Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

DHF
(DENGUE HEMORRHAGIC FEVER)

Disusun Oleh:
Angelina Simanjorang
30120117014

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Borromeus


Program Studi Sarjana Keperawatan
Padalang
2019

1
KONSEP TEORI

DEFINISI

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic


fever/DHF) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi
klinis deman, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi
perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)
atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock
syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok.
(Suhendro, 2011).

Penyakit DBD mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepat dan sering
menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganan yang
terlambat. Demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemoragic fever
(DHF), dengue fever (DF), demam dengue, dan dengue shock sindrom (DDS)
(Widoyono, 2008)

ANATOMI DAN FISIOLOGI

a. Karakteristik Darah

1. Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan
dan di bawa dalam matriks cairan (plasma).

2. Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental. Cairan ini memiliki rasa dan
bau yang khas, serta pH 7,4 (7,35-7,45).

3. Warna darah befariasi dari merah erang sampai merah tua kebiruan, bergantung
pada kadar oksigen yang dibawa oleh sel darah merah.

2
4. Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata, dan
kurang sedikit pada perempun dewasa.

b. Komponen Darah

1. Sel darah merah/eritrosit

Sel darah merah terbentuk cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 7.5
mikron, tebal bagian tepi 2 mikron dan bagian tengahnya 1 mikron atau kurang,
tersusun atas membrane yang sangat tipis sehingga sangat tipis sehingga sangat
mudah terjadi difusi oksigen. Karbondioksida dan sitoplasma, tetapi tidak
mempunyai inti sel. Sel darah merah yang matang mengandung 200-300 juta
hemoglobin

a. Hemoglobin

Hemoglobin adalah protein berpigmen merah yang terdapat dalam sel darah
merah. Normal dalam darah pada laki- 15.5 g/dl dan pada wanita 14.0 g/ dl (Susan M
Hincliff, 1996). Fungsi haemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru dan
dalam peredaran untuk dibawa ke jaringan.

2. Sel darah putih/leukosit

Pada keadaan normal jumlah sel darah putih atau leukosit 5000-10.000 sel per
mm3. Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu yang bergranulosit dan yang agranulosit.

a. Granulosit

Yaitu sel darah putih yang di dalam sitoplasmanya terdapat granula. Granula-
granula ini mempunyai perbedaan kemampuan mengikat warna misalnya pada
Eosinofil mempunyai granula berwarna merah terang, basofil berwarna biru dan
netrofil berwarna ungu pucat. Jenusnya adalah eosinophil, boasofil, dan netrofil

1. Eosinofil

3
Mengandung granola berwarna merah (warna eosin) disebut juga asidofil.
Berfungsi pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing)
2. Basofil
Mengandung granola berwarna biru (warna basa). Berfungsi pada reaksi
alergi
3. Netrofil
Terdapat dua jenis sel yaitu Netrofil Batang dan Netrofil Segmen. Disebut
juga sebagai sel-sel PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai
fagositosit
3. Agranulosit

Merupakan bagian dari sel darah puth dimana mempunyai inti sel satu lobus
dan sitoplasmanya tidak bergranula.

Limfosit
Terdiri dari limfosit B yang membentuk imunitas humoral dan limfosit T
yang membentuk imunitas sellular. Limfosit B memproduksi antibodi jika
terdapat antigen, sedangkan limfosit T langsung berhubungan dengan
benda asing untuk difagosit.
Monosit
Merupakan lekosit dengan ukuran paling besar. Disebut pula sel darah
pembeku. Jumlah sel pada orang dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel/cc.
4. Trombosit

Trombosit merupakan sel tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 2-


5μm, berasal dari pertunasan sel raksasa berinti banyak megakariosit yang terdapat
dalam sum-sum tulang. Pada keadaan normal jumlah trombosit sekitar 150.000-
300.000/mL darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1 sampai 2 minggu atau kira-
kira 8 hari. Trombosit tersusun atas substansi fospolipid yang penting dalam
pembekuan dan juga menjaga keutuhan pembuluh darah serta memperbaiki pembuluh

4
darah kecil yang rusak. Trombosit diproduksi di sumsum tulang kemudian 80%
beredar disirkulasi darah dan hanya 20% yang disimpan dalam limpa sebagai
cadangan.

5. Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsure pokoknya sama
dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks
zat organik dan anorganik
Terdiri dari air dan protein darah Albumin, Globulin dan Fibrinogen. Cairan
yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut Serum Darah. Protein dalam serum
inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap adanya benda asing (Antigen). Tiap
antibodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam.

c. Fungsi darah

Secara umum fungsi darah adalah:

1) Transport internal: Darah membawa berbagai macam substansi untuk fungsi


metabolisme.
2) Proteksi tubuh terhadap bahaya mikroorganisme, yang merupakan fungsi dari
sel darah putih.
3) Proteksi terhadap cedera dan perdarahan: proteksi terhadap respon peradangan
lokal terhadap cedera jaringan. Pencegahan perdarahan merupakan fungsi dari
trombosit karena adanya factor pembekuan, fibrinolitik yang ada dalam
plasma.
4) Mempertahankan temperatur tubuh: Darah membawa panas dan bersirkulasi
keseluruh tubuh. Hasil metabolisme juga menghasilkan energi dalam bentuk
panas.

5
KLASIFIKASI

Klasifikasi derajat menurut (Sudoyo Aru, dkk 2009):

Derajat 1: Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya menifestasi perarahan
adalah uji torniquet positif

Derajat 2: Disertai perdarahan spontan dikulit dan/atau perdarahan lain

Derajat 3: Ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut,
tekanan nadi menurun (<20mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin, lembab, dan
pasien menjadi gelisah.

Derajat 4: Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.

ETIOLOGI

Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue,
yang termasuk genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus
dengan diameter 30nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat
molekul 3x106.

Sifat nyamuk senang tinggal pada air yang jernih dan tergenang, telurnya

dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu 20-420C. Bila kelembaban terlalu rendah

telur ini akan menetas dalam waktu 4 hari, kemudian untuk menjadi nyamuk dewasa
ini memerlukan waktu 9 hari. Nyamuk dewasa yang sudah menghisap darah 3 hari
dapat bertelur 100 butir (Murwani, 2011).

PATOFISIOLOGI
Fenomena patologis yang utama pada penderita DHF adalah meningkatkan
permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke
ruang ekstra selular. Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh
penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit

6
kepala, mual, nyeri otot,, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah
pada kulit (petekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran
limpa (splenomegali).
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya
volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinema serta
efusi dan renjatan (syok). Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit >20%)
menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma (plasma
leakage) sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pembesaran cairan
intravena. Oleh karena itu pada penderita DHF sangat dianjurkan untuk memantau
hematokrit darah berkala untuk mengetahui berapa persen hemokonsentrasi yang
terjadi.
Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit
menunjukkan kebocoran plasma terah teratasi sehingga pemberian cairan intravena
harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan
gagal jantung. Sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan
mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan
bisa mengalami renjatan.

Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia


jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.
Ganggaun hemostasis pada DHF, ditemukan tanda-tanda perdarahan hampir seluruh
alat tubuh, seperti di kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan adrenal. Hati
umumnya membesar dengan perlemakan dan koagulasi nekrosis pada daerah sentral
atau parasentral lobulus hati.

MANIFESTASI KLINIS

a) demam tinggi, demam mendadak 2-7hari tanpa penyebab yang jelas.

7
b) Demam disertasi dnegan lesu dan lelah, gelisah, nyeri punggung, nyeri
sendi, nyeri tulang
c) perdarahan
d) pembengkakan hati
e) lebam (echymosis), atau ruam (purpura)
f) Kadang terjadi mimisan, muntah darah
g) kesadaran menurun atau syok.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa jumlah trombosit dan adanya
rembesan plasma karena peningkatan permeabilitas vaskuler atau dikenal dengan
haemoconcentration. Pada penderita DBD, ditemukan jumlah trombosit dalam tubuh
mengalami penurunan yang drastis sampai mencapai 100.000 sel/mm3 atau bahkan
dapat lebih rendah. Adapun pada pemeriksaan haemoconcentration akan ditandai
dengan peningkatan hematokrit sama atau >20% di atas rata-rata usia, jenis kelamin,
dan populasi. Selain itu terdapat tanda-tanda pembesaran plasma seperti efusi pleura,
asites dan hippoproteinemia.
2. Pemeriksaan Radiologis
Foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan tetapi
apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada kedua
hemitoraks. Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus
kanan (pasien tidur pada sisi badan sebelah kanan). Asites dan efusi pleura dapat pula
dideteksi dengan pemeriksaan USG.

Pemeriksaan Penunjang

1. Trombositopeni (100.000/mm3)
2. Hb dan PCV meningkat (20%)
3. Leukoponi (mungkin normal atau lekositosis)

8
4. Isolasi virus
5. Serologi (Uji H) : respon antibody sekunder
6. Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali ( setiap jam atau 4-6 jam
apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto
dada, BUN, creatinin serum.

PENATALAKSANAAN

A. Terapi Umum

1. Mirip perawatan penderita diare, banyak minum, cairan cukup


2. Istirahat : Tirah baring, kompres dingin
3. Diet : Makanan lunak
4. Medikamentosa ; Simptomatis, parasetamol (asetosal dihindari)

B. Terapi Komplikasi

1. Di infus Ringer Laktat, Saline (NaCl 0,9%)


2. Bila ada perdarahan, transfuse darah segar

KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi adalah :


1. Syok atau renjatan : Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit sehingga terjadi syok hipovolemik
2. Ensefalopati : Hal ini terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan
dengan pendarahan dan kemungkinan dapat disebabkan oleh thrombosis pembuluh
darah ke otak
3. Perdarahan intravaskuler secara menyeluruh

9
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

a) Identitas
b) Keluhan Utama
c) Riwayat Penyakit Sekarang
d) Riwayat Penyakit Terdahulu
e) Riwayat Penyakit Keluarga
f) Riwayat Kesehatan Lingkungan
g) Riwayat tumbuh Kembang

Pemeriksaan Fisik Per Sistem

1. Sistem Pernafasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernafasan dangkal, epitaksis, pergerakan
dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
2. Sistem Persyarafan
Pada derajat III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada
derajat IV dapat terjadi DSS.
3. Sistem Kardiovaskuler
Pada derajat I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif,
trombositopeni, pada derajat III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat,
lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari. Pada derajat IV
nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
4. Sistem Penceranaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastric,
pembesaran limfa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu
makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematernesis dan melena.
5. Sistem Perkemihan

10
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30cc/jam, akan nyeri saat
kencing, kencing berwarna merah.
6. Sistem Integumen
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada derajat I terdapat positif
pada uji tourniquet, terjadi ptekie, pada derajat III dapat terjadi perdarahan
spontan pada kulit.

Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat


spasme otot-otot pernafasan, nyeri, hipoventilasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ( penekanan intra
abdomen)
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun

Intervensi

DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL

Ketidakefektifan pola nafas NOC NIC

Definisi: Inspirasi dan/atau  Respiratory status : Airway Management


ekspirasi yang tidak memberi ventilation
i. Buka jalan nafas, gunakan teknik
ventilasi.  Respiratory status :
chin lift atau jaw thrust bila perlu
airway patency
Batasan karakteristik ii. Posisikan pasien untuk
 Vital sign status

11
 Perubahan kedalaman Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
pernafasan  Mendemonstrasikan iii. Identifikasi pasien perrlunya
 Perubahan ekskursi dada batuk efektif dan suara pemasangan alat jalan nafas buatan
 Mengambil posisi tiga titik nafas yang bersih, tidakiv. Pasang mayo bila perlu

 Bradipneu ada sianosis danv. Lakukan fisioterapi dada jika perlu

 Penurunan tekanan dypsneu (mampuvi. Keluarkan secret dengan batuk atau

ekspirasi mengeluarkan sputum, suction

 Penurunan ventilasi mampu bernafas


vii. Auskultasi suara nafas, catat adanya

semenit dengan mudah, tidak suara tambahan


ada pursed lips) viii. Lakukan suction pada mayo
 Penurunan kapasitas vital
 Menunjukkan jalanix. Berikan bronkodilator bila perlu
 Dipneu
nafas yang paten( klienx. Berikan pelembab udara kassa basah
 Peningkatan diameter
tidak merasa tercekik, naCl lembab
anterior-posterior
irama nafas, frekuensixi. Atur intake untuk cairan
 Pernafasan cuping hidung
pernafasan dalam mengoptimalkan keseimbangan
 Ortopneu
rentang normal, tidak
xii. Monitor respirasi dan status O2
 Fase ekspirasi memenjang
ada suara nafas
 Pernafasan bibir Oxygen Theraphy
abnormal)
 Takipneu
 Tanda-tanda vital dalam
xiii. Bersihkan mulut, hidung dan secret
 Penggunaan otot
rentang normal trakea
aksesorius untuk bernafas
xiv. Pertahankan jalan nafas yang paten
(tekanan darah, nadi,
Faktor yang berhubungan:
pernafasan) xv. Atur peralatan oksigenasi

 Ansietas xvi. Monitor aliran oksigen

 Posisi tubuh xvii. Pertahankan posisi pasien

 Deformitas tulang xviii. Observasi adanya tanda-tanda


hipoventilasi
 Deformitas dinding dada
xix. Monitor adanya kecemasan pasien
 Keletihan
terhadap oksigenasi
 Hiperventilasi

12
 Sindrom hipoventilasi
 Gangguan musculoskeletal Vital sign Monitoring
 Kerusakan neurologis xx. Monitor TD, nadi, suhu, RR

 Imaturitas neurologis xxi. Catat adanya fluktuasi tekanan darah

 Disfusi neuromuscular xxii. Monitor VS saat pasien berbaring,

 Obesitas duduk, berdiri


xxiii. Auskultasi TD pada kedua lengan
 Nyeri
dan bandingkan
 Keletihan otot pernafasan
xxiv. Monitor TD, nadi, RR sebelum,
cedera medula spinalis
selama,, dan setelah aktivitas
xxv. Monitor kualitas dari nadi
xxvi. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
xxvii. Monitor suara paru
xxviii. Monitor pola pernapasan abnormal
xxix. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
xxx. Monitor sianosis perifer
xxxi. Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
xxxii. Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign

Kekurangan volume cairan NOC NIC

Definisi :  Fluid balance Fluid management


 Hydration
Penurunan cairan - Timbang popok atau pembalut
 Nutritional status : food
intravaskuler, interstisial, dan jika diperlukan

13
atau intraseluler. Ini mengacu and fluit intake - Pertahankan catatan intake dan
pada dehidrasi, kehilangan Kriteria hasil autput yang akurat
cairan saa tanpa perubahan - Monitor status hidrasi (
 Mempertahnakan urin
pada natrium kelembaban membran
autput sesuai dengan
mukosa,nadi adekuat, tekanan
Batasan karakteristik usia dan BB, BJ urin
darah orstotatik), jika diperlukan
normal, HT normal
 Perubahan status mental - Monitor vital sign
 Tekanan darah, nadi,
 Penurunan tekanan darah - Monitor masukan makanan atau
suhu tubuh, dalam batas
 Penurunan tekanan nadi cairan dan hitung intake kalori
normal
 Penurunan volume nadi harian
 Tidak ada tanda-tanda
 Penurunan turgor kulit - Kolaborasikan pemberian cairan
dehidrasi, elastisitas
 Penurunan turgor lidah IV
turgor kulit baik,
 Penurunan pengeluaran - Monitor status nutrisi
membran mukosa
urin - Memberikan cairan IV pada suhu
lembab, tidak ada rasa
ruangan
 Penurunan pengisisan vena haus yang berlebihan
- Dorong masukan oral
 Membran mukosa kering
- Berikan penggantian nesogatrik
 Kulit kering
sesuai autput
 Peningkatan hematokrit
- Dorongan keluarga untuk
 Peningkatan suhu tubuh
membantu pasien makan
 Peningkatan frekuensi nadi
- Tawarkan snack( jus buan, buah
 Peningkatan konsentrasi
segar)
urin
- Kolaborasi dengan dokter
 Penurunan berat badan
- Atur kemungkinan transfuse
 Tiba-tiba (kecuali pada
ruang ketiga)
Hypovolemia management
 Haus
 Kelemahan - Monitor status cairan termasuk
intake dan autput cairan

14
Faktor yang berhubungan : - Pelihara IV line
- Monitor tingkat Hb dan
 Kehilangan cairan aktif
hematrokrit
 Kegagalan mekanisme
- Monitor tanda vital
regulasi
- Monitor respon pasien terhadap
penambahan cairan
- Monitor berat badan
- Dorong pasien untuk menambah
intake oral
- Pemberian cairan IV monitor
adanya tanda dan gejala kelebihan
volume cairan
- Monitor adanya tanda gagal ginjal

Ketidak seimbangan nutrisi NOC NIC


kurang dari kebutuhan
 Nutritional Status Nutrition Management
tubuh
 Nutritional status :
- Kaji adanya aleri makanan
Definisi : Masukan nutrisi food and fluid intake
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
tidakcukup untuk memenuhi  Nutrition status :
menentukan jumlah kalori dan
kebutuhan metabolik nutrient intake
nutrisi yang dibutuhkan pasien
 Weight control
Batasan karakteristik - Anjurkan pasien untuk
Hasil kriteria :
meningkatkan intake Fe
 Kram abdomen
 Adanya peningkatan - Anjurkan pasien untuk
 Nyeri badomen
berat badan seauai meningkatkan protein dan
 Menghindari makanan
dengantujuan vitamin C
 Berat badan 20% atau
 Berat badan ideal - Yakinkan diet yang dimakan
lebih di bawah berat badan
sesuai dengan tinggi menggandung tinggi serat untuk

15
ideal badan mencegah konstipasi
 Kerapuhan kapiler  Mampu - Berikan makanan ynag terpilih
 Diare mengidentifikasi (sudah dikonsultasikan dengan
 Bisi usus hiperaktif kebutuhan nutrisi ahli gizi)

 Kurang makanan  Tidak ada tanda tanda - Monitor jumlah nutrisi dan

 Kurang informasi malnutrisi kandungan kalori

 Kurang minat pada  Menunjukan - Berikan informasi tentang

makanan peningkatan fungsi kebutuhan nutrisi


pengecapan dari - Kaji kemampuan pasien untuk
 Penurunan berat badan
menelan mendapatkan nutrisi yang
denan asupan makanan
 Tidak ada penurunan dibutuhkan
adekuat
berat badan yang Nutrition Monitoring
 Kesalahan konsepsi
berarti.
 Kesalahan informasi - BB pasien dalam batas normal
 Membran mukosa pucat - Monitor adanya penurunan berat
 Ketidakmampuan badan
memakan makanan - Monitor tipe dan jumlah aktifitas
 Tonus otot menurun yang biasa dilakukan
 Mengeluh gangguan - Monitor interaksi anak atau
sensasi rasa orangtua selama makan
 Mengeluh asupan - Monitor lingkungan selama
makanan kurang dari RDA makan
(recommended daily - Jadwalkan pengobatan dan
allowance) tindakan tidak selama jam makan
 Cepat kenyang setelah - Monitor kulit kering dan
makan perubahan pigmentasi

 Sariawan rongga mulut - Monitor turgor kulit

 Steatorea - Monitor kekeringan, rambur


kusam, dan mudah patah.

16
 Kelemahan otot - Monitor mual dan muntah
mengunyah - Monitor kadar albumin, total
 Kelemahan otot untuk protein, Hb, dan kadar Ht.
menelan - Monitor pertumbuhan dan
Faktor-faktor yang perkembangan.
berhubungan : - Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva.
 Faktor biologis
- Monitor kalori dan intake nutrisi.
 Faktor ekonomi
- Catat adanya edema, hiperemik,
 Ketidakmampuan untuk
hipertonik papila lidah dan
mengabsorbsi nutrien
cavitas oral.
 Ketidakmampuan untuk - Catat jika lidah berwarna
mencerna makanan magentha, scarlet.
 Ketidakmampuan menelan
malakan
 Faktor psikologis

17
DAFTAR PUSTAKA

Pearce, Evelyn c. 2016. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta. PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Tarwoto dan Wartonah. 2008. Keperawatan Medikal Bedah gangguan sistem


Hematologi. Jakarta. Trans Info Media.

Nurarif, Aminhuda dan Hardhi Kusuma. 2015. Nanda Nic-Noc. Yogyakarta.


Mediaction Jogja.

Sudoyo, Aru, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat.
InternaPublishing.

18

Anda mungkin juga menyukai