PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah menuntut pelaksaaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi
desentralistik. Desentralistik pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada
sekolah untuk menyusun kurikulum dengan mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada standar isi (SI) dan standar
kompetensi lulusan (SKL) serta berpedoman pada pandauan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). Selain itu, penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan juga
harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam Undang Undang No. 20
tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005, Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dalam pasal 38 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan
bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya
oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi
dan supervisi Dinas Pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk
pendidikan dasar dan Provinsi untuk pendidikan menengah.
Menurut Panduan Penyusunan KTSP jenjang Pendidikan dasar dan menengah oleh BSNP,
pemberlakuan dokumen KTSP pada Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dinyatakan berlaku oleh kepala
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik.Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
daerah.Pengembangan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan yang beragam mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional terdiri atas
standar isi, proses, kompetensi kelulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik
untuk :
1. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Belajar untuk memahami dan menghayati,
3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain,
5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan serta berwawasan dan peduli lingkungan.
B. Dasar Hukum
Dalam penyusunan kurikulum ini,dilandaskanpada :
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis penting kedudukannya dalam pengembangan kurikulum. Landasan filosofis
memberi arah ideal dan pemikiran yang mendasar tentang isi suatu kurikulum, konsep pembelajaran
yang tepat, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan kerja serta lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum SMK/MAK dikembangkan dengan
landasan filosofis sebagai berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa
mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum SMK/MAK dikembangkan berdasarkan budaya
bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini dan untuk
membangun dasar-dasar kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan
peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi tujuan dasar Kurikulum SMK/MAK .
Hal ini mengandung makna bahwa Kurikulum SMK/MAK adalah rancangan program
pembelajaran PMK untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda sebagai human capital
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan dan proses
pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara,
sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan
dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus
menerus.Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai
dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi secara
optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
3. Landasan Psikopedagogis
Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang
pendidikan menengah khususnya SMK. Oleh karena itu implementasi pendidikan di SMK
yang selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan menjadi kurikulum
yang menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kejuruan
peserta didik melalui berbagai pendekatan yang mencerdaskan, mendidik dan memandirikan.
Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang
steril dari kehidupan masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran
otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan
pengetahuan sebagai bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan
peserta didik sepanjang hayat.
4. Landasan Teoritis
Pendekatan pembelajaran yang diterapkan di SMK/MAK adalah pembelajaran berbasis kompetensi.
Pembelajaran yang membangun performa peserta didik “individual ability to perform” mencakup
penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara terpadu. Pendekatan pembelajaran ini harus
menganut pembelajaran tuntas (mastery learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude), pengetahuan
(knowledge) dan keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai profesinya. Agar peserta didik dapat
belajar secara tuntas, dikembangkan prinsip pembelajaran sebagai berikut.
a. Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, otentik, kontekstual yang
memberikan pengalaman belajar bermakna), dikembangkan menjadi pembelajaran berbasis
produksi, pembelajaran berbasis pemecahan masalah, pembelajaran berbasis kerja, pembelajaran
berbasis inkuiri, pembelajaran berbasis diskoveri;
Pendidikan Kejuruan sebagai pendidikan untuk dunia kerja sangat penting fungsi dan posisinya dalam
memenuhi tujuan kebijakan ketenagakerjaan. Kebijakan ketenagakerjaan suatu negara diharapkan
mencakup lima hal pokokyaitu: (1) memberi peluang kerja untuk semua angkatan kerja yang
membutuhkan; (2) pekerjaan tersedia seimbang dan merata di setiap daerah dan wilayah; (3) memberi
penghasilan yang mencukupi sesuai dengan kelayakan hidup dalam bermasyarakat; (4) pendidikan dan
pelatihan mampu secara penuh mengembangkan semua potensi dan masa depan setiap individu; (5)
matching man and jobs dengan kerugian-kerugian minimum, pendapatan tinggi dan produktif.
Kebijakan ketenagakerjaan tidak boleh memihak hanya pada sekelompok atau sebagian dari
masyarakatnya. Jumlah dan jenis-jenis lapangan pekerjaan tersedia, tersebar merata, seimbang, dan
layak untuk kehidupan seluruh masyarakat. Pendidikan kejuruan menjadi tidak efisien jika lapangan
pekerjaan tidak tersedia merata dan seimbang bagi lulusannya.
Kurikulum SMK/MAK menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk proses belajar
mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori di kelas, pembelajaran pembuktian
5. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
- Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
- Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional;
- Undang Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
- Peraturan pemerintah no 19 tahun 2017 tentang Guru
- Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Perubahan kedua Permendikbud no 32 tahun 2013 direvisi menjadi
Peraturan Pemerintah No 13 Tahun 2015
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama danKeagamaan.
- Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter
- Permenpan RB Nomor 16Tahun 2009 Tentang Jabatan Guru dan Angka Kreditnya
- Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah dan
Pengawas Sekolah
- Permendkbud no 61 tahun 2014 tentang Kurikulum tingkat satuan pendidikan pada
pendidikan dasar dan penddkan menengah
9. Kesetaraan jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikanyang berkeadilan dan
memperhatikan kesetaraan jender.
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 3, adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
2. Tujuan SMK
Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya
2. Misi Sekolah
a. Menciptakan lingkungan belajar yang bersinar-ISO (bersih, sehat, indah, nyaman, asri,
dan religius dengan manajemen ISO 9001:2008).
b. Mengimplementasikan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi
c. Mengimplementasikan manajemen sekolah berbasis Teknologi Informasi
d. Mengembangkanperilaku disiplin dan nilai-nilai kebangsaan
e. Mengembangkan kepeduliandalam melestarikan lingkungan.
f. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengintegrasikan PendidikanLingkungan
Hidup.
g. Membangun jiwa enterpreneurship.
C. Tujuan SMK Negeri 3 Metro
a. Mewujudkan sekolah yang kondusif dengan kondisibersih, sehat, indah, nyaman, asri, dan
religius.
b. Menghasilkan tamatan yang memiliki kompetensi kejuruan yang diakui oleh Dunia
Usaha/Dunia Industri atau Asosiasi Profesi.
c. Melaksanakan pembelajaran aktif,kreatif,efektif, dan menyenangkan yang berbasis pada
Teknologi Informasi dan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).
d. Melaksanakan sistem manajemen sekolah yang transparan, akuntabel, dan kredibel yang
berbasis pada Teknologi InformasiPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).
e. Mewujudkan sekolah sebagai tempat pengembangan nilai-nilai kedisiplinan dan
kebangsaan.
f. Mewujudkan sekolah sebagai tempat pengembangan nilai dan budaya industri.
g. Mewujudkan sekolah sebagai tempat pengembangan jiwa enterpreneurship.
