PENDAHULUAN
1
-palpasi : massa kenyal padat ukuran 6 x 7 cm,
fluktuasi(-), isthmus tidak teraba, mobile, tidak teraba
panas
-aukultas : bruit (+)
Thoraks :
Jantung :
inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba 2 jari lateral linea
midclavicularis sinistra
Perkusi : batas jantung kiri 2 jari lateral linea
midclavicularis sinistra
Aukultasi : bunyi jantung normal, HR 112x/menit, reguler,
bising (-)
Paru : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Eksremitas : kulit terlihat basah, teraba lembab, tremor (+), edema (-)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Skenario Kasus
“Berdebar”
4
Jantung :
inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba 2 jari lateral linea
midclavicularis sinistra
Perkusi : batas jantung kiri 2 jari lateral linea
midclavicularis sinistra
Aukultasi : bunyi jantung normal, HR 112x/menit, reguler,
bising (-)
Paru : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Eksremitas : kulit terlihat basah, teraba lembab, tremor (+), edema (-)
Pemeriksaan Penunjang
T3= 260 ng/dl
T4 = 212 ng/L
TSH = 0,001 Miu/L
EKG = Sinus Takikardi
No Klarifikasi Arti
1 Gemetar/tremor Getaran yang involunter(dorland)
Perasaan gugup yang muncul pada keadaan
2 Cemas
tertentu(dorland)
Penonjolan bola mata yang terkait dengan
3 Exopthalmus
hormon, biasanya hipertiroid
Jantung Denyut jantung yang subjektif
4
berdebar-debar
Massa jaringan yang berbentuk simpul/
5 Benjolan
penonjolan baik normal/patologi
Bunyi seperti tiupan pada pembuluh darah
6 Bruit
akibat aneurisma
5
Jarang berkedip/ berkedip tidak sempurna,
7 Stelwag sign
salah satu tanda penyakit grave
Ketidakmampuan dalam mempertahankan
8 Mobius sign
mata akibat inkompetensi m.rectus medialis
Bagian atas mata yang rotasinya tidak
9 Von grave sign
sempurna, salah satu tanda penyakit grave
Pemeriksaan untuk melihat otot fasial yang
10 Joffroy sign tidak bergerak pada saat bola mata bergerak
ke atas
Keterlambatan kelopak mata dalam
11 Lid retraction
mengikuti gerakan mata
12 Rosenbach sign Tremor kelopak mata
6
Kepala : exopthalmus (+), lid retraction (+), lid lag (+), stelwag
sign (+), rosenbach sign (+), mobius sign (+), von grave sign (+), joffroy
sign (+)
Leher : JVP 5-2mmH2O
Pemeriksaan Khusus:
-inspeksi : tampak benjolan leher sebelah kanan dan kiri,
bulat seperti telur ayam, rata, ikut bergerak saat menelan,
kulit dalam batas normal (tidak ada tanda-tanda radang)
-palpasi : massa kenyal padat ukuran 6 x 7 cm,
fluktuasi(-), isthmus tidak teraba, mobile, tidak teraba
panas
-aukultas : bruit (+)
Thoraks :
Jantung :
inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba 2 jari lateral linea
midclavicularis sinistra
Perkusi : batas jantung kiri 2 jari lateral linea
midclavicularis sinistra
Aukultasi : bunyi jantung normal, HR 112x/menit, reguler,
bising (-)
Paru : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Eksremitas : kulit terlihat basah, teraba lembab, tremor (+), edema (-)
5. Pemeriksaan Penunjang
T3= 260 ng/dl
T4 = 212 ng/L
TSH = 0,001 Miu/L
EKG = Sinus Takikardi
7
2.5 Analisis Masalah
1) Ny. Rani, 45 tahun, datang ke poli umum RSMP dengan keluhan
utama tangan sering gemetar dan jantung berdebar-debar yang
semakin bertambah sejak 1 minggu terakhir.
a. Bagaimana hubungan usia, jenis kelamin dan keluhan pada
kasus?
