibu- 28:163-174.
ibu lebih mudah untuk mengunjungi bayinya http://www.proquest.umi.com
yang dirawat. Bagi ibu yang memiliki bayi Begum, E.A., et al,. (2008). Cerebral
prematur dapat tetap melakukan PMK oxygenation responses during
walaupun bayi sudah dirawat dirumah. kangaroo care in low birth weight
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan infants. BCM Pediatrics, 8(51) : 1-9.
kajian bagi perawat tentang manfaat PMK, http://www.biomedcentral.com
sehingga pada akhirnya dapat Bobak, I.M., Lowdermik, D.L., & Jensen,
diimplementasikan dalam pemberian M.D. (2005). Keperawatan
asuhan keperawatan pada bayi. Perlu maternitas. (Edisi 4). Jakarta:
adanya penelitian lebih lanjut dengan jumlah Penerbit EGC.
sampel yang lebih besar, prosedur

173
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.3, Nopember 2013

Claherty, J.P., Eichenward, E.C., & Stark, (2004). A. Comparison of kangaroo


A.R. (2008). Manual of neonatal mother care and conventional
care, (7th ed). Philadelphia: Wolters incubator care for thermal regulation
Kluwer. of infants < 2000 gr in Nigeria using
Depkes RI. (2003). Pedoman tehnik audit continuous ambulatory temperatire
maternal-perinatal di monitoring. Annals of Tropical
Kabupaten/Kota. Jakarta: Depkes Paediatrics, 24, 245-251.
RI. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Dodd, V.L. (2003). Effects kangaroo care (2004). Bayi berat lahir rendah.
in preterm infants. University of Dalam: standar pelayanan medis
Connecticut. kesehatan anak. 1, 307-313.
http://.proquest.umi.com Jakarta: IDAI.
Endyarni, B., Roeslani, D.R., Indrasanto, E., et al. (2008). Pelayanan
Rohsiswatmo, R., & Soedjadmiko. obstetrik dan neonatal emergensi
(2009). Mothers’ response on komprehensif (PONEK): Asuhan
kangaroo mother care intervension neonatal esensial. Jakarta: JNPK-
for preterm infants. Pediatrica KR.
Indonesia, 49(4), 224-8. Kasjono, H.S. & Yasril. (2009). Tehnik
Feldman, R. Dan Eidelman, A.I. (2003). sampling untuk penelitian kesehtan.
Skin-to-skin contact (Kangaroo Yogyakarta: Graha ilmu.
Care) accelerates autonomic and Kementrian Perencanaan Pembangunan
neurobehavioural maturation in Nasional. (2010). Tujuan
preterm infants. Development pembanguan milenium di Indonesia.
Medicine and Child Neurology, 45 : Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
274 – 281. Maryunani, A., & Nurhayati. (2009).
http://www.proquest.umi.com Asuhan kegawatdaruratan dan
Feldman, R., Eidelman, A.I., Sitora, L., & penyulit pada neonatus. Jakarta:
Weller, A. (2002). Comparison of Trans Info Media.
skin to skin (kangaroo) and Meadow, R., & Newell, S. (2005). Lecture
traditional care: parenting outcomes notes: Pediatrika. (7th ed). Jakarta:
and preterm infant development. Penerbit Erlangga.
American Academy of Pediatrics. Muthayya, S. (2009). Maternal nutrision &
110 : 16 – 26. low birth weightwhat is really
http://www.proquest.umi.com imfortant. Indian Journal of Medical
Hastono, S.P. (2007) Analisa data Research. Diunduh dari
kesehatan. Jakarta: Fakultas www.findarticles.com.
Kesehatan Masyarakat Universitas Narendra. (2005). Buku ajar tumbuh
Indonesia. kembang anak dan remaja. Jakarta:
Hockenberry J.M., & Wilson, D. (2009). CV Sagung Seto.
Essentials pediatric nursing. (8th ed). Nazir, M. (2003). Metode penelitian.
Mosby An Affilite Of Elsevier inc. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
Ibe, O.E., Austin, T., Sullivan., Fabanwo,
O., Disu, E., & Castello, A.M.D.L.

174
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.3, Nopember 2013

Perinasia. (2008). Perawatan bayi berat Shetty, A. (2007). Kangaroo mother care.
lahir rendah dengan metode Nursing Jaurnal of Indian, 98(11),
kanguru. Jakarta: Perinasia. 249-50.
Polit, D.F.& Hungler, B.P. (1999). Nursing Sloan, N.L., et al. (2008). Community-
research: Principles and based kangaroo mother care to
methods.(6 th Ed). Philadelphia: prevent neonatal and infant
Lippincott Williams dan Wilkins. mortality: A randomized controled
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan cluster trial, Pediatrics, 121 (5):
metode penelitian ilmu keperawatan: e1047-e1059.
pedoman skripsi, tesis, dan http://www.pediatrics.org
instrumen penelitian keperawatan. Surasmi, A., Handayani, S., & Kusuma,
Jakarta: Salemba Medika. H.N. (2003). Perawatan bayi resiko
Priya, J.J. (2004). Kangaroo care for low tinggi. Jakarta: Buku Kedokteran
birth weight babies. Nursing Journal EGC.
of Indian, 95 (9), 209-212. Thukral, A., Chawla, D., Agarwal, R.,
Profil KIA Sulteng. (2006). Indonesia sehat Deorari, A K., & Paul, V K. (2008).
2010. Kepala Dinas Kesehatan Kangaroo mother care an alternative
Provinsi Sulawei Tengah. to conventional care. AIIMS
Rukiyah, A.Y., & Yulianti, L. (2010). Protocols, 3-15.
Asuhan neonatus bayi dan anak Wijayanegara, H. et al. (2009).
balita. Jakarta: CV Trans Info Media. Prematuritas. Bandung: Penerbit
Rustina, Y. (2005). Educational program Refika Aditama.
for enhancing parental competency Wilhem, P.A., (2005). The effect of early
and outcomes of preterm infant. kangaroo care on breast skin
Unpublished manuscript dalam temperature, distress, and
Badr, L.K. (2005). Further breastmilk production in mothers of
psychometric testing and use of the premature infants. University of
maternal confidence questionnaire. Nebraska.
Comprehensive Pediatric Nursing, http://www.proquest.umi.com
28:163-174. WHO. (2003). Kangaroo mother care: A
http://www.proquest.umi.com. practical guide. Diunduh dari
Ruth, F., Eidelman, I A., Sirota, L., & www.whglibdoc.who.Int.
Weller, A. (2002). Comparison of Zhao, J., Gonzalez, F., & Mu, D. (2011).
Skin-to-skin (kangaroo) and Apnea of prematurity: From causa to
traditional care: Parenting outcomes treatment. Eur J Pediar, 432(011),
and preterm infant development. 1409-6.
Pediatrics, 110, 16-26.

175

Anda mungkin juga menyukai