Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

DI RUANG CAMAR
RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Oleh:
Kelompok 2

M. Imam Mustagfiriin TJ (P17220174065)


Riris Wahyu Satyaningtyas (P17220174050)
Qurrotul Ainiyah Latif (P17220174055)
Wisnu Murtiaji Pamungkas (P17220174068)
Silvina Najani (P17220174075)

POLTEKKES KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN LAWANG
SEPTEMBER 2019

Page 1 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Sdr. D. Dengan


Masalah Halusinasi Pendengaran di Ruang Camar RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang Malang.
Telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Institusi, Pembimbing Lahan,

Abdul Hanan S.kep.Ns.M.kep Romy Zulkarnain, S.Kep. Ns


NIP. 196503251990031002 NIP. 1984041720060410001

Menyetujui,
Kepala Ruang Camar

Edi Yulianto, S.kep


NIP. 196605071986031001

Page 2 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun
masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Jiwa Gangguan Persepsi Sensori:
Halusinasi Pendengaran Pada Sdr.D di Ruang Camar RSJ dr. Radjiman
Wedyodiningrat” ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata
kuliah Keperawatan Jiwa di Kampus Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Jurusan
Keperawan Prodi D-III Keperawatan Lawang
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Abdul Hanan S.kep.Ns.M.kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah
ini.
2. Bapak Edi Yulianto,S.Kep , selaku Kepala Ruang Camar RSJ. Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang
3. Bapak Romy Zulkarnain S.kep,Ns. selaku pembimbing lahan yang telah
memberikan bimbingan kepada kami
4. Semua perawat di Ruangan Camar RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang yang
terlibat dalam pembuatan makalah ini
5. Para Klien di Ruang Camar RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
6. Semua teman –teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan
untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat serta pembaca.

Lawang, 1 Oktober 2019

Page 3 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Menurut WHO (World Health Organization), masalah gangguan jiwa di
dunia ini sudah menjadi masalah yang semakin serius. Paling tidak, adasatu dari
empat orang di dunia ini mengalami gangguan jiwa. WHO memperkirakan ada
sekitar 450 juta orang di dunia ini ditemukan mengalami gangguan jiwa.
Berdasarkan data statistik, angka pasien gangguan jiwa memang sangat
mengkhawatirkan (Yosep, 2007).
Menurut UU Kesehatan Jiwa No.3 Tahun 1966, Kesehatan Jiwa adalah suatu
keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara
optimal dari seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain.
Sedangkan menurut American Nurses Associations (ANA) keperawatan jiwa
merupakan suatu bidang khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan
ilmu perilaku manusia sebagai ilmu dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik
sebagai caranya untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan
jiwa.
Di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran, 20% halusinasi penglihatan,
dan 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan perabaan.
Gangguan orientasi realita adalah ketidakmampuan individu untuk menilai
dan berespon pada realita. Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan
eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien juga tidak
mampu untuk memberikan respon yang akurat, sehingga tampak perilaku yang
sulit dimengerti. Halusinasi adalah penyerapan (persepsi) panca indera tanpa
adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua panca indera dan terjadi
disaat individu sadar penuh (Depkes dalam Dermawan dan Rusdi, 2013)

Page 4 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


Halusinasi juga bisa diartikan sebagai persepsi sensori tentang suatu objek,
gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar
meliputi semua sistem penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman,
perabaan / pengecapan).
Halusinasi adalah individu menginterpretasikan stressor yang tidak ada
stimulus dari lingkungan (Depkes RI. 2000)
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan
pada stimulus yang mendekat (yang diprakarsai secara internal / eksternal) disertai
dengan suatu pengurangan berlebih-lebihan / kelainan berespons terhadap
stimulus.
Berdasarkan data pasien pada tanggal 20 maret 2017 diruang cendrawasih
Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat terdapat 55% dari 31 pasien
mengalami halusinasi.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari halusinasi?
2. Bagaimana etiologi dari halusinasi?
3. Bagaimana rentang respon masalah kesehatan jiwa halusinasi?
4. Apa tanda dan gejala halusinasi?
5. Bagaimana pohon masalah pada masalah keperawatan jiwa halusinasi?
6. Apa saja malah keperawatan dan data yang perlu dikaji pada masalah
keperawan jiwa halusinasi?
7. Bagaiman strategi pelaksanaan tindakan keperawatan pada masalah kesehatan
jiwa halusinasi?
I.3 Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum
Setelah membahas kasus ini diharapkan mengerti dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien halusinasi.

b. Tujuan khusus
Page 5 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


 Melakukan pengkajian pada klien dengan halusinasi
 Merumuskan diagnosa untuk klien dengan perlaku kekerasan
 Membuat perencanaan untuk klien dengan halusinasi
 Melakukan implementasi pada klien dengan halusinasi
 Membuat evaluasi pada klien dengan halusinasi
I.4 Manfaat Penulisan Makalah
 Agar dapat mengetahui secara rinci materi tentang masalah keperawatan jiwa
khususnya halusinasi
 Untuk menambah wawasan mengenai secara rinci materi tentang masalah
keperawatan jiwa khususnya halusinasi

Page 6 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


BAB II

TINJAUAN TEORI

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN KASUS “GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI”

I. Masalah Utama
Gangguan Persepsi Sensori = Halusinasi

II. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Halusinasi bisa diartikan sebagai persepsi sensori tentang suatu objek,
gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar
meliputi semua sistem penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman,
perabaan / pengecapan).

Halusinasi adalah individu yang menginterpretasikan stressor yang


tidak ada stimulus dari lingkungan.

Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami


perubahan pada stimulus yang mendekat (yang diprakarsai secara internal /
eksternal) disertai dengan suatu pengurangan berlebih-lebihan / kelainan
berespons terhadap stimulus.

2. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

- Pikiran logis - Gangguan proses pikir / delusi


- Persepsi akurat - Halusinasi
- Emosi konsisten dengan - Tidak mampu mengalami emosi
pengalaman emosi - Perilaku tidak terorganisir
- Perilaku sesuai disorganisasi - Isolasi sosial

Page 7 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


- Berhubungan sosial
- Kadang pikiran terganggu
- Ilusi
- Emosi berlebihan / kurang
- Perilaku yang tidak bisa
- Menarik diri

3. Etiologi / Penyebab
1) Faktor Presdiposisi
a. Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan klien terganggu misalnya rendahnya kontrol
dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri
sejak kecil, mudah frustasi, hilangnya percaya diri dan lebih rentan
terhadap stress.

b. Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi akan
merasa disingkirkan, kesepian dan tidak percaya pada lingkungannya.

c. Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya
stress yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh akan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia.
Akibat stress berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya
neurotiransmitter otak.

d. Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggungjawab mudah
terjerumus dan penyalahgunaan zat adiktif.

