DI RUANG CAMAR
RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
Oleh:
Kelompok 2
Page 1 of 49
Mengetahui,
Menyetujui,
Kepala Ruang Camar
Page 2 of 49
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun
masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Jiwa Gangguan Persepsi Sensori:
Halusinasi Pendengaran Pada Sdr.D di Ruang Camar RSJ dr. Radjiman
Wedyodiningrat” ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata
kuliah Keperawatan Jiwa di Kampus Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Jurusan
Keperawan Prodi D-III Keperawatan Lawang
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Abdul Hanan S.kep.Ns.M.kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah
ini.
2. Bapak Edi Yulianto,S.Kep , selaku Kepala Ruang Camar RSJ. Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang
3. Bapak Romy Zulkarnain S.kep,Ns. selaku pembimbing lahan yang telah
memberikan bimbingan kepada kami
4. Semua perawat di Ruangan Camar RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang yang
terlibat dalam pembuatan makalah ini
5. Para Klien di Ruang Camar RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
6. Semua teman –teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan
untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat serta pembaca.
Page 3 of 49
Page 4 of 49
b. Tujuan khusus
Page 5 of 49
Page 6 of 49
TINJAUAN TEORI
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Masalah Utama
Gangguan Persepsi Sensori = Halusinasi
2. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Page 7 of 49
3. Etiologi / Penyebab
1) Faktor Presdiposisi
a. Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan klien terganggu misalnya rendahnya kontrol
dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri
sejak kecil, mudah frustasi, hilangnya percaya diri dan lebih rentan
terhadap stress.
b. Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi akan
merasa disingkirkan, kesepian dan tidak percaya pada lingkungannya.
c. Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya
stress yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh akan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia.
Akibat stress berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya
neurotiransmitter otak.
d. Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggungjawab mudah
terjerumus dan penyalahgunaan zat adiktif.
2) Faktor Presipitasi
Page 8 of 49
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.
Page 9 of 49
1. Halusinasi dengar
Page 10 of 49
- Menutup telinga
2. Halusinasi penglihatan
Klien melihat gambaran yang jelas / samar terhadap adanya
stimulus yang nyata dari lingkungan dan orang lain tidak melihatnya.
Do : - Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
3. Halusinasi Penciuman
Ds: - Klien mencium suatu bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa
stimulus yang nyata
- Menutup hidung
4. Halusinasi Pengecapan
Do : - Sering meludah
Page 11 of 49
5. Halusinasi Perabaan
6. Halusinasi Kinestetik
7. HalusinasiViseral
Perasaan tertentu timbul dalam tubuhnya.
Page 14 of 49
BAB III
KASUS
Page 15 of 49
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn D (L) Tanggal Dirawat : 23 September 2019
Umur : 37 tahun Tanggal Pengkajian :24 September 2019
Pendidikan : SMP Ruang Rawat : Camar
Agama : Islam No. RM : ***
Status : Belum Kawin
Alamat : Prambon Kediri
Pekerjaan : Pedagang
II. ALASAN MASUK
Data Primer :
Ds : “ aku pengen nesu ngamuk, sirahku mari tak jedotno tembok, koyok enek
suro seng ngongkon aku aku mencolot teko cendelo”
Do : - Klien bingung, ekspresi wajah tegang,
Data Sekunder
Page 16 of 49
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Page 19 of 49
Keterangan :
Laki – laki 21
Perempuan Meninggal
Menikah Klien
Keturunan
Tinggal satu rumah
Jelaskan :
Klien
Pola asuh: klien mengatakan sebelum sakit sepertyi ini mendapatkan
perhatian banyak dari keluarga terutama dari kakak dan adik-adiknya
Komunikasi: klien mengatakan komunikasi dengan keluarga tidak ada
masalah
Orang terdekat: klien mengatakan dekat dengan kakaknya
Page 20 of 49
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah rambutnya
karena rambut adalah simbol dari ketampanannya dan bagian tubuh
yang tidak disukai adalah tangan karena saat marah klien ingin melukai
seseorang atau diri sendiri.
b. Identitas
Pasien mengatakan “saya laki – laki laki yang tampan dan kuat bias
menikah dengan wanita”.
c. Peran
Dirumah :Pasien mengatakan “Sebagai seorang laki laki harus bisa
bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dan di lingkungan
tempat tinggal”.
Di RS
d. Ideal diri
RS : Klien mengatakan “ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah agar
bisa berkumpul dengan keluarga kakak dan adik, dan bekerja berjualan
telur gulung”.
e. Harga diri
Pasien mengatakan “malu karena kondisinya tidak bisa bekerja
membantu keluarga karena sebelum sakit klien bekerja sebagai penjual
telurgulung”
Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah
Page 21 of 49
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengarakan beragama muslim. Menurut penyakit yang dialami
sekarang karena Allah marah terhadap sikapnya.
b. Kegiatan Ibadah
Pasien mengatakan mengaku muslim rajin melakukan ibdah apabila
dirumah, sedangkan di rumah sakit tidak pernah melakukan ibadah
karna tidak ada yang mengajak
Diagnosa Keperawatan :
Page 25 of 49
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang (> 1 bulan)
Gangguan daya ingat jangka menengah (24 jam - ≤1 bulan)
Gangguan daya ingat jangka pendek (10 detik – 15 menit)
Jelaskan: Klien mengatakan pernah di rawat di RS ini datang pada
tahun 2016 dan 2018 pernah dirawat di ruang cucakrowo, kemuning
dan merpati.
