Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu fisika dan ilmu biologi pada awalnya terlihat sangat bertolak belakang dan sulit
untuk disatukan. Tapi lain halnya ketika berada dalam ruang lingkup bidang medis.
Ternyata kedua ilmu tersebut dapat disatukan, terutama dalam penggunaan aplikasinya
berupa alat-alat medis yang memegang peranan penting dalam bidang meedis.
Alat-alat medis dibutuhkan dalam menangani pasien penderita suatu penyakit, seperti
aritmia jantung, fibrilasi ventricular dan takikardia ventrikal yang tidak mempunyai nadi.
Ketiga contoh penyakit tersebut pada umumnya memiliki kesamaan yaitu berakibat besar
pada jantung dimana denyut jantung yang seharusnya beritme normal menjadi denyut
yang ritmenya tidak stabil. Untuk itu diperlukan adanya proses defibrilasi yang secara
umum proses tersebut dilakukan untuk membuat ritme denyut jantung yang acak menjadi
denyut jantung yang stabil.
Irama jantung menunjukkan fibrilasi ventrikel (VF) merupakan indikasi untuk
dilakukannya devibrilasi elektrik, yang akan menyebabkan depolarisasi simultan
sejumlah besar sel-sel miokardium.
Aktivitas elektrik dengan kontraksi kardiak yang efektif dapat dihasilkan bila
miokardium mendapatkan oksigen dalam jumlah yang cukup dan bila pusat pacu jantung
dapat mengembalikan alih kembali fungsi konduksinya.
Dalam melakukan proses defibrilasi sangat diperlukan alat medis yang disebut
defibrillator untuk melakukan proses defibrilasi. Defibrillator dapat eksternal,
transvenous, atau implan, tergantung pada jenis perangkat yang digunakan atau
dibutuhkan.beberapa unit eksternal yang dikenal dengan defibrillator eksternal otomatis
(AED), alat ini bisa digunakan oleh orang bahkan tidak ada pelatihan sama sekali.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian defibrillator?
2. Apa saja jenis-jenis defibrillator ?
3. Bagaimana prinsip dasar defibrillator?
4. Bagaimana Metode defibrillator?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian defibrillator
2. Untuk mengetahui jenis-jenis defibrillator
3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip defibrillator
4. Untuk mengetahui prinsip defibrillator

D. Manfaat Penulisan
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.
2. Menjadi sumber inspirasi bagi pembaca untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Defibrillator
Defibrillator adalah peralatan elektronik yang dirancang untuk memberikan kejut
listrik dengan waktu yang relatif singkat dan intensitas yang tinggi kepada pasien
penyakit jantung.
Pengulangan pemberian kejut listrik paling lama 45 detik sejak jantung berhenti. Energi.
External yang diberikan antara 50 sampai 400 Joule. Energi Internal yang diberikan
maximum 1/10 External. Posisi elektroda (paddles) : anterior - anterior (apex - sternum)
atau anterior posterior. Diameter elektroda antara 8 - 10 cm untuk dewasa. Pengaturan
energi, dan pemeberian energi di kontrol oleh mikrokontroler. Energi yang tersimpan
pada C : W = ½ CV².
Sebelum Pemberian pulse defibrillator pada permukaan elektroda diberikan gel
elektrolit. Ada dua jenis defibrillator: a.c defibrillator dan d.c defibrillator. Untuk a.c
defibrillator sudah tidak digunakan lagi. Mempunyai elektroda (paddles) yang
mempunyai diameter 8 - 10 cm (untuk dewasa). Energi yang diberikan berkisar antara :
50- 400 Joules. Pemberian defibrillator dapat dilakukan dengan cara sinkronisasi atau
asinkronisasi. Posisi elektroda (Paddles) dapat diletakkan pada posisi anterior - anterior
(Apex-sternum) atau posterior anterior. Pada saat pemberian defibrillator hindari
bersentuhan antara pengguna alat dengan pasien. Energi yang tersimpan pada C : W = ½
CV² .
Paduan d.c defibrillator terdiri dari trafo berkekuatan besar dan pada sekundernya
terdapat penyearah dan capastor.Penyearah ini akan megisi energi listrik pada kapasitor,
besarnya energi listrik akan dikontrol oleh mikrokontrol. Pada saat discharge (pemberian)
energi pada pasien dengan menekan switch yang berada pada ujung elektroda. Bila
memilih jenis sinkron, dapat dilakukan dengan menekan key board (sinkron).

3
B. Jenis-jenis defibrillator
a. DC Defibrillator
DC defibrillator selalu dikalibrasi dalam satuan watt-detik atau joule
sebagai ukuran dari energi listrik yang tersimpan dalam kapasitor.
b. Advisory Defibrillator
Mampu dengan akurat menganalisis ECG dan membuat keputusan
menyalurkan kejutan yang handal.
c. Implan Defibrillator
Bisa digunakan oleh pasien yang beresiko tinggi mengalami ventricular
fibrillation.
C. Pada Prinsipnya Prosedur Pengoperasian Defibrillator Dibagi Dalam Tiga Tahap
1. Pemilihan besarnya energi dan mode pengoperasian
2. Pengisian energi (charge) pada kapasitor
3. Pembuangan energi dari kapasitor ke pasien (discharge).

D. Prinsip Dasar Defibrillator

1. Besarnya energi dilakukan dengan memutar selector pemilihan energy R3, set Level yang
akan mengatur besarnya tegangan yang akan timbul pada pengisian kapasitor C1.

4
2. Bila tombol charge ditekan maka akan terjadi pengisian kapasitor C1, dan tegangan pada
kapasitor C1, dideteksi oleh detector A1 melalui pembagi tegangan R1 dan R2yang
bersesuaian dengan tegangan pada C1.
3. Bila tegangan pada pembagi tegangan telah lebih besar dari tegangan R3, maka A1
keluarannya akan menyebabkan High-voltage DC supply tidak lagi mensupply tegangan
ke kapasitror C1. Bila ditekan tombol discharge tegangan pada kapasitor C1 akan
berpindah sehingga tubuh atau jantung akan mendapatkan energi listrik dari kapasitor C1.
Bentuk tegangan yang diberikan pada pasien dipengaruhi oleh adanya induktor.

E. Bentuk Energi Yang Diberikan Ke Pasien


1. Satu phase (Monophasic)

2. Dua phase (Biphasic)

Untuk besarnya energi listrik Biphasic yang diberikannya berkisar 2 s.d 200 joule.

 Mempunyai 2 buah elektroda yang telah terpasang pada dada pasien (pads
electrode)
a. Strenum
b. Apeks

5
F. Metode defibrillator
1. Asinkron
Pemberian shock listrik jika jantung sudah tidak berkontraksi lagi, secara manual
setelah pulsa R.

2. Sinkron
Pemberian shock listrik harus disinkornkan dengan signal ECG dalam keadaan
berfibrasi, jadi bila tombol discharge ditekan kapanpun maka akan membuang setelah
pulsa R secara otomatis.

DEFIBRILATOR “DEFIGARD 5000 SCHILLER”

Pada alat ini terdapat beberapa indicator pengukuran


- Monitor :
SPO2, NIBP, ECG, Trend Display
- Defibrilasi
- Pacemaker
PADDLE

6
Petunjuk Operasional
1. Ambil paddles dari sisi samping alat
2. Yakinkan dalam keadaan kering
3. Beri krim pada permukaan paddle
4. Tempelkan paddle pada pasien diposisi apeks dan sternum
5. Tekan tombol energy
6. Lakukan pengisian dengan menekan satu tombol pada paddle, lalu proses
pengisian dapat dilihat di monitor
7. Jangan menyentuh pasien
8. Setelah proses pengisiian selesai maka akan terdengar suara “beep”, pada display
muncul tulisan “Defibrillator Ready” dan pada tombol paddle akan menyala
9. Tekan paddle agak menekan ke tengkorak
10. Untuk pengosongan tekan kedua tombol pada paddle secara bersamaan
11. Lihat pada monitor
12. Setelah selesai pilih switch pada tombol energy menunjukkan angka “0”
13. Tekan tombol power

G. Petunjuk Pengamanan
Selama terapi kejut ada yang harus diperhatikan, yaitu Pasien harus :
1. Tidak ada kontak dengan orang lain.
2. Tidak ada kontak dengan barang berbahan metal atau konduktor.
3. Saat paddle kontak dengan pasien, pastikan juga paddle tidak terhubung
dengan barang berbahan metal.
4. Pastikan dada pasien kering
5. Karena dialiri arus yang besar, kemungkinan terjadi luka bakar pastikan
peletakkan paddle yang tepat

7
H. Siklus Pemeliharaan

I. Maintenance ( pemeliharaan )
Pengecekan secara fisik
1. Apakah chasing dalam keadaan baik
2. Kabel elektroda rusak
3. Pengepakan elektroda yang sudah kadaluarsa
Pengetesan Defiblirator
Pengecekan pada paddle
1. Hubungkan kabel paddle dan gabungkan
2. Set ke energi level 90 joule
3. Tahan paddle dan lakukkan trigger
4. Lalu lihat pada monitor apakah tertulis “OK”

8
 Cleaning (pembersihan )
Pastikan alat dalam keadaan mati dan tidak terhubung dengan listrik, pembersihan
dapat dilakukan dengan cara :
1. Usap penutup dengan menggunakan kain halus dan bersih, beri cairan
disinfektan (alcohol 70 %). Pastikan tidak ada cairan yang masuk ke dalam
alat.
2. Musnahkan aksesoris sekali pakai sesegera mungkin untuk mencegah
penggunaan kembali.
3. Untuk paddle dapat diusap dengan kain halus beserta cairan disinfektan atau
air sabun, pastikan sampai kering.
4. Spoon electrode dapat dibersihkan dengan cara penguapan, radiasi, dan
memakai ethylene oxide
5. Untuk membersihkan lead sensor dapat menggunakan disifektan juga, tapi
pastikan celah terlepas dari alatnya

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus Pemicu
Pasien Tn.A 27 tahun dirawat di ruang perawatan CCU ( coronary care unit )
dengan gangguan irama jantung. Pada pengkajian gambaran EKG, irama dasar sinus
rhtym tetapi kadang-kadang muncul gambaran ventrikel ekstra sistol dan ventrikel
takikardi. Istri pasien mengatakan suaminya sering pusing yang di sertai pingsan, dan
juga cepat lelah dan sesak nafas, kaki dan tangan nya dingin dan berkeringat. Pada
riwayat penyakit pasien pernah di rawat dengan masalah yang sama dan elektrolit
imbalance. Hasil pemeriksaan kalium : 1,8mmol/L, Na : 134 mmol/l, Clorida :
100mmol/l

Step 1 (Mencari Kata-Kata Sulit)


1. Sinus rhtym
2. CCU
3. EKG
4. Takikardi
5. Elektrolit imbalance
Step 2 (Menjawab Kata-Kata Sulit)
1. Sinus rhtym adalah suatu irama arus listrik jantung yang ditemukan pada orang
normal.
2. Unit perawatan khusus untuk merawat pasien yang memiliki masalah pada
jantung
3. Pemeriksaan kesehatan terhadap aktivitas listrik jantung
4. Kondisi dimana detak jantung seseorang diatas normal (nadicepat)
5. Kondisi dimana seseorang memiliki terlalu sedikit atau terlalu banyak mineral
tertentu.
Step 3 (Membuat Pertanyaan)

1. Mengapa terdapat gambaran EKG, irama dasar sinus rhtym tetapi kadang-kadang
muncul gambaran ventrikel ekstra sistol dan ventrikel takikardi?
10
Step 4 (Menjawab Pertanyaan)

1. Gangguan pembentukan impuls di ventrikel sebagai akibat dari penguatan


automatisitas dibawah nodus atrioventrikular sehingga menyebabkan perubahan
dalam kecepatan denyut ventrikel.

Step 5 (LO)
ARITMIA

AsuhanKeperawatan

I. Data Demografi
1. Biodata
Nama : Tn. A
Usia : 27tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jakarta
Suku : Betawi
Status pernikahan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Wirausaha
Dx. Medis : Aritmia
Nomor RM : 025
Tanggal Masuk : 15-03-2018
Tanggal Pengkajian : 15-03-2018
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny.R
Usia : 23tahun
Jenis kelamin : Permpuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan Klien : Istri Pasien

11
II. KELUHANUTAMA
Pasien datang dengan gangguan irama jantung.
III. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang dengan gangguan irama jantung. Pada pengkajian gambaran
EKG, irama dasar sinus rhtym tetapi kadang-kadang muncul gambaran ventrikel
ekstra sistol dan ventrikel takikardi..
2. Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah di rawat dengan masalah yang sama dan elektrolit imbalance.
3. Riwayat penyakit keluarga
Dalam anggota keluarga tidak ada yang pernah mengalami penyakit serupa.
IV. POLA KEBUTUHAN DASAR (DATABIO-PSIKO-SOSIO-KULTURAL-
SPIRITUAL)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa dia yakin dengan menggunakan pelayanan kesehatan
dia akan sembuh dan cepat pulang
b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa makan 1 piring nasi dengan lauk dan sayur (
3xsehari).Dan juga biasa minum air putih kurang lebih 6- 8 gelas sehari.
BB sebelum sakit 65kg
 Saat sakit :
Pasien mengatakan semenjak sakit nafsu makan tidak mengalami
perubahan.
c. Pola Eliminasi
1. BAB
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB normal 1x sehari setiap pagi
dengan konsistensi lembek kecoklatan dan bau khas feses
 Saat sakit :
Pasien mengatakan BABnya tidak terganggu, dia tetap BAB1x sehari.

12
2. BAK
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa BAK 5-6 x sehari dengan warna kuning jernih,
bau khas urine dan tidak terasa nyeri.
 Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak ada perubahan BAK, pasien tetap BAK 5-6 x
sehari dengan warna kuning jernih, bau khas urine dan tidak terasa nyeri.
d. Pola aktivitas dan latihan
3. Aktivitas

Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan 
minum
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 

0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
4. Latihan
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit biasa melakukan aktivitas sehari – hari
seperti bekerja
 Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit menjadi kesulitan melakukan aktivitas
sehari-hari karena sering merasakan pusing dan kadang kadang pingsan.

13
e. Pola kognitif dan Persepsi
Pasien mengatakan mengetahui sakitnya karena bertanya kepada teman
kerjanya tentang tanda dan gejala yang dirasakan, sehingga dia segera
memeriksakan kesehatannya kerumah sakit.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya merasa pusing dan serring pingsan
g. Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa tidur 6-7 jam perhari dan tidur dengan nyenyak
 Saat sakit :
Pasien mengatakan tidurnya menjadi terganggu, karena sering pusing dan
sesak.
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan hubungan keluarganya baik, telihat istri dan anak-
anaknya menemani pasien bergiliran dan selalu memberi support untuk
tetap tenang agar cepat sembuh dan pulang
i. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan bahwa biasa bercerita tentang masalahnya pada istrinya.
j. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien beragama islam dan pasien mengatakanmengalami gangguan dalam
beribadah, jika kepalanya merasa pusing dan pingsan.
V. PENGKAJIAN FISIK
a. Keadaan umum : Sakit berat
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 110x/menit
Suhu : 37,60C
Respirasi : 29x/menit

14
c. Keadaan fisik
1.Kepala dan leher :
 Kepala :
- Inspeksi : Rambut hitam, penyebaran rambut merata, tidak ada
rontok dan tidak ada kebotakan
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan
 Mata
- Inspeksi : simetris,konjungtiva anemis, skera anikterik, pupil
isokor, tidak ada edema palpebra.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
 Hidung
- Inspeksi : simetris, penyebaran rambut silia merata, tidak terdapat
secret, tidak ada lesi, tidak ada kemerahan tidak ada edema.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis, etmoidalis,
maksilaris.
 Mulut :
- Inspeksi : terlihat cyanosis,tidak ada karies,tidak ada
stomatitis,bibir simetris, mukosa bibir kering.
 Telinga :
- Inspeksi : simetris, tidak ada lesi,tidak ada luka,tidak ada serumen
dan discharge.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kartilago.
2. Dada :
 Paru
Inspeksi : simetris
Palpasi : vokal taktil premitus terasa getaran
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
 Jantung
Inspeksi : iktuskordis tidak tampak
Palpasi : iktuskordis teraba di ic5

15
Perkusi : dallnes
Auskultasi : Redup, terdapat hipertrofi ventrikel
Bunyi jantung III gallop
1) Abdomen :
- Inspeksi : simetris, tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada lesi
- Perkusi :tidak ada nyeri ketuk
- Palpasi : tidak adanya nyeri tekan pada 4 kuadran
2) Integumen :
- Inspeksi : tidak ada hiperpigmentasi
3) Palpasi : turgor kulit kurang elastis kembali >3 S
4) Ekstremitas :
- Atas:
 Inspeksi : simetris,tidak ada lesi
 Palpasi : CRT lebih dari 3 detik
- Bawah
 Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi
 Palpasi : CRT lebih dari 3 detik
5) Neurologis :
- Status mental dan emosi :Baik
- Pemeriksaan refleks :
Hammer : Otot bisep dan trisep :+ /+
Patela :+
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Data laboratorium
No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1 Kalium 1,8mmol/L
2 Na 134 mmol/l
3 Clorida 100mmol/l

16
DATA FOKUS

NamaPasien : Tn.S Perawat : TIM


Dx. Medis :Aritmia Ruangan : Dahlia
Dokter : dr. S Tanggal : 15-03-2018

Data Subjektif Data Objektif


1. Istri pasien mengatakan suaminya 1. Terdapat gangguan irama jantung.
sering mengeluh pusing yang 2. Pada pengkajian gambaran EKG, irama
disertaipingsan (sinkop) dasar sinus rhtym tetapi kadang-
2. Istri pasien mengatakan kaki dan kadang muncul gambaran ventrikel
tangan suaminya dingin dan ekstra sistol dan ventrikel takikardi
berkeringat 3. Pasien pernah di rawat dengan masalah
3. Istri pasien mengatakan suaminya yang sama dan elektrolit imbalance.
cepat lelah dan sesak 4. Konjungtiva anemis
5. Mulut :
Inspeksi : terlihat cyanosis dan bibir
mukosa bibir kering
6. Jantung
Auskultasi: Redup, terdapat hipertrofi
ventrikel Bunyi jantung III gallop
7. Turgor kulit kurang elastis kembali >3
S
8. Keadaan umum : Sakit berat
Tanda-tanda Vital
TD : 100/60 mmHg
P : 110x/menit
S : 37,60C
RR : 29x/menit
9. Ekstremitas atas dan bawah :
 Palpasi : CRT lebih dari 3

17
detik
10. Ekg : ventrikelextrasistol
11. Pemeriksaan Lab
Kalium : 1,8 mmol/L
Na :134 mmol/L
Clorida : 100 mmol/L

18
ANALISA DATA

NamaPasien : Tn. A Perawat : TIM


Dx. Medis :Aritmia Ruangan : Dahlia
Dokter : dr. S Tanggal : 15-03-2018

NO Data Problem Etiologi


DS :
1. Istri pasien mengatakan kaki dan
tangannya suaminya dingin dan
berkeringat

DO :
1. Terdapat gangguan irama jantung.
Penurunan curah Perubahan
1. 2. Pada pengkajian gambaran EKG,
jantung irama jantung
irama dasar sinus rhtym tetapi
kadang-kadang muncul gambaran
ventrikel ekstra sistol dan ventrikel
takikardi
3. Pasien pernah di rawat dengan
masalah yang sama dan elektrolit
imbalance.

19
DS :
1. Istri pasien mengatakan
suaminya sering mengeluh
pusing yang disertai pingsan
(sinkop)

DO :
Tidak
1. Konjungtiva anemis
Gangguan perfusi efektifnya
2. 2. Mulut :
jaringan daya pompa
Inspeksi : terlihat cyanosis dan
jantung
bibir mukosa bibir kering
3. Turgor kulit kurang elastis
kembali >3 S
4. Ekstremitas atas dan bawah :
 Palpasi : CRT lebih
dari 3 detik

DS :
1. Istri pasien mengatakan
suaminya cepat lelah dan sesak

Ketidakseimba
DO :
ngan antara
1. Keadaan umum : Sakit berat Intoleransi
3. suplai dan
Tanda-tanda Vital aktivitas
kebutuhan
TD : 100/60 mmHg
oksigen
P : 110x/menit
S : 37,60C
RR : 29x/menit
2. Ekg : ventrikel extrasistol
3. Pemeriksaan Lab

20
Kalium : 1,8 mmol/L
Na :134 mmol/L
Clorida : 100 mmol/L

21
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung b.d Perubahan irama jantung


2. Gangguan perfusi jaringan b.d Tidak efektifnya daya pompa jantung
3. Intoleransi aktivitas b.d Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

22
INTERVENSI KEPERAWATAN

NamaPasien : Tn. A Perawat : TIM


Dx. Medis :Aritmia Ruangan : Dahlia
Dokter : dr. S Tanggal : 15-03-2018

No. Dx. Keperawatan Tujuan d an KriteriaHasil Intervensi

1. Penurunan curah Setelah dilakukan asuhan keperawatan Mandiri


jantung b.d selama 2 x 24 jam diharapkan kecukupan 1. Instruksikan
Perubahan irama volume darah yang dipompakan dari pasien akan
jantung ventrikel kiri untuk mendukung tekanan pentingnya
perfusi sistemik dengan KH : melaporkan
1. Tidak ada suara jantung abnormal segera jika
2. Tekanan darah sistol dan diastole menemukan
dalam batas normal dengan rentang ketidaknyamana
(120/80mmHg) n dibagian dada
3. Diaforesis tidak ada 2. Sediakan alat
4. Kelelahan tidak ada yang segera dan
5. Tidak ada pucat secara kontinyu
dapat
memanggil
perawat dan bias
memberitahu
pasien dan
keluarga bahwa
panggilan akan
dijawab segera
3. Rekam EKG 12
Lead
4. Monitor irama

23
jantung dan
kecepatan
denyut jantung
5. Auskultasi suara
jantung
6. Sediakan diet
jantung yang
tepat ( batasi
masukan kafein,
natrium,
kolesterol, dan
makanan
berlemak)
7. Pertahankan
lingkungan yang
kondusif untuk
istirahat dan
penyembuhan
Kolaborasi :
8. Kelola obat-
obatan untuk
membebaskan
atau mencegah
iskemia sesuai
dengan
kebutuhan
2. Gangguan perfusi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mandiri :
jaringan b.d Tidak selama 2x 24 jam diharapkan perfusi adekuat 1. Monitor TTV
efektifnya daya dengan KH : 2. Lakukan pengetesan
pompa jantung 1. CTR kembali <3s AGD
2. Kulit lembab 3. Kaji bunyi jantung

24
3. Kesadaran atau orientasi pasien baik S3 dan S4
4. Tidak terjadi disritmia 4. Berikan posisi
5. TTV dalam batas Normal semifowler
5. Berikan oksigen
sesuai kebutuhan
Kolaborasi
1. Pemberian obat
antiaritmia dan
pemeberian diet
-
3. Intoleransi aktivitas Setelahdilakukanasuhankeperawatanselama 1. Monitor toleransi
b.d 2 x 24 jam diharapkan respon fisiologis pasien terhadap
Ketidakseimbangan terhadap pergerakan yang memerlukan aktivitas
antara suplai dan energi dalam aktivitas sehari-haridengan 2. Intruksikan kepada
kebutuhan oksigen KH : pasien dan keluarga
1. Saturasi oksigen ketika beraktivitas mengenai
tidak tergangu modifikasi factor
2. Frekuensi pernafasan ketika resiko jantung
beraktivitas tidak terganggu (misal,
menghentikan
kebiasaan merokok,
diet dan olahraga)
sebagaimana
mestinya
3. Instruksikan pasien
dan keluarga untuk
membatasi
mengangkat/mendor
ong barang (barang
berat) dengan cara
yang tepat

25
4. Instruksikan pasien
dan keluarga
mngenai
pertimbangan
khusus terkait
dengan aktivitas
sehari-hari (misal,
pembatasan
aktivitas dan
meluangkan waktu
istirahat) jika
memang tepat

26
IMPLEMENTASI

NamaPasien : Tn. A Perawat : TIM


Dx. Medis :Aritmia Ruangan : Dahlia
Dokter : dr. S Tanggal : 15-03-2018

Waktu NO
IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TTD
Tgl Jam DX
15/03/18- 07.00- 1 1. Menginstruksikan pasien
16/03/18 10.00 akan pentingnya S :
melaporkan segera jika  Pasien mengerti
menemukan tentang apa yang
ketidaknyamanan sudah di
dibagian dada instruksikan
2. Menyediakan alat yang  pasien mengatakan
segera dan secara sudah mulai
kontinyu dapat membatasi diet
memanggil perawat dan jantung
bias memberitahu pasien  pasien mengatakan
dan keluarga bahwa merasakan nyaman
panggilan akan dijawab terhadap lingkungan
segera nya
3. Merekam EKG 12 Lead  pasien mengatakan
4. Memonitor irama sudah meminum
jantung dan kecepatan obat yang
denyut jantung diinstruksikan
5. Mendengarkan suara O :
jantung  Pasien sudah
6. Menyediakan diet mengerti apa yang
jantung yang tepat ( di instruksikan
batasi masukan kafein, perawat
natrium, kolesterol, dan

27
makanan berlemak)  EKG sudah
7. Mempertahankan terpasang
lingkungan yang  Gambaran EKG
kondusif untuk istirahat belum terlihat
dan penyembuhan normal
Kolaborasi :  bunyi jantung sudah
1. Mengelola obat-obatan terdengar normal
untuk membebaskan atau  pasien sudah
mencegah iskemia sesuai mendapatkan diet
dengan kebutuhan jantung yang tepat
 pasien terlihat
tenang
 pasien sudah
meminum obat
yang diindikasikan
15/03/18- 13.00- 2 Mandiri :
16/03/18 14.00 1. Memonitor TTV S:
2. Melakukan pengetesan  Pasien
AGD mengatakan
3. Mengkaji bunyi jantung S3 merasa lebih
dan S4 nyaman ketika
4. Memberikan posisi posisinya
semifowler semifowler
5. Memberikan oksigen sesuai  Pasien
kebutuhan mengatakan
Kolaborasi : sudah
1. Memberikan obat antiaritmia mendapatkan
dan pemeberian diet terapi oksigen
O:
TTV pasien sudah

28
mulai normal
TD : 110/70
mmHg
P : 100x/menit
S : 37,50C
RR : 28x/menit
 Pasien terlihat
nyaman dengan
posisi fowler
 Pasien sudah
diberikan teapi
O2
15/03/18- 15.00- 3 Mandiri :
16/03/18 17.00 1. Memonitor toleransi pasien S:
terhadap aktivitas  Pasien
2. Mengintruksikan kepada mengatakan
pasien dan keluarga sudah mengerti
mengenai modifikasi factor apa yang
resiko jantung (misal, memodifikasi
menghentikan kebiasaan penyakitnya
merokok, diet dan olahraga) kambuh lagi
sebagaimana mestinya  Pasien
3. Menginstruksikan pasien dan mengatakan
keluarga untuk membatasi sudah
mengangkat/mendorong membatasi
barang (barang berat) aktivitas dan
dengan cara yang tepa bergerak
4. Menginstruksikan pasien dan semampunya
keluarga mngenai
pertimbangan khusus terkait
dengan aktivitas sehari-hari

29
(misal, pembatasan aktivitas
dan meluangkan waktu
istirahat) jika memang tepat

30
EVALUASI

NamaPasien : Tn. A Perawat : TIM


Dx. Medis :Aritmia Ruangan : Dahlia
Dokter : dr. S Tanggal : 15-03-2018
Tanggal / No. Evaluasi (SOAP) TTD
jam Dx
16/03/18 1 S:
 Pasien mengatakan mampu mengikuti instruksi yang
di berikan
 Pasien mengatakan merasa tenang dengan lingkungan
O:
 Pasien sudah mengerti apa yang di instruksiakan
 Gambaran EKG pasien masih belum normal
 Bunyi jantung pasien sudah erdengar normal
 Pasien terlihat tenang dengan lingkungan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
16/03/18 2 S:
 Pasien mengatakan merasa nyaman dengan posisi
semifowler
 Pasien mengatakan sudah mendapatkan terapi O2
O:
 Pasien terlihat nyaman dengan posisi yang diberikan
 TTV pasien sudah mulai normal
TD : 110/70 mmHg
P : 100x/menit
S : 37,50C
RR : 28x/menit
 Pasien sudah mendapatkan terapi oksigen sesuai yang
dibutuhkan

31
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
16/03/18 3 S:
 Pasien mengatakan sudah mengerti apa yang
memodifikasi penyakitnya kambuh lagi
 Pasien mengatakan sudah membatasi aktivitas dan
bergerak semampunya
O:
 Pasien sudah mengerti apa yang sudah diinstruksikan
 Pasien sudah membatasi aktivitasnya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

32
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Defibrillator adalah peralatan elektronik yang dirancang untuk memberikan kejut
listrik dengan waktu yang relatif singkat dan intensitas yang tinggi kepada pasien
penyakit jantung. Pengulangan pemberian kejut listrik paling lama 45 detik sejak
jantung berhenti. Energi Externalyang diberikan antara 50 sampai 400 Joule. Energi
Internal yang diberikan maximum 1/10 External
Sebelum Pemberian pulse defibrillator pada permukaan elektroda diberikan gel
elektrolit. Ada dua jenis defibrillator: a.c defibrillator dan d.c defibrillator. Untuk a.c
defibrillator sudah tidak digunakan lagi. Mempunyai elektroda (paddles) yang
mempunyai diameter 8 - 10 cm (untuk dewasa). Energi yang diberikan berkisar antara :
50- 400 Joules. Pemberian defibrillator dapat dilakukan dengan cara sinkronisasi atau
asinkronisasi. Posisi elektroda (Paddles) dapat diletakkan pada posisi anterior - anterior
(Apex-sternum) atau posterior anterior. Pada saat pemberian defibrillator hindari
bersentuhan antara pengguna alat dengan pasien. Energi yang tersimpan pada C : W = ½
CV².
B. Saran
Defibrillator merupakan salah satu peralatanyang tergolong teknologi canggih,
dalam pengoperasiannya pun harus memakai prosedur yang telah ada.Maka dari itu kita
sebagai operator hendaklah mengutamakan keamanan dalam pengoperasiannya.

33
DAFTAR PUSTAKA

Gabriel, J.F. 1996. FisikaKedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta:ECG

Moorhead,S., Jhonson, M., Maas, M., and Swanson, L. 2008. Nursing Outcomes Classification
(NOC) (5th ed). United states of America: Mosby Elsevier.

Dochterman, J. M., and Bulechek, G.M.2004. Nursing Interventions Classification (NIC) (5th ed).
United states of America: Mosby Elsevier.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta : Persatuan Perawat Nasional Indoneia (PPNI)

34

Anda mungkin juga menyukai