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
Muatan Nasional terdiri atas enam Mata Pelajaran yaitu: (1) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
(2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (3) Bahasa Indonesia; (4) Matematika; (5)
Sejarah Indonesia; (6) Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya. Muatan Kewilayahan berisi
dua Mata Pelajaran yaitu: (1) Seni Budaya dan (2) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri atas tiga subkelompok, yaitu: (1) Dasar Bidang
Keahlian; (2) Dasar Program Keahlian; (3) Kompetensi Keahlian.
Struktur Kurikulum dan Mata Pelajaran Kurikulum SMK/MAK dari masing-masing Kompetensi
Keahlian dapat dilihat dalam Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 130/D/KEP/KR/2017.
Struktur Mata Pelajaran Kurikulum SMK/MAK dapat dilihat dalam Tabel berikut:
STRUKTUR KURIKULUM
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM KEAHLIAN: TEKNOLOGI KONSTRUKSI DAN PROPERTI
KOMPETENSI KEAHLIAN: BISNIS KONSTRUKSI DAN PROPERTI
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3 - - - -
Jumlah B 5 5 2 2 0 0
2 Fisika 3 3 - - - -
3 Kimia 3 3 - - - -
1 Gambar Teknik 3 3
2 Mekanika Teknik 3 3
Jumlah Total 46 46 48 48 48 48
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3 - - - -
Jumlah B 5 5 2 2 0 0
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan komunikasi Digital 3 3 - - - -
2 Fisika 3 3 - - - -
3 Kimia 3 3 - -
C2. Dasar Program Keahlian
1 Gambar Teknik 3 3
2 Mekanika Teknik 3 3
Dasar-dasar Konstruksi Bangunan dan
3 7 7
Teknik Pengukuran Tanah
C3. Kompetensi Keahlian
Aplikasi Perangkat Lunak dan
1 9 9 8 8
Perancangan Interior Gedung
Kurikulum Mata Pelajaran Non Produktif SMKN 3 Metro TP.2019/2020
20
2 Konstruksi Jalan dan Jembatan 5 5 5 5
3 Es timasi Biaya Konstruksi 4 4 6 6
4 Ko nstruksi dan Utilitas Gedung 6 6 6 6
5 Pr oduk Kreatif dan Kewirausahaan 7 7 8 8
Jumlah C1, C2, dan C3 22 22 31 31 33 33
Jumlah Total 46 46 48 48 48 48
STRUKTUR KURIKULUM
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK KETENAGA LISTRIKAN
KOMPETENSI KEAHLIAN: TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3 - - - -
PendidikanJasmani, Olahraga, dan
2 2 2 2 2 - -
Kesehatan
Jumlah B 5 5 2 2 0 0
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan komunikasi Digital 3 3 - - - -
2 Fisika 3 3 - - - -
3 Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1 Gambar Teknik Listrik 3 3 - - - -
2 Dasar Listrik dan Elektronika 6 6 - - - -
3 Pe kerjaan Dasar Elektromekanik 4 4 - - - -
Kurikulum Mata Pelajaran Non Produktif SMKN 3 Metro TP.2019/2020
21
C3. Kompetensi Keahlian
1 In stalasi Penerangan Listrik - - 8 8 7 7
2 In stalasi Tenaga Listrik - - 8 8 7 7
3 In stalasi Motor Listrik - - 8 8 6 6
4 Pe rbaikan Peralatan Listrik - - - - 5 5
5 Pr oduk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C1, C2, dan C3 22 22 31 31 33 33
Jumlah Total 46 46 48 48 48 48
STRUKTUR KURIKULUM
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK MESIN
KOMPETENSI KEAHLIAN: TEKNIK PEMESINAN
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3 - - - -
Jumlah B 5 5 2 2 0 0
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan komunikasi Digital 3 3 - - - -
2 Fisika 3 3 - - - -
3 Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
STRUKTUR KURIKULUM
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN: TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
Pendidikan Pancasila dan
2. 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3 - - - -
PendidikanJasmani, Olahraga, dan
2 2 2 2 2 - -
Kesehatan
Jumlah B 5 5 2 2 0 0
C. Muatan Peminatan Kejuruan
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3 - - - -
Jumlah B 5 5 2 2 0 0
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan komunikasi Digital 3 3 - - - -
2 Fisika 3 3 - - - -
3 Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1 Sistem Komputer 2 2 - - - -
2 Ko mputer dan Jaringan Dasar 5 5 - - - -
3 Pe mrograman Dasar 3 3
4 Dasar Desain Grafis 3 3 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1 Pe modelan Perangkat Lunak - - 4 4
2 Basis Data - - 4 4 4 4
3 Pe mrograman Berorientasi Objek - - 8 8 8 8
STRUKTUR KURIKULUM
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN: MULTIMEDIA
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
STRUKTUR KURIKULUM
BIDANG KEAHLIAN PARIWISATA
PROGRAM KEAHLIAN: TATA BUSANA
KOMPETENSI KEAHLIAN: TATA BUSANA
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
Kurikulum Mata Pelajaran Non Produktif SMKN 3 Metro TP.2019/2020
26
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3 - - - -
Jumlah B 5 5 2 2 0 0
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan komunikasi Digital 3 3 - - - -
2 IP A Terapan 3 3 - - - -
3 Ke pariwisataan 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1 Pe ngetahuan Bahan Tekstil 2 2 - - - -
2 Da sar Desain 3 3 - - - -
3 Pe mbuatan Pola 4 4 - -
4 Te knologi Menjahit 4 4 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1 De sain Busana - - 3 3 - -
2 Pe mbuatan Hiasan Busana - - 5 5 - -
3 Pe mbuatan Busana Custom Made - - 9 9 13 13
4 Pe mbuatan Busana Industri - - 7 7 12 12
5 Pr oduk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C1, C2, dan C3 22 22 31 31 33 33
Jumlah Total 46 46 48 48 48 48
STRUKTUR KURIKULUM
BIDANG KEAHLIAN PARIWISATA
PROGRAM KEAHLIAN: TATA KECANTIKAN
KOMPETENSI KEAHLIAN: KECANTIKAN KULIT DAN RAMBUT
C. PROFIL LULUSAN
1. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang
terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya;
2. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang
spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim
timbul;
3. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dengan baik dalam lingkup kerjanya;
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas hasil
kerja orang lain.
