Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

FISIKA TERAPAN 2017

“Rangakaian Seri dan Paralel”

Oleh :
Aldy Annas Prambudi Setiawan (06)
Deny Krisma Anugrahita (09)
Mochammad Firdian Ramadhani Pratama (16)
Siti Masadah Salafia (22)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TERAPAN


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2017
I. NAMA ALAT

RANGKAIAN SERI DAN PARALEL

II. TUJUAN KEGIATAN

Pembuatan Alat ini bertujuan untuk :


1. Mengetahui cara merangkai listrik secara seri dan paralel
2. Mengetahui prinsip rangkaian seri dan paralel

III. TEORI DASAR

Rangkaian listrik tertutup adalah rangkaian listrik yang saling berhubungan yang di
dalamnya terdapat hambatan (R) dan sumber arus listrik (elemen, E atau ɛ) sehingga pada
rangkaian tersebut mengalir arus listrik. Pada dasarnya ada dua jenis rangkaian listrik, yaitu :
rangkaian seri dan paralel.
1. RANGKAIAN SERI
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke satu daya
lewat satu rangkaian. Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam satu rangkaian.
Rangkaian seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar (seri).
Banyaknya muatan lisrik yang mengalir tiap satuan waktu adalah sama di sepanjang
rangkaian. Jumlah muatan yang mengalir tiap satuan waktu adalah besaran kuat arus,
sehingga kita mendapati sifat yang khas dari rangkaian seri, yaitu : “kuat arus di sepanjang
rangkaian adalah sama.”Dalam rangkaian seri, arus yang lewat sama besar pada masing-
masing elemen yang tersusun seri.

Sifat-sifat Rangkaian Seri adalah sebagai berikut:


a. Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
b. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama.
c. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri
adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
d. Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total rangkaian
menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian. Arus yang
mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian.
e. Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran
arus terhenti.

Prinsip dalam Rangkaian Seri adalah sebagai berikut:


a. Hambatan total merupakan hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan serinya.
b. Kuat arus dalam tiap-tiap hambatannya tetap dan besar kuat arus setiap hambatan
sama dengan kuat arus totalnya,
c. Beda potensial/tegangan tiap-tiap hambatannya berbeda-beda dan hasil penjumlahan
tegangan tiap-tiap hambatannya sama dengan tegangan totalnya.
V total = V1 + V2 +.. Vn
I total = I1 = I2 =…. I n
R total = R1 + R2 + ... Rn
Beda potensial pada masing-masing hambatan dapat dihitung dengan persamaan
hukum Ohm, V=IR, yang berarti bila harga masing-masing resistor adalah V1 : V2 :
V3 =IR1 : IR2 : IR3

Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam kehidupan sehari-hari (di
rumah) yaitu:
 Lampu hias pohon Natal
 Di dalam setrika listrik ada rangkaian seri dengan bimetal (temperatur kontrol),
demikian juga kulkas.
 Sakelar/switch merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban.
 Baterai dalam senter
2. RANGKAIAN PARALEL
Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis edar
untuk mengalirkan arus, di mana semua input komponen berasal dari sumber yang sama.
Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban listrik dihubungkan secara paralel. Masing-
masing rangkaian dapat dihubung-putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain.

Sifat-sifat Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut:


a. Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
b. Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus
masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
c. Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian
mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel
adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)
d. Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada
rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu
oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.

Prinsip dalam Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut:


a. Seper hambatan paralel merupakan hasil penjumlahan seper tiap-tiap hambatan
paralelnya.
b. Kuat arus dalam percabangannya berbeda-beda dan perbandingan kuat arus tiap-tiap
percabangan berbanding terbalik dengan perbandingan hambatan tiap-tiap
percabangannya serta hasil penjumlahan kuat arus tiap-tiap percabangannya sama
dengan kuat arus totalnya.
c. Beda potensial/ tegangan tiap-tiap percabangannya tetap dan besar tegangan setiap
percabangan sama dengan tegangan totalnya.
V total = V1 = V2 = V3 = .. Vn
I total = I1 + I2 +.. In
1/R total = 1/R1 + 1/R2 + … 1/R n

Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik paralel dalam kehidupan sehari-hari:
1) Distribusi Listrik PLN kerumah-rumah adalah paralel.
2) Stop contact merupakan rangkaian paralel dengan jala-jala.

Perbedaan Rangkaian seri dan paralel adalah sebagai berikut


Kalau rangkaian seri berlaku sebagai pembagi tegangan, maka rangkaian paralel berlaku
sebagai pembagi arus. Hal ini karena sesuai hukum Kirchoff, bahwa arus total pada rangkaian
akan dibagi-bagi ke masing-masing cabang melalui rasio I1 : I2 : I3 = I/R1 : I/R2 : I/R3
IV. ALAT DAN BAHAN

1. Viting Lampu
2. Lampu
3. Kabel
4. Palu
5. Gunting
6. Kancing baterai
7. 2 Baterai kecil 1,5 V
8. Baterai kotak 9 V
9. Papan dada ujian
10. Sakelar 3 kaki
11. Lakban
12. Spidol
13. Obeng
14. Lem Tembak
15. Korek gas

V. LANGKAH PEMBUATAN ALAT

1. Lubangi papan dengan obeng menggunakan palu.


2. Lalu buatlah garis di papan untuk memisahkan rangkain seri dan rangkaian parallel
3. Setelah itu, potong kabel. Kabel berwarna merah untuk rangkaian parallel dan hitam
untuk rangkaian seri.
4. Maukkan viting lampu kedalam papan yang sudah dilubangi dan rekatkan
menggunakan lem tembak
5. Pasang kabel yang sudah dipotong kedalam tiap-tiap viting lampu. Kabel pada
rangkaian parallel disusun secara parallel dan kabel pada rangkaian seri disusun
secara seri.
6. Sambungkan kabel rangkaian seri dan parallel ke sakelar 3 kaki dan baterai
7. Rekatkan kabel dengan lakban
8. Pasang kancing baterai ke baterai jika sudah selesai maka rekatkan baterai dengan lem
tembak agar baterai tetap pada posisinya
9. Masukkan lampu ke dalam viting lampu.
VI. PRINSIP KERJA

Baterai mempunyai kutub positif dan kutub negatif. Kutub positif (+) adalah ujung
baterai dengan tonjolan kecil. Sementara, kutub negatif (–) adalah ujung baterai yang rata
(biasanya mengilap). Jika kedua kutub dihubungkan dengan kabel, elektron mengalir dari
kutub positif menuju kutub negatif. Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya arus listrik.
Ketika arus listrik melewati lampu, arus listrik menyebabkan lampu menyala. Ketika salah
satu ujung kabel dilepas dari kutub baterai, lampu akan mati karena elektorn tidak dapat
mengalir. Arus listrik hanya dapat menyala pada rangkaian tertutup.

VII. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam percobaan yang dilakukan pada rangkaian listrik paralel bahwa, nyala lampu
lebih terang dibandingkan dengan nyala pada rangkaian seri. Hal ini disebabkan sumber
tegangan langsung menuju lampu-lampu tanpa melalui lampu lainnya, Dalam rangkaian
paralel semua bagian-bagiannya dihubungkan secara bersusun. Akibatnya, pada rangkaian
paralel terbentuk cabang di antara sumber arus listrik.. Dalam rangkaian ini, semua
percabangan yang ada dapat dilalui oleh arus listrik. Di setiap cabang itulah komponen listrik
terpasang, sehingga masing-masing komponen itu memiliki cabang dan arus tersendiri. Arus
tersebut mengaliri semua komponen listrik yang terpasang secara bersamaan, sehingga
apabila salah satu lampu dimatikan maka lampu yang lain tidak akan ikut mati,
Berbeda dengan rangkaian listrik seri, semua komponen listrik yang dipasang disusun
secara berderet atau berurutan. Kabel penghubung semua komponen tersebut tidak memiliki
percabangan sepanjang rangkaian, sehingga hanya ada satu jalan yang dilalui oleh arus, yang
menyebabkan apabila salah satu lampu dimatikan maka lampu yang lain akan ikut mati.

VIII. KESIMPULAN

a. Nyala lampu yang disusun secara paralel lebih terang daripada rangkaian listrik yang
disusun secara seri, ini disebabkan karena susunan kabel pada rangkaian paralel terdiri
dari banyak arus atau saluran untuk menghantarkan arus listrik lebih dari satu sehingga
nyala lampu lebih terang bila dibandingkan dengan rangkaian seri yang hanya
menggunakan satu kabel pada penyusunan rangkaiannya.
b. Rangkaian listrik seri apabila salah satu lampu dimatikan maka lampu yang lain akan
ikut mati. Rangakain listrik paralel apabila salah satu lampu dimatikan maka lampu
yang lain tidak akan ikut mati, lampu yang lain akan tetap menyala.
IX. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai