Anda di halaman 1dari 3

Bab 9 Analisis Butir Soal

Kegiatan analisis butir soal merupakan kegiatan penting dalam penyusunan soal agar
diperoleh butir soal yang bermutu. Tujuan kegiatan ini adalah (1) mengkaji dan menelaah
setiap butir soal agar dieperoleh soal yang bermutu sebelum digunakan, (2) meningkatkan
kualitas butir tes melalui revisi atau mengembangkan soal yang tidak efektif, serta (3)
mengetahui informasi diagnostic pada siswa apakah mereka telah memahami materi yang
telah diajarkan. Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-
tepatnya tentang siswa mana yang telah menguasai materi dan siswa yang belum menguasai
materi.

A. Manfaat kegiatan analisis butir soal


Kegiatan analisis butir soal memiliki banyak manfaat, diantaranya: (1) dapat
membantu pengguna tes dalam mengevaluasi kualitas tes yang digunakan, (2) relavan
bagi penyusunan tes informal seperti tes yang disiapkan guru untuk siswa dikelas, (3)
mendukung penulisan butir soal yang efektif, (4) secara materi dapat memperbaiki tes
dikelas, (5) meningkatkan validitas soal dan realibitas. Juga merugikan manfaat
kegiatan analisis butir soal, di antaranya untuk: (1) menentukan apakah suatu fungsi
butir soal sesuai dengan yang diharapkan, (2) memberi masukan kepada siswa tentang
kemampuan dan sebagai dasar utuk bahan diskusi di kelas, (3) memberi masukan
keoada guru tentang kesulitan siswa, (4) memberi masukan pada aspek tertentu untuk
pengembangan kurikulum, (5) merevisi materi yang diukur, (6) meningkatkan
keterampilan penulisan soal.

B. Analisis butir soal secara kualitatif


Pada prinsipnya analisis butir soal secara kualitatif dilaksanakan berdasarkan kaidah
penulisan soal (tes tertulis, perbuatan dan sikap).
1. Teknik analisis secara kualitatif
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk menganalisis butir soal secara
kualitatif, yaitu teknik moderator dan teknik panel. Teknik moderator merupakan
teknik berdiskusi yang di dalamnya terdapat satu orang sebagai penengah.
Berdasarkan teknik ini, setiap butir soal didiskusikan secara bersama-sama
dengan beberapa ahli, seperti guru yang mengajarkan materi , ahli materi,
penyusunan atau pengembang kurikulum, ahli penilaian, ahli bahasa, dan orang
yang memiliki latar belakang psikologi.
Teknik berikutnya adalah teknik panel yaitu suatu teknik menelaah butir soal
berdasarkan kaidah penulisan butir soal. Kaidah itu diantaranya materi,
konstruksi, bahasa atau budaya, kebenaran kunci jawaban atau pedoman
penskoran.
2. Prosedur analisis secara kualitatif
Format penelaah soal digunakan sebagai dasar untuk menganalisis setiap butir
soal. Format penelaahan soal yang dimaksud adalah format penelaahan butir soal:
contructed response, selected response, tes perbuatan dan instrument nontes.

C. Analisis butir soal secara kuantitatif


Penelaahan soal secara kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan
pada data empiric. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada dua
dalam analisis secara kuantitatif, yaitu pendekatan secara klasik dan modern.
Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui
informasi dari jawaban peserta tes guna meningkatkan mutu butir soal yang
bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik.
Analisis butir secara modern adalah penelaahan butir soal dengan
menggunakan teori respons butir atau Item Response Theory (IRT). Teori ini
merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan
anatara peluang menjawab benar suatu butir dengan kemampuan siswa. Teori ini
muncul karena adanya beberapa keterbatasan pada analisis secara klasik, yaitu: (1)
tingkat kemampuan dalam teori klasik adalah true score. Artinya jika suatu tes sulit
maka tingka kemampuan peserta tes akan rendah. Sebaliknya jika suatu tes mudah
maka tingkat kemampuan peserta tes tinggi, (2) tingkat kesukaran butir soal
didefinisikan sebagai proporsi peserta tes yang menjawabi benar. Midah atau sulitnya
buir soal tergantung pada kemampuan peserta tes, dan (3) daya pembeda, reliabilitas,
dan validitas tes tergantung pada kondisi peserta tes.
1. Tingkat kesukaran (TK)
Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal pada tingkat
kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks
tingkat kesukaran ini umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya
berkaisar dari 0 sampai 1. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh
dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Pada prinsipnya, skor rata-rata
yang diperoleh peserta tes pada butir soal yang bersangkutan dinamakan tingkat
kesukaran butir soal itu. Rumus ini dipergunakan untuk soal selected response
item, yaitu
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙)
Tingkat kesukaran (TK) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠

Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk constructed response digunakan


rumus berikut ini.
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑜𝑎𝑙)
Mean = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠

𝑀𝑒𝑎𝑛
Tingkat kesulitan = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛

2. Daya Pembeda (DP)


Daya pemebeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan
anatara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang belum
menguasai materi yang diujikan. Daya pembeda butir soal memiliki manfaat
berikut. Pertama, untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data
empiriknya. Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui
apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak. Kedua, untuk mengatahui
seberapa jauh masing-masing butir soal dapat mendektesi atau membedakan
kemampuan siswa, yaitu siswa yang telaah memahami atau belum memahami
materi yang diajarkan guru.
3. Penyebaran (distribusi) jawaban
Penyebaran pilihan jawaban dijadikan dasar dalam penelaahan soal. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui berfungsi tidaknya pilihan jawaban yang
bersedia.
4. Reliabitas Skor Tes
Tujuan utama menghitung reliabitas

Anda mungkin juga menyukai