2) Faktor Presipitasi

Page 8 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


a. Biologis : ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
stimulus
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku

c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.

4. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi adalah :

1) Bicara, senyum dan tertawa sendiri


2) Menarik diri dan menghindar dari orang lain
3) Tidak dapat membedakan antara kenyataan dan tidak nyata
4) Tidak dapat memusatkan perhatian
5) Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung
6) Sulit berhubungan dengan orang lain
7) Tampak tremor dan berkeringat
8) Ketakutan dan tidak dapat mengurus diri
9) Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang
5. Pohon Masalah

Effect Resiko tinggi perilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori halusinasi


Core Problem
Isolasi sosial : Menarik Diri

Causa Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Page 9 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


Gb. Pohon Masalah Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
(Keliat, 2005)
A. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji

 Masalah keperawatan : perubahan persepsi sensori : Halusinasi


 Data yang perlu dikaji
 Subjektif
- Klien mengatakan mendengar sesuatu
- Klien mengatakan melihat bayangan putih
- Klien mengatakan kepalanya melayang di udara
 Objektif
- Klien terlihat bicara / tertawa sendiri saat dikaji
- Disorientasi
- Konsentrasi rendah
- Kekacauan alur pikiran
- Pikiran cepat berubah-ubah
B. Masalah keperawatan

1. Resiko tinggi perilaku kekerasan


2. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
3. Isolasi sosial
4. HDR Kronis
C. Jenis Halusinasi

1. Halusinasi dengar

Klien mendengar suara / bunyi yang tidak ada hubungannya


dengan stimulus yang nyata / lingkungan

Do : - Bicara / tertawa sendiri

- Marah-marah tanpa sebab

Page 10 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


- Mendekatkan telinga ke arah tertentu

- Menutup telinga

Ds : - Mendengar suara-suara / kegaduhan

- Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap

- Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang


berbahaya

2. Halusinasi penglihatan
Klien melihat gambaran yang jelas / samar terhadap adanya
stimulus yang nyata dari lingkungan dan orang lain tidak melihatnya.
Do : - Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu

- Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas

Ds : - Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, kartun

3. Halusinasi Penciuman

Ds: - Klien mencium suatu bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa
stimulus yang nyata

- Membaui bau-bauan seperti bau darah, urine, feses, terkadang bau-


bau tersebut menyenangkan bagi klien

Do: - Mengendus-endus seperti sedang membaui bau-bauan tertentu

- Menutup hidung

4. Halusinasi Pengecapan

Klien merasakan sesuatu yang tidak nyata, biasanya merasakan rasa


makanan yang tidak enak.

Do : - Sering meludah

Page 11 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


- Muntah

Ds : - Merasakan rasa seperti darah, urine / feses

5. Halusinasi Perabaan

Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa ada stimulus yang


nyata.

Do : - Menggaruk-garuk permukaan kulit

Ds : - Mengatakan ada serangga di permukaan kulit

- Merasa seperti tersengat listrik

6. Halusinasi Kinestetik

Klien merasa badannya bergerak dalam suatu ruangan / anggota


badannya bergerak

Do : - Memegang kalanya yang dianggapnya bergerak sendiri

Ds : - Mengatakan badannya melayang di udara

7. HalusinasiViseral
Perasaan tertentu timbul dalam tubuhnya.

Do : - Memegang badannya yang dianggapnya berubah bentuk dan


tidak normal seperti biasanya

Ds : - Mengatakan perutnya menjadi mengencil setelah minum


softdrink

III. Diagnosa Keperawatan


Perubahan persepsi sensori : halusinasi
Page 12 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


IV. Rencana Tindakan
a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi :
1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
2) Pasien dpat mengontrol halusinasinya
3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
b. Tindakan keperawatan
1) Membantu pasien mengenali halusinasi
Untuk membantu pasien mengenali halusinasi saudara dapat
melakukannya dengan cara berdiskusikan dengan pasien tentang isi
halusinasi (apa yang dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi
terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusiansi muncul dan
respon pasien saat muncul.
2) Melatih pasien mengontrol halusinasi.
Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi saudara
dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti dapat
mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut meliputi :
a. Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap
halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk mengatakan tidak
terhadap halusinasi yang muncul atau tidak mempedulikan
halusinasinya. Kalau ini dapat dilakukan, pasien akan mampu
mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul.
Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien
tidak akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya.
Tahapan tindakan meliputi :
1) Menjelaskan cara menghardik halusinasi
2) Memperagakan cara menghardik
3) Meminta pasien memperagakan ulang
4) Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien.
b. Bercakap-cakap dengan orang lain
Page 13 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap dengan
halusinasi orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain
maka terjadi distraksi; focus perhatian pasien akan beralih dari halusiansi
adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
c. Melakukan aktifitas yang terjadwal
Untuk mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah dengan
menyibukkan diri dengan aktifitas yang teratur. Dengan beraktifitas
secara terjadwal, pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang
sendiri yang seringkali mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien
mengalami halusinasi biasa dibantu untuk mengatasi halusinasinya
dengan cara beraktifitas secara teratur dari bangun pagi sampai tidur
malam, tujuh hari dalam seminggu.
Tahapan intervensinya sebagai berikut :
a. Menjelaskan pentingnya aktifitas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi
b. Mendiskusikan aktifitas yang dilakukan pasien
c. Melatih pasien melakukan aktiftas
d. Menyusun jadwal aktifitas sehari-hari sesuai dengan aktifitas yang
telah dilatih. Upayakan pasien mempunyai aktifitas dari bangun
pagi sampai tidur malam, 7 hari dalam seminggu.
e. Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan, memberikan penguatan
terhadap perilaku pasien yang positif.
d. Menggunakan obat secara teratur
Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih untuk
menggunakan obat secara teratur sesuai dengan program. Pasien
gangguan jiwa yang dirawat dirumah seringkali mengalami putus obat
sehingga akibatnya pasien mengalami kekambuhan. Bila terjadi
kekambuhan maka untuk mencapai kondisi seperti semula akan lebih

Page 14 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


sulit. Untuk itu pasien perlu dilatih menggunakan obat sesuai program
dan berkelanjutan.
Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat:
a. Jelaskan guna obat
b. Jelaskan akibat bila putus obat
c. Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
d. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar obat,
benar pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis)

BAB III
KASUS
Page 15 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


3.1 GAMBARAN KASUS
Tn. D umur 37 tahun, berasal dari Prambon Kediri. Klien dibawa kerumah sakit
jiwa Dr. Radjiman Widiodiningrat Lawang pada tanggal 23 September 2019. Klien
mengatakan alasan MRS karena habis mengamuk dan memcahkan kaca rumah dan
melukai tangan dan kakinya. Membenturkan kepala di tembok dan memukul kakak
kandungnya pada saat diajak mengobrol. Sedangkan menurut perawat ruangan,
klien dibawa oleh kakaknya karena klien tidak mau minum obat dan mengalami
kekambuhan dengan gejala mendengar suara yang menyuruhnya untuk bunuh diri,
berbicara sendiri dan mondar-mandir. 3 tahun yang lalu dirawat di ruang garuda
klien klien berbicara sendiri, klien mengatakan mendengar suara orang bicara tapi
tidak nyata. Saat dilakukan pengkajian ekspresi klien datar, klien mondar – mandir,
berbicara lambat dengan nada sedang, kontak mata kurang, pandangan mata tidak
fokus dan mulut klien bergerak-gerak saat melamun.

