SESAMA MUSLIM
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Hadits
Dosen Pengampu : H. Abdul Sattar, M.Ag
Disusun Oleh :
2014
1
I. PENDAHULUAN
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, saling membutuhkan untuk memenuhi
keperluan dan meningkatkan taraf hidupnya. Fitrah inilah yang ditegaskan oleh islam. Lebih
lagi terhadap sesama muslim. Sebagai seorang muslim diwajibkan untuk menjalin tali
persaudaraan dengan muslim lainnya. Dimana persaudaraan itu merupakan pertalian
persahabatan yang serupa dengan hubungan kekeluargaan. Bahkan islam mengibaratkan
persaudaraan dan tali persaudaraan ibarat sebuah bangunan. Rasul banyak memberikan
tuntunan bagaimana seharusnya umat menjaga persaudaraan. Umat islam tidak boleh saling
menyakiti.
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Persaudaraan Sesama Muslim
2
Pengertian menurut Hadits
عٍ ابٗ ْزيزة رضي هللا عُّ قال قال رسٕ ل هللا ص و التحاسذٔأال تُاجسٕأالتباغضٕأالتذابزٔأال
انتقٕٖ ُْٓا,ِيبيع بعض ٔكَٕٕا عبادهللا اخٕاَا انًسهى اخٕ انًسهى اليظهًِٕ ٔال يخذنّ ٔاليكذبّ ٔال يحقز
ٔيشيزٔ انٗ صذرِ ثالث يزات بحسب ايزئ يٍ انشز اٌ يحقز اخاِ انًسهى كم انًسهى عهٗ انًسهى حزو
) (رٔاِ يسهى.ّديّ ٔيانّ ٔعزض
Keterangan Hadits:
2. Hadits bahwa antar sesama muslim adalah bagaikan sebuah bangunan yang
saling berkaitan erat dan bersusun satu sama lain
1
Dja’far Amin, HADITS ARBA’IN, Solo: CV RAMADHANI, 1985, Hal.101-102
3
قال رسٕل هللا ص و انًؤيٍ نهًؤيٍ كانبُياٌ يشذ بعضّ بعضا: عٍ ابٗ يسٗ رضي هللا عُّ قال
ّ يتفق عهي,ّٔشبك بيٍ اصابع
2
Dari Abu Musa r.a, katanya: "Rasulullah SAW bersabda: "Seorang mu'min
terhadap mu'min yang lain itu adalah sebagai bangunan yang sebagiannya
mengokohkan kepada bagian yang lainnya," dan beliau s.a.w. menjalinkan antara
jari-jarinya -perumpamaan karena begitu dekatnya hubungan setiap mu'min, bagai
jari yang satu dengan jari lainnya-." (Muttafaq 'alaih)
Keterangan Hadits:
Dalam menguraikan Hadis di atas, Imam al-Qurthubi berkata sebagai berikut:
"Apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW itu adalah sebagai suatu tamsil
perumpamaan yang isi kandungannya adalah menganjurkan dengan sekeras-
kerasnya agar seorang mu'min itu selalu memberikan pertolongan kepada sesama
mu'minnya, baik pertolongan apapun sifatnya (asal bukan yang ditujukan untuk
sesuatu kemungkaran). Ini adalah suatu perintah yang dikokohkan yang tidak boleh
tidak, pasti kita laksanakan. Perumpamaan yang dimaksudkan itu adalah sebagai
suatu bangunan yang tidak mungkin sempurna dan tidak akan berhasil dapat
dimanfaatkan atau digunakan, melainkan wajiblah yang sebagian dari bangunan itu
saling kokoh mengokohkan dan erat-erat saling pegang memegang dengan bagian
yang lain. Jikalau tidak demikian, maka bagian-bagian dari bangunan itu pasti
berantakan sendiri-sendiri dan musnahlah apa yang dengan susah payah didirikan.
