Bab I 1.1.
Bab I 1.1.
BAB I
PENDAHULUAN
1
MOCHAMMAD DICKY AKBAR C-S1-2019 1190150100
perusahaan busana terbaik di kota Malang pada tahun 2025", inilah visi, jelas dan
terukur. Jelas karena yang dijual busana dan terukur menurut waktunya. Coba
bayangkan bila visinya, "Menjadi perusahaan busana terbaik di DUNIA pada tahun
2025" Bagaimana menurut Anda dengan visi ini, apakah ini sebuah visi ataukah
mimpi?
Visi hanya ada satu, dan tidak bisa lebih dari satu. Sebagai contoh, seorang
kapten memanggil tiga orang sersan untuk melakukan serangan yang sudah
terdeteksi, yaitu "Serangan terhadap sebuah tank yang akan melintas pada esok
hari jam 6 pagi di koordinat lintang utara bujur selatan." Inilah visi, hanya boleh
satu. Bila lebih dari satu maka bisa dibayangkan tidak akan ada kejelasan mau
kemana arah serangan dituju. Masing-masing menentukan visi dan arah sendiri-
sendiri.
Ketika visi sudah jelas, maka Kapten menentukan misi utama pada masing-
masing sersan. Ada yang mendapat misi serangan dari arah selatan, utara dan
timur. Kemudian masing-masing sersan menyiapkan langkah-langkah secara
mendetail untuk mendukung visi sang kapten sesuai dengan bagian dan
kompetensi yang dimiliki mereka masing-masing.
Sedangkan Misi berarti strategi atau cara-cara untuk mencapai visi tersebut.
Strategi sangat penting untuk mendukung visi misi yang biasanya ditentukan
langsung oleh Top Management. Strategi akan jalan bila saja values menjadi
perilaku pada setiap individu-individu karyawan dalam implementasinya.
Setelah visi dirumuskan maka seluruh strategi perusahaan harus mengacu pada
visi tersebut dan tidak boleh dibalik, strategi dulu yang disusun duluan baru visi
belakangan. Sebab hal ini di khawatirkan strategi tidak akan efektif karena
komitmen dan arah tujuan seluruh orang dalam perusahaan berbeda dan terkotak-
kotak dalam functional structure.
Orang yang punya mimpi dan mampu memadukannya dengan visi akan
berpikir jauh kedepan melampaui batasan ruang dan waktu. Oleh karena itu orang
yang punya visi tidak akan terjebak oleh ketakutan, pesimisme, keterbatasan,
egoisme, kegagalan, dan keuntungan sesaat. Orang yang visioner tidak akan
terjebak oleh kegagalan masa lalu dan menjadikan masa lalu sebagai cermin untuk
melangkah kedepan.
2
MOCHAMMAD DICKY AKBAR C-S1-2019 1190150100
Salah satu contoh orang sukses dalam mengkombinasikan sebuah mimpi dan
visi adalah Walt Disney, Taman bermain Walt Disney yang terkenal hingga
kepelosok dunia itu ternyata dibuat dari sebuah mimpi dan visi besar beliau. Semua
berawal dari mimpi Walt Disney untuk membuat sebuah taman bermain yang luas
bagi anak-anak dan keluarga ,hingga lahirlah sebuah taman bermain termegah di
dunia yang diberi nama sesuai dengan penciptanya Walt Disney. Salah satu
semboyan Walt Disney yang terkenal adalah, “Jika kau bisa memimpikannya maka
kau bisa melakukannya.” Kita semua pasti punya mimpi yang ingin kita capai, karena
hidup tanpa sebuah mimpi adalah hampa.
Apakah itu bisa terwujud semua? tergantung pada diri kita masing-masing.
Yang jelas, jalan awal yang telah kita punya ialah sebuah mimpi. Bila kita bisa
menjadikan mimpi kita menjadi sebuah visi, maka kita pasti akan berhasil
mewujudkannya. Kerjakan mimpi dengan penuh semangat, dan raih mimpi itu
dengan sukacita. Jangan biarkan mimpi sebatas khayalan dalam keinginan, tapi
harus menjadi latihan dalam gairah untuk mewujudkannya. Gunakan waktu untuk
merencanakan hidup, siapkan sebuah visi yang tertulis dalam cetak biru yang jelas,
untuk kehidupan masa depan yang diimpikan.
Sebaliknya dengan sumber daya yang terbatas dan dengan lingkungan yang
tidak sepenuhnya kondusif sekalipun, individu yang mempunyai visi yang kuat
akan bisa mengeluarkan dirinya dari penderitaan, meskipun tidak harus tercapai
dalam jangka waktu yang dekat. Visi yang jelas dapat dijabarkan menjadi misi,
misi sendiri terdiri dari detil untuk mencapai visi itu sendiri. Sedangkan mimpi
tidak perlu penjabaran.
Perbedaan antara visi dan mimpi ini pula yang membedakan sedikit karyawan
yang benar-benar berpindah haluan menjadi pengusaha, dengan mayoritas
karyawan yang tetap menjadi karyawan sampai pensiun. Sejak awal bekerja yang
mayoritas ini bermimpi menjadi pengusaha. Ada yang menjabarkan visinya dan
membuat rancangan rencana, maka sampailah apa yang menjadi visinya tersebut,
ada yang tidak berbuat apa-apa dengan mimpinya, maka mimpi tetap menjadi
mimpi.