3.2 PENGKAJIAN KEPERAWATANKESEHATAN JIWA

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn D (L) Tanggal Dirawat : 23 September 2019
Umur : 37 tahun Tanggal Pengkajian :24 September 2019
Pendidikan : SMP Ruang Rawat : Camar
Agama : Islam No. RM : ***
Status : Belum Kawin
Alamat : Prambon Kediri
Pekerjaan : Pedagang
II. ALASAN MASUK
Data Primer :
Ds : “ aku pengen nesu ngamuk, sirahku mari tak jedotno tembok, koyok enek
suro seng ngongkon aku aku mencolot teko cendelo”
Do : - Klien bingung, ekspresi wajah tegang,

Data Sekunder

Page 16 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


Klien mendengar suara yang menyuruhnya untuk bunuh diri ,klien berbicara
sendiri , mondar-mandir

Keluhan utama saat pengkajian


Klien mengatakan ketika ada orang disampingnya ingin memukul kare
mendengar suara bisikan. Klien lebih nyaman jika jauh dari orang-orang.

III. FAKTOR PRESIPITASI


Pasien mengalami kekambuhan sejak 5 hari yang lalu karena obat yang diberikan
oleh dokter tidak diminum dengan teratur, menurutnya obat itu tidak bisa
membuat tidur dengan tenang, selain itu kakak kandungnya sering mengejeknya
yang memicu amarahnya, selain itu mencoba bunuhdiri karena sering
mendengar bisikan bisikan agar melukai dirinya, memukul kakak kandungnya
pada saat kakaknya mengajak ngobrol, tidak pernah mandi dan merawat diri pada
saat diajak makan membuang peralatan makanan, saat itu kakak laki-laki
mengetahui menenangkannya, kemudian kakaknya membawa ke IGD RSJ
Widyodiningrat sesampai IGD Pasien disarankan untuk rawat inap . dari IGD
dibawa ke ruang Camar sesampai di Ruang Camar terdapat keluhan jika pasien
suka marah-marah

IV. FAKTOR PREDISPOSISI


 RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya
Jika Ya, Jelaskan:
Klien sakit sejak 4 tahun yang lalu awal pertama klien marah-marah
tidak jelas dan menyendiri karena klien frustasi di putuskan pacar dan
belum menikah sampai usia sekarang, setelah itu keluarga membawa ke
RSJ pertama kali pada tahun 2016 kemudian melakukan terapi dan
dinyatakan sembuh klien pulang kerumah dan kembali kambuh karena
Page 17 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


klien merasa dikucilkan dan dibawa lagi ke RSJ pada tahun 2017 dan
saat sudah diumah klien tidak teratur minum obat dan mendengar suara
bisikan yang menyuuhnya untuk bunuh diri dan keluarga kembali
membawa klien ke RSJ tanggal 23 september 2019.
2. Faktor penyebab atau pendukung:
a. Riwayat Trauma

No Trauma Usia Pelaku Korban Saksi


1. Aniaya Fisik 28 klien kakak -
2. Aniaya Seksual - - - -
3. Penolakan - - - -
4. Kekerasan dalam keluarga - - - -
5. Tindakan Kriminal - - - -

Jelajelaskan: klien mengatakan pernah memukul kakaknya pada saat


diajak bicara oleh klien
Diagnosa Keperawatan: RPK
b. Pernah melakukan upaya atau percbaan atau bunuh diri
Jelaskan: Pernah, klien mengatakan mendengar suara bisikan yang
menyuruhnya untuk bunuh diri karena klien masih bingung klien
mengikuti perintah suara tersebut dan menjatuhkan dirinya dari jendela
dan merasa lega atau senang setelah melakukannya.
Diagnosa keperawatan: Resiko bunuh diri
c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Peristiwa kegagalan,
kematian, perpisahan) jika ada jelaskan: ada, klien megatakan pernah
menjalin hubungan dengan perempuan namun ditinggalkan oleh
perempuannya karena tidak mau menerima keadaannya
Page 18 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


Dagnosa Keperawatan: respon pasca trauma
d. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh
kembang)
 Iya
 Tidak
Jika iya jelaskan: klien pernah mengalami sakit typus dan MRS sampai
tidak sadarkan diri.
Diagnosa keperawatan: -
e. Riwayat penggunaan NAPZA
 Iya
 Tidak
Jika iya jelaskan: klien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi napza
Diagnosa keperawatan: -
3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi diatas dan hasilnya:
Jelaskan: Jika klien mengalami keluhan dengan kesehatannya di bawa ke
puskesmas
Diagnosa keperawatan:
4. Riwayat penyakit keluarga
Anggota keluarga yang gangguan jiwa?
 Ada
 Tidak
Jika ada : -
Hubungan keluarga :-
Gejala :-
Riwayat Pengobatan :-
Diagnosa Keperawatan :-

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Page 19 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


1. Genogram

Keterangan :
Laki – laki 21

Perempuan  Meninggal
Menikah  Klien
Keturunan
Tinggal satu rumah
Jelaskan :
Klien
Pola asuh: klien mengatakan sebelum sakit sepertyi ini mendapatkan
perhatian banyak dari keluarga terutama dari kakak dan adik-adiknya
Komunikasi: klien mengatakan komunikasi dengan keluarga tidak ada
masalah
Orang terdekat: klien mengatakan dekat dengan kakaknya

Page 20 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


Pengambilan keputusan: klien mengatakan saat emosi masih bisa
dikontrol karena nasihat dari kakaknya
Diagnosa Keperawatan :

2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah rambutnya
karena rambut adalah simbol dari ketampanannya dan bagian tubuh
yang tidak disukai adalah tangan karena saat marah klien ingin melukai
seseorang atau diri sendiri.
b. Identitas
Pasien mengatakan “saya laki – laki laki yang tampan dan kuat bias
menikah dengan wanita”.
c. Peran
Dirumah :Pasien mengatakan “Sebagai seorang laki laki harus bisa
bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dan di lingkungan
tempat tinggal”.
Di RS
d. Ideal diri
RS : Klien mengatakan “ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah agar
bisa berkumpul dengan keluarga kakak dan adik, dan bekerja berjualan
telur gulung”.
e. Harga diri
Pasien mengatakan “malu karena kondisinya tidak bisa bekerja
membantu keluarga karena sebelum sakit klien bekerja sebagai penjual
telurgulung”
Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah

Page 21 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti / terdekat : pasien mengatakan sayang ibunya,
sayang anaknya. Saat ditanya antara ibu dan istrinya klien mengatakan
lebih dekat dengan ibunya karena ibunya yang selalu sabar merawat
klien. Klien mengatakan kalau di rumah sakit klien hanya dekat dengan
salah satu temannya yaitu pak arsumo karena klien menganggap
temannya yang lain gila.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Pasien
mengatakan jika dirumah klien tidak pernah mengikuti kegiatan -
kegiatan di lingkungan rumahnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain .
Diagnosa Keperawatan :

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengarakan beragama muslim. Menurut penyakit yang dialami
sekarang karena Allah marah terhadap sikapnya.
b. Kegiatan Ibadah
Pasien mengatakan mengaku muslim rajin melakukan ibdah apabila
dirumah, sedangkan di rumah sakit tidak pernah melakukan ibadah
karna tidak ada yang mengajak
Diagnosa Keperawatan :

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis GCS 456
3. Tanda vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Page 22 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


Suhu : 36,5 ºC
Pernafasam : 19 x/menit
4. Ukur
Berat Badan : 55 Kg
Tinggi Badan : 160 cm
5. Keluhan Fisik
Jelaskan : pasien mengatakan apabila tangan dan pergelangan kaki nyeri
karena luka
Diagnosa Keperawatan :

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan (penampilan usia, saya berpakaian, kebersihan)
Jelaskan : Penampilan pasien sesuai dengan usianya, rambut dan cara
berpakaian tidak terbalik, mandi 2 × sehari menggunakan sabun, tidak
mengosok gigi
Diagnosa Keperawatan: -
2. Pembicaraan (frekuensi, volume, jumlah, karakter)
Jelaskan: Pembicaraan pasien dilihat dari frekuensi lambat, volume lembut,
jumlah sedikit dengan karakter kata tersambung jawabannya sedikit dengan
pertanyaan
Diagnosa Keperawatan: Harga diri rendah
3. Aktivitas motorik/psikomotorik
Kelambatan:
√ Hipokinesia, Hipoaktivitas
 Katalepsi
 Sub stupor katatonik
 Fleksibilitasserea
Jelaskan: Pasien terlihat mondar mandir tidak terarah, sering diam dan
menyendiri
Page 23 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


Peningkatan:
 Hiperkinesia,  Grimace
hiperaktivitas  Otomatisma
 Stereotipi  Negativisme
 Gaduh gelisah katetonik  Reaksi konversi
 Mannarism  Tremor
 Katapleksi  Verbigrasi
 Tik  Bejalan kaku / rigid
 Ekhopraxia  Kompulsif: sebutkan -
 Command automatism
Jelaskan: Pasien terlihat mondar – mandir masih belum kooperatif makan
masih harus diingatkan
Diagnosa Keperawatan: ?
4. Mood and Afek
a. Mood
 Depresi  Anhedonia
 Ketakutan  Kesepian
 Euforia √ Lain – lain
 Khawatir
Jelaskan: Saat dirumah sakit merasa kesepian dan tidak punya teman
yang memperhatikannya pada saat dirumah merasa banyak yang
memperhatikan
b. Afek
 Sesuai  Labil
 Tidak sesuai √ Tumpul/datar/dangkal
Jelaskan: Terlihat muka datar pada saat diajak komunikasi pandangan
tumpul pertanyaan ketiga kali pasien baru dapat menjawab
Diagnosa Keperawatan: gangguan alam perasaan
Page 24 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


5. Interaksi selama wawancara
 Bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
√ Kontak mata kurang
 Defensif
 Curiga
Jelasan: Pada saat diajak bicara tidak fokus kepada lawan bicara, mata
dan pandangan fokus sama didepan berbalik arah dari lawan bicara
Diagnosa keperawatan: hdr
6. Persepsi sensori
a. Halusinasi
√ Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengucapan
 Penciuman
b. Ilusi
 Ada
 Tidak ada
Jelaskan : Ada yang membisiki dengan isinya “ Luguro maneh seksonen
awakmu” bisikan muncul ketika pada saat tidak bisa tidur di tempat
sendiri sekitar 1 menit bisikan yang di ulang terus menerus bayangan
muncul pada pagi hari dengan bentuk suara ntah laki – laki atau
perempuan yang tidak ada wujudnya.
Diagnosa keperawatan: gangguan sensori persepsi: halusinasi
pendengaran

Page 25 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


7. Proses pikir
a. Arus pikir
 Koheren  Inkoheren
 Sirkumtansial  Asosiasi longgar
 Tangensial  Flight of idea
√ Blocking  Perseferasi
 Logorhoe  Neologisme
 Clang association  Main kata-kata
 Afasia  Lain-lain
Jelaskan: saat berbicara tidak kooperatif tatapan tidak fokus pada lawan
bicara
b. Isi pikir
 Obsesif  Pikiran rendah
 Ekstasi diri
 Fantasi  Pesimisme
 Alienasi  Pikiran logis
√ Pikiran bunuh diri  Pikiran curiga
 Pre okupasi  Phobia,
 Pikiran isolasi sebutkan: -
sosial  Waham,
 Ide yang terkait sebutkan: -
 Lain – lain: -
Jelaskan: Saat berbicara tidak kooperatif tatapan tidak fokus pada lawan
bicara
c. Bentuk pikir
 Realistik
 Non realistik
 Dereistik
√ Otistik
Page 26 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


Jelaskan: : Klien menurutnya apabila sedang marah marah keluarga
akan memeganali tangan dan kaki terutama kaki menurutnya itu bentuk
perhatian keluarga
Diagnosa keperawatan: Perubahan proses fikir : arus, GPP isi,GPP
bentuk
8. Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat, dan orang)
Jelaskan:
Menurut klien sudah tidak sakit bisa untuk pulang dan
berkumpul dengan keluarga dirumah terutama bersama kakak –
kaka dan adik adik.
 Meninggi
√ Menurun
 Kesadaran berubah
√ Hipnosa
 Confusion
 Sedasi
 Stupor
Jelaskan: Klien terganggu dengan adanya suara bisikan

9. Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang (> 1 bulan)
 Gangguan daya ingat jangka menengah (24 jam - ≤1 bulan)
 Gangguan daya ingat jangka pendek (10 detik – 15 menit)
Jelaskan: Klien mengatakan pernah di rawat di RS ini datang pada
tahun 2016 dan 2018 pernah dirawat di ruang cucakrowo, kemuning
dan merpati.
Diagnosa keperawatan: perubahan proses pikir : memori

Page 27 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
a. Konsentrasi
√ Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
Jelaskan: Mudah lupa pada hari karena merasa apabila tidak bekerja
lupa dengan jadwal harian
b. Berhitung
Jelaskan: Pasien tidak mampu berhitung secara sederhana “50 – 35
menjawab 40
Diagnosa keperawatan: perubahan proses pikir :

11. Kemampuan penilaian


 Gangguan ringan
√ Gangguan bermakna
Jelaskan: Pasien merasa terganggu dengan banyak orang lebih
nyaman apabila sendiri
Diagnosa keperawatan: ?

12. Daya tilik diri


 Mengingkari penyakit yang diderita
 Menyalahkan hal-hal yang diluar dirinya
Jelaskan: Pasien merasa tidak sakit hanya saja tidak bisa mengontrol
amarah namun kakak membawa ke RS ini
Diagnosa keperawatan: Perubahan proses piker

Page 28 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan


 Perawatan kesehatan
√ Transportasi
√ Tempat tinggal
 Keuangan dan kebutuhan lainnya
Jelaskan: Menurut klien setelah pulang dari RS ini akan tinggal bersama
saudara – saudaranya dan membantu memenuhi kebutuhan sehari – hari

2. Kehidupan sehari –hari


a. Perawatan diri
1) Mandi: pasien mengatakan “saat dirumah klien mandi 1x sehari
dan jika di rumah sakit klien mandi 2x sehari di bantu oleh orang
lain”
2) Berpakaian, berhias, dan berdandan: Berpakaian, berhias, dan
berdandan: pasien mengatakan “ganti baju sendiri” , baju pasien
terlihat sesuai dan tidak terbalik.
3) Toileting (BAK,BAB): pasien mengatakan “dikamar mandi kak
pakai sabun”. Pasien BAK dan BAB dengan bantuan orang lain.

Diagnosa keperawatan:
b. Nutrisi
Berapa frekuensi makan dan kudapan dalam sehari :
Pasien mengatakan “saat di rumah makan 2x sehari dan saat di rumah
sakit makan 3x sehari 1 porsi tidak habis”
Bagaimana nafsu makannya :

Page 29 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


Pasien mengatakan “di rumah terkadang tidak nafsu makan karena tidak
sesuai selera dan saat di rs nafsu makan naik namun 1 porsi tidak habis
karena porsi terlalu banyak”
Bagaimana berat badannya :
Pasien mengatakan “di rumah berat badan tidak naik karena nafsu makan
rendah dan saat di rumahsakit berat badan klien naik karena menurutnya
makanya enak enak”
Diagnosa keperawatan: Tidak ada

c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 12.30 – 16.00
Tidur malam, lama: 19.00 – 06.00
Aktivitas sebelum atau sesudah tidur: melamun dan diam
Jelaskan: Di rumah klien tidur sangat nyenyak karena obat yang di
minum bisa membuat cepat tidur. Di rs jarang bisa tidur karena
suasana berbeda dengan di rumah.
Gangguan tidur
√ Insomnia
 Hipersomnia
 Parasemnia
 Lain-lain
Jelaskan: Jelaskan: pasien mengatakan “sulit tidur jika
belum meminum obat”
Diagnosa keperawatan: tidak ada
3. Kemampuan lain – lain
 Mengantisipasi kebutuhan hidup
 Membuat keputusan berdasarkan keinginannya

Page 30 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


 Mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan
kesehatan sendiri
Pasien mengatakan “minum obat agar sembuh” “kontrol di
rumah sakit”

Sistem pendungkung
Keluarga : ya
Terapis : ya
Teman sejawat : tidak
Kelompok sosial : tidak
Jelaskan:
Diagnosa keperawatan :
IX. MEKANISME KOPING
Jelaskan:
Apabila klien ada masalah terkadang tidak mampu menyelesaikan biasanya
klien menyendiri dan mengurung diri biasanya klien berusaha melukai dan
terkadang melukai orang lain dan melukai diri sendiri di karenakan ada bisikan
yang tidak nyata”
Diagnosa keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya :
Sebelum sakit klien kurang aktif dalam kegiatan organisasi.
 Masalah berhubungan dengan lingkungannya, spesifiknya :
Tetangga klien terkadang takut berinteraksi dengan klien
 Masalah dengan pendidikan, spesifiknya :
Klien lulusan SMP dan tidak melanjutkan lagi karena biaya namun klien
merasa klien merasa puas terhadap pendidikanya.

Page 31 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


 Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya :
Tidak ada masalah dalam bekerja, dulu bekerja berjualan telur gulung.
 Masalah dengan perumahan, spesifiknya :
Klien memiliki 6 bersaudara klien adalah anak nomor 3 dan tinggal
Bersama saudaranya
 Masalah dengan ekonomi, spesifiknya :
Saat ini kebutuhan klien di tanggung oleh saudara klien, apabila klien
sudah sembuh klien ingin berpenghasilan sendiri.
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya :
 Pada saat di rs tidak ada masalah hanya saja klien ingin pulang karena klien
lebih nyaman di rumah.
 Masalah lainnya, spesifiknya : Tidak ada
Diagnosa Keperawatan : -

XI. ASPEK PENGETAHUAN


Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang tentang suatu hal?
Bagaimana pengetahuan klien atau keluarga saat ini tentang penyakit atau
gangguan jiwa, perawatan, dan penatalaksanaannya faktor yang memperberat
masalah (presipitasi), obat – obatan, atau lainnya. Apakah perlu diberikan
tambahan pengetahuan yang berkaitan dengan spesifiknya masalah tersebut.
 Penyakit / gangguan jiwa
 Sistem pendukung
 Factor presipitasi
 penatalaksanaan
 Lain – lain, jelaskan
Jelaskan:
Diagnosa Keperawatan :

Page 32 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


XII. ASPEK MEDIS
1. Diagnosis Medis :F.06.8 other specife mental disordess
2. Diagnosa multi axis :
Axis I : F.06.8
Axis II : Kegagalan dalam menjalani cinta
Axis III : Pernah MRS karna typus
Axis IV : Pemarah tanpa alasan
Axis V :9

3. Terapi Medik :
1) Clobazam 10 mg
2) Haloperidon 2,5 mg
3) Depakote 250 mg
4) Diazepam 2 mg

Page 33 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


XIII. ANALISA DATA
DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
DS: Bisikan muncul saat sendirian ” ayo
lugur o maneh”

DO:

-Terlihat gelisah Gangguan sensori persepsi: halusinasi


pendengaran
- Pandangan melamun

-BIbir seperti komat-kamit

DS: Ingin terjun dari tempat ketinggian


ingin memukul orang
DO:
Resiko perilaku kekerasan
- Raut wajah seperti dendam
- Ekspresi gelisah

DS: aku wegah tempat keramaian, aku


seneng dewean
DO: sering menyendiri
- Sering diam dan tidak mau Isolasi Sosial
berkumpul

Page 34 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


DS : malu memulai percakapan
DO : Pendiam, menyendiri

Harga Diri Rendah

TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI

Page 35 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


1. Keluhan utama : S:
Klien mengatakan sering mendengar
a) “Nama saya Tn D….
suara-suara yang menyuruh
Saya biasa dipanggil D….
melakukan sesuatu
Saya tinggal di Nnganjuk….
2. Kemampuan klien :
Umur saya 37 tahun..””
Mampu mengenali halunasinya
b) “Saya sering mendengar suara-suara
3. Diagnosa keperawatan :
yang menyuruh saya untuk melukai
Gangguan persepsi sensori : halusinasi
diri”
pendengaran
4. Implementasi : c) “Cara mengontrol halusinasi yaitu
a. Membina hubungan saling percaya dengan cara menghardik, minum obat,
bercakap-cakap, dan melakukan
dengan salam terapeutik
b. Mengidentifikasi isi, frekuensi, kegiatan. Cara yang pertama yaitu
waktu, dan pencetus halusinasi dengan menghardik..setiap saya
c. Jelaskan cara mengontrol mendengar suara-suara saya langsung
berkata bahwa itu suara palsu dan itu
halusinasi dengan cara
mengahardik hanya halusianasi
d. Memasukkan pada jadwal kegiatan d) “Iya saya sudah mempraktikkan cara
mengontrol halusinasi dengan
menghardik.. “
O:
- Klien mampu mengenali halusinasi
- Kontak mata kurang
- Bicara seperlunya
- Menunduk
- Suara pelan
A : Klien mampu mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
P : Lanjutkan dengan mengajarkan klien
mengontrol halusinasi dengan cara minum
obat

Page 36 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI

1. Keluhan utama : S:
Klien mengatakan masih mendengar
a) “saya kalua mulai mendengar
suara-suara bisikan yang menyuruh
suara-suara saya langsung
berbicara kotor
2. Kemampuan klien : bilang kalua suara itu palsu..”
b) “cara yang kedua yaitu minum
Klien mampu mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik obat yang benar..kalau obat
3. Diagnosa keperawatan : yang warnanya…ini diminum
Gangguan persepsi sensori ….kali sehari dan obat yang
halusinasi pendengaran warnanya….ini diminum…..kali
4. Implementasi : sehari..efek samping dari
a) Mengevaluasi kegiatan obatnya ini bisa menyebabkan
menghardik dan beri pujian mengantuk, mual,
b) Melatih cara mengontrol c) “iya saya sudah mempraktikkan
halusinasi dengan patuh obat cara mengontrol halusinasi
c) Memasukkan pada jadwal dengan minum obat”
kegiatan
O:
- Kontak mata kurang
- Bicara seperlunya
- Suara pelan

A:
Klien mampu mengontrol halusinasi
dengan cara minum obat
P:
Lajutkan dengan mengajarkan klien
mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap

Page 37 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI

1. Keluhan utama :
S:
Klien mengatakan kadang masih
mendengar suara-suara a) “cara minum obat yang benar
2. Kemampuan klien : yaitu obat yang warnanya….ini
Klien mampu mengontrol diminum…kali sehari dan obat
halusinasi dengan yang warnanya……ini
3. Diagnosa keperawatan : diminum……..kali sehari…efek
Gangguan persepsi sensori : sampingnya mual, mengantuk,
halusinasi pendengaran bibir kering…”
4. Implementasi : b) “cara mengontrol halusinasi yang
a) Mengevaluasi kegiatan ketiga yaitu dengan bercakap-
menghardik halusinasi dengan cara cakap..kalau saya mendengar lagi
minum obat suara-suara saya langsung
b) Melatih cara mengontrol memanggil anak saya untuk saya
halusinasi dengan cara bercakap- ajak bercakap-cakap agar suara-
cakap
suara itu hilang sendirinya”
c) Memasukkan pada jadwal
O:
kegiatan
-Klien nampak mampu menjelaskan cara
mengontrol dengan bercakap-cakap
-Klien kooperatif
-Ada kontak mata

A:
Klien mampu mengontrol halusinasi
dengan
Bercakap-cakap

P:
Lanjutkan mengajarkan klien
mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan

Page 38 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


Pohon Masalah

GANGGUAN PERUBAHAN PERSEPSI CORE PROBLEM


PROSES PIKIR SENSORI PENDENGARAN

GANGGUAN RESIKO PRILAKU EFEK


PENAMPILAN KEKERASAN

DEFISIT PERAWATAN ISOLASI SOSIAL CAUSE


DIRI

INTOLERANSI HARGA DIRI


DARI CAUSE
RENDAH
AKTIFITAS

DEVISIT BERDUKA REGIMENT


KOPING INDIVIDU DAN
PENGETAHUAN DISFUNGSIONAL INEFEKTIF
KELUARGA INEVEKTIF

Page 39 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Sdr. D
No. Rekam Medis : ***
Ruang Rawat : R. Camar
Umur : 37 Tahun

TGL. NO. TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI TTD


DX

1. TUM : Setelah interaksi klien Bina hubungan saling percaya


Klien dapat menunjukan tanda – tanda dengan menggunakan komunikasi
mengontrol percaya kepada perawat terapeutik :
halusinasi yang 1. Ekdpresi wajah 1. Sapa klien dengan rama baik
dialami bersahabat verbal maupun non verbal
TUK 1 : 2. Menunjukan rasa senang 2. Perkenalkan nama, nama
Klien dapat 3. Ada kontak mata panggilan dan tujuan
membina hubungan 4. Mau berjabad tangan 3. Tanyakan nama lengkap dan
saling percya 5. Mau menyebutkan nama panggilan
6. Mau menjawab salam 4. Buat kontak yang jelas
7. Mau duduk berdampingan 5. Tunjukan sikap jujur dan
dengan perawat menepati janji tiap berinteraksi
8. Bersedia mengungkapkan 6. Tunjukan sikap empati dan
masalah yang dihadapi menerima apa adanya
7. Adakah kontak sering dan
singkat secara bertahap
TUK 2 : Observasi tingkah laku klien terkait
Klien dapat Setelah interaksi Klien dapat halusinasinya jika menemuka klien
mengontrol menyebutkan yang halusinasi
halusinasi 1. Isi 1. Apa klien mengalami sesuatu
2. Waktu 2. Jika klien menjawab iya
3. Frekuensi tanyakan apa yang sering
4. Situasi kondisi yang dialami
menimbulkan halusinasi 3. Katakan bahwa klien
mengalami hal yang sama
4. Katakana bahwa perawat akan
membantu klien

TUK 3 1. Identifikasi Bersama klien cara /


1. Setelah interaksi klien tindakan yang dilakukan jika
menyebutkan tindakan terjadi halusinasinya

Page 40 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


Klien dapat biasanya dilakukan 2. Jika cara dilakukan adaptif beri
mengontrol halusinasinya pujian
halusinasinya 2. Setelah interaksi klien a. Jika cara maladaptive
menyebutkan cara disiksa
mengontrol halusinasi 3. Diskusikan cara baru untuk
3. Setelah interaksi klien mengontrol
dapat memilih dan b. Katakan bahwa tidak nyata
memperagakan cara c. Berinteraksi dengan orang
mengatasi halusinasinya lain
4. Setelah interaksi klien d. Melaksanakan kegiatan
melaksanakan cara yang sehari - hari
telah dipilih untuk e. Meminta teman atau
mengendalikan perawat saat halusinasi
4. Bantu klien memilih cara yang
suda dianjurkan dan latihan
5. Beri kesempatan untuk melakukan
cara yang dipilih pada latihan
6. Pantau kesempatan untuk
melakukan cara yang telah dipilih
dan dilatih jika berhasil beri
pujian

1. Diskusikan dengan klien


Setelah onteraksi dengan tentang manfaat dan kerugian
TUK 4 klien dapat menyebutkan : tidak minum obat
Klien dapat 1. Manfaat minum obat 2. Diskusikan dengan klien nama
mengontrol 2. Akibat berhenti obat, warna, dosis, cara dan
halusinasinya minum obat efek samping
dengan obat Nama , warna , dosis dan efek 3. Pantau klien saat
samping menggunakan obat
4. Beri pujian klien apabila
menggunakan obat dengan
benar
5. Anjurkan untuk berkonsultasi
dengan dokter / perawat
apabila terjadi sesuatu yang
tidak di inginkan

Page 41 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
PERTEMUAN 1 (SP 1)
Selasa, 24 september 2019

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
 DS : Klien mengatakan sering menyendiri lebih suka di tempat yang
sepi, mendengar suara bisikan untuk terjatuh atau melompat dari
tempat tinggi.
 DO : klien terlihat mondar mandir, terlihat bigung, mata melotot.
2. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan Khusus
 Membina hubungan saling percaya

4. Tindakan Keperawatan
 Membina hubungan saling percaya
 Mengidentifikasi jenis halusinasi klien.
 Mengidentifikasi isi halusinasi
 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien
 Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.
 Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
 Mengajarkan klien menghardik halusinasi.
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
 Salam Terapeutik :
“Assalammualaikum bapak, selamat pagi perkenalkan nama saya
silvina najani, saya mahasiswa praktik dari poltekkes malang yang
dinas di ruang camar selama dua minggu, hari ini saya dinas pagi
dari jam 7.00 hingga 13.30 saya akan merawat bapak selama di rs
ini, Kalau boleh tau siapa nama anda ?” “ Nama saya D mbak”
 Evaluasi
“Mas D mau berbincang-bincang dengan saya?” “Bagaimana
keadaan mas hari ini ?” “Bagaiman makanya tadi” “Kalau boleh tau
mas D sudah berapa lama disini?” “Sekarang mas D umur berapa
sih?” “Mas D ingat tidak siapa yang membawa kesini?” “Apakah
mas masih mendengar bisikan ?”

Page 42 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


 Kontrak
-Topik : “Baiklah bapak bagaimana kalau kita berbincanng
bincang sebentar ?”
-Waktu : “Berapa lama bapak mau berbincang-bincang ?
Bagaimana kalau 15 menit”
-Tempat : “Bapak mau berbincang bincang dimana ?”
Fase Kerja
“Dengan siapa bapak tinggal ? Apakah bapak sudah menikah ? Jika sudah
bapak memiliki anak berapa ? Apakah bapak sering mendengar suara tanpa
wujud nyata ? seberapa sering mendengar suara bisikan ? apa yang
dilakukan bapak ketika bisikan itu muncul ? Apakah dengan tindakan
tersebut bisikan itu hilang ? Ada 4 cara untuk mencegah suara suara itu
muncul yang pertama dengan menghardik suara tersebut, yang ke dua
dengan cara bercakap cakap dengan orang lain, yang ke tiga melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat secara
teratur. “Baik bapak bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu yaitu
dengan menghardik caranya begini pak” saat suara suara itu muncul
langsung bilang pergi sana suara palsu, pergi dari sini. Jadi begitu ya pak
nanti apabila suara itu muncul cara itu di ulangi hingga suara itu tidak
terdengar lagi, “coba bapak peragakan” “nah bagus pak seperti itu”.
2. Fase Terminasi
 Evaluasi Subjektif :“Bagaimana perasaan bapak setelah kita
bercakap cakap ?”
 Evaluasi Objektif : Klien mampu melakukan.
 RTL : Bpak melakukan itu hingga suara tersebut tidak terdengar
lagi lakukan itu saat suara itu muncul ya pak.
“Nah bagus pak begitu”
 Kontrak
-Topik : “Baiklah pak bagaimana jika kita besok berbincang
bincang mengatasi halusinasi dengan cara yang ke dua yaitu minum
obat”
-Waktu : “bagaimana jika besok kita berbincang bincang lagi pak
? sekitar jam 10 pagi?”
-Tempat : “bapak maunya di mana kita berbincang bincang?”
“Bagaimana jika di ruangan ini saja pak ?”

Page 43 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
PERTEMUAN 2 (SP 2)
Rabu, 25 september 2019

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
 DS : klien mengatakan “mbak aku pengen moleh”
 DO : klien berbisik-bisik sendiri, ekspresi klien cukup tenang,
kontak mata dengan lawan bicara, tatapan mata tajam, tangan
mengepal.
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus
 Evaluasi Kegiatan menghardik, beri pujian.
 Cara mengontrol halusinasi dengan obat (Jelaskan 6 benar : jenis,
guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
 Masukan pad ajadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan
minum obat.
4. Tindakan Keperawatan
 Memvalidasi hasil BHSP untuk mengevaluasi daya ingat pasien
 Mengobservasi tingkah laku klien terkait halusinasinya
 Membantu klien mengenal halusinasinya
 Mengklarifikasi tentang halusinasinya
 Mendiskusikan dengan pasien cara mngatur halusinasinya
 Memantau pelaksanaan mengontrol halusinasi pasien

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
 Salam Terapeutik : “Selamat pagi pak D. lagi ngapain pak ?”
 Evaluasi : “Mas D masih ingat siapa saya? Bagaimana keadaan hari
ini?”
 Kontrak
-Topik : “Baik hari ini kita akan mendiskusikan obat obatan yang
di minum berapa lama bapak mau berbincang bincang ?”
-Waktu : “bagaimana jika 15 menit ?“
-Tempat : “Sesuai kontrak kemari, kita berbicara di sini ya pak ?”

