Makalah RLL-1
Makalah RLL-1
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Geronimo S (1710503051)
Dimas Jati Waluyo (1810503017)
Apriliani Citra R.F (1810503033)
Ristiana Arifia D (1810503044)
Putri Devina Manurung (1810503054)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Ynag Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan terimakasih kami ucapkan kepada dosen
pengampu mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas yang dengan penuh kesabarn telah memberikan
materi dan bimbingan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Rekayasa Lalu
Lintas pada Perguruan Tinggi memiliki posisi strategis dalam melakukan transmisi
pengetahuan dan upaya untuk meningkatkan mutu mahasiswa sebagai bekal dalam
menghadapi dinamika kebutuhan dan perkembangan zaman.
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang telah disampaikan
yang bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam belajar
serta agar mahasiswa juga dapat memahami nilai-nilai yang dilakukan dalam berfikir atau
bertindak. Mudah-mudahan dalam mempelajari Rekayasa Lalu Lintas para mahasiswa akan
mampu menghadapi masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang timbul dalam bidang
yang sedang ditekuni dan dengan harapan semoga mahasiswa mampu berinovasi dan
berkreasi dengan potensi yang dimiliki. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah
Rekayasa Lalu Lintas ini masih ada kekurangan sehingga penyususan berharap saran dan
kritik dari pembaca sekalian agar penulis dapat meningkatkan dan memperbaiki penyajian
laporan yang lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ................………………………………………………………………v
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui waktu antar kendaraan
2. Dapat mengetahui faktor SMP
3. Dapat mengetahui klasifikasi jalan
4. Dapat mengetahui jarak antar kendaraan
5. Dapat mengetahui kinerja lalu lintas ruas jalan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Adalah waktu antara dua sarana dua angkutan untuk melewati suatu titik atau tempat
pemberhentian bus atau stasiun kereta api. Semakin kecil waktu antara maka semakin
tinggi kapasitas dari prasarana. Waktu antara digunakan dalam rekayasa lalulintas di jalan
dalam kaitannya dengan kapasitas jalan dan dalam pengoperasian kereta api.
Contoh : bila waktu yang digunakan menit dan jumlah bus yang melayani suatu trayek
angkutan dalam satu jam ada sebanyak 42 bus maka waktu antara rata- rata menjadi
Jawab: waktu antara rata-rata dalam menit = 60 = 1,42 menit
42 bus
Waktu antara di jalan yang minimal berkisar 1,5 sampai 2 detik sehingga kapasitas
suatu lajur bisa mencapai 1800 kendaraan/jam sampai 2400 kendaraan/jam.
Dalam pelayanan angkutan umum waktu antara ini digunakan untuk merencanakan jadwal
, semakin rapat waktu antara semakin tinggi frekuensi pelayanan dan semakin tinggi
kapasitas angkut. Untuk permintaan angkutan yang tinggi digunakan waktu antara yang
pendek demikian sebaliknya. Waktu anatara kereta api tergantung pada panjang petak
jalan kereta api ,jalur tunggal atau jalur ganda, kecepatan kereta api termasuk percepatan
dan perlambatan kereta api. Pada kereta api kota biasannya waktu antara pendek bisa
3
sampai 90 detik dimana waktu untuk menurunkan dan menaikkan penumpang hanya 20
detik saja sedangkan dalam kereta api jarak jauh waktu antaranya panjang.
Satuan mobil penumpang disingkat SMP adalah satuan kendaraan di dalam arus lalu
lintas yang disetarakan dengan kendaraan ringan/mobil penumpang, dengan
menggunakan ekivalensi mobil penumpang (emp) atau faktor pengali berbagai jenis
kendaraan menjadi satu satuan yaitu SMP, dimana besaran SMP dipengaruhi oleh
tipe/jenis kendaraan, dimensi kendaraan, dan kemampuan olah gerak. SMP digunakan
dalam melakukan rekayasa lalu lintas terutama dalam desain persimpangan, perhitungan
waktu alat pengatur isyarat lalu lintas (APILL), ataupun dalam menentukan nisbah
volume per kapasitas jalan (V/C) suatu ruas jalan. Di Amerika dan Eropa, satuan mobil
penumpang dikenal dengan istilah passenger car unit atau PCU atau passenger car
equivalent (PCE).