Begitulah semestinya kaum muslimin dan mu'minin antara yang seorang dengan
yang lain, antara yang sekelompok dengan yang lain, antara yang satu bangsa
dengan yang lain. Masing-masing tidak dapat berdiri sendiri, baik dalam urusan
keduniaan, keagamaan dan keakhiratan, melainkan dengan saling tolong-menolong,
bantu-membantu serta kokoh mengokohkan. Manakala hal-hal tersebut di atas tidak
dilaksanakan baik-baik, maka jangan diharapkan munculnya keunggulan dan
kemenangan, bahkan sebaliknya yang akan terjadi, yakni kelemahan seluruh umat
Islam, tidak dapat mencapai kemaslahatan yang sesempurna-sempurnanya, tidak
kuasa pula melawan musuh-musuhnya ataupun menolak bahaya apapun yang
menimpa tubuh kaum Muslimin secara keseluruhan. Semua itu mengakibatkan
tidak sempurnanya ketertiban dalam urusan kehidupan duniawiyah, juga urusan
2
Imam nawawi, riyadus sholihin, Indonesia: daro haya’,
4
diniyah (keagamaan) dan ukhrawiyah. Malahan yang pasti akan ditemui ialah
kemusnahan, malapetaka yang bertubi-tubi serta bencana yang tiada habis-
habisnya.
5
Adalah persaudaraan antarinteren umat islam. Dilihat dari sifatnya, ukhuwah
model ini ruang lingkupnya lebih sempit dari ketiga ukhuwah diatas, karena
hanya mencakup umat islam saja. Namun jika dilihat dari isinya, maka cakupan
Ukhuwah fi din al-Islam lebih luas, karena tidak dibatasi wilayah Negara bahkan
tidak dibatasi alam yang ditempati, apakah masih hidup atau sudah mati, ke
sesamanya saudara dalam seagama, sehingga masing-masing orang muslim
mempunyai kewajiban terhadap muslim lainnya. Misalnya megucapkan salam,
megurus dan mengantarkan jenazah dan lainnya.
Keempat bentuk ukhuwa di atas esensial mempunyai kesamaan, yaitu adanya
anjuran untuk hidup rukun, saling menghormati, saling membantu , kerja sama,
tenggang rasa, solidaritas, social, dengan mendudukkan pada posisinya masing-
masing sesuai dengan cirri khas bentuk ukhuwah yang dilakukan. Keempat
bentuk ukhuwah di atas pada hakikatnya merupakan pengejawantahan dari
prinsip tauhid yang harus ditegakkan dalam hidup dan kehidupan sehari-hari. 3
a. Menjawab salam
Mengucapkan salam ketika bertemu dengan muslim lainnya, dan perintah
mengawali salam itu wajib. Menurut Imam ibnu Abdul Bari mengawali
salam itu sunah dan menjawab salam hukumnya wajib. Menebarkan salam
kepada orang yang dikenal atau tidak, akan menumbuhkan rasa cinta atau
sayang sesama muslim. Kata ال س المitu merupakan bagian dari asma Allah,
ketika kita mengucapkan ال سالم ع ل ي كنitu berarti semoga engkau dalam
bimbingan Allah. Ketika seorang musalim mendapatkan salam, wajib untuk
3
http://espeilimab.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html (22/03/14. 11:03)
6
menjawabnya tetapi ketika musalim bersama muslim lainnya wajib kifayah
untuk menjawab salam.
b. Ketika diundang wajib datang atau memenuhinya. Memenuhi undangan itu
wajib pada setiap undangan, namun ulama merinci atau menkhususkan
pada undangan walimah dan sejenisnya saja. Apabila ada dua undangan
dalam waktu yang sama, undangan yang pertama diterima wajib untuk
dipenuhi sedangkan yang kedua sunah untuk dipenuhi.
c. Memberi nasehat ketika diminta. Dari dhahirnya, memberi nasehat itu
wajib ketika diminta untuk menasehati saja. Diperbolehkan memberi
nasihat selama masih dalam batas amar ma‟ruf nahi mungkar dan nasihat
itu tidak boleh menjerumuskan kedalam hal yang negatif.
d. Mendoakan kebagusan untuk orang yang bersin dan memuji kepada Allah.
Etika orang yang bersin adalah menutup hidung dan memelankan suaranya.
e. Menjenguk orang sakit hukumnya sunat khususnya saudara atau tetangga,
guru-guru, teman. Maka jika seorang muslim mendengar salah satu dari
mereka sakit maka jenguklah untuk mengetahui bagaimana keadaan dan
untuk menghiburnya dan mendoakan kesembuhannya.
f. Ketika ada seorang muslim meninggal hendaknya mengucapkan
„innalillahi wa inna ilaihi roji‟un‟ dan berkunjung untuk menyatakan
berduka cita kepada keluarga yang ditinggalkan serta mengurangi beban
yang ditinggalkan dengan menghiburnya bahwa setiap musibah pasti ada
hikmah.4
Seorang muslim dituntut untuk bermuamalah dengan saudaranya sesama
muslim dengan cara yang dapat melahirkan pertautan hati. Allah swt.
berfirman, “orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (Al-hujurat: 10)
4
http://juliana-ilmu.blogspot.com/2011/11/persaudaraan-muslim.html?m=1 (24/03/2014 18:54)
7
Ini semua menunjukkan bahwa persaudaraan adalah sesuatu yang sangat urgen
didalam islam. Bahkan lantaran urgensinya pula seorang muslim tidak
dianggap sempurna keimanannya, jika belum mencintai saudaranya seperti ia
mencintai dirinya sendiri. Dengan demikian ia akan berusaha untuk tidak
menyakiti saudaranya dan menjaganya dari berbagai bentuk kemudharatan.
Yang juga perlu diketahui bahwa ketinggian akhlak didalam Islam, tidaklah
terbatas kepada sesame muslim. Namun manfaat dari akhlak tersebut juga akan
dirasakan oleh semua umat manusia. Karenanya, semua perkara diatas
diharamkan bagi setiap manusia. Jika ada orang kafir yang diperlakukan
dengan salah satu perkara diatas, maka itu semata-mata karena kekafirannya.
Kewajiban dan larangan seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim
diantaranya adalah:
a. Dilarang memutuskan hubungan sesama muslim.
Dalam hal ini, kita sebagai orang muslim tidak boleh memutuskan tali
persaudaraan diantara sesama muslim yang lainnya. kita diwajibkan untuk
selalu menyambung tali silaturrahmi antar saudara kita. Dan bagi orang yang
menyambung tali silaturrahmi, Allah akan memberikan kepadanya kehidupan
umur yang lebih panjang dengan selalu mengingat-Nya dan mengisi waktunya
dengan amal ketaatan.5
ّ صلَّى
ّللاُ َعل ْي ِه َ ّللا ّ ْن م ُْطعِم َرضِ َي
ِ ّ َقا َل َرس ُْو ُل: ّللاُ َع ْن ُه َقا َل ِ َو َعنْ ُج َبي ِْر اب
ٍ
) ( ُم َّ َ ٌ َعلَ ْي ِه. َقاطِ َع َر ٍِم: َيعْ نِي،ٌ الَ َي ْد ُخ ُل ْال َج َّن َة َقاطِ ع: َو َسلَّ َم
Dari jubair bin muth’im Radiyallahu Anhu berkata, “Rasulullah saw. bersabda,
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan, yakni memutuskan hubungan
silaturrahim””. (Muttafaq ‘Alaih)6
b. Dilarang menzaliminya, dilarang membiarkannya dengan kesulitannya, dan
dilarang membuka aib saudara sesama muslim.
Tidak boleh melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya
bagi diri, agama, dan kehormatan dan agamanya, tanpa alasan yang dibenarkan
agama. Karena hal itu adalah kezaliman yang akan menghancurkan
persaudaraan islam.
5
Musthafa Dieb Al-Bugha, Menyelami Makna 40 Hadits Rasulullah saw., Jakarta : Al-I‟tishom, 2003, hlm.
317.
6
Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan‟ani, Subulus-Salam Jilid 3, Jakarta Timur : Darus Sunnah, 2013,
hlm. 796.
8
Tidak memberikan pertolongan kepada sesama muslim adalah haram.
Terutama saat dia benar-benar membutuhkan pertolongan. Memberikan
pertolongan bisa dalam masalah duniawi, seperti menolong orang lain yang
sedang didzalimi oleh orang lain. Dan bisa juga dalam masalah ukhrawi,
seperti memberikan nasihat untuk kebaikan kepada orang lain. Dan kita
sebagai sesama muslim dilarang untuk membuka aib saudara sesama muslim
karena bisa jadi itu akan menyakiti hatinya.
Dari Abdullah bin Umar r.a., bahwasanya Nabi saw. telah bersabda,
، اج ِ ِه
َ َ ّللاُ فِي ّ ان
َ َك،ِخ ْيه ِ َاج ِة أ
َ َ ان فِي َ َمنْ َك،ُ الَ َي ْظلِ ُم ُه َوالَيُسْ لِ ُمه،والمُسْ ل ِِم
ْ المُسْ لِ ُم أَ ُخ
ّ َفرَّ َج،َو َمنْ َفرَّ َج َعنْ مُسْ لِم ُكرْ َب ًة
ِ ّْللاُ َع ْن ُه ُكرْ َب ًة ِمنْ ُكر
َو َمنْ َس َ َر،ِب َي ْو ِم القِ َيا َمة ٍ
ّ ُ َس َ َر،مُسْ لِمًا
) (روا أبو داود.ّللاُ َي ْو َم القِ َيا َم ِة
“Orang muslim itu saudara orang muslim lainnya, ia tidak boleh
menzaliminya dan tidak boleh menghinakannya, barang siapa yang menolong
kebutuhan saudaranya, niscaya Allah akan menolong kebutuhannya, dan
barang siapa yang membebaskan seorang muslim satu kesusahan, niscaya
Allah akan membebaskan darinya dengan perbuatannya itu satu kesusahan
dari berbagai kesusahan di hari kiamat, dan barangsiapa yang menutup (aib)
seorang muslim, niscaya Allah akan menutup (aib)nya pada harikiamat”.
(H.R. Abu Dawud) 7
c. Dilarang menghinakannya
Seorang muslim dilarang menganggap remeh saudaranya. Hendaklah
memposisikan saudaranya pada posisi yang semestinya. Karena ketika Allah
menciptakannya, Dia tidak menghinakannya, tetapi memuliakan, meninggikan,
mengajaknya berbicara, dan memeliharanya. Maka, penghinaan kepadanya
merupakan tindakan yang melampaui batas terhadap Allah, karena dia telah
bersikap sombong yang merupakan dosa besar.
ِ ْ ِب َ س: أَنَّ َرس ُْو َل ّللاِ صلَّى ّللا علي ِه وسلَّ َم َقا َل: َعنْ أَ ِبيْ ه َُري َْر َة رضي ّللاُ عنه
ب
) (روا المسلم.لرِّر أَنْ َي ْ ق َِر أَ َخا ُ ْالمُسْ لِ َم
َّ امْ ِر ٍ م َِن ال
7
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Shahih at-Targhib wa at-Tarhib Jilid 4, Jakarta : Pustaka Sahifa,
2012, hlm. 460-461.
9
Abu hurairah r.a. berkata: “Rasulullah saw. bersabda: “Cukup bagi
seorangmenjadi jahat kalau ia menghinakan saudaranya sesama muslim”.
(H.R. Muslim)8
d. Dilarang berdusta dan mendustakan
Diantara hak seorang muslim atas muslim lainnya adalah berkata jujur dan
mempercayai perkataan saudaranya. Termasuk menodai amanat bila
memberitakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya, atau
pembicaraannya bertentangan dengan hakikat sebenarnya, terutama jika
tampak pada orang yang diajak bicara, bahwa ia mempercayai pembicaraan
itu.
Nawas bin Sam‟an r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda :
“Penghianatan yang besar adalah ketika saudaramu berbicara jujur
kepadamu, tapi kamu berdusta kepadanya”. (H.R. Ahmad)
8
H. Salim Bahreisj, Tarjamah Riadhus Shalihin II, Bandung : PT. Al-Ma‟arif, 1983, hlm. 449.
9
http://menaraislam.com/content/view/154/41/ (21/03/14. 22:21)
10
IV. KESIMPULAN
Dengan melakukan persaudaraan muslim yang baik maka umat islam akan menjadi
insan yang lebih beriman, bertaqwa, mulia di hadapan Allah swt, dan mendapatkan banyak
keutamaan dari ukhuwah islamiyah, karena belum tentu kita beriman jika kita tidak dapat
mencintai saudara kita sendiri.
V. PENUTUP
Demikian makalah yang kami sajikan, semoga bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan bagi kita semua. Kami mohon maaf atas kekurangan yang ada dalam makalah
ini. Kami menyadari dalam makalah ini jauh dari kata sempurna untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://espeilimab.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
(22/03/14. 11:03)
http://juliana-ilmu.blogspot.com/2011/11/persaudaraan-muslim.html?m=1 (24/03/2014
18:54)
Al-Bugha, Musthafa Dieb. 2003. Menyelami Makna 40 Hadits Rasulullah saw. Jakarta
: Al-I‟tishom.
Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan‟ani. 2013. Subulus-Salam Jilid 3. Jakarta
Timur : Darus Sunnah.
Al-Albani, Syaikh Muhammad Nashiruddin. 2012. Shahih at-Targhib wa at-Tarhib
Jilid 4. Jakarta : Pustaka Sahifa.
Bahreisj, H. Salim. 1983. Tarjamah Riadhus Shalihin II, Bandung : PT. Al-Ma‟arif.
http://menaraislam.com/content/view/154/41/ (21/03/14. 22:21)
12