Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen
Kata manajemen bersal dari bahasa latin , yaitu dari asal kata mantis yang berarti
tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja
managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam
bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang
melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya management diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.[1]
Secara etimologi kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang
berarti "mengendalikan," terutama dalam konteks mengendalikan kuda, yang berasal dari bahasa
latin manus yang berarti "tangan".[2] Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris
menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.[3]
Pengertian manajemen secara terminologi sebagai mana dikemukakan oleh Taylor (1974: 02
)adalah : Management, the art of management is defined as knowing exactly what you want to do, and
then seing that they do in the best and cheapest way.”Manajement adalah seni yang ditentukan untuk
mengetahui dengan sungguh-sungguh apa yang ingin kamu lakukan , dan mengawasi bahwamereka
mengerjakan sesuatudengan sebaik- baiknya dan dengan cara semudah-mudahnya”. [4]
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal.[5]
Apabila ditinjau dari definisi-definisi yang lain, pengertian manajemen tersebut masih dapat
diartikan untuk semua jenis kegiatan, yang dapat diambil suatu kesimpulan definisi yaitu :
“Manajemen adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama
antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan”.
Definisi lain dari manajemen yang lebih lengkap sebagaimana dikemukakan oleh Mulyani A.
Nurhadi adalah sebagai berikut :
“Manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses
pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi
pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
efektif dan efisien”.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam pengertian
manajemen selalu menyangkut adanya tiga hal yang merupakan unsur penting, yaitu:
a) Usaha kerjasama,
b) Oleh dua orang atau lebih, dan
c) Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam pengertian tersebut sudah menunjukkan adanya gerak, yaitu usaha kerjasama,
personil yang melakukan, yaitu dua orang atau lebih, dan untuk apa kegiatan dilakukan, yaitu
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tiga unsur tersebut, yaitu gerak, orang, dan
arah dari kegiatan, menunjukkan bahwa manajemen terjadi dalam sebuah organisasi, bukan
pada kerja tunggal yang dilakukan oleh seorang individu.

B. Pengertian Manajemen Pendidikan


1. Pengertian Manajemen Pendidikan Secara Umum
Manajemen Pendidikan dalam kamus bahasa Belanda-Indonesia disebutkan bahwa
istilah manajemen berasal dari “administratie” yang berarti tata-usaha. Dalam pengertian
manajemen tersebut, administrasi menunjuk pada pekerjaan tulis-menulis di kantor.
Pengertian inilah yang menyebabkan timbulnya contoh-contoh keluhan kelambatan
manajemen yang sudah disinggung, karena manajemen dibatasi lingkupnya sebagai pekerjaan
tulis-menulis.

2. Pengertian Manajemen Pendidikan Menurut Ahli

1. Menurut Leonard D. White, manajemen adalah segenap proses, biasanya terdapat pada
semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara
besar-besaran atau secara kecil-kecilan.
2. Menurut The Liang Gie, manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap
usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Lebih lanjut Mulyani A. Nurhadi menekankan adanya ciri-ciri atau
pengertian Manajemen Pendidikan yang terkandung dalam definisi tersebut sebagai
berikut :

1. Manajemen merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dari, oleh dan
bagi manusia.
2. Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses pengelolaan dari suatu rangkaian kegiatan
pendidikan yang sifatnya kompleks dan unik yang berbeda dengan tujuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya ; tujuan kegiatan pendidikan ini
tidak terlepas dari tujuan pendidikan secara umum dan tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan oleh suatu bangsa.
3. Proses pengelolaan itu dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang tergabung
dalam suatu organisasi sehingga kegiatannya harus dijaga agar tercipta kondisi kerja yang
harmonis tanpa mengorbankan unsur-unsur manusia yang terlibat dalam kegiatan
pendidikan itu.
4. Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, yang dalam hal ini meliputi tujuan yang bersifat umum (skala tujuan umum)
dan yang diemban oleh tiap-tiap organisasi pendidikan (skala tujuan khusus).
5. Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Tujaun pokok mempelajari manajemen pendidikan adalah untuk memperoleh cara, tekhnik,
metodeyang sebaik-baiknya di lakukan, sehingga sumber-sumber yang sangat terbatas (
seperti tenaga, dana, fasilitas, personal, material, maupun spritual ) sanangat diperlukan untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efisien dan produktif.

C. Latar Belakang Diperlukannya Manajemen Pendidikan


Manajemen dalam pendidikan diperlukan untuk mengantisipasi perubahan global
disertai oleh kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi informasi. Perubahan itu sendiri sangat
cepat dan pesat, sehingga perlu ada perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement) di
bidang pendidikan sehingga output pendidikan dapat bersaing dalam era globalisasi seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi. Persaingan
tersebut hanya mungkin dimenangkan oleh lembaga pendidikan yang tetap memperhatikan
kualitas/mutu pendidikan dalam pengelolaannya.
Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan berkualitas/bermutu, jika proses belajar-
mengajar berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat
belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan
yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu dan relevan
dengan pembangunan.Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efisien perlu
disusun [6]dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan
peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal,
diharapkan akan dicapai keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai
pengetahuan,keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terus berkembang.
Oleh karena itu demi tercapainya tujuan pendidikan yang berkualitas, diperlukan
manajemen pendidikan yang dapat menggerakkan segala sumber daya
pendidikan.Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya
merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya.
Menurut Handoko pentingnya manajemen dalam kehidupan ini disebabkan beberapa
hal, antara lain:
a. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja.
b. Perusahaan akan berhasil baik jika manajemen diterapkan dengan baik.
c. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.
d. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.
e. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.
f. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerjasama sekelompok orang.

D. Paradigma Mengelola Pendidikan


Pada era reformasi, masyarakat Indonesia menginginkan perubahan dalam semua aspek
kehidupan bangsa. Pembaharuan pada sektor pendidikan yang memiliki peran strategis dan
fungsional , juga memerlukan paradigma baru yang harus menekankan pada perubahan cara
berpikir dalam pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan. Pendidikan yang telah berjalan
selama ini tidak bisa menjadi penggerak pembangunan di Indonesia, malahan pendidikan
telah menghambat pembangunan ekonomi dan teknologi, buktinya adalah dengan adanya
kesenjangan sosial, budaya, dan ekonomi. Berbagai masalah yang timbul tersebut diakibatkan
oleh semakin lemahnya pendidikan nasional. Pembaharuan pendidikan nasional yang telah
mendasar dan menyeluruh harus dimulai dari mencari penjelasan baru atas paradigma dan
peran pendidikan dalam pembangunan . Paradigma tersebut harus berimplikasi pada
perubahan perspektif dalam pembangunan pendidikan, mulai dari perspektif yang
menganggap pendidikan sebagai sektor pelayanan umum ke perspektif pendidikan sebagai
suatu investasi produk yang mampu mendorong pertumbuhan masyarakat di berbagai bidang
kehidupan. Pendidikan sebagai faktor yang dipengaruhi oleh berbagai permasalahan yang
terjadi dalam berbagai kehidupan.
Melalui paradigma baru tersebut, dimaksudkan pendidikan harus mampu melawan
berbagai tantangan dan permasalahan yang terjadi dalam lingkungan kehidupan. Pendidikan
dan kehidupan telah menyatu, maka pendidikan dapat dikatakan sebagai proses
memanusiakan manusia.
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk melakukan rekonstruksi pendidikan dalam
rangka membangun paradigma baru sistem pendidikan nasional :
1. Pendidikan nasional hendaknya memiliki visi yang berorientasi pada demokratisasi bangsa.
2. Pendidikan nasional hendaknya memiliki misi agar tercipta partisipasi masyarakat secara
menyeluruh. Pendidikan tidak hanya terfokus dalam penyiapan tenaga kerja, tapi untuk
memperkuat kemampuan dasar pembelajar sehingga memungkinkan baginya untuk
berkembang lebih jauhdalam konteks kehidupan global.
3. Substansi pendidikan dasar hendaknya mengacu pada perkembangan potensi dan kreativitas
pembelajar. Pendidikan mengengah dan tinggi hendaknya diarahkan pada membuka
kemungkinan pengembangan kepribadian secara vertikal (keilmuan) dan horisontal
(keterkaitan antar bidang keilmuan).
4. Pendidikan dasar dan menengah perlu mengembangkan sistem pembelajaran yang egaliter dan
demokratis agar tidak terjadi pengelompokan kelas atas dasar kemampuan akademik.
5. Pendidikan tinggi harus mempersiapkan dan memperkuat kemampuan dasar mahasiswa untuk
memungkinkan mereka berkembang baik secara individu, anggota msyarakat, maupun
sebagai warga negara dalam konteks global.
6. Kebijakan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, harus memperhatikan tahap
perkembangan pembelajar dan kesesuaian dengan lingkungan, perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, budaya, seni serta sesuai dengan jenjang masing-masing satuan
pendidikan dengan mengembangkan proses pembelajaran kreatif.
7. Perlu mengaktualisasikan enam unsur kapasitas belajar, yaitu:
 Kepercayaan (confidence)
 Keingintahuan (curioucity)
 Sadar tujuan (intensionality)
 Kendali diri (self control)
 Mampu bekerja sama (work together)
 Kemampuan bergaul secara harmonis dan saling pengertian (relatedness)
8. Untuk menjaga relevansi outcome pendidikan, dengan mengimplementasikan filsafat
rekonstruksivisme dalam berbagai tingkat kebijakan dan praktisi pendidikan.
9. Pendidikan nasional hendaknya mendapatkan proporsi alokasi dana yang cukup memadai.
10. Realisasi pendidikan dalam konteks lokal diperlukan badan-badan pembantu dalam dunia
pendidikan. Misalnya saja ‘Dewan Sekolah’ yang memiliki peran untuk memberi masukan-
masukan dalam berbagai aspek.
11. Menetapkan model rekruitmen pejabat pendidikan secara profesional. Kompetensi dan
sertifikasi guru dan dosen juga harus dilakukan dengan profesional. Pemerintah harus
membentuk badan ‘independen’ profesi guru dan dosen yang anggotanya terdiri dari tenaga
kependidikan profesional, terpercaya, dan bertanggung jawab yang akan menilai kompetensi
profesional, keilmuan, personal dan sosial dari guru dan dosen.
Paradigmanya adalah manajemen pendidikan harus sejalan dengan kebutuhan
masyarakat dan perkembangan zaman. Maka dinyatakan School Based Manajement (SBM)
sebagai alternatif paradigma baru, dengan pendekatan akar rumput (grass root approach).[7]
Untuk mencapai terselenggaranya pendidikan bermutu, dikenal dengan paradigma baru
manajemen pendidikan yang difokuskan pada otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan
evaluasi. Keempat pilar manajemen ini diharapkan pada akhirnya mampu menghasilkan
pendidikan bermutu (Wirakartakusumah, 1998)