Jawab:
8
sedangkan pada kasus adalah peningkatan kadar
triiodotironin (T3) sebagai salah satu hormon tiroid
dapat merangsang saraf simpatis yang berkaitan dengan
hormon-hormon yang dibentuk medulla suprarenal,
yaitu epinephrin dan norepinephrin. Kedua hormon
tersebut dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung
dengan cara menstimulasi α dan β reseptor, terutama β
reseptor yang berada di membran plasma otot jantung
(Guyton, 2007).
autoimun
Palpitasi (jantung
Tremor 9
berdebar-debar
2) Keluhan ini disertai mudah lelah bila banyak beraktivitas, terkadang
ada rasa mengganjal saat menelan, keringat berlebihan, mata agak
menonjol, mudah merasa cemas dan mudah tersinggung sejak 2 bulan
lalu.
a. Apa makna keluhan mudah lelah bila banyak beraktivitas,
terkadang ada rasa mengganjal saat menelan, keringat
berlebihan, mata agak menonjol, mudah merasa cemas dan
mudah tersinggung sejak 2 bulan lalu?
Jawab:
Maknanya Ny. Rani mengalami hipertiroid dimana
peningkatan hormon tiroid menyebabkan meningkatnya
metabolisme tubuh sehingga produksi panas meningkat yang
menyebabkan keringat berlebih (Hiperhidrosis) dan intoleransi
panas.
Lalu pada hipertiroid berkurangnya protein otot yang
menyebabkan penurunan massa otot sehingga pasien akan
mudah lelah bila banyak beraktivitas
Hipertiroidisme juga memberi efek pada SSP yang
ditandai oleh peningkatan berlebihan kewaspadaan mental
hingga ke titik dimana pasien mudah tersinggung, tegang,
cemas dan sangat emosional.
Telah terjadi pembesaran kelenjar tiroid yang
menyebabkan sulit menelan.
Gambaran mencolok penyakit graves yang tidak
dijumpai pada hipertiroidisme jenis lain yaitu eksoftalmus
(mata menonjol) yang mana tejadi inflamasi dan
pembengkakan otot mata dan lemak di belakang mata di dalam
orbita (rongga mata di tulang tengkorak) mendorong bola mata
ke depan sehingga menonjol dari tulang orbita, terkadang
hingga ke titik ketika kelopak mata tidak dapat tertutup
sepenuhnya (Sherwood, 2011).
10
b. Bagaimana patofisiologi mudah lelah bila banyak beraktivitas,
terkadang ada rasa mengganjal saat menelan, keringat
berlebihan, mata agak menonjol, mudah merasa cemas dan
mudah tersinggung sejak 2 bulan lalu?
Jawab:
Autoimun
12
Gambar 1. Anatomi kelenjar tiroid
13
Gambar 2. Vaskularisasi kelenjar tiroid.
(Snell,Richard S, . 2006)
Fisiologi
Kelenjar tiroid mebuat,menyimpan dan melepaskan hormon
tiroksin(T4) dan tri-iodotironin (T3), yang merupakan hormon
yang sangat penting untuk mengatur perkembangan fisik dan
mental, juga untuk mengatur aktifitas metabolisme pada
umumnya.
Produksi hormon tiroid diatur oleh sistem pengaturan yang
sangat kompleks pada poros hipotalamus-hipofise-tiroid. Fungsi
kelenjar tiroid diatur melalui aksi rangsangan TRH( thyrotropin
releasing hormone) dari hipothalamus pada kenlenjar hipofise
bagian depan dan modulasi pelepasan TSH (Thyroid stimulating
hormone ) oleh pengaruh T3 dan T4 bebas yang ada diperifer
(feedback mechanisme)
Iodium digunakan oleh kelenjar tiroid untuk membuat T3
dan T4. Kedua hormon identik struktur dan dibedakan dengan
banyaknya iodida yang terikat. Kelenjar tiroid terutama
memproduksi T4, sedangkan T3 hanya dalam jumlah yang kecil
14
saja. Bagian terbesar dari T3 diperoleh dari T4 yang
dikonversikan intaseluler oleh organ hati menjadi T3.
Pada saat T4 dan T3 dibebaskan kedalam aliran darah oleh
kelenjar tiroid, keduanya segera berikatan satu dari tiga protein
pengkiat tiroksin (thyroxine binding proteins ). Sekira 80%
hormon berikatan dengan TBG (thyroxine binding globulin )
sedangkan sisa 20% berikatan dengan TBA (thyroxine binding
albumin ) maupun preal albumin .
( Wijaya A., 2009 )
15
Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon
perangsang tiroid yaitu Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
yang dihasilkan oleh lobus anterior hipofisis. Kelenjar ini secara
langsung dipengaruhi dan diatur aktifitasnya oleh kadar hormon
tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai umpan balik
negatif terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi
hormon pelepas tirotropin yaitu Thyrotropin Releasing Hormone
(TRH) dari hipotalamus.
16
yang digunakan oleh sistem saraf simpatis dan hormon dari
medula adrenal.
e) Efek pada sistem kardiovaskuler
Hormon tiroid meningkatkan kecepatan denyut dan kekuatan
kontraksi jantung sehingga curah jantung meningkat.
f) Efek pada pertumbuhan
Hormon tiroid tidak saja merangsang sekresi hormon
pertumbuhan, tetapi juga mendorong efek hormon pertumbuhan
(somatomedin) pada sintesis protein struktural baru dan
pertumbuhan rangka. g) Efek pada sistem saraf Hormon tiroid
berperan penting dalam perkembangan normal sistem saraf
terutama Sistem Saraf Pusat (SSP). Hormon tiroid juga sangat
penting untuk aktivitas normal SSP pada orang dewasa.
Histologi
17
Hipotalamus
Anatomi
18
(F.paulsen & J. Waschke. 2012)
Fisiologi
Hipotalamus, yang terletak tepat di bawah otak dan seukuran
bijikenari, mengatur berbagai fungsi penting, seperti pengaturan
metabolismetubuh, pengendalian kelenjar adrenal, produksi susu,
dan
pengaturan pertumbuhan tubuh. Saat menjalankan semua kegiat
an ini, hipotalamusmemerintahkan kelenjar-kelenjar hormon
lain yang di bawah kendalinya.Pada gambar di atas, kita melihat
hormon-hormon yang bekerja sama denganhipotalamus.Adapun
fungsi dari hipotalamus antara lain adalah:
a.Mengontrol suhu tubuh
b.Mengontrol rasa haus dan pengeluaran urin
c.Mengontrol asupan makanan
d. Mengontrol sekresi hormon-hormon hipofisis anterior
e.Menghasilkan hormon-hormon hipofisis posterior
f.Mengontrol kontraksi uterus pengeluaran susu
19
g.Pusat koordinasi sistem saraf otonom utama, kemudian
mempengaruhisemua otot polos, otot jantung, kel eksokrin
h.Berperan dalam pola perilaku dan emosi
Hipofisis
20
Pituitari berasal dari kata “pituita” yang artinya lendir atau
secret kental. Sedangkan hipofisis berasal dari kata “hypo” yang
artinya di bawah, dan “physis” yang artinya tumbuh (Seely et al.
2007: 278). Kelenjar pituitary (hipofisis) merupakan suatu
kelenjar kompleks yang mensekresi hormone peptida. Hormon
peptida tersebut sangat mempengaruhi hampir seluruh fungsi
tubuh. Seluruh sekresi kelenjar pituitari dikontrol oleh
hipotalamus. Hipotalamus dikontrol oleh rangsang saraf dari
otak (Patton & Thibodeau 2010: 546 ; Young, et al. 2006: 328).
Kelenjar ini terletak di dasar otak, di bawah ventrikel tiga, pada
dasar tengkorak (sella turcica). Kelenjar pituitari berbentuk
seperti kacang kecil berdiameter kurang lebih 1,2-1,5 cm dengan
berat hanya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini terbagi menjadi
bagian anterior dan posterior, yang asal embriologi, fungsi dan
mekanisme kontrolnya berbeda-beda pula Karena demikian
pentingnya bagian lobus anteriornya, maka kelenjar ini biasa
disebut “master gland” Kelenjar ini terbagi menjadi bagian:
21
a. Adenohipofisis berasal dari penonjolan ektoderm oral yang
disebut Rathke pouch. Jaringan adenohipofisis tersusun atas
kelompokan sel sekretori yang disokong oleh jaringan ikat
dengan banyak pembuluh darah. Adenohipofisis terbagi
menjadi: (1) pars distalis (lobus anterior) (2) pars intermedia,
pada kebanyakan vertebrata kelenjar pituitari mempunyai lobus
ketiga yang berbeda dari dua lobus lainnya yaitu lobus
intermedia. Namun pada manusia dewasa, Lobus Intermedia
ini hanya ditemukan dalam bentuk sisa, yang terletak diantara
lobus anterior dan posterior dan (3) pars tuberalis, membentuk
bagian luar yang menutupi tangkai pituitary.
b. Neurohipofisis
Neurohipofisis berkembang dari perluasan hipotalamus yang
berkembang, yang nantinya akan bergabung dengan Rathke
pouch. Oleh karena itu lobus posterior tersusun dari jaringan
saraf, dan secara fungsional merupakan bagian dari hipotalamus.
Neurohipofis terbagi menjadi: (1) median eminence (2)
infundibulum, membentuk bagian dalam tangkai pituitary dan
prosesus infundibulum (Lobus Posterior) (Sherwood, 2011).
b. Apa makna Ny.Rani tidak tahan pada cuaca panas dan nafsu
makan pasien meningkat namun tidak disertai peningkatan
berat badan?
Jawab:
22
kecepatan metabolisme yang meningkat, akan tetapi kecepatan
metabolisme tubuh terlalu tinggi (abnormal) dari pada nutrisi
yang ada yang menyebabkan tidak diiringi dengan kenaikan
berat badan. (Djokomoeljanto. 2007)
23
sasarannya adalah reseptor TSH di sel tiroid. LATS
merangsang sekresi dan pertumbuhan tiroid mirip dengan yang
dilakukan TSH.Namun tidak seperti TSH, LATS tidak
dipengaruhi inhibisi umpan balik hormon tiroid sehingga
sekresi dan pertumbuhan tiroid berlanjuttanpa
kendali.(sherwood,2011)
24
g. Bagaimana patofisiologi benjolan pada leher bagian tengah
agak ke bawah yang makin lama makin membesar sejak 1
tahun yang lalu?
Jawab:
FR->gangguan autoimun-> terbentuknya LATS/TSI->
hipersekresi hormon tiorid-> rangsang folikel-folikel tiroid
untuk produksi berlebih-> hiperplasia folikel tiroid->
benjolan dileher agak kebawah(struma)
4. Pemeriksaan Fisik:
Kesadaran : kompos mentis, BB 47 kg, TB 165 cm
Tanda Vital : TD 130/80 mmHg, nadi 112x/menit, reguler, pernafasan
22x/menit, temp 37,0c
Kepala : exopthalmus (+), lid retraction (+), lid lag (+), stelwag sign (+),
rosenbach sign (+), mobius sign (+), von grave sign (+), joffroy sign (+)
Leher : JVP 5-2mmH2O
Pemeriksaan Khusus:
25
-inspeksi : tampak benjolan leher sebelah kanan dan kiri, bulat seperti
telur ayam, rata, ikut bergerak saat menelan, kulit dalam batas normal
(tidak ada tanda-tanda radang)
-palpasi : massa kenyal padat ukuran 6 x 7 cm, fluktuasi(-), isthmus
tidak teraba, mobile, tidak teraba panas
-aukultasi : bruit (+)
Thoraks :
Jantung :
inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra
Perkusi : batas jantung kiri 2 jari lateral linea midclavicularis sinistra
Aukultasi : bunyi jantung normal, HR 112x/menit, reguler, bising (-)
Paru : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Eksremitas : kulit terlihat basah, teraba lembab, tremor (+), edema (-)
a. Bagaimana interpertasi pemeriksaan fisik?
Jawab:
Pemeriksaan Keadaan normal Interpretasi
Kesadaran: kompos mentis Kompos mentis Normal
TD:130/80 mmHg 120/80 mmHg Normal
Nadi:112 x/menit 40-100 x/menit Takikardi
Pernafasan : 22 x/menit 16-24 x/menit Normal
Suhu :37,0 oc 36,5oc-37,5o c Normal
Eksoftalmus (+) Tidak ada Abnormal
Lid retraction(+) Tidak ada Abnormal
Lid lag (+) Tidak ada Abnormal
Orbital sign :
-stellwag (+) Tidak ada Abnormal
-von graefe (+)
-mobius (+)
26
-Joffroy (+)
-rosenbach(+)
27
b. Bagaimana mekanisme abnormal pemeriksaan fisik?
Jawab:
FR (Usia, JK) → Autoimun → terbentuk long-acting thyroid
stimulator (LATS) / Thyroid stimulating Imunoglobulin (TSI)→
Overproduksi kelenjar tiroid → system saraf perifer teraktivasi →
tonus otot hiperaktif → tremor
FR (Usia, JK) → Autoimun → terbentuk long-acting thyroid
stimulator (LATS) / Thyroid stimulating Imunoglobulin (TSI)→
Overproduksi kelenjar tiroid → ↑sistem simpatoadrenal →
metabolisme basal ↑ → kebutuhan karbohidrat,lemak, protein↑→
nafsu makan↑bb tidak turun
FR (Usia, JK) → Autoimun → terbentuk long-acting thyroid
stimulator (LATS) / Thyroid stimulating Imunoglobulin (TSI)→
Overproduksi kelenjar tiroid → ↑sistem simpatoadrenal →
metabolisme basal ↑ → produksi panas↑→ kulit terlihat basah,
teraba lembab
FR (Usia, JK) → Autoimun → terbentuk long-acting thyroid
stimulator (LATS) / Thyroid stimulating Imunoglobulin (TSI)→
Overproduksi kelenjar tiroid → terbentuknya efek kardiovaskular
pada thyroid → terjadi peningkatan aliran darah menuju kelenjar
tiroid yang mengarahkan adanya penyakit graves → bruit
FR (Usia, JK) → Autoimun → terbentuk long-acting thyroid
stimulator (LATS) / Thyroid stimulating Imunoglobulin (TSI)→
Overproduksi kelenjar tiroid → metabolisme basal ↑ →
kebutuhan oksigen meningkat →kompensasi tubuh →takikardi
Jantung Berdebar
FR-> Hipertiroidsme Efek langsung hormon tiroid maupun
interaksinya dengan sistem saraf simpatis (ketokolamin) →
meningkatkan metabolisme jaringan, mempercepat pemakaian
oksigen → denyut dan kekuatan kontraksi otot jantung meningkat
sedemikian besar→ palpitasi
28
Exophtalmus
Fr-> gangguan autoimun respon imun terhadap TSH reseptor
like protein pada jaringan ikat orbita dan peningkatan hormone
tiroid pembentukan sitokinin dan produksi glikosa minoglikan
oleh fibroblast meningkatkan tekanan osmotikmeningkatkan
volume otot ekstraokular serta akumulasi cairan exopthalmus
Lima tanda orbital, lid lag, lid retraction
FR-> gangguan autoimun respon imun terhadap TSH reseptor
like protein pada jaringan ikat orbita dan peningkatan hormone
tiroid pembentukan sitokinin dan produksi glikosaminoglikan
oleh fibroblast meningkatkan tekanan osmotik
meningkatkan volume otot ekstraokular serta akumulasi cairan
exopthalmusotot mata terjepit Lid retraction (+), Lid lag
(+), stellwag (+), von graefe (+), mobius (+), joffroy (+),
Rosenbach (+)
29
6. Pemeriksaan Penunjang
T3= 260 ng/dl
T4 = 212 ng/L
TSH = 0,001 Miu/L
EKG = Sinus Takikardi
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan penunjang?
No Kadar normal TSH, T3 Kasus Interpretasi
. dan T4
1. Thyroid 0,02- 0.001 Rendah
Stimulating 5,0µu/ml µu/ml (kurang dari
Hormon kadar normal)
(TSH)
2. (T4) 4-11µg/dl 212 µg/dl Meningkat
(lebih tinggi
dari kadar
normal)
3. (T3) 80-160ng/dl 260 µg/dl Meningkat
(lebih tinggi
dari kadar
normal)
4. EKG Sinus Abnormal
Takikardi
30
T4 Negative feedback ke hipotalamus penurunan
hormon TSH (Sherwood, L. 2013).
31
6. Apabila keluhan diatas dikumpulkan, maka:
a. Bagaimana cara diagnosis?
Jawab:
Anamnesis
Pemeriksaan fisik :
Status generalis:
1) Tekanan darah meningkat
2) Nadi meningkat
3) Mata : Eksothalmus, 5 orbital sign (+)
4) Hipertroni simpatis (kulit basah dan dingin, tremor)
5) Jantung : takikardi
Pemeriksaan Penunjang
TSH menurun, T3 dan T4 meningkat, EKG sinus takikardi
32
Mobilitas + + +
Gangguan +/- +/- +/-
menelan,
sesak nafas,
suara serak
Gejala + + +
hipertiroid
Tipe Karakteristik
Struma Nodus Pembesaran kelenjar tiroid terjadi pada satu atau lebih
nodus
Struma Diffus Kelenjar tiroid yang mengalami perbesaran pada
seluruh kelenjar
Toksik Peningkatan kadar hormone tiroid sehingga terdapat
gejala hipertiroidisme
Non-Toksik Pembesaran kelenjar tiroid yang tidak disertai
peningkatan hormone tiroid dalam darah
(Shahab A, 2002)
33
Jawab:
Promotif
penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit tiroid
Preventif
Edukasi mengenai penyakit tiroid, konsumsi makanan yang m
engandung yodium, hambat progresivitas penyakit dan cegah
komplikasi, olahraga secara teratur, jangan konsumsi
alkohol,rokok, kafein.
Kuratif
Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid
seperti propiltiourasil atau metimazol, yang diberikan paling
sedikit selama 1 tahun. Obat-obat ini menyekat sintesis dan
pelepasan tiroksin.
Penyekat beta seperti propanolol diberikan bersamaan
dengan obat-obat antitiroid. Karena manifestasi klinis
hipertiroidisme adalah akibat dari pengaktifan simpatis yang
dirangsang oleh hormone tiroid, maka manifestasi klinis
tersebut akan berkurang dengan pemberian penyekat beta,
penyekat beta menurunkan takikardia, kegelisahan dan
keringat yang berlebihan. Propanolol juga menghambat
perubahan tiroksin perifer menjadi triyodotironin.
Pembedahan tiroidektomi subtotal sesudah terapi
propiltiourasi prabedah.
Pengobatan dengan yodium radioaktif (RAI)
(Price and Wilson,2014)
34
Kebutaan
Tiroid storm
(Yamaji Y, Hayashi M,Suzuki Y, Noya K, Yamamoto O,.2007 )
35
(pula) mereka bersedih hati.
(Q.S. Al Baqarah: 112)
36
2.6 Kesimpulan
Ny. Rani, 45 tahun, mengeluh tagan sering gemetar, jantung berdebar-
debar yang semakin bertambah, sulit menelan, eksoftalmus, mudah lelah,
mudah tersinggung dan evaporasi karena mengalami tirotoksikosis e.c.
struma difussa toksik (Grave’s disease)
Gangguan
Gangguan autoimun
autoimun
Hipersekresi hormon
Hipersekresi hormontiroid
tiroid
hipertiroid
Hipertiroid
37
DAFTAR PUSTAKA
Bickley, Lynn. S. 2008. Buku saku pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan bates.
Jakarta : EGC
Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: EGC
38
Wijaya A. Strategi diagnosis ganguan fungsi tiroid. Program Pustaka Prodia, Sei
Endokrin 02. 2009
39