Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN FAKTUR PAJAK UANG MUKA

Faktur pajak uang muka adalah bukti pungutan pajak oleh pengusaha kena pajak saat
melakukan penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak yang diserahkan di
awal saat pembayaran uang muka.

Sementara uang muka dapat dipahami sebagai pembayaran uang kepada pihak lain
yang belum memberikan prestasi atau memenuhi kewajiban.

Contohnya adalah pembayaran kepada kontraktor pada saat kontrak ditandatangani


atau kepada penjual yang belum menyerahkan barang. Uang muka juga dapat
dipahami sebagai pembayaran sebagian dari harga yang telah disepakati oleh pembeli
kepada penjual yang merupakan tanda bahwa perjanjian jual beli telah mengikat.

Jika uang muka merupakan pembayaran cicilan pertama kali yang diterima penjual,
pembayaran berikutnya disebut dengan cicilan (angsuran) atau termin.

Umumnya, besarnya uang muka hanya sekian persen dari harga total. Uang
muka/down payment juga hangus jika ternyata pembeli tidak bisa melunasi/melakukan
pembayaran atas biaya yang timbul dari perjanjian tersebut.

T u j u a n U a n g Mu k a

Tujuan diberlakukannya uang muka adalah untuk menjamin pembeli akan


menyelesaikan pembayaran sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat. Sementara,
dari sisi pembeli, meski bukan sesuatu yang mutlak, uang muka bisa lebih meringankan
dibandingkan harus membeli secara tunai di awal transaksi.

Dari sisi perusahaan, uang muka dikenal dengan istilah pendapatan diterima di muka.
Ini merupakan pendapatan yang sudah diterima perusahaan tetapi belum sepenuhnya
menjadi hak perusahaan di akhir periode. Sebab, meski perusahaan sudah menerima
uang dari pembeli, jasa atau barang belum sepenuhnya diterima lawan transaksi.

Pada kasus pembuatan faktur pajak uang muka, total nilai keseluruhannya belum
diketahui. Pembuat faktur juga harus menerbitkan faktur pajak uang muka.
Kemudian, setelah seluruh nilai transaksi diperoleh, pembeli harus membuat faktur
pajak baru sebagai faktur pajak pengganti.

Peraturan Mengenai Faktur Pajak Uang Muka


Sesuai Pasal 2 ayat (1), PER-24/PJ/2012 stdtd. PER-17/PJ/2014, faktur pajak harus
dibuat :

o Saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak (BKP/JKP).
o Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi
sebelum penyerahan dan/atau sebelum penyerahan (BKP/JKP).
o Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap
pekerjaan.
o Saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara Pemerintah
sebagai Pemungut PPN.
o Saat lain yang diatur berdasarkan peraturan menteri keuangan.
Merujuk pada sejumlah ketentuan di atas, pembuatan faktur pajak uang muka mengacu
pada poin kedua, yakni ketika penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan
BKP/JKP.

H a l y a n g H a r u s D i p e r h a t i k a n S a a t Me m b u a t F a k t u r P a j a k U a n g
Muka

Menurut Peraturan Dirjen Pajak PER-24/PJ/2012, berikut ini tata cara pengisian
keterangan pada faktur pajak uang muka.

1. Nomor Urut

Isi sesuai nomor urut BKP dan/atau JKP yang diserahkan.

2. Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak.

Isi sesuai jenis BKP dan/atau JKP yang diserahkan. Jika menerima uang muka, termin
atau cicilan, kolom nama BKP/JKP ditambah dengan keterangan uang muka, termin,
atau angsuran atas pembelian BKP dan/atau perolehan JKP. Sedangkan, dalam hal
diketahui jumlah unit atau satuan tertentu lainnya, PKP harus menambahkan
keterangan jumlah unit atau satuan tertentu lainnya tersebut atas BKP yang diserahkan.

3. Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin.

Isi sesuai harga jual atau penggantian atas BKP atau JKP yang diserahkan sebelum
dikurangi uang muka atau termin. Jika uang muka atau termin sudah diterima, maka
yang menjadi dasar penghitungan PPN adalah jumlah uang muka atau termin tersebut.
4. Potongan Harga

Lengkapi dengan total nilai potongan harga BKP dan/atau JKP yang diserahkan, dalam
hal terdapat potongan harga yang diberikan.

5. Uang Muka yang Telah Diterima

Lengkapi dengan nilai uang muka yang telah diterima dari penyerahan BKP dan/atau
JKP.

Anda mungkin juga menyukai