E. Unsur-Unsur Utama Dalam Proses Manajemen


Dalam manajemen terdapat unsur-unsur atau komponen-komponen yang membuatnya
menjadi suatu proses yang berifat mengatur dan mengontrol, unsur tersebur seperti:
1. Perencanaan: adalah suatu aktivitas integratif yang berusaha memaksimumkan efektivitas
seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu sistem, sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai[8]. Planning menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang
akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.[9]
2. Pengorganisasian: membuat penggunaan maksimal dari sumberdaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan rencana dengan baik. Organizing berarti menciptakan suatu struktur organisasi
dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antarbagian-
bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan struktur
tersebut. Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-
kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan
dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas.
3. Leading/Kepemimpinan dan motivasi: memakai kemampuan di area ini untuk membuat
yang lain mengambil peran dengan efektif dalam mencapai suatu rencana. Actuating adalah
suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai
sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.
Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya
atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara
efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
4. Pengendalian: monitoting memantau kemajuan rencana, yang mungkin membutuhkan
perubahan tergantung apa yang terjadi. Controlling adalah proses pengawasan performa
perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional
perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar
mengevaluasinya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen pendidikan adalah keseluruhan (proses) yang membuat sumber-sumber
personil dan materiil sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan
bersama. Manajemen dalam pendidikan diperlukan untuk mengantisipasi perubahan global
disertai oleh kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi informasi. Perubahan itu sendiri sangat
cepat dan pesat, sehingga perlu ada perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement) di
bidang pendidikan sehingga output pendidikan dapat bersaing dalam era globalisasi seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi. Persaingan
tersebut hanya mungkin dimenangkan oleh lembaga pendidikan yang tetap memperhatikan
kualitas/mutu pendidikan dalam pengelolaannya.
Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan berkualitas/bermutu, jika proses belajar-
mengajar berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat
belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan
yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu dan relevan
dengan pembangunan.Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efisien perlu
disusun [10]dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan
peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal,
diharapkan akan dicapai keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai
pengetahuan,keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terus berkembang.
Oleh karena itu demi tercapainya tujuan pendidikan yang berkualitas, diperlukan
manajemen pendidikan yang dapat menggerakkan segala sumber daya
pendidikan.Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya
merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA
Brantas, Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Alfabeta. 2009.
Dasar – dasar menejemen
Inggris Online Etymology: Manage
Oxford English Dictionary
Siswanto, Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.
Vocational Business: Training, Developing and Motivating
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/23/manajemen-pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai