Anda di halaman 1dari 18

Volume VIII, No.

1, Januari 2018 ISSN: 1979-6943

Tajdidukasi: Jurnal Penelitian dan Kajian Pendidikan merupakan jurnal Penelitian dan Kajian
Pendidikan yang berisi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) serta
Kajian Pendidikan interdisipliner di Perguruan Tinggi yang diterbitkan Majelis Pendidikan Dasar
dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta. Artikel hasil PTK
dan PTS serta kajian pemikiran pendidikan ditulis oleh para Guru dan Kepala Sekolah serta Dosen
dalam mengujicobakan metode dan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan
baik SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK serta Perguruan Tinggi. Artikel PTK dan PTS fokus
pada mata pelajaran di sekolah/madrasah, seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Imu Pengetahuan
Sosial (IPS), Matematika, Fisika, Kimia, bahkan teknik, seperti Teknik Mesin, Elektro, Informatika
dan lain sebagainya. Sementara itu, artikel Kajian Pendidikan merupakan penelitian interdisipliner
dan multidisipliner yang dilakukan Dosen di Perguruan Tinggi terhadap khasanah keIslaman.

Tajdidukasi: Jurnal Penelitian dan Kajian Pendidikan adalah jurnal terbuka yang versi soft-
file-nya bisa dibaca dan diakses secara gratis, sementara versi print out/ hardcopy dapat diperoleh
dengan menghubungi distributor di alamat serial tajdidukasi.ac.id. Sof-file keseluruhan artikel yang
diterbitkan dapat diakses melalui Tajdidukasi Open Access Juornal di www.dikdasmenpwmdiy.or.id

Pimpinan Editor
Suyadi, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Indonesia

Anggota Editor
Arif Budi Raharjo, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Indonesia
Achmad Muhammad, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia
Hendro Widodo, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta
Mundzirin Yusuf, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia
Sumedi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia
Sukamto, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Indonesia
Sumarsono, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Indonesia
Sarjilah (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) Yogyakarta
Fathur Rahman, M.Si., Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Indonesia

Editor Pelaksana
Suryanto, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Indonesia
Suyatno, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta
Farid Setiawan, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta

Alamat Redaksi:
Kantor Majelis Pendidikan Dasar dan Mene­ngah Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta
Jl. Gedongkuning No. 130B Yogyakarta
Kode Pos : 55171
Telephone : (0274) 377078
Facsimile : (0274) 371718
Website : www.dikdasmenpwmdiy.or.id
E-Mail : tajdidukasi@dikdasmenpwmdiy.or.id
PENERAPAN HIGHER ORDER THINKING
SKILLS (HOTS) UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MEMBACA SISWA SMA
Nailul Author Restu Pamungkas
SMA MBS Sleman Yogyakarta
e-mail: restupamungkas8@gmail.com

Abstrak
Kemajuan teknologi pada abad 21 menuntut siswa agar dapat memiliki kemampuan berpikir kritis
dan keterampilan berkomunikasi. Dalam wilayah pendidikan dapat diawali dengan menciptakan
proses pembelajaran guna melatih keterampilan berkomunikasi dan berpikir siswa. Tujuan
penelitian adalah meningkatkan keterampilan membaca siswa dengan menerapkan pembelajaran
bahasa Inggris berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills). Penelitian ini termasuk dalam
jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang menggunakan desain Kemmis
dan McTaggart dengan empat alur (langkah), yaitu (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan
tindakan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Perlakuan dikenakan pada siswa kelas X MIA 2 pada bulan
Januari samapai Maret 2018 dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi,
dokumentasi, catatan lapangan dan tes. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif
interaktif. Hasil penelitian menujukan bahwa penerapan pembelajaran bahasa Inggris yang berbasis
HOTS dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Beberapa siswa mampu mengkritisi
sebuah teks dengan pendapat yang logis dan dapat menjawab beberapa pertanyaan yang menuntut
kemampuan analisis, evaluasi dan kreasi. Hal itu sejalan dengan nilai rata-rata keterampilan
membaca siswa pada kondisi awal sebesar 54,4; meningkat pada Siklus 2 menjadi 60.
Kata Kunci: keterampilan membaca, HOTS, Bahasa Inggris.

A. PENDAHULUAN Indonesia diprediksikan akan menem-


Fakta Masyarakat Ekonomi ASE- pati peringkat ke tujuh negara dengan
AN (MEA) yang dideklarasikan pada ekonomi termaju. Oleh karena itu, MGI
31 Desember 2015 memunculkan situa- merekomendasikan agar pemerintah
si baru dalam perekonomian, perdagan- Indonesia mempersiapkan SDM yang
gan, teknologi, bisnis dan pendidikan berkualitas agar mampu menghadapi
dalam pembatasan pengembangannya. tuntutan abad 21. Salah satu aspek
Fakta ini menstimulasi Pemerintah In- yang harus dipersiapkan adalah Bahasa
donesia dalam mempersiapkan sumber Inggris sebagai lingua franca yang di-
daya manusia yang mumpuni agar dapat gunakan dalam setiap aspek hubungan
ikut serta dalam era pasar global. Bedas- antar dua negara (Christiansen, 2015).
arkan hasil laporan dari Mc Kinsey Glo- Pengajaran bahasa Inggris ditingkat
bal Institute (MGI) (2012), pada 2030 SMA sangat penting diupayakan dalam

127
T a j d i d u k a s i , Volume VIII, No. 1 Januari 2018

menghadapi tuntutan abad 21, karena hasil Ujian Tengah Semester (UTS)
akan berhadapan dengan pasar global cukup rendah dimana seluruh butir
(Reddy, 2016; Gavran, 2013; Hedge, soal menguji kemampuan membaca
2008). Penguasaan bahasa Inggris se- (Rata-rata nilai UTS siswa MBS kelas
bagai bahasa asing bagi siswa dalam X MIP 2 53,4). Dikuatkan data dari
empat keterampilan membaca, menulis, Puspendik bahwa nilai Ujian Nasional
mendengar dan berbicara mendukung (UN) Bahasa Inggris dalam kategori
pencapaian kesuksesan dalam era global rendah dibanding mata pelajaran lain
saat ini. Salah satu aspek keterampilan yang mengindikasikan bahwa pembe-
yang urgen dalam belajar bahasa adalah lajaran bahasa Inggris perlu dievaluasi
kemampuan membaca, karena secara dan mencarikan solusi pembelajaran
tidak langsung dapat meningkatkan yang tepat. Salah satu faktor terpenting
kemampuan kosa kata dan kemampuan dalam pembelajaran bahasa Inggris
berbicara (Anderson, 2004). khususnya keterampilan membaca ada-
Penguatan dalam keterampilan lah perlunya mengakomodasi Higher
membaca, akan berimplikasi pada Order Thinking Skills (HOTS) dalam
peningkatan yang signifikan dalam setiap langkah (Girgin's 2006; Krath-
pembelajaran bahasa lainnya (Hermi- wohl, 2002; Moore & Stanley, 2010).
da, 2009; Yee, 2010; Woolley, 2011). Proses membaca teks juga dianggap
Dengan menguasi keterampilan mem- memerlukan kemampuan HOTS untuk
baca, siswa pembelajar bahasa kedua dapat memahami, menganalisis, men-
diharapkan mampu meningkatkan ke- gevaluasi dan menyimpulkan informasi
mampuan mempelajari bahasa Inggris yang didapat (Aloqaili, 2012). Weimer
sebagai bahasa asing (Hedge, 2008), (2012) berpendapat bahwa HOTS dapat
memperoleh ilmu pengetahuan yang difasilitasi melalui kegiatan membaca.
ditulis dalam bahasa Inggris (McTavish, Beberapa penelitian yang terkait juga
2008) serta menjadi modal dasar siswa menemukan bahwa aktifitas yang
dalam menangkap informasi di dalam memancing siswa berfikir kritis dapat
koran, artikel, dan majalah yang ber- meningkatkan keterampilan membaca
bahasa Inggris (Brown, 2007). Realitas siswa (McKown & Barnett, 2007; Acos-
di Indonesia menurut penilaian PISA ta & Ferri, 2010; Yoke, et.all, 2015).
menempati peringkat 64 (OECD, 2015) Maka dari itu, sudah semestinya
dalam kemampuan literasi, matematika pengajaran bahasa Inggris, khususnya
dan ilmu pengetahuan siswa di 70 ne- untuk keterampilan membaca, per-
gara di seluruh dunia. lu menerapkan HOTS dalam setiap
Fakta tersebut sejalan dengan per- langkah. Hal itu juga harus didukung
masalahan yang dihadapi guru di dalam dengan kompetensi guru yang baik
kelas, yakni siswa kesulitan dalam men- agar mencapai hasil yang maksimal,
guasai keterampilan membaca. Bukti karena guru merupakan elemen ter-

128
Nailul Author Restu Pamungkas - Penerapan Higher Order Thinking Skills (HOTS) ....

penting dalam proses belajar mengajar tindakan kelas yang mengadopsi desain
dikelas. Hal itu sejalan dengan Ashadi dari Kemmis dan McTaggart (1992:5)
dan Rice (2016) yang mengemukakan yakni (1) perencanaan tindakan (plan-
bahwa kualitas guru pada suatu negara ning); (2) pelaksanaan tindakan (ac-
berpengaruh terhadap rata-rata penda- tion); (3) observasi (observing) dan
patan suatu negara. Guru harus mampu (4) refleksi (reflection). Penelitian ini
menghadapi tantangan pengajaran dan dilaksanakan dalam 2 siklus, yang mana
pembelajaran yang berbasis HOTS. tiap siklusnya melalui tahapan sebagai
Namun pada kenyataannya, guru belum berikut:
mampu menciptakan proses pembelaja- 1. Perencanaan
ran yang berbasis HOTS. Dalam sebuah Tahap perencanaan meliputi ke-
penelitian yang dilakukan oleh Ivie giatan:
(1998) menemukan bahwa seringkali a. Menyusun rencana pembelajaran
HOTS tidak mendapatkan perhatian membaca yang berorientasi pada
yang serius dari guru. HOTS
Maka dari itu, pengembangan b. Menyusun instrumen penelitian
kompetensi guru yang mampu men- seperti lembar observasi, catatan
gakomodasi HOTS perlu dilakukan. anekdot, dan dokumentasi
Sistem pendidikan yang ideal harus c. Menyiapkan bahan ajar yang sesuai
menghasilkan siswa yang mampu d. Menyiapkan soal guna mengukur
berfikir kritis dan mampu memecah- atau menilai kemampuan membaca
kan masalah, yang hingga kini masih siswa dan
menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh e. Berkolaborasi dengan rekan guru
stakeholder. Pembelajaran bahasa Ing- serumpun bahasa Inggris guna
gris yang berbasis HOTS harus terus mengobservasi dan mencatat proses
diusahakan, dimulai dari perencanaan pemebelajaran
hingga implementasi, dimana guru ha-
2. Tindakan
rus berusaha mengembangkan pengaja-
Dalam tahapan tindakan, guru
ran yang dapat mengakomodasi HOTS
menerapkan semua rencana yang telah
di dalam kelas. Menanggapi fenomena
disusun. Tindakan yang dilakukan oleh
tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
guru secara garis besar meliputi penda-
mengembangkan model pembelajaran
huluan, kegiatan inti, dan penutup yang
bahasa Inggris yang berbasis HOTS
hal tersebut akan dilakukan dalam 2 kali
untuk meningkatkan keterampilan
pertemuan.
membaca siswa.
3. Observasi
B. METODE PENELITIAN Observasi dilakukan dengan cara
mengamati tindakan-tindakan yang
Penelitian ini merupakan penelitian
dilakukan siswa - baik itu respon po-

129
T a j d i d u k a s i , Volume VIII, No. 1 Januari 2018

sitif maupun negatif – dan guru selama ini digunakan untuk mengamati proses
proses pembelajaran. Selain peneliti pembelajaran yang berbasis HOTS guna
yang bertindak sebagai guru sekaligus meningkatkan keterampilan membaca
pengamat, seorang kolaborator juga mereka. Aspek yang diamati meliputi
membantu mengamati dan mencatat keterlaksanaan pembelajaran oleh guru
aktivitas serta respon siswa selama mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti,
pembelajaran. dan kegiatan akhir, serta aktivitas siswa
4. Refleksi dalam pembelajaran.
Tahap akhir dari penelitian ini Catatan lapangan digunakan untuk
adalah refleksi, yaitu mengevaluasi mendokumentasikan secara tertulis
proses tindakan dari hasil pembelajaran tanggapan siswa terhadap proses pem-
membaca berbasis HOTS pada siklus belajaran yang terjadi. Tes berbentuk
1. Hasil dari refleksi menjadi acuan pilihan ganda pada penelitian ini di-
guna memperbaiki siklus selanjutnya. gunakan untuk mengukur kemampuan
Hal-hal yang menjadi objek refleksi membaca dalam menganalisis dan men-
adalah tes membaca, data dari lembar gevaluasi teks bahasa Inggris. Tes ini
observasi perilaku siswa selama proses dilakukan sebanyak dua kali pada siklus
pembelajaran, catatan guru selama pertama dan siklus kedua. Bentuk tes
proses pembelajaran, kesesuaian bahan dan kriteria penilaian yang digunakan
ajar dan metode yang digunakan dalam dalam kedua siklus sama, yaitu dimak-
proses pembelajaran, dan hasil catatan sudkan untuk menguji keterampilan
dari guru sejawat atau kolaborator membaca siswa. Soal terdiri 20 butir, 5
yang mengamati proses tindakan yang diantaranya akan menguji kemampuan
dilaksanakan. Selanjutnya, hasil dari HOTS siswa, yakni analisis, evaluasi
refleksi siklus satu dievaluasi dan dicari dan mencipta. Untuk dapat dianalisis,
solusi yang nantinya dapat diterapkan data diambil menggunakan instrument
pada siklus 2. Dengan kata lain, pada yang tepat guna memastikan data terse-
siklus 2 dilakukan perbaikan terhadap but valid dan reliable.
permasalahan yang terjadi pada siklus 1 Hasil dari perhitungan tes pra-
dengan merevisi rencana dan mengan- siklus, siklus 1, dan siklus 2 kemudian
tisipasi permasalahan yang terjadi pada dibandingkan, agar dapat memberikan
saat tindakan. gambaran mengenai peningkatan kete-
Penelitian dilaksanakan di SMA rampilan membaca dan tingkat keberha-
Muhammadiyah Boarding School Sle- silan penelitian. Data catatan lapangan
man. Subjek penelitian ini adalah 34 dianalisis menggunakan teknik analisis
siswa kelas X MIA 2 SMA MBS Yogya- kualitatif interaktif yang dikembangkan
karta tahun ajaran 2017/2018. Kemudi- oleh Miles dan Huberman (1984). Ana-
an lembar observasi dalam penelitian lisis interaktif tersebut terdiri atas tiga
komponen kegiatan yang saling terkait

130
Nailul Author Restu Pamungkas - Penerapan Higher Order Thinking Skills (HOTS) ....

satu sama lain: reduksi data, tampilan sederhana teks recount lisan dan tulis
data, dan penarikan kesimpulan. berbentuk peristiwa bersejarah. Pada
bagian akhir kegiatan pendahuluan,
C. HASIL DAN PEMBAHASAN guru mulai memberikan apersepsi den-
1. Siklus 1 gan memberikan pertanyaan kepada
Terdapat 2 siklus yang dlakukan siswa tentang definisi dan jenis-jenis
dalam penelitian ini, masing-masing teks recount.
siklus terdiri dari 2 pertemuan dan me- Pada kegiatan inti, guru membagi
liputi perencanaan, tindakan, observasi kelas menjadi beberapa kelompok kecil
dan refleksi. Siklus 1 diawali dengan yang beranggotakan dua orang siswa.
mengidentifikasi setiap permasalahan Selanjutnya guru memberikan masalah
yang terjadi di kelas, kemudian me- yang harus didiskusikan atau didialog-
rumuskan kedalam beberapa poin dan kan secara mendalam oleh kelompok
menentukan solusi permasalahan den- tersebut mengenai topik yang terlam-
gan membuat perencanaan penerapan pir dalam soal diskusi. Setelah siswa
model pembelajaran bahasa Inggris selesai berdiskusi, guru membentuk
yang berorientasi pada HOTS yang kelompok besar yang beranggotakan 5
dituangkan dalam RPP. Prosedur inti orang secara acak dan siswa mengulas
dalam penelitian ini adalah penerapan kembali permasalahan yang sebelum-
model pemebelajaran bahasa Inggris nya telah didiskusikan pada kelompok
yang berbasis HOTS. kecil. Siswa berdialog dan bersikap
Pelaksanaan tindakan Siklus 1 terbuka tentang solusi mereka dalam
terdiri dari dua pertemuan dan dilaksa- permasalahan tersebut. Setelah diskusi
nakan pada tanggal 18 Februari 2018 kelompok besar selesai, guru membe-
dengan materi introducing recount text. rikan kesempatan kepada siswa untuk
Pembelajaran dilaksanakan di kelas X mempresentasikan hasil diskusinya.
MIA 2 dengan jumlah siswa sebanyak Siswa pada kelompok lain memperha-
35 orang. Pada kegiatan pendahuluan, tikan kelompok yang sedang melakukan
guru membuka pelajaran sebelum presentasi. Setelah kegiatan presentasi
memberikan motivasi dan menjelaskan selesai, guru memberikan refleksi men-
mengenai materi pembelajaran yang genai proses pembelajaran yang telah
akan dilaksanakan. Selanjutnya guru dilakukan. Guru membimbing siswa
menjelaskan tujuan pembelajaran, yai- untuk menarik kesimpulan dan poin
tu agar siswa dapat mengidentifikasi penting dari materi teks recount. Pada
fungsi sosial, struktur teks dan unsur kegiatan penutup, guru memberikan
kebahasaan teks recount, menyunting soal tentang materi yang telah dipelajari
teks lisan dan tulis sederhana teks re- dan siswa mengerjakan soal tersebut
count, menyusun teks lisan dan tulis secara individu.
Selama pelaksanaan tindakan guru

131
T a j d i d u k a s i , Volume VIII, No. 1 Januari 2018

dibantu kolaborator atau rekan sejawat yang telah dilakukan. Pada kegiatan
mengobservasi proses pembelajaran penutup, guru sudah memberikan soal
dengan mencatat hal-hal penting yang tentang materi yang telah dipelajari dan
sesuai dengan panduan. Berdasarkan menutup pelajaran dengan salam. Selain
hasil observasi terhadap keterlaksanaan observasi yang dilakukan kolaborator,
pembelajaran oleh guru pada Siklus 1, guru pun melakukan pengamatan sela-
ditemukan bahwa pada kegiatan awal ma proses pembelajaran berlangsung.
guru sudah membuka pelajaran dengan Setelah siswa diberikan tindakan
salam, memberikan motivasi dan men- melalui pembelajaran yang berorientasi
jelaskan mengenai model pembelajaran pada HOTS, guru melihat bahwa tinda-
yang akan dilaksanakan kepada siswa, kan yang dilakukan bedampak positif
menjelaskan tujuan pembelajaran, dan pada siswa. Perhatian dan keaktifan
memberikan apersepsi. Pada kegiatan siswa pada siklus pertama ini menga-
inti, guru sudah membagi siswa menjadi lami sedikit peningkatan dibandingkan
kelompok kecil yang beranggotakan sebelum adanya tindakan. Selama pro-
dua orang siswa. Guru juga sudah mem- ses pembelajaran siswa actif dalam ber-
berikan masalah yang harus didiskusi- diskusi dan mendengarkan penjelasaan
kan atau didialogkan secara mendalam guru. Sebelum adanya tindakan, siswa
oleh kelompok tersebut. Guru sudah lebih pasif dalam proses pembelajaran
memberikan pertanyaan kepada setiap dan hanya mengerjakan tugas yang ada
kelompok secara acak. Guru juga sudah di buku paket. Hal ini membuktikan
membentuk kelompok besar yang be- bahwa memberikan suatu permasalahan
ranggotakan 5 siswa secara acak. untuk didiskusikan memebuat siswa
Secara keseluruhan proses pembela- lebih tertantang untuk ikut berpartisi-
jaran sudah berlangsung sesuai dengan pasi dlam kebigiatan pembelajaran. Hal
rencana. Guru juga membimbing siswa tersebut sesuai dengan penelitian yang
untuk menarik kesimpulan dan poin dilakukan Acosta dan Ferri (2015), den-
penting dari materi yang telah dibahas gan memberikan beberapa strategi dan
bersama. Hal tersebut tentu sangat ber- pertanyaan yang memancing berfikir
manfaat dalam memancing siswa untuk kritis siswa menjadi lebih tertantang
lebih aktif dan memfokuskan pendapat dan terlibat aktif dalam proses pembe-
siswa. Namun ada beberapa hal yang lajaran.
belum terlaksana dengan baik ada siklus Siswa lebih bersemangat menjawab
ini. Aspek yang belum terlaksana pada ketika guru memberikan pertanyaan
siklus 1 adalah guru belum memberikan yang memancing berfikir kreatif me-
informasi mengenai manfaat materi reka dengan diberikan tanggung jawab
teks recount dalam kehidupan sehari- agar mereka mampu menjelaskan di
hari. Guru juga belum memberikan depan teman-teman dalam kelompok
refleksi mengenai proses pembelajaran mereka. Seperti menjawab istilah yang

132
Nailul Author Restu Pamungkas - Penerapan Higher Order Thinking Skills (HOTS) ....

kurang familiar dan mereka berusaha Tabel 1. Hasil Tes Siswa (Siklus 1)
mencari jawabannya dengan berdiskusi.
No Scores Frequency
Sedangkan jika hanya disuruh membaca
1. 86-95 1
kemudian mencari kata yang sulit hanya
2. 76-85 2
sebagian saja yang menjalankannya.
3. 66-75 6
Hal itu disebabkan karena mereka tidak
diberi tanggung jawab untuk menjelas- 4. 56-65 7
kan kepada teman mereka yang lain. 5. 46-55 5
Setelah siswa mencari semua pen- 6. 35-45 11
jelasan mengenai susunan teks dan isi
di dalam teks tersebut, siswa mulai Tindakan pada siklus pertama be-
menjelaskan kepada kelompok lain dan lum dapat meningkatkan kemampuan
mereka saling bertukar informasi. Ke- membaca siswa, terbukti dari nilai
mudian siswa diberikan tugas individu, rata-rata siswa yang masih di bawah
yakni menentukan teks recount yang KKM yakni 54. Namun ada 9 siswa
baik kemudian merangkum teks ter- yang sudah diatas KKM hal ini bisa
sebut menggunakan kata-kata sendiri. menjadi acuan untuk siklus selanjutnya.
Mereka juga diberikan kesempatan un- Dari hasil nilai rata-rata pada siklus 1
tuk berdiskusi dengan teman sebangku. masih lebih baik dibandingkan sebelum
Dalam kegiatan ini, siswa terlihat aktif dilakukan tindakan. Hal ini dikarenakan
dan antusias dalam bertanya. Selain itu pembelajaran berbasis HOTS menuntut
juga siswa diberikan bacaan unutuk siswa untuk membekali diri dengan
dibaca dan dipahami. Siswa mampu informasi dan pemahaman yang cukup
membedakan teks recount yang baik agar mampu berpartisipasi (Moore
dengan menyebutkan kriteria yang se- & Stanley, 2010). Dari hasil siklus
suai. Memberikan kriteria teks recount 1 tersebut guru bersama kolaborator
yang baik dapat meningkatkan kemam- merumuskan beberapa hal yang harus
puan evaluasi siswa sesuai dengan yang diperbaiki untuk diimplementasikan
dikemukakan oleh Moore and Stanley pada siklus 2.
(2010). Siswa membaca dengan aktif Beberapa hal yang akan dilakukan
dan mereka tidak ragu untuk bertanya pada tahap selanjutnya yakni guru ha-
jika ada hal yang membingungkan me- rus lebih menyederhanakan pertanyaan
nurut mereka. Diakhir pembelejaran atau instruksi agar siswa lebih mudah
mereka diberikan soal tes untuk men- memahami dan siswa lebih mudah
gevaluasi hasil pembelejaran mereka. menjawab. Guru harus lebih disiplin
Tabel hasil prestasi belajar siswa dapat dalam mengakomodasi waktu setiap ta-
dilihat pada tabel berikut ini. hapan pembelajaran. Guru memberikan
kesempatan yang lebih banyak kepada
siswa untuk aktif melakukan diskusi

133
T a j d i d u k a s i , Volume VIII, No. 1 Januari 2018

dan berpendapat dengan menunjuk mengenai proses pembelajaran yang


beberapa nama siswa. Selain itu, guru telah dilakukan.
juga harus memastikan semua siswa Observasi dalam pelaksanaan tinda-
ikut terlibat aktif dan lebih memperha- kan siklus 2 juga dilakukan, baik oleh
tikan siswa yang mengantuk agar lebih kolaborator atau guru itu sendiri. Bahan
fokus dengan memberikan pertanyaan oservasi adalah keterlaksanaan pembe-
dan membimbing siswa tersebut. lajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan
2. Siklus 2 inti, dan kegiatan akhir serta kegiatan
Berdasarkan hasil refleksi tindakan siswa dalam pembelajaran. Dari hasil
Siklus I, maka dilakukan revisi pada observasi guru sejawat, dilaporkan
rancangan tindakan Siklus II. Perbaikan bahwa guru pada kegiatan awal sudah
yang dilaksanakan pada siklus II adalah membuka pelajaran sesuai dengan ren-
dengan memberi motivasi kepada siswa cana pelaksanaan dan pedoman.
dan menjelaskan manfaat pembelajaran Guru memberikan motivasi dan
untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu menjelaskan mengenai model pembe-
perencanaan juga merevisi RPP unutk lajaran yang akan dilaksanakan kepada
siklus II dengan menambahkan bebe- siswa, menjelaskan tujuan pembelaja-
rapa hal seperti pengaturan waktu yang ran, dan memberikan apersepsi. Fungsi
harus lebih relevan dengan proses pem- guru dalam proses pembelajaran snagat
belajaran. Guru lebih memperhatikan penting untuk memberikan motivasi
pembagian waktu pelaksanaan pem- kepada siswa guna mencipatkan iklim
belajaran agar tidak kekurangan waktu positif dan meningkatkan semangat be-
seperti pada pelaksanaan pembelajaran lajar siswa dalam jangka panjang (Vero
Siklus I. Pada tahap pelakasanaan & Puka, 2017). Pada kegiatan inti, guru
tindakan proses pembelajaran masih sudah membagi siswa menjadi kelom-
sama seperti pada siklus 1- berdiskusi pok kecil yang beranggotakan dua orang
dalam kelompok kecil dan besar tentang siswa. Guru juga sudah memberikan
beberapa permasalahan terkait materi- masalah yang harus didiskusikan atau
namun peneliti lebih menyederhanakan didialogkan secara mendalam oleh
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kelompok tersebut. Guru sudah membe-
agar seluruh siswa dapat ikut terlibat. rikan pertanyaan yang berbasis HOTS
Soal yang diberikan masih menuntut namun lebih disederhanakan tingkat ke-
siswa untuk berfikir kritis. Diakhir ke- sulitannya. Guru juga sudah membentuk
giatan guru memberikan kesempatan kelompok besar yang beranggotakan 5
siswa untuk membuat ringkasan materi orrang secara acak. Anggota kelompok
yang telah dipelajari menggunakan kecil tersebut sudah bertukar kelompok
bahasa dan kalimat mereka sendiri. dan membentuk kelompok besar yang
Kemudian guru memberikan refleksi beranggotakan 4-6 siswa secara acak.
Setelah selesai berdiskusi, guru sudah

134
Nailul Author Restu Pamungkas - Penerapan Higher Order Thinking Skills (HOTS) ....

memberikan kesempatan kepada siswa meningkat, yakni siswa terlibat aktif


untuk mempresentasikan hasil disku- jika guru memberi pertanyaan yang me-
sinya. Guru juga sudah menunjuk satu rangsang mereka untuk berfikir kritis.
siswa yang ada dalam kelompok serta Siswa mampu menganalisis teks dan
satu siswa dalam kelompok lain secara menjawab pertanyaan mengenai teks
acak untuk memberikan dan mengutara- dengan jawaban yang logis. Guru juga
kan mengenai informasi tentang materi memberikan apresiasi jika siswa mau
yang telah didiskusikan dalam kelom- untuk menjawab pertanyaan dan terlibat
poknya. Guru juga membimbing siswa aktif dalam proses diskusi. Bubic, Krile
untuk menarik kesimpulan dan poin dan Kuzman (2015) mengungkapakan
penting dari materi yang telah dibahas bahwa penghargaan kepada prestasi
bersama. Kemudian guru memberikan belajar siswa dapat meningkatkan
tugas individu untuk menuliskan teks efikasi siswa dalam pembelajaran.
recount dengan topik yang mereka suka Hal ini membuktikan bahwa motivasi
berdasarkan hasil diskusi yang telah dapat meningkatkan iklim pendidikan
dilakukan. yang harmonis. Proses pembelajaran
Aspek yang belum terlaksana pada berjalan dengan baik, karena peneliti
siklus 1, guru belum memberikan ref- juga memberikan media yang menarik
leksi mengenai proses pembelajaran seperti multimedia dan video sebagai
yang telah dilakukan sudah terlaksana input proses pemebelajaran.
pada Siklus II. Kemudian guru juga Ketika guru memberikan materi
sudah memberikan manfaat materi tentang recount teks pada pertemuan
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. pertama siklus I, siswa menaruh per-
Pada kegiatan penutup, guru sudah hatian lebih terhadap proses pembe-
memberikan soal tentang materi yang lajaran. Tidak hanya guru yang aktif
telah dipelajari dan menutup pelajaran bertanya namun siswa juga terlibat
dengan salam. Hasil pengamatan terha- aktif bertanya baik kepada kelompok
dap keterlaksanaan pembelajaran oleh lain ataupun guru. Bahkan siswa juga
guru menunjukkan bahwa guru sudah berani membaca dengan keras dan
melaksanakan pembelajaran sesuai menjawab pertanyaan lebih percaya
dengan tahap-tahap pembelajaran yang diri. Hal itu dikarenakan guru selalu
berbasis HOTS dikombinasikan dengan memberi motivasi dan memberikan
teknik cooperative learning. pertanyaan yang berorientasi pada
Hasil observasi yang dilakukan HOTS. Ini berarti siklus 2 berjalan
oleh guru selama proses pembelaja- sudah sesuai dengan rencana dan dapat
ran menunjukan bahwa siswa terlihat meningkatkan perhatian siswa terhadap
lebih aktif dibanding pada siklus 1. materi pembelajaran.
Guru melihat bahwa perhatian siswa Guru juga memberikan tanggung
terhadap materi pembelajaran lebih jawab kepada semua anggota kelom-

135
T a j d i d u k a s i , Volume VIII, No. 1 Januari 2018

pok untuk terlibat aktif dalam diskusi, Tabel 2. Hasil Tes Siswa (Siklus 2)
karena guru mencatat semua aktifitas
No Scores Frequency
siswa. Hal ini membuat siswa lebih
1. 86-95 3
bersemangat dalam berdiskusi dengan
teman kelompok mereka. Presentasi se- 2. 76-85 5
tiap kelompok berjalan lebih cair karena 3. 66-75 7
setiap kelompok harus memberikan 4. 56-65 7
pertanyaan dan masukan. Ketika guru 5. 46-55 7
membagikan lembar materi, siswa fo- 6. 35-45 4
kus untuk memahami dan memperlajari
materi. Perhatian siswa terhadap proses Dari observasi hasil penilaian kete-
pembelajaran lebih meningkat diban- rampilan membaca siswa, secara rata-
ding pada siklus 1, karena guru juga rata nilai siswa meningkat yakni sebesar
mengumumkan kelompok mana yang 59 dibandingkan pada siklus I. Pening-
memiliki tingkat keaktifan tertinggi. katan hasil belajar siswa juga sesuai
Dampak positif dari pemberian apresia- dengan pengamatan guru selama proses
si sangatlah penting guna meningkatkan pembelajaran, yakni siswa terlihat aktif
kepercayaan diri siswa (Bubic, Krile & dalam proses pembelajaran. Pembela-
Kuzman, 2015). Peningkatakn keak- jaran bahasa Inggris yang berorientasi
tifan proses pembelajaran pada siklus pada kegiatan dan pertanyaan berbasis
2 sejalan dengan hasil peningkatan HOTS dapat meningkatkan kemampuan
prsestasi belajara siswa juga. membaca siswa. Hal itu karena siswa
Berdasarkan hasil observasi yang mendapat pertanyaan yang memancing
dilakukan, mayoritas siswa terlihat mereka untuk aktif dan mengekploarasi
dapat mengikuti akftifitas pembelajaran kemampuan berfikir mereka. Rata-
lebih baik. Pembelajaran keterampi- rata dari hasil uji coba pada siklus 2
lan membaca pada pelajaran Bahasa mendapat hasil 60 meningkat dari 54.4
Inggris yang lebih berorientasi pada pada siklus 1. Pada siklus 1 terdapat
HOTS dapat membuat siswa lebih aktif 9 siswa yang memperoleh nilai diatas
dalam proses pembelajaran. Setelah 65, sementara pada siklus 2 terdapat
dilakuakan tindakan pada siklus 2 dite- 15 siswa yang memperoleh nilai diatas
mukan bahawa keterampilan membaca 65. Dengan demikian, penelitian ini
siswa meningkat dibanding dengan sejalan dengan hasil penelitian yang
siklus 1. Untuk lebih jelas tabel dibawah dilakukan oleh McKown dan Barnett
ini menampilakan presentase nilai siswa (2007), Acosta dan Ferri (2010), Yoke
pada siklus 2. dkk (2015).
Setelah semua proses pada siklus 2
dijalankan - perencanaan, tindakan dan
observasi – peneliti mulai merefleksikan

136
Nailul Author Restu Pamungkas - Penerapan Higher Order Thinking Skills (HOTS) ....

semua hasil penelitian. Berdasarkan 3. Pembahasaan


dari hasil refleksi pada siklus 2 ini, Rendahnya penguasaan bahasa
peneliti sudah melaksanakan pemebe- Inggris membuat siswa kesulitan dalam
lajaran sesuai dengan tahap-tahap yang memahami teks yang berbahasa Inggris
telah direncanakan. Selain itu, indikator (Ríos & Valcárcel, 2005). Karenanya,
keberhasilan penelitian ini juga dapat perlu untuk memelihara motivasi sis-
dilihat dari proses pembelajaran yang wa dalam belajar sehingga hal terse-
diamati oleh peneliti sebagai guru, ya- but dapat meningkatkan kemampuan
kni fakta bahwa selama proses pembe- membaca mereka (Vero & Puka, 2017).
lajaran siswa cenderung lebih aktif jika Berdasarkan pernyataan tersebut pene-
dibandingkan sebelum adanya tindakan. liti mencoba untuk menciptakan proses
Selain itu, kemampuan membaca siswa pembelajaran membaca yang menarik
juga meningkat dilihat dari hasil penilai- dan bervariasi. Dengan menerapkan
an membaca mereka yang pada siklus I pembelajaran yang berbasis HOTS dan
hanya memperoleh rata-rata nilai 54.4 diskusi, diharpakan hal tersebut dapat
meningkat menjadi 60. lebih efektif dalam proses pembela-
Keberhasilan dari penelitian ini jaran dan secara tidak langsung dapat
juga kerat kaitanya dengan perbaikan meningkatkan kemampuan membaca
proses pembelajaran yang dilakukan. siswa. Maka dari itu, implementasi
Analisis sebelum, selama dan setelah HOTS dan diskusi diterapkan dalam
pembelajaran sangat penting dilakukan tindakan pada siklus 1 dan 2.
guna memetakan kekurangan dan kele- Dalam siklus 1 siswa terlihat pasif
bihan tindakan yang dilakukan selama dan hanya mengerjakan tugas yang
proses pembelajaran. Dari hasil obser- nantinya dinilai. Namun setelah dila-
vasi keterlaksanaan pembelejaran dan kukan tindakan pada siklus 1 siswa
hasil nilai kemampuan membaca siswa jauh lebih aktif, terlihat dari partisipasi
selama proses pembelajaran lebih baik mereka dalam proses diskusi dan mem-
dibandingkan dengan hasil observasi presentasikan hasil diskusi mereka.
pada siklus 1. Berdasarkan hasil refleksi Larson (2000) mengemukakan bahwa
pada siklus 2, indikator keberhasilan pengajaran menggunakan pendekatan
penelitian ini telah tercapai sehingga diskusi dapat meningkatkan motivasi
tindakan kelas dianggap berhasil dan siswa dalam pembelajaran dan me-
hanya dilaksanakan sampai siklus 2. ningkatkan interkasi verbal mereka.
Berdasarkan hasil observasi dan reflek- Siswa juga terlihat memperhatikan saat
si, pembelajaran bahasa Inggris yang guru memberikan penjelasan mengenai
lebih berorientasi pada HOTS dapat materi yang sebelumnya siswa sudah
meningkatkan keterampilan membaca diskusikan. Dalam proses disksui siswa
siswa. terlibat aktif terlihat dari partisipasi
mereka dalam kelompoknya. Hal ini di-

137
T a j d i d u k a s i , Volume VIII, No. 1 Januari 2018

sebabkan karena instruksi yang berbasis dilihat dari kegiatan siswa mengikuti
HOTS merupakan bentuk percakapan proses pembelajaran dari awal sampai
yang bertujuan untuk mengeluarkan ide, akhir dengan melakukan kegiatan sesuai
informasi, ataupun pengalaman, sehing- langkah-langkah pembelajaran, yang
ga menjadikan siswa berpartisipasi aktif meliputi diskusi kelompok dan presen-
dalam kegiatan kelompoknya (Siregar, tasi kelompok. Dalam proses pembela-
2013). Selain itu dalam disksusi yang jaran yang dijalankan harus dilakukan
berbasis HOTS siswa juga harus mampu secara tahap demi tahap, sehingga siswa
memberikan alasan yang logis. Hal ini melaksanakan pembelajaran tahap demi
dapat dilihat dari keaktifan siswa yang tahap (Sudjana, 1997). Uraian tersebut
mau menjawab pertanyaan yang diberi- menunjukkan bahwa penerapan pem-
kan kelompok lain ataupun memberikan belajaran yang berbasis HOTS dapat
tanggapan kepada kelompok lain. Hal meningkatkan kemampuan siswa dalam
ini disebabkan karena pertanyaan-per- menganalisis teks guna menjawab soal
tanyaan tersebut dirancang agar dapat yang diberikan.
memencing berfikir kritis. Siswa juga Pada proses pembelajaran siklus 2,
dituntut agar mampu untuk mengana- guru selalu mengingatkan siswa untuk
lisis sebuah masalah, membuat per- berusaha menggunakan bahasa Inggris
timbangan, dan mengambil keputusan sebisa mungkin. Guru juga memberikan
secara tepat (Siregar, 2013). contoh bagaiamana memaparkan ide
Pembelajaran yang berbasis HOTS menggunakan bahasa Inggris. Pada saat
dapat meningkatkan kemampuan siswa guru memberikan materi recount teks
bersikap dan berpikir terbuka. Hal ini pada siklus 2, siswa terlihat antusias
dapat dilihat dari kegiatan siswa men- dalam memperhatikan setiap instruksi.
gerjakan tugas yang diberikan guru. Hal Siswa diberikan kesempatan untuk
ini disebabkan karena langkah-langkah membaca sebuah teks dengan keras
dalam pembelajaran menuntut siswa sehingga guru bersama murid yang lain
untuk mengerjakan soal-soal yang dibe- dapat mengoreksi jika ada pengucapan
rikan guru. Jika siswa tidak mengerja- yang kurang tepat. Siswa juga dituntut
kan, maka siswa tersebut akan kesulitan untuk mampu memhami teks karena
mempelajari materi yang dipelajari ka- guru telah menyiapkan pertanyaan yang
rena kegiatan pembelajaran bersumber berbasis HOTS. Butuh kerjasama dan
dari hasil diskusi siswa terhadap soal kemampuan analsis agar siswa dapat
yang diberikan guru (Sudjana, 1997). menjawab pertanyaa tersebeut. ”can
Dalam proses pembelajaran yang te- you tell me, what the contribution of
lah disusun menuntut siswa agar mampu B.J. Habibi to Indonesia and How if he
bersikap secara sistimatis dan teratur does not exist in Indonesia?”. Dengan
dengan bagian-bagian dari keseluruhan memberikan pertanyaan tersebut siswa
masalah yang diberikan. Hal ini dapat dituntut untuk mampu memhami isi teks

138
Nailul Author Restu Pamungkas - Penerapan Higher Order Thinking Skills (HOTS) ....

dan juga menganalisis apa yang terja- ka. Hal ini membuktikan pembelajaran
di jika Habibi tidak ada di Indonesia yang berorientasi pada HOTS efektif
(Moore & Stanley, 2010). Pertanyaan dalam meningkatkan keterampilan
tersebut merupakan satu dari beberapa membaca, karena dalam proses mem-
instruksi yang harus didiskusikan oleh bacas siswa dituntut untuk menganalisis
siswa. teks dan menggunakan pengetahuan
Pembelajaran bahasa Inggris yang awal mereka dan mengevaluasi suatu
berbasis HOTS meningkatkan inter- teks (Mckown & Barnett, 2007).
aksi antara siswa dan guru atau siswa Penerapan pembelajaran yang
dengan siswa (Larson, 2000). Dengan berbasis HOTS dapat meningkatkan
mengawasi, memandu dan memebrikan kemampuan membaca siswa kelas X
umapan balik ke semua kelompok, MIA 2 SMA MBS Sleman. Hal ini dapat
guru dapat mengetahui apa yang siswa dilihat dari peningkatan nilai membaca
harapkan. Guru juga mengetahui ba- mereka. Pembelajaran bahasa Inggris
gian mana yang menjadi permaslahan yang berbasis HOTS mengacu pada
siswa. Sehingga guru bisa langsung proses pembelajaran yang menuntut sis-
memberikan bimbingan dalam satu wa untuk mencari alasan dari jawaban
kelompok yang nantinya mereka dapat yang mereka berikan. Siswa berusaha
membagikan ke kelompok lain. Siswa mencari informasi dengan baik, siswa
juga terlihat senang ketika guru mem- berusaha tetap relevan dengan ide uta-
perhatikan mereka dan interkasi proses ma, siswa bersikap dan berpikir terbuka,
pembelajaran dapat lebih meningkat. siswa mengambil posisi ketika ada bukti
Dalam proses pembelajaran pada yang cukup untuk melakukan sesuatu,
siklus 2, siswa dilatih untuk mampu me- siswa mencari penjelasan sebanyak
nangkap makna dalam sebuah teks re- mungkin apabila memungkinkan, dan
count dengan diawali siswa mempelaja- siswa bersikap secara sistimatis dalam
ri terlebih dahulu materi tentang recount berdiskusi. Hasil ini sesuai dengan
melaluai diskusi yang berorientasi pada beberapa penelitian yang dilakuakan
HOTS. Sehingga siswa terbiasa untuk McKown dan Barnett (2007), Acosta
menganalisis sebuah teks yang melatih dan Ferri (2010), Yoke dkk (2015).
kemampuan berfikir kritis siswa. Nilai Jadi dapat disimpulkan bahawa
siswa setelah tindakan siklus 2 dapat penerapan pembelajaran bahasa Ingg-
meningkat cukup signifikan yakni rata- ris yang beroerientasi pada instruksi-
rata nilai mereka sebesar 60, dengan instruksi HOTS dapat meningkatkan
jumlah siswa yang diatas 65 mencapai kemampuan siswa dalam menganalisis,
15 siswa. Selama proses implementasi mengevaluasi teks sehingga siswa dapat
aktifitas HOTS, siswa juga terlihat lebih menjawab pertanyaan dari sebuat teks.
aktif dan mampu manjawab pertanyaan Dari hasil nilai pada siklus 1 dan 2
yang menguji kemampuan kritis mere- terlihat nilai siswa meningkat sehingga

139
T a j d i d u k a s i , Volume VIII, No. 1 Januari 2018

pembelajaran yang berorientasi pada 107-123.


HOTS efektif dalam meningkatkan Aloqaili, A. S. 2012. The relationship
keterampilan membaca siswa. between reading comprehension
and critical thinking: a theoretical
D. Kesimpulan study. Journal of King Saud Uni-
Penerapan pembelajaran Bahasa versity, 24, 35-41
Inggris yang berbasis HOTS dapat me- Anderson, N. J. 2004. Metacognitive
ningkatkan kemampuan siswa X MIA Reading Strategy Awareness of ESL
2 dalam menjawab pertanyaan-perta- and EFL Learners. The CATESOL
nyaan dari sebuah teks yang menutut Journal, 16.1, 11-27.
kemampuan menganalisis, mengeva- Ashadi & Rice, S. 2016. High stakes
luasi dan mencipta. Hal ini dibuktikan testing and teacher access to profes-
dengan hasil nilai rata-rata pada siklus 1 sional opportunities: lessons from
sebesar 54,4 dan meningkat pada siklus Indonesia. Journal of Education
2 menjadi 60. Peningkatan keterampi- Policy, 6, 727–741.
lan membaca siswa juga dapat dilihat
Brown, D. 2007. Teaching by prin-
dari kemampuan menyerap informasi
ciples: An interactive approach to
dari sebuah teks. Selain itu beberapa
language pedagogy second edition.
siswa mampu mengkritisi sebuah teks
California: Longman.
dengan pendapat yang logis dan dapat
menjawab beberapa pertanyaan yang Bubic, A., Krile, K. & Kuzman, I. 2015.
menuntut kemampuan analisis, evalu- The Importance of achievement go-
asi dan kreasi. Maka dari itu, model als and attitudes towards education
pembelajaran bahasa Inggris berbasis for explaining adolescents' career
HOTS dapat diterapkan oleh guru-guru decision self-efficacy. Faculty of
dengan pertimbangan situasi, kondisi Humanities and Social Sciences.
dan karakter siswa yang mirip dengan Christiansen, T. 2015. The rise of Eng-
penelitian yang dilakukan ini. Karena lish as the global lingua franca: Is
model pembelajaran tersebut terbukti the world heading towards greater
efektif dalam meningkatkan keterampi- monolingualism or new forms of
lan membaca siswa pada mata pelajaran plurilingualism?. Journal Lingue e
bahasa Inggris. Linguanggi, 15, 129-154.
Gavran, S. 2013. The importance of
DAFTAR PUSTAKA English language learning and
Acosta, L. M. E. & Ferri, M. M. 2010. teaching in South Korea. Master
Reading Strategies to Develop theses, Victoria University.
Higher Thinking Skills for Reading Girgin, U. 2006. Evaluation of Turkish
Comprehension. Jurnal Profile, 12, hearing impaired students’ reading

140
Nailul Author Restu Pamungkas - Penerapan Higher Order Thinking Skills (HOTS) ....

comprehension with the miscue tion, 31, 405-430.


analysis inventory. International MGI McKinse. 2012. The archipelago
journal of special education, 21, economy: Unleashing Indonesia’s
68-84. Potential. London: McKinsey and
Hedge, T. 2008.Teaching and learning Company.
in the language classroom. New Miles, M.B. & Huberman. 1984.
York: Oxford University Press. Complementary methods for rese-
Hermida, J. 2009. The importance of arch in education change. Washing-
teaching reading skills in first-year ton: ARA.
university courses. The Interna- Moore, B., & Stanley, T., 2010. Critical
tional Journal of Research and thinking & formative assessments:
Review, 3, 20-30. Increasing the rigor in your class-
Ivie, S. D. 1998. Ausubel’s learning room. New York: Eye on Education,
theory: An approach to teaching Inc.
higher order thinking skills. The Organization for Economic Co-opera-
High School Journal, 35-42. tion and Development. 2015. PISA
Kemmis, S & Mc Taggart, R. 1992. The 2015 results in focus. Paris: OECD.
Action Research Planner. Australia: Reddy, M.S. 2016. Importance of
Deakin University Press. English language in today’s world.
Krathwohl, D.R. 2002. A revision of International Journal of Academic
Bloom’s Taxonomy: an overview. Research, 3, 179-184.
Theory into practice, 41, 212-218. Siregar, N. 2013. Efektifitas Model
Larson, B. E. 2000. Classroom dis- Deep Dialoging/Critical Thingking
cussion: a method of instruction Pada Pembelajaran Komunikasi
and a curriculum outcome. Jurnal Yang Efektif.
Teaching and Teacher Education, Sudjana, N. 1997. Proses BelajarMen-
16, 661-677. gajar. Jakarta: Rosdakarya.
McKown, B. A. & Barnett, C. L. 2007. Vero, E. & Puka, E. 2017. The importan-
Improving Reading Comprehension ce of motivation in an educational
Through Higher-Order Thinking environment. Jurnal Formazione &
Skills. Master Tesis. Saint Xavier Insegnamento, XV, 57-66.
University. Chicago.
Wimer, M. 2012. Five characteristics of
McTavish, M. 2008. “What were you learner-centered teaching. Article,
thinking?”: The use of metacogniti- facultyfocus.com.
ve strategy during engagement with
Woolley, G. 2011. Reading comprehen-
reading narrative and informational
sion: Assisting children with lear-
genres. Canadian journal of educa-

141
T a j d i d u k a s i , Volume VIII, No. 1 Januari 2018

ning difficulties. Springer Science


Bussines Media
Yee, N. 2010. Understanding reading
comprehension: Multiple and fo-
cused strategy interventions for
struggling adolescent readers. Mas-
ter thesis, unpublished. University
of Saskatchewan, Saskatchewan,
Canada.
Yoke, S.K., Hasan, N. H., Jangga, R. &
Kamal, S. N. M. 2015. Innovating
with HOTS for the ESL Reading
Class. Jurnal English Language
Teaching, 8, 10-17.

142

Anda mungkin juga menyukai