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
1.3 Meyakini bahwa Allah Maha 2.3 Memiliki sikap keluhuran budi; kokoh
Mulia, Maha Memberi Rasa Aman, pendirian, pemberi rasa aman, tawakal
Maha Memelihara, Maha dan adil sebagai implementasi
Sempurna Kekuatan-Nya, Maha pemahaman al-Asmau al-Husna: Al-
Penghimpun, Maha Adil, dan Karim, Al-Mu’min, Al-Wakil, Al-
Maha Akhir Matin, Al-Jami’, Al-‘Adl, dan Al-
Akhir
1.4 Meyakini keberadaan malaikat- 2.4 Menunjukkan sikap disiplin, jujur dan
malaikat Allah swt bertanggung jawab, sebagai
implementasi beriman kepada
malaikat- malaikat Allah swt
1.5 Terbiasa berpakaian sesuai 2.5 Menunjukkan perilaku berpakaian
dengan syariat Islam sesuai dengan syariat Islam
1.6 Meyakini bahwa jujur adalah 2.6 Menunjukkan perilaku jujur dalam
ajaran pokok agama kehidupan sehari- hari
1.10 Meyakini kebenaran dakwah Nabi 2.10 Bersikap tangguh dan rela
Muhammad saw di Makkah berkorban menegakkan kebenaran
sebagai ’ibrah dari sejarah strategi
dakwah Nabi di Makkah
1.14 Meyakini adanya kitab- kitab 2.14 Peduli kepada orang lain dengan
suci Allah swt saling menasihati sebagai cerminan
beriman kepada kitab-kitab Allah
swt
1.15 Meyakini adanya rasul- rasul 2.15 Menunjukkan perilaku saling
Allah swt menolong sebagai cerminan
beriman kepada rasul-rasul Allah
swt
1.16 Meyakini bahwa Islam 2.16 Menunjukkan sikap syaja’ah (berani
mengharus-kan umatnya untuk membela kebenaran) dalam
memiliki sifat syaja’ah (berani mewujudkan kejujuran
membela kebenaran) dalam
mewujudkan kejujuran
1.21 Mengakui bahwa nilai- nilai 2.21 Bersikap rukun dan kompetitif dalam
Islam dapat mendorong kebaikan sebagai implementasi nilai-
kemajuan perkembangan nilai perkembangan peradaban Islam
Islam pada masa kejayaan pada masa kejayaan
1.22 Mempertahankan keyakinan yang 2.22 Bersikap rukun dan kompetitif dalam
benar sesuai ajaran Islam dalam kebaikan sebagai implementasi nilai-
sejarah peradaban Islam pada nilai sejarah peradaban Islam pada
masa modern masa modern
1.23 Terbiasa membaca al- Qur’an 2.23 Bersikap kritis dan demokratis sesuai
sebagai pengamalan dengan dengan pesan QS Ali Imran (3): 190-
meyakini bahwa agama 191 dan 159, serta Hadis terkait
mengajarkan kepada umatnya
untuk berpikir kritis dan
bersikap demokratis
1.25 Meyakini terjadinya hari akhir 2.25 Berperilaku jujur, bertanggung jawab,
dan adil sesuai dengan keimanan
kepada hari akhir
1.29 Meyakini kebenaran ketentuan 2.29 Peduli kepada orang lain sebagai
waris berdasarkan syariat Islam cerminan pelaksanaan ketentuan
waris dalam Islam
1.30 Meyakini kebenaran ketentuan 2.30 Bersikap moderat dan santun dalam
dakwah berdasarkan syariat Islam berdakwah dan mengembangkan
dalam memajukan perkembangan ajaran Islam
Islam di Indonesia
1.32 Meyakini bahwa islam adalah 2.32 Menjunjung tinggi nilai-nilai Islam
rahmatan lil- ‘alamin yang rahmatanlil-alamin sebagai pemicu
dapat memajukan peradaban kemajuan peradaban Islam di masa
dunia mendatang
3.9 Menganalisis tata cara ibadah 4.9 Menyimulasikan tata cara ibadah
haji, zakat, dan wakaf haji, zakat, dan wakaf
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
1.3 Mensyukuri nilai-nilai Pancasila dalam 2.3 Menunjukkan sikap peduli terhadap
praktik penyelenggaraan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
pemerintahan Negara sebagai salah kehidupan berbangsa dan bernegara
satu bentuk pengabdian kepada
Tuhan Yang Maha Esa
1.5 Menghayati sistem politik Indonesia 2.5 Responsif terhadap sistem politik
sebagai wujud rasa syukur kepada Indonesia
Tuhan Yang Maha Esa
1.6 Menghayati nilai-nilai terkait fungsi 2.6 Peduli terhadap fungsi dan
dan kewenangan lembaga-lembaga kewenangan lembaga- lembaga
negara menurut Undang-Undang negara menurut Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Dasar Negara Republik
Tahun 1945 sebagai bentuk sikap Indonesia Tahun 1945
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa
1.10 Bersyukur kepada Tuhan Yang 2.10 Responsif terhadap ancaman negara
Maha Esa atas nilai- nilai yang dan upaya penyelesaiannya di
membentuk kesadaran atas ancaman bidang ideologi, politik, ekonomi,
terhadap negara dan upaya sosial, budaya, pertahanan, dan
penyelesaiannya dalam bingkai keamanan dalam bingkai Bhinneka
Bhinneka Tunggal Ika Tunggal Ika
1.12 Menghayati hak asasi manusia 2.12 Peduli terhadap hak asasi
berdasarkan perspektif Pancasila manusia berdasarkan perspektif
sebagai anugerah Tuhan yang Pancasila dalam kehidupan
Maha Esa berbangsa dan bernegara
1.18 Mensyukuri peran Indonesia dalam 2.18 Toleran dan cinta damai sebagai
mewujudkan perdamaian dunia refleksi peran Indonesia dalam
sebagai anugerah Tuhan Yang perdamaian dunia dalam hidup
Maha Esa bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
1.19 Bersyukur pada Tuhan Yang Maha 2.19 Responsif terhadap ancaman negara
Esa atas nilai-nilai yang dan strategi mengatasinya
membentuk kesadaran akan berdasarkan asas Bhinneka Tunggal
ancaman terhadap negara strategi Ika
mengatasinya berdasarkan asas
Bhinneka Tunggal Ika
1.20 Bersyukur pada Tuhan Yang Maha 2.20 Proaktif dalam menerapkan nilai-
Esa atas nilai-nilai persatuan dan nilai persatuan dan kesatuan
kesatuan bangsa dalam Negara bangsa dalam Negara Kesatuan
Kesatuan Republik Indonesia Republik Indonesia
3.5 Menganalisis sistem politik di 4.5 Menyaji hasil analisis tentang sistem
Indonesia politik di Indonesia
3.6 Menganalisis fungsi dan kewenangan 4.6 Menyaji hasil analisis tentang fungsi
lembaga-lembaga Negara menurut dan kewenangan lembaga-lembaga
Undang- Undang Dasar Negara Negara menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Tahun 1945 Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
3.14 Menganalisis sistem dan 4.14 Menyaji hasil analisis tentang sistem
dinamika demokrasi Pancasila dan dinamika demokrasi Pancasila
sesuai dengan Undang-Undang sesuai dengan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Dasar Negara Republik Indonesia
Indonesia Tahun 1945 Tahun 1945
3.15 Menganalis sistem hukum dan 4.15 Menyaji hasil analisis tentang sistem
peradilan di Indonesia sesuai hukum dan peradilan di Indonesia
dengan Undang- Undang Dasar sesuai dengan Undang-Undang
Negara Republik Indonesia Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Tahun 1945
3.16 Menganalisis sistem perlindungan 4.16 Menyaji hasil analisis tentang sistem
tenaga kerja di Indonesia perlindungan tenaga kerja di
Indonesia
3.17 Menganalisis system hukum dan 4.17 Menyaji hasil analisis tentang system
peradilan internasional hukum dan peradilan internasional
3.18 Mengevaluasi dinamika peran 4.18 Menyaji hasil evaluasi tentang peran
Indonesia dalam perdamaian dunia Indonesia dalam perdamaian dunia
sesuai Undang-Undang Dasar sesuai Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun Negara Republik Indonesia Tahun
1945 1945
3.21 Menganalisis nilai-nilai Pancasila 4.21 Menyaji hasil analisis tentang nilai-
terkait dengan kasus-kasus nilai Pancasila terkait dengan kasus-
pelanggaran hak dan pengingkaran kasus pelanggaran hak dan
kewajiban warga negara dalam pengingkaran kewajiban warga
kehidupan berbangsa dan bernegara negara dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan
(4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3.5 Menganalisis teks anekdot dari aspek 4.5 Mengonstruksi makna tersirat dalam
makna tersirat sebuah teks anekdot baik lisan
maupun tulis
3.6 Mengevaluasi struktur dan kebahasaan 4.6 Menciptakan kembali teks anekdot
teks anekdot dengan memerhatikan struktur, dan
kebahasaan baik lisan maupun tulis.
3.7 Mendeskripsikan nilai-nilai dan isi 4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat
yang terkandung dalam cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca
(hikayat) baik lisan maupun tulis
3.15 Menganalisis aspek makna dan 4.15 Membuat teks biografi berkaitan
kebahasaan dalam teks biografi dengan bidang pekerjaan baik lisan
berkaitan dengan bidang pekerjaan maupun tulis
3.29 Menganalisis isi, sistematika, dan 4.29 Merancang sebuah proposal karya
kebahasaan suatu proposal berkaitan ilmiah berkaitan bidang pekerjaan
dengan bidang pekerjaan dengan memerhatikan informasi,
tujuan, dan esensi karya ilmiah yang
diperlukan
3.30 Menganalisis informasi, tujuan dan 4.30 Merancang informasi, tujuan, dan
esensi sebuah karya ilmiah berkaitan esensi yang harus disajikan dalam
dengan bidang pekerjaan yang dibaca karya ilmiah berkaitan dengan bidang
pekerjaan
3.34 Menganalisis alur cerita, babak demi 4.34 Mempertunjukkan salah satu tokoh
babak, dan konflik dalam drama yang dalam drama yang dibaca atau
dibaca atau ditonton ditonton secara lisan
3.36 Menganalisis pesan dari dua buku fiksi 4.36 Menyusun ulasan terhadap pesan dari
(novel dan buku dua buku
kumpulan puisi yang
3.43 Menilai isi dua buku fiksi (kumpulan 4.43 Menyusun laporan hasil diskusi
cerita pendek atau kumpulan puisi) buku tentang satu topik baik
dan satu buku pengayaan (nonfiksi) secara lisan maupun tulis
yang dibaca
3.44 Menganalisis isi teks iklan sesuai 4.44 Mengonstruksi makna dan tujuan
bidang pekerjaan isi teks iklan sesuai bidang
pekerjaan
3.45 Menganalisis struktur dan ciri 4.45 Menyusun teks iklan sesuai bidang
kebahasaan teks iklan sesuai bidang pekerjaan dengan memerhatikan
pekerjaan struktur dan kebahasaan baik secara
lisan maupun tulis
3.50 Menganalisis nilai-nilai yang terdapat 4.50 Menulis refleksi tentang nilai- nilai
dalam sebuah buku pengayaan yang terkandung dalam sebuah buku
(nonfiksi) dan satu buku drama pengayaan (nonfiksi) dan satu buku
(fiksi) drama (fiksi)
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3.9 Menentukan nilai sudut berelasi 4.9 Menyelesaikan masalah nilai sudut
diberbagai kuadran berelasi diberbagai kuadran
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap spiritual,
(2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3.4 Menganalisis berbagai teori tentang 4.4 Menyajikan hasil analisis berbagai
proses masuknya agama dan teori tentang proses masuknya
kebudayaan Islam serta pengaruhnya agama dan kebudayaan Islam serta
terhadap kehidupan masyarakat pengaruhnya terhadap kehidupan
Indonesia (ekonomi, pemerintahan, masyarakat Indonesia (ekonomi,
budaya) pemerintahan, budaya)
3.5 3Menganalisis proses masuk dan 4.5 Mengolah informasi tentang proses
perkembangan penjajahan bangsa masuk dan perkembangan
Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, penjajahan bangsa Eropa (Portugis,
Inggris) ke Indonesia Spanyol, Belanda, Inggris) ke
Indonesia
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3.4 Menganalisis fungsi sosial, 4.4 Menyusun teks deskriptif lisan dan
struktur teks, dan unsur kebahasaan tulis, pendek dan sederhana, terkait
beberapa teks deskriptif lisan dan orang, benda dan tempat, dengan
tulis dengan memberi dan meminta memperhatikan fungsi sosial, struktur
informasi pendek dan sederhana teks, dan unsur kebahasaan, secara
terkait orang, benda dan tempat benar dan sesuai konteks
sesuai dengan konteks
penggunaannya
3.7 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.7 Menyusun teks recount lisan dan
teks, dan unsur kebahasaan tulis, pendek dan sederhana, terkait
beberapa teks recount lisan dan tulis peristiwa/pengalaman, dengan
dengan memberi dan meminta memperhatikan fungsi sosial, struktur
informasi terkait teks, dan unsur kebahasaan, secara
peristiwa/pengalaman sesuai benar dan sesuai konteks
dengan konteks penggunaannya
3.8 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.8 Menyajikan teks naratif pendek dan
teks, dan unsur kebahasaan sederhana terkait legenda rakyat secara
beberapa teks naratif lisan dan tulis lisan dan tulis dengan memperhatikan
dengan memberi dan meminta fungsi social, struktur teks dan unsur
informasi terkait legenda rakyat kebahasaan secara benar dan sesuai
sederhana, sesuai dengan konteks konteks
penggunaannya
3.16 Menganalisis fungsi 6sosial, 4.16 Menyusun teks khusus dalam bentuk
struktur teks, dan 6unsur undangan resmi lisan dan tulis, terkait
kebahasaan beberapa teks khusus kegiatan sekolah/tempat kerja,
dalam bentuk undangan resmi dengan memperhatikan fungsi
dengan memberi dan meminta 6nsure, struktur teks, dan 6unsur
informasi terkait kegiatan kebahasaan, secara benar dan sesuai
sekolah/tempat kerja sesuai konteks
dengan konteks penggunaannya
3.17 Membedakan fungsi sosial, struktur 4.17 Menyusun teks khusus dalam bentuk
teks, dan unsur kebahasaan surat pribadi terkait kegiatan diri
beberapa teks khusus dalam bentuk sendiri dan orang sekitarnya, lisan
surat pribadi dengan memberi dan dan tulis, dengan memperhatikan
menerima informasi terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kegiatan diri sendiri dan orang kebahasaan, secara benar dan sesuai
sekitarnya, sesuai dengan konteks konteks
penggunaannya
3.20 Menganalisis fungsi sosial, 4.20 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
struktur teks, dan unsur menyatakan dan menanyakan tentang
kebahasaan untuk menyatakan pengandaian jika terjadi suatu
dan menanyakan tentang keadaan/ kejadian/peristiwa di waktu
pengandaian jika terjadi suatu yang akan datang, dengan
keadaan/ kejadian/peristiwa di memperhatikan fungsi sosial, struktur
waktu yang akan datang, sesuai teks, dan unsur kebahasaan yang
dengan konteks penggunaannya benar dan sesuai konteks
3.21 Menganalisis struktur teks dan 4.21 Menyusun teks ilmiah faktual (factual
unsur kebahasaan untuk report), lisan dan tulis, sederhana,
melaksanakan fungsi sosial teks tentang orang, binatang, benda, gejala
factual report dengan menyatakan dan peristiwa alam dan sosial, terkait
dan menanyakan tentang teks dengan mata pelajaran lain
ilmiah faktual tentang orang,
binatang, benda, gejala dan
peristiwa alam dan sosial,
sederhana, sesuai dengan konteks
pembelajaran di pelajaran lain
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3.4 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.4 Menyusun teks deskriptif lisan dan
teks, dan unsur kebahasaan beberapa tulis, pendek dan sederhana, terkait
teks deskriptif lisan dan tulis dengan orang, benda dan tempat, dengan
memberi dan meminta informasi memperhatikan fungsi sosial, struktur
pendek dan sederhana terkait orang, teks, dan unsur kebahasaan, secara
benda dan tempat sesuai dengan benar dan sesuai konteks
konteks penggunaannya
3.7 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.7 Menyusun teks recount lisan dan tulis,
teks, dan unsur kebahasaan beberapa pendek dan sederhana, terkait
teks recount lisan dan tulis dengan peristiwa/pengalaman, dengan
memberi dan meminta informasi memperhatikan fungsi sosial, struktur
terkait peristiwa/pengalaman sesuai teks, dan unsur kebahasaan, secara
dengan konteks penggunaannya benar dan sesuai konteks
3.8 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.8 Menyajikan teks naratif pendek dan
teks, dan unsur kebahasaan sederhana terkait legenda rakyat
beberapa teks naratif lisan dan tulis secara lisan dan tulis dengan
dengan memberi dan meminta memperhatikan fungsi social,
informasi terkait legenda rakyat struktur teks dan unsur kebahasaan
sederhana, sesuai dengan konteks secara benar dan sesuai konteks
penggunaannya
3.20 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.20 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menanyakan
menyatakan dan menanyakan tentang pengandaian jika terjadi
tentang pengandaian jika terjadi suatu keadaan/kejadian/ peristiwa di
suatu keadaan/kejadian/ peristiwa di waktu yang akan datang, dengan
waktu yang akan datang, sesuai memperhatikan fungsi sosial,
dengan konteks penggunaannya struktur teks, dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks
3.21 Menganalisis struktur teks dan unsur 4.21 Menyusun teks ilmiah faktual
kebahasaan untuk melaksanakan (factual report), lisan dan tulis,
fungsi sosial teks factual report sederhana, tentang orang, binatang,
dengan menyatakan dan benda, gejala dan peristiwa alam
menanyakan tentang teks ilmiah dan sosial, terkait dengan mata
faktual tentang orang, binatang, pelajaran lain
benda, gejala dan peristiwa alam
dan sosial, sederhana, sesuai dengan
konteks pembelajaran di pelajaran
lain
3.28 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.28 Menyusun teks khusus surat lamaran
teks, dan unsur kebahasaan kerja, yang memberikan informasi
beberapa teks khusus dalam bentuk antara lain jati diri, latar belakang
surat lamaran kerja, dengan pendidikan/ pengalaman kerja,
memberi dan meminta informasi dengan memperhatikan fungsi
terkait jati diri, latar belakang sosial, struktur teks, dan unsur
pendidikan/pengalaman kerja, kebahasaan, secara benar dan sesuai
sesuai dengan konteks konteks
penggunaannya
3.30 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.30 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menanyakan
menyatakan dan menanyakan tentang keharusan, dengan
tentang keharusan, sesuai dengan memperhatikan fungsi sosial,
konteks penggunaannya struktur teks, dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3.10 Merancang karya seni budaya 4.10. Mengkreasi karya seni budaya
Nusantara Nusantara
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
3.1 Menerapkan teknik dasar salah 4.1 Mempraktikan teknik dasar salah
satu aktifitas olahraga permainan satu aktifitas olahraga permainan
bola besar untuk menghasilkan bola besar untuk menghasilkan
koordinasi gerak yang baik koordinasi gerak yang baik
3.2 Menerapkan teknik dasar salah 4.2 Mempraktikan teknik dasar salah
satu aktifitas olahraga permainan satu aktifitas olahraga permainan
bola kecil untuk menghasilkan bola kecil untuk menghasilkan
koordinasi gerak koordinasi gerak
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas dalam Permendiknas Nomor 23/2006 dirumuskan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dicapai peserta didik melalui proses
pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan
melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah kompetensi kemandirian untuk
mewujudkan diri (self actualization) dan pengembangan kapasitasnya (capasity
development) yang dapat mendukung pencapaian kelulusan. Sebaliknya, kesuksesan
peserta didik dalam mencapai SKL akan segera signifikan menunjang terwujudnya
pengembangan kemandirian. Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini menekankan
kolaborasi antara konselor dengan para personal Sekolah lainnya (pimpinan Sekolah,
guru-guru, dan staf administrasi), orang tua, dan pihak-pihak terkait lainnya (seperti
instansi pemerintah/swasta dan para ahli : psikolog dan dokter). Pendekatan ini
terintegrasi dengan proses pendidikan di Sekolah secara keseluruhan dalam upaya
membantu para peserta didik agar dapat mengembangkan atau mewujudkan potensi
dirinya secara penuh, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
Atas dasar itu, maka implementasi bimbingan dan konseling di Sekolah diorientasikan
kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik, yang meliputi aspek
pribadi, sosial, belajar, dan karir; atau terkait dengan pengembangan pribadi peserta
didik sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual (biologis, psikis, sosial,
dan spiritual).
b. Tujuan BK
Tujuan program Bimbingan dan Konseling sebagai acuan yang akan dipakai secara
langsung oleh guru Bimbingan Konseling (BK) dalam melaksanakan kegiatannya
memiliki pedoman yang pasti dan jelas. Dengan program ini diharapkan guru BK dapat
melaksanakan tugas-tugas dengan lancar, efektif serta hasil-hasilnya dapat dinilai dan
efisien untuk mencapai tujuan BK pada khususnya dan tujuan sekolah pada umumnya
serta dapat melaksanakan pelayanan bimbingan konseling secara profesional.
Adapun yang menjadi tujuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah tercapainya
tugas-tugas perkembangan siswa yang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Untuk
siswa SMK sederajat yang masuk dalam kategori anak usia remaja madya, maka yang
menjadi tugas perkembangannya adalah sebagai berikut :
1) Mencapai kematangan dalam yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2) Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam
peranannya sebagai pria atau wanita.
3) Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat.
4) Mengembangkan penguasaan ilmu, tehnologi dan seni sesuai dengan program
kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan
dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
5) Mencapai kematangan dalam pilihan karir.
6) Mencapai kemtangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara
emosional, social, intelektual dan ekonomi.
7) Mencapai kematangan gambara dan sikap tentang kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
8) mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual, serta apresiasi
seni.
9) Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
d. Landasan Pelayanan
Dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling, guru BK mendasarkan diri pada
landasan-landasan pelayanan sebagai berikut sesuai dengan Permendikbud Nomor 111
Tahun 2014:
1) Landasan Yuridis, yaitu peraturan perundang-undangan yang memayungi
pelayanan BK di Indonesia, meliputi :
e. Landasan Filosofis
Pemikiran dan pemahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan BK
pada umumnya serta membantu konselor dalam memahami situasi konseling dalam
membuat keputusan yang tepat.
Dilihat dari proses dan fase perkembangannya, para siswa berada fase masa remaja
(adolescent). Masa ini ditandai dengan berbagai perubahan menuju kearah tercapainya
kematangan dlm berbagai aspek seperti biologis, intelektual, emosional, sikap, nilai,
dsb.Para siswa yg berada pada masa transisi di akhir masa anak-anak dan memasuki masa
remaja sbg persiapan memasuki dunia dewasa. Dlm situasi ini siswa akan mengalami
berbagai guncangan yang akan mempengaruhi seluruh pola perilakunya, dan secara
langsung atau tdk langsung mempengaruhi proses belajarnya.
Mengingat bahwa yang menjadi tujuan pendidikan adalah perkembangan yang optimal
dan setiap individu, maka masalah individu ini perlu mendapat perhatian dalam
pelayanan pendidikan. Sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa dalam
masalah-masalah sehubungan dengan perbedaan individu. Dengan kata lain sekolah
hendak nya memberikan pelayanan kepada para siswa secara invidual sesuai dengan
keunikan masing-masing. Usaha melayani siswa secara individual dapat diselenggarakan
melalui program bimbingan dan konseling. Dengan demikian keunikan diri masing-
masing siswa itu tidak banyak menimbulkan masalah yang menghambat mereka dalam
seluruh proses pendidikan.
h. Landasan Pedagogis
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang
berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Layanan bimbingan dan konseling, meliputi :
Layanan Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di
lingkungan yang baru.
Layanan Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai
konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan
di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya.
Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan
pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
Layanan Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
Layanan Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.
Selain itu SMK Negeri 3 Metro juga melaksanakan kegiatan pengembangan diri dalam
bentuk kegiatan Intra Kulikuler dalam suatu Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan
kegiatan Ekstra Kurikuler berikut:
a. Pramuka
b. Paskibra
c. Rohis
d. PMR
7. Peraturan Akademik
a. Bentuk dan Metode Penilaian
1) Penilaian kinerja merupakan penilaiann yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran.
2) Penilaian diri merupakan penilain yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara
reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
3) Penilain Berbasis Portopolio merupakan penilain yang dilaksanakan untuk menilai
keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan
Nilai Pengetahuan
Penilaian dilakukan melalui penugasan, penilaian harian (PH), ujian tengah semester
(UTS) maupun ujian akhir semester (UAS). Pengolahan dapat dilakukan untuk setiap
nilai Kompetensi Dasar (KD) pada setiap bentuk penilain dengan menyertakan UTS
dan UAS seperti pada model 1 atau memisahkan UTS dan UAS seperti model 2
Model 1
1) Bobot penugasan, penilai harian , UTS, dan UAS yang dicontohkan adalah 1 :
3 : 2 : 2 rasionalisasi pembobotan dapat disesuaikan karakteristik masing-
masing mata pelajaran dan diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan.
2) Jika tidak digunakan pembobotan maka pembobotan dapat menggunakan
kombinasi 1: 1: 1 : 1;
3) Perhitungan nilai per KD dilakukan secara parsial per macam penilaian.
4) Bobot untuk perhitungan nilai per KD tidak diperhitungkan dalam total bobot
jika KD dimaksud tidak diujikan.
5) Skor akhir per KD diperoleh melalui rumus
Skor akhir per KD= (reratax bobot tugas)+(rerata PHxbobot PH)+(rerata UTSxbobot UTS)+(rerata UASx bobot UAS)
Bobot tugas+bobot PH+bobot UTS+ bobot UAS
Nilai Keterampilan
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan produk), proyek
dan portopolio.Hasil penilaian dengan teknik kinerja dan proyek di rata-ratakan untuk
memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran.jika suatu KD diukur
dengan pengukuran yang sama beberapa kali maka yang diambil adalah optimum.
Keterangan:
1) Bobot proses, produk dan proyek yang dicontohkan adalah 1: 1: 2 rasionalisasi
Kurikulum Mata Pelajaran Non Produktif SMKN 3 Metro TP.2019/2020
164
pembobotan dapat disesuaikan karakteristik masing-masing mata pelajaran dan
diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan.
2) Jika tidak digunakan pembobotan maka pembobotan dapat menggunakan
kombinasi 1: 1: 1;
3) Perhitungan nilai per KD dilakukan secara parsial per macam penilain dengan
mempertimbangkan nilai optimum pada KD yang diukur dengan metode yang
sama.
4) Bobot untuk perhitungan nilai per KD tidak diperhitungkan dalam total bobot
jika KD dimaksud tidak diujikan.
5) Skor akhir per KD diperoleh melalui rumus
Skor akhir per KD= (optimum proses x bobot proses)+(optimum produk x bobot proyek x bobot proyek)
Bobot proses + bobot produk proyek
6) Nilai rapor kompetensi keterampilan diperoleh melalui rumus
Nilai rapor = ∑ skor akhir per KD
Jumlah KD
KETUNTASAN BELAJAR
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
B. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 76 76 78 78 80 80
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 75 75 75 75 76 76
3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75 75
4 Matematika 70 70 75 75 76 76
5 Sejarah Indonesia 70 70 - - - -
6 Bahasa Inggris 65 65 70 70 75 75
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 76 76 - - - -
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 76 76 76 76 - -
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi Digital 75 75 - - - -
2 IPA 75 75 - - - -
3 Fisika 70 70 - - - -
4 Kimia 70 70 - - - -
d. Kenaikan Kelas
Norma Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas
ditentukan sebagai berikut :
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2) Nilai ( diskripsi ) sikap sekurang-kurangnya baik sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan satuan pendidikan.
3) Nilai Ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang–kurangnya baik.
4) Tidak memiliki lebih dari 2 mata pelajaran yang masing–masing nilai kompetensi
pengetahuan dan / atau kompetensi ketrampilannya di bawah ketuntasan minimal
(KKM). Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada
semester ganjil nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada tahun
tahun pelajaran tersebut.
5) Kehadiran minimal 90 % (tidak hadir 10% = 24 hari/tahun)
e. Kriteria Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan Permendikbud 144/2014 Pasal 2, peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan setelah :
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran;
3) lulus Ujian US/M/PK; dan
4) lulus UN.
Kriteria Kelulusan berdasarkan Permendikbud no 144 tahun 2014 pasal 5 adalah
sebagai berikut:
1) Memperoleh niliai minimal baik pada akhir untuk seluruh mata pelajaran agama
dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
dengan bobot nilai rapor 70% nilai semester III sampai dengan semester V dan
30% nilai Ujian Ujian Sekolah
2) Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknolosgi, dan
3) Lulus Ujian Nasional untuk mata pelajaran yang diajukan (Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Matematika, dan Ujian Kompetensi Keahlian
f. KriteriaMutasi
Mutasi masuk
1) Program keahlian yang dituju harus sama dengan sekolah asal
2) Peserta didik berasal dari sekolah yang memiliki program keahlian yang bernilai
akreditasi minimal sama dengan nilai akreditasi program keahlian yang dituju
3) Peserta didik bukan siswa yang mutasi karena tidak naik kelas dan atau tidak
memenuhi kriteria kenaikan kelas
Prosedur Mutasi masuk
1) Adanya surat permohonan untuk menjadi peeserta didik di sekolah tujuan dari
orang tua bermatera Rp. 6000,- dengan melampirkan:
a) Surat keterangan pindah dari sekolah asal
b) Raport asli dari sekolah asal
c) Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) yang sudah dievaluasi
d) Fotocopy akreditasi sekolah jika telah dimilki
2) Sekolah menerima dan menerima dan melakukan seleksi berkas usulan
mutasipeserta didik sesuai dengan persyaratan
3) Sekolah melaksanakan seleksi tes akademik dengan kompetensi keahlian yang
akan dituju
4) Sekolah mengumumkan hasil seleksi, siswa yang dinyatakan diterima untuk dapat
segera melengkapi kegiatan administrasi sekolah sebagaimana ketentuan yang
berlaku
5) Sekolah membuat surat laporan mutasi yang ditandatangani kepala sekolah dan
ditujukan kepada Dinas pendidkan setempat
Penjurusan
Penjurusan dilakukan pada kelas X dengan mempertimbangkan beberapa faktor berkut:
1) Nilai Ujian Nasional SMP
2) Tinggi badan ( untuk Keperawatan dan Tata Busana)
3) Hasil tes khusus (tes tertulis dan wawancara)
4) Minat siswa pada waktu seleksi PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru)
Teknik penilaian
Penilaian PKL merupakan integrasi dari penilaian seluruh kompetensi inti siswa (KI-1 s.d KI-
4).Sekolah sepenuhnyaa menyerahkan penilaian kepada institusi atau mitraa industri dengan
pedoman dan rubik penilaian yang dirancang oleh sekolah. Bentuk pedoman penilaian dan
jurnal PKL akan dijelaskan dalam panduan terpisah.
Sedangkan budaya adalah nilai, moral, norma dan keyakinan (belief), fikiran yang dianut
oleh suatu masyarakat/bangsa dan mendasari perilaku seseorang sebagai dirinya, anggota
masyarakat, dan warganegara. Budaya mengatur perilaku seseorang mengenai sesuatu
yang dianggap benar, baik, dan indah.
Selanjutnya, karakter adalah watak yang terbentuk dari nilai, moral, dan norma yang
mendasari cara pandang, berfikir, sikap, dan cara bertindak seseorang serta yang
membedakan dirinya dari orang lainnya. Karakter bangsa terwujud dari karakter
seseorang yang menjadi anggota masyarakat bangsa tersebut.
Budaya yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang adalah budaya di
lingkungan terdekat (kampung, RT, RW, desa) berkembang ke lingkungan yang lebih luas
yaitu budaya nasional bangsanya dan budaya universal yang dianut oleh ummat manusia.
Apabila peserta didik menjadi asing terhadap lingkaran-lingkaran budaya tersebut pada
gilirannya maka dia tidak mengenal dengan baik budaya bangsanya dan dirinya sebagai
anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian maka dia sangat rentan terhadap
pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses
pertimbangan (valueing). Kecenderungan itu terjadi karena dia tidak memiliki norma dan
nilai budaya nasional nya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan
pertimbangan (valueing) tersebut.
Nilai, Jenjang Kelas, Dan Indikator Keterkaitan Nilai Dan Indikator Untuk Sekolah
Menengah Kejuruan
INDIKATOR
NILAI
1–3 4–6
Religius: Mengenal dan mensyukuri Mengagumi sistem dan
Sikap dan perilaku yang tubuh dan bagiannya cara kerja organ-organ
patuh dalam sebagai ciptaan Tuhan tubuh manusia yang
Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya, guru dapat
memberikan kesimpulan atau pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau
bahkan suatu nilai. Kesimpulan atau pertimbangan itu dapat dinyatakan dalam
pernyataan kualitatif sebagai berikut ini.
ESD ini merupakan upaya dalam menyikapi secara menyeluruh berbagai aspek kehidupan
sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup, melalui pemahaman dalam menghadapi tantangan
kehidupan esok yang dapat kita jalani dan miliki, atau tidak dimiliki, baik secara individual,
institusi ataupun kelompok masyarakat.
Hasil yang diharapkan dari ESD adalah perubahan nilai, sikap, dan tingkah laku, berikut gaya
hidup semua lapisan masyarakat ke arah yang positif untuk memenuhi tujuan Pembangunan
Berkelanjutan.
PLH dapat dikembangkan melalui model :
1. Monolitik (dalam bentuk mata pelajaran muatan lokal) atau
2. Terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya.
Materi Pendidikan Lingkungan Hidup (Monolitik) tentang :
1. Manusia dan Lingkungan
2. Memelihara kebersihan diri dan kebersihan lingkungan
3. Sumber Daya Alam
4. Air
Tujuan
Pendidikan Lingkungan Hidup dapat lebih bermakna, berhasil dan berdaya guna dalam
perubahan nilai, sikap dan tingkah laku berikut gaya hidup siswa kearah yang positif untuk
memenuhi tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan bagian integrasi dari proses pembelajaran
yang diarahkan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran dan menilai kerja peserta didik
(aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap).
Dalam pelaksanaannya dapat berupa :
1. Penilaian berbasis kelas (classroom-based assessment)adalah penilaian yang
dilaksanakan oleh pendidik secara terpadudalam proses kegiatan pembelajaran,
bertujuan :
- memantau kegiatan dan kemajuan hasil belajar peserta didiksebagai bahan masukan
untuk perbaikan pembelajaran lebih lanjut
- menetapkan tingkat keberhasilan peserta didik dalam menguasai kompetensi yang
dipelajari.
2. Penilaian berkala untuk mengukur tingkat penguasaan suatu kompetensi adalah
pengukuran dan penilaian ketuntasan pencapaian hasil belajar peserta didik setelah
menyelesaikan satu satuan kompetensi.
Kurikulum 2013 sebagai rujukan proses pembelajaran pada satuan pendidikan, perlu
mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Integrasi tersebut bukan sebagai
program tambahan atau sisipan, melainkan sebagai cara mendidik dan belajar bagi seluruh
pelaku pendidikan di satuan pendidikan.
Perpres No.87 Tahun 2017 tentang PPK mendefinisikan PPK sebagai “Gerakan
pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter
peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan
pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)” (Pasal 1, ayat 1)
Harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga ini perlu menjadi dimensi dalam
setiap program dan kegiatan di sekolah dalam rangka menanamkan nilai-nilai kebaikan
agar individu tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang sehat secara jasmani, rohani,
dan moral. Dalam Perpres dijelaskan bahwa fokus PPK adalah nilai-nilai Pancasila. “PPK
dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter
terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras,
kreatif,mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sosial, dan bertanggungjawab” (Pasal 3)
a. Perpustakaan sekolah
b. perpustakaan kelas dan pojok baca di lingkungan sekolah
c. Pengadaan buku pengayaan
d. akses internet di lingkungan sekolah
e. banner dan spanduk penumbuhan budaya literasi diletakan pada sejumlah lokasi di sekolah,
f. leaflet Gerakan Literasi di sekolah
g. Gerakan 15 menit membaca sebelum pelajaran dimulai
A. Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan.Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan
tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada
Tabel berikut ini.
Tabel Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan
1 1 -5 Juli2019 MasaPengenalanLingkunganSekolah(MPLS)
2 6 -7 Juli2019 WorkshopPembelajaran
3 15Juli2019 AwalKBMTahunPelajaran2019/2020 J 15
ul
4 18-19Juli2019 Workshoppembelajaran(lanjutan) i
10 20Desember2019 Pembagianraportsemestergasal
11 23Des2019-03Jan2020 LiburSemestergasal
15 25Maret2020 HariRayaNyepi Ap 22
ril
16 07Mei2020 HariRayaWaisak M 17
ei
17 21Mei2020 KenaikanIsaAlMasih
18 24-25Mei2020 HarirayaIdulFitri1441H
19 26-30Mei2020 LiburIdulFitri1441H
20 02Juni-08Juni2020 UlanganSemesterGenap Ju 9
ni
21 19Juni2020 Pembagianraportsemestergenap
22 22Juni-15Juli2020 LiburSemestergenap
239
Jum
lah 40 Minggu
Metro,06Juli2019
KepalaSMKNegeri3Metro
Suindriyati,S.Pd.,M.Pd.
NIP.196410031986035002
HARI EFEKTIF
NO TANGGAL/BULAN KEGIATAN BELAJAR
BULAN JML
1 1 -5 Juli2019 MasaPengenalanLingkunganSekolah(MPLS)
2 6 -7 Juli2019 WorkshopPembelajaran
3 15Juli2019 AwalKBMTahunPelajaran2019/2020 J 1
u 5
4 18-19Juli2019 Workshoppembelajaran(