Tabel 2.1 Faktor Pengali SMP (emp)
pada persimpangan tak bersignal (tidak terdapat lampu pengaturan lalu lintas)
nilai faktor pengali SMP (emp) suatu kendaraan untuk semua pendekat sama.[2
4
Pada Jalinan Jalan
Bagian jalinan berfungsi untuk memberikan ruang gerak lebih pada sisi kiri jalan,
bagian jalinan jalan terdiri dari dua tipe yaitu jalinan tunggal dan jalinan bundaran.
nilai faktor pengali (emp) pada jalinan jalan sama seperti pada persimpangan tak
bersignal yaitu :[3]
Jalan Perkotaan
Pada jalan perkotaan faktor pengali tergantung dari fungsi dan kondisi jalan
serta jumlah kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan pada satu satuan periode
waktu (jam) yaitu:
5
B. Jalan Perkotaan terbagi atau jalur satu arah/jalan satu arah.
Pada Jalan perkotaan Penentuan faktor pengali menggunakan cara interpolasi nilai,
sebagai contoh untuk tipe jalan 2/2 UD dan lebar jalur lalu lintas kurang dari 6 meter serta
jumlah kendaraan yang melintas pada satu titik pengamatan selama satu jam yaitu 900
kendaraan maka faktor pengali yang didapat berturut-turut untuk LV, HV dan MC yaitu 1,0,
1,25 dan 0,425.
Jalan luar kota adalah suatu segmen jalan yang menghubungkan antara dua
kabupaten/kota dimana pada sisi jalan tanpa perkembangan atau perkembangan
permanen yang sebentar-sebentar terjadi seperti rumah makan, pabrik atau
perkampungan. pada jalan luar kota pembagian jenis kendaraan yaitu : [5]
6
Penentuan faktor pengali pada jalan luar kota tergatung dari jenis jalan, tipe
alinyemen (datar, bukit, gunung), arus kendaraan dan lebar lalu lintas.
Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu
lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang
melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam), atau dengan
mempertimbangan berbagai jenis kendaraan yang melalui suatu jalan digunakan satuan
mobil penumpang sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan kapasitas maka
kapasitas menggunakan satuan satuan mobil penumpang perjam atau (smp)/jam.
Manual Kapsitas Jalan Indonesia memuat fasilitas jalan perkotaan dan semi perkotaan
dan juga jalan luar kota dan jalan bebas hambatan..
Klasifikasi jalan atau hirarki jalan adalah pengelompokan jalan berdasarkan fungsi
jalan, berdasarkan administrasi pemerintahan dan berdasarkan muatan sumbu yang
menyangkut dimensi dan berat kendaraan. Penentuan klasifikasi jalan terkait dengan
besarnya volume lalu lintas yang menggunakan jalan tersebut, besarnya kapasitas jalan,
keekonomian dari jalan tersebut serta pembiayaan pembangunan dan perawatan jalan.
a. Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk (akses) dibatasi secara berdaya guna.
7
c. Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
a. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan
jalan strategis nasional, serta jalan tol.
d. Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan
pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta
menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
8
3. Klasifikasi berdasarkan muatan sumbu
a.Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran
panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang
diizinkan lebih besar dari 10 ton, yang saat ini masih belum digunakan di
Indonesia, namun sudah mulai dikembangkan diberbagai negara maju seperti
di Prancis telah mencapai muatan sumbu terberat sebesar 13 ton;
b.Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran
panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang
diizinkan 10 ton, jalan kelas ini merupakan jalan yang sesuai untuk angkutan
peti kemas;
c Jalan Kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan
bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500
milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan
sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;
d. Jalan Kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran
panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang
diizinkan 8 ton;
e. Jalan Kelas III C, yaitu jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi
9
2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, dan muatan
sumbu terberat yang diizinkan 8 ton
1
SH = 𝐷
Keterangan :
10
2.5 KINERJA LALU LINTAS JALAN
Menurut PKJI 2014 derajat kejenuhan atau kecepatan tempuh merupakan hal –
hal yang mempengaruhi kriteria kinerja lalu lintas pada suatu kondisi jalan tertentu
terkair dengan geometris, arus lalu lintas, dan lingkungan jalan baik untuk kondisi
desain maupun kondisi eksisting. Semakin rendah nilai derajat kejenuhan atau
semakin tinggi kecepatan tempuh menunjukkan semakin baik kinerja lalu lintas.
Cara lain untuk menilai kinerja lalu lintas adalah dengan melihat derajat
kejenuhan eksisting yang dibandingkan dengan derajat kejenuhan desain sesuai umur
pekerjaan yang diinginkan. Jika derajat kejenuhan desain terlampaui oleh derajat
kejenuhan eksisting, maka perlu untuk merubah dimensi penampang melintang jalan
untuk meningkatkan kapasitasnya. Untuk tujuan praktis dan didasarkan pada
anggapan jalan memenuhi kondisi dasar (ideal), maka dapat disusun table dibawah ini
untuk membantu menganalisis kinerja jalan secara cepat
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam upaya mengatasi masalah didalam lalu lintas, maka di gunakan ilmu rekayasa
lalu lintas untuk meminimalisir kecelakaan dan masalah – masalah lainnya.
Misalnya untuk mengurangi angka kecelakaan dibuat pendekatan jarak antar kendaraan dan
perhitungan faktor SMP, untuk mengurangi dan mencegah kerusakan jalan maka jalan di
klasifikasikan menjadi berbagai jenis seusai dengan fungsi dan muatannya.
Kinerja lalu lintas akan semakin baik jika nilai derajat kejenuhan semakin rendah dan
kecepatan tempuh semakin tinggi. Kinerja lalu lintas juga dipengaruhi oleh geometrik jalan
sehingga dibutuhkan perubahan dan perbaikan jalan sesuai dengan persyaratan teknis jalan.
3.2 Saran
Dalam melakukan segala hal harus sesuai prosedur dan peraturan yang ada lama lalu
lintas. Pemerintah harus lebih giat lagi mensosialisasikan tentang peraturan-peraturan
maupun Undang- Undang Lalu Lintas agar pelanggaran terhadap peraturan lalu lintas
berkurang. Dengan berkurangnya pelanggaran peraturan lalu lintas maka berkurang juga
angka kecelakaan di jalan yang diakibatkan oleh kelalaian pengguna jalan.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9975671/Jurusan_Teknik_Sipil
https://id.m.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Karakteristik_arus_lalu_lintas
http://wiyta1708.blogspot.com/2012/11/kapasitas-jalan-indonesia.html?m=1
13
LAMPIRAN
14
LAMPIRAN
Pertanyaan
Jawaban
2. Sebelum dibangunnya suatu jalan tentu kontraktor telah berpedoman pada MKJI. MKJI
sendiri adalah Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas
jalan untuk menampung arus atau volume lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu,
dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam
(kend/jam), atau dengan mempertimbangan berbagai jenis kendaraan yang melalui suatu
jalan digunakan satuan mobil penumpang sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan
kapasitas maka kapasitas menggunakan satuan satuan mobil penumpang perjam atau
(smp)/jam. Jalan di Pecinan sendiri merupakan jalan provinsi yang memiliki perjalanan
sedang. Apabila ingin dilakukan pelebaran jalan mungkin saja bisa terjadi tapi akan sulit
dilakukan, jadi cara mengatasi kepadatan terutama untuk truk pengangkut yaitu dengan
membuat shift pada truk angkutan.
Untuk truk yang memiliki muatan seperti kayu, pasir, ataupun barang berat lain bisa
dishiftkan untuk jam malam seperti jam 9, karena pada jam-jam tersebut kendaraan yg lewat
sudah sedikit, lalu untuk truk ekspedisi seperti jne, jnt, dll bisa mengikuti jam siang karena
ukuran kendaraannya sendiri yang tidak terlalu besar bisa meminimalisir terjadinya
15
kemacetan.Cara lain yang bisa digunakan adalah dengan membangun fly over diatas jalan
pecinan.
3. Yaitu dengan cara mengalikan waktu antara kendaraan dengan kecepatan rata-rata
kendaran kemudian dibagi 3600. Juga bisa dengan mencari kepadatan dengan membagikan
antara jumlah kendaraan pada suatu jalan yang diamati dengan panjang jalan yang diamati.
4. Untuk masalah mengatasi itu sangat mustahil untuk seukuran kota/provinsi tapi kalau
masalah mengurangi bisa. Pemisalan dibikin gedung parkiran yang khusus parkir supaya
tingkat kejenuhan di sepanjang lalu lintas bisa berkurang..
5. Masalah jalur lambat dan cepat. Sebenarnya tergantung masalah orangnya.. Semisalnya dia
buru-buru ambillah jalur cepat/sebaliknya dan permasalah hambatannya itu bisa dari dishub
bekerjasama dengan sapol PP dan pihak berwajib untuk menindak, semisalnya memberi
tilangan/mengangkut kendaraan tersebut untuk tidak menghalangi jalur lambat..
16