Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Konduktivitas, berfungsi sebagai alat pengukur konduktivitas suatu larutan. Buret berfungsi sebagai tempat larutan titran pada proses titrasi. Gelas kimia, berfungsi sebagai wadah larutan yang akan diuji konduktivitasnya. Magnetik stirer digunakan untuk mengaduk larutan elektrolit agar larutan membentuk misel. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume larutan etanol. Corong digunakan untuk memasukkan larutan kedalam buret. Beberapa bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu aquades, yang berfungsi sebagai pelarut non polar . Surfaktan(Sodium Dodesil Sulfat) berfungsi sebagai titran / penitrasi aquades dan etanol sehingga konduktivitas larutan dapat diketahui, dan Etanol 90% digunakan sebagai pelarut organik dari surfaktan. Pada percobaan ini, dilakukan dua jenis percobaan yaitu penentuan daya hantar surfaktan dengan pelarut air dan dengan pelarut etanol 95%. Langkah pertama yaitu alat-alat dicuci dan dibersihkan agar alat siap digunakan. Kemudian buret dipasang pada statif dan diisi dengan larutan surfaktan agar siap digunakan untuk titrasi. Setelah itu gelas kimia diisi dengan 100 mL aquades dan siap diukur konduktivitasnya. Konduktivitimeter dihidupkan agar dapat digunakan untuk mengukur konduktivitas listrik dari Akuades. Kemudian elektroda dibilas dengan akuades agar elektroda bersih dari zat-zat pengotor. Setelah itu konduktivitimeter dicelupkan ke dalam akuades dan ditunggu hingga 1,5 menit sehingga diketahui nilai konduktivitas surfaktan yang dilarutkan dalam aquades. Kemudian diteteskan setiap 2 mL surfaktan untuk setiap 1,5 menit agar diperoleh data perbandingan konduktivitas sehingga dapat diperoleh grafik konsentrasi kritis misel (KKM). Untuk penentuan daya hantar surfaktan dengan pelarut etanol juga dilakukan prosedur yang sama dengan penentuan daya hantar surfaktan menggunakan aquades, hanya saja aquades diganti dengan etanol 95%.
Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB 1