2. Fase Kerja
Page 44 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


“Apakah bapak pagi ini sudah minum obat ?” “Adakah bedanya setelah
minum obat secara teratur, apakah suara suaranya berkurang atau hilang ?”
“minum obat sangat penting karena suara suara yang bapak dengar dan
memanggil bapak tidak muncul lagi” “ berapa jenis macam obat yang bapak
minum ?( perawat menyiapkan obat klien) ini yang warnanya merah jambu
(hp) 3x sehari jam 7 pagi jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk
menghilangkan suara suara, ini yang putih (cz) 3x sehari jamnya gunanya
untuk mengatasi kejang rileks dan tidak kaku, sedangkan yang putih besar
lonjong (DC) mengurangi kekakuan di minum 3x sehari jamnya sama, ini
yang putih besar (DZ) diminum 3x sehari juga jamnya sama. Untuk lebih
rileks dan tenang jika suara suara hilang obat tidak boleh di hentikan tanpa
konsultasi dokter lebih lanjut. Karena jika putus minum obatnya bapak akan
kambuh dan sulit untuk di obati kembali. Bapak harus telisi saat
menggunakan obat obatan ini pastika obatnya benar artinya bapak harus
memastikan bahwa itu obatyang benar benar harus di minum bapak, Jangan
sampai salah dengan obat milik orang lain, janagan salah meminum obat
orang lain, baca nama kemasanya dan pastikan obat di minum sesuai
waktunya.
3. Fase Terminasi
 Evaluasi subjektif : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita
bercakap cakap tentang obat?”
 Evaluasi objektif : “Pak masih ingat melawan suara bisikan yang
tidak nyata tadi?” “ apakah bapak dapat memahami cara meminum
obat yang benar ?”
 RTL : “Kalau bapak masih bingung boleh tanya pada saya dan nanti
harus mempraktikkan cara meminum obat yang benar.”
 Kontrak :
-Topik : “ Pak kalau besok ngobrol lagi mau? Saya ingin membahas
tentang obat-obat yang diminum, bagaimana perasaan bapak setelah
minum obat?”
-Waktu : ”Enaknya berapa lama besok bicaranya? 10 menit mau?”
-Tempat : “Besok bapak mau bicara dimana? Yasudah besok bicara
disini lagi ya.”

Page 45 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
PERTEMUAN 3 (SP 3)
Kamis, 26 september 2019

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
 DS : kilien mengatakan telah dapat menghardik halusinasi dan telah
dapat memahami cara meminum obat yang benar.
 DO : klien dapat memahami jadwal meminum obat, klien sudah dapat
mengontrol halusinasi
2. Diagnose Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus
 Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap cakap
4. Tindakan Keperawatan
 BHSP
 Evaluasi jadwal harian klien
 Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap cakap
 Anjurkan klien memasukan kegiatan bercakap cakap kedalam jadwal klien
 Menilai kemampuan yang telah mandiri
 Menilai halusinasi terkontrol

B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
 Salam Terapeutik : “Selamat pagi Mas, bagaimana perasaan Mas hari
ini?”
 Evaluasi/ validasi : “Apakah suara-suara yang didengar Mas masih
ada?” “Apakah cara yang sudah saya ajarkan kemarin sudah
dipraktikkan? Bagaimana sih caranya?” “Ya bagus sekali.” “Nah… mas
sudah bisa cara menghardik yang benar.”

 Kontrak :
Topik : “Sesuai dengan janji kita yang kemarin, apakah bapak sudah
memahami cara meminum obat yang benar dan menghardik halusinasi
?”
Waktu : “bagaimana jika kita ngobrol selama 10 menit mas?”
Tempat : “Mas mau ngobrol dimana?” “Disini saja?”

Page 46 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


2. Fase Kerja
“Bagaiman apak apakah bapak sudah menerapkan cara menghardik halusinasi
seperti yang saya ajarkan kemarin ?” Apakah bapak masih Mendengarkan suara
suara itu ?” “ jika masih berapa lama itu terjadi ?” “Apakah bapak telah
memahami cara meminum obat yang benar ? baik pak bagus”
3. Fase Terminasi
a.Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (klien)
Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap cakap hari ini ?
Evaluasi obyektif (perawat)
“Setelah kita bercakap cakap coba bapak menyimpulkan yang di bicarakan yang telah
kita bicarakan” “Coba sebutkan apa saja yang bapak pahami tentang cara mencegah
halusinasi”

b.Rencana tindak lanjut


Apabila suara suara itu muncul gunakan cara yang saya ajarkan kemarin ya pak

Page 47 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Sdr. D adalah klien dengan diagnosa medik gangguan psikotik non organik dan
diagnosa keperawatan halusinasi pendengaran dan penglihatan, klien pernah
sebelumnya dirawat di RSJ Lawang. Pada kasus halusinasi pendengaran dan
penglihatan yang dialami oleh Sdr. D. Tindakan yang dilakukan sesuai konsep
teori adalah melakukan bina hubungan saling percaya dengan klien, mengenal
halusinasinya dan mengontrol haulisani dengan cara menghardik , mengontrol
halusinasi dengan cara minum obat, mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
cakap, mengontrol halusinasi dengan cara beraktivitas sehari-hari.

5.2 Saran

Dukungan keluarga sangat penting untuk kesembuhan klien jadi diharapkan


keluarga yang mempunyai anggota yang mengalami halusinasi dapat melibatkan
diri dalam merawat anggota keluarganya.

Page 48 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)


Daftar Pustaka
Bagus, Pan. 2014. Konsep Halusinasi Dan Strategi Pelaksanaan Halusinasi.
www.academia.edu diakses September 2019.
Yusalia, Refiazka. 2015. Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan Halusinasi.
www.academia.edu diakses September 2019.
Zelika, Alkhosiyah A. Dermawan, Deden. 2015. Kajian Asuhan Keperawatan Jiwa
Halusinasi Pendengaran Pada Sdr. D Di Ruang Nakula Rsjd Surakarta. Jurnal
Poltekkes Bhakti Mulia.
Darmaja, I Kade. 2014. Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Tn. “S”
Dengan Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran Diruang Kenari
Rsj Dr. Radjiman Wedioningrat Lawang Malang. Program Studi Profesi (Ners)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bakti Indonesia Banyuwangi.
Pambayun, Ahlul H. 2015. Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. S Dengan Gangguan
Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran Ruang 11 (Larasati) RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang. Asuhan Keperawatan Psikiatri Akademi
Keperawatan Widya Husada Semarang.

Page 49 of 49

(POLTEKKES KEMENKES MALANG D-III KEPERAWATAN LAWANG)

Anda mungkin juga menyukai