Diagnosa keperawatan: perubahan proses pikir : memori
Page 27 of 49
Page 28 of 49
Diagnosa keperawatan:
b. Nutrisi
Berapa frekuensi makan dan kudapan dalam sehari :
Pasien mengatakan “saat di rumah makan 2x sehari dan saat di rumah
sakit makan 3x sehari 1 porsi tidak habis”
Bagaimana nafsu makannya :
Page 29 of 49
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 12.30 – 16.00
Tidur malam, lama: 19.00 – 06.00
Aktivitas sebelum atau sesudah tidur: melamun dan diam
Jelaskan: Di rumah klien tidur sangat nyenyak karena obat yang di
minum bisa membuat cepat tidur. Di rs jarang bisa tidur karena
suasana berbeda dengan di rumah.
Gangguan tidur
√ Insomnia
Hipersomnia
Parasemnia
Lain-lain
Jelaskan: Jelaskan: pasien mengatakan “sulit tidur jika
belum meminum obat”
Diagnosa keperawatan: tidak ada
3. Kemampuan lain – lain
Mengantisipasi kebutuhan hidup
Membuat keputusan berdasarkan keinginannya
Page 30 of 49
Sistem pendungkung
Keluarga : ya
Terapis : ya
Teman sejawat : tidak
Kelompok sosial : tidak
Jelaskan:
Diagnosa keperawatan :
IX. MEKANISME KOPING
Jelaskan:
Apabila klien ada masalah terkadang tidak mampu menyelesaikan biasanya
klien menyendiri dan mengurung diri biasanya klien berusaha melukai dan
terkadang melukai orang lain dan melukai diri sendiri di karenakan ada bisikan
yang tidak nyata”
Diagnosa keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan
Page 31 of 49
Page 32 of 49
3. Terapi Medik :
1) Clobazam 10 mg
2) Haloperidon 2,5 mg
3) Depakote 250 mg
4) Diazepam 2 mg
Page 33 of 49
DO:
Page 34 of 49
Page 35 of 49
Page 36 of 49
1. Keluhan utama : S:
Klien mengatakan masih mendengar
a) “saya kalua mulai mendengar
suara-suara bisikan yang menyuruh
suara-suara saya langsung
berbicara kotor
2. Kemampuan klien : bilang kalua suara itu palsu..”
b) “cara yang kedua yaitu minum
Klien mampu mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik obat yang benar..kalau obat
3. Diagnosa keperawatan : yang warnanya…ini diminum
Gangguan persepsi sensori ….kali sehari dan obat yang
halusinasi pendengaran warnanya….ini diminum…..kali
4. Implementasi : sehari..efek samping dari
a) Mengevaluasi kegiatan obatnya ini bisa menyebabkan
menghardik dan beri pujian mengantuk, mual,
b) Melatih cara mengontrol c) “iya saya sudah mempraktikkan
halusinasi dengan patuh obat cara mengontrol halusinasi
c) Memasukkan pada jadwal dengan minum obat”
kegiatan
O:
- Kontak mata kurang
- Bicara seperlunya
- Suara pelan
A:
Klien mampu mengontrol halusinasi
dengan cara minum obat
P:
Lajutkan dengan mengajarkan klien
mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap
Page 37 of 49
1. Keluhan utama :
S:
Klien mengatakan kadang masih
mendengar suara-suara a) “cara minum obat yang benar
2. Kemampuan klien : yaitu obat yang warnanya….ini
Klien mampu mengontrol diminum…kali sehari dan obat
halusinasi dengan yang warnanya……ini
3. Diagnosa keperawatan : diminum……..kali sehari…efek
Gangguan persepsi sensori : sampingnya mual, mengantuk,
halusinasi pendengaran bibir kering…”
4. Implementasi : b) “cara mengontrol halusinasi yang
a) Mengevaluasi kegiatan ketiga yaitu dengan bercakap-
menghardik halusinasi dengan cara cakap..kalau saya mendengar lagi
minum obat suara-suara saya langsung
b) Melatih cara mengontrol memanggil anak saya untuk saya
halusinasi dengan cara bercakap- ajak bercakap-cakap agar suara-
cakap
suara itu hilang sendirinya”
c) Memasukkan pada jadwal
O:
kegiatan
-Klien nampak mampu menjelaskan cara
mengontrol dengan bercakap-cakap
-Klien kooperatif
-Ada kontak mata
A:
Klien mampu mengontrol halusinasi
dengan
Bercakap-cakap
P:
Lanjutkan mengajarkan klien
mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan
Page 38 of 49
Page 39 of 49
Page 40 of 49
Page 41 of 49
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
DS : Klien mengatakan sering menyendiri lebih suka di tempat yang
sepi, mendengar suara bisikan untuk terjatuh atau melompat dari
tempat tinggi.
DO : klien terlihat mondar mandir, terlihat bigung, mata melotot.
2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan Khusus
Membina hubungan saling percaya
4. Tindakan Keperawatan
Membina hubungan saling percaya
Mengidentifikasi jenis halusinasi klien.
Mengidentifikasi isi halusinasi
Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien
Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.
Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
Mengajarkan klien menghardik halusinasi.
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
Salam Terapeutik :
“Assalammualaikum bapak, selamat pagi perkenalkan nama saya
silvina najani, saya mahasiswa praktik dari poltekkes malang yang
dinas di ruang camar selama dua minggu, hari ini saya dinas pagi
dari jam 7.00 hingga 13.30 saya akan merawat bapak selama di rs
ini, Kalau boleh tau siapa nama anda ?” “ Nama saya D mbak”
Evaluasi
“Mas D mau berbincang-bincang dengan saya?” “Bagaimana
keadaan mas hari ini ?” “Bagaiman makanya tadi” “Kalau boleh tau
mas D sudah berapa lama disini?” “Sekarang mas D umur berapa
sih?” “Mas D ingat tidak siapa yang membawa kesini?” “Apakah
mas masih mendengar bisikan ?”
Page 42 of 49
Page 43 of 49
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
DS : klien mengatakan “mbak aku pengen moleh”
DO : klien berbisik-bisik sendiri, ekspresi klien cukup tenang,
kontak mata dengan lawan bicara, tatapan mata tajam, tangan
mengepal.
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus
Evaluasi Kegiatan menghardik, beri pujian.
Cara mengontrol halusinasi dengan obat (Jelaskan 6 benar : jenis,
guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
Masukan pad ajadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan
minum obat.
4. Tindakan Keperawatan
Memvalidasi hasil BHSP untuk mengevaluasi daya ingat pasien
Mengobservasi tingkah laku klien terkait halusinasinya
Membantu klien mengenal halusinasinya
Mengklarifikasi tentang halusinasinya
Mendiskusikan dengan pasien cara mngatur halusinasinya
Memantau pelaksanaan mengontrol halusinasi pasien
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
Salam Terapeutik : “Selamat pagi pak D. lagi ngapain pak ?”
Evaluasi : “Mas D masih ingat siapa saya? Bagaimana keadaan hari
ini?”
Kontrak
-Topik : “Baik hari ini kita akan mendiskusikan obat obatan yang
di minum berapa lama bapak mau berbincang bincang ?”
-Waktu : “bagaimana jika 15 menit ?“
-Tempat : “Sesuai kontrak kemari, kita berbicara di sini ya pak ?”
2. Fase Kerja
Page 44 of 49
Page 45 of 49
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
DS : kilien mengatakan telah dapat menghardik halusinasi dan telah
dapat memahami cara meminum obat yang benar.
DO : klien dapat memahami jadwal meminum obat, klien sudah dapat
mengontrol halusinasi
2. Diagnose Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus
Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap cakap
4. Tindakan Keperawatan
BHSP
Evaluasi jadwal harian klien
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap cakap
Anjurkan klien memasukan kegiatan bercakap cakap kedalam jadwal klien
Menilai kemampuan yang telah mandiri
Menilai halusinasi terkontrol
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
Salam Terapeutik : “Selamat pagi Mas, bagaimana perasaan Mas hari
ini?”
Evaluasi/ validasi : “Apakah suara-suara yang didengar Mas masih
ada?” “Apakah cara yang sudah saya ajarkan kemarin sudah
dipraktikkan? Bagaimana sih caranya?” “Ya bagus sekali.” “Nah… mas
sudah bisa cara menghardik yang benar.”
Kontrak :
Topik : “Sesuai dengan janji kita yang kemarin, apakah bapak sudah
memahami cara meminum obat yang benar dan menghardik halusinasi
?”
Waktu : “bagaimana jika kita ngobrol selama 10 menit mas?”
Tempat : “Mas mau ngobrol dimana?” “Disini saja?”
Page 46 of 49
Page 47 of 49
5.1 Kesimpulan
Sdr. D adalah klien dengan diagnosa medik gangguan psikotik non organik dan
diagnosa keperawatan halusinasi pendengaran dan penglihatan, klien pernah
sebelumnya dirawat di RSJ Lawang. Pada kasus halusinasi pendengaran dan
penglihatan yang dialami oleh Sdr. D. Tindakan yang dilakukan sesuai konsep
teori adalah melakukan bina hubungan saling percaya dengan klien, mengenal
halusinasinya dan mengontrol haulisani dengan cara menghardik , mengontrol
halusinasi dengan cara minum obat, mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
cakap, mengontrol halusinasi dengan cara beraktivitas sehari-hari.
5.2 Saran
Page 48 of 49
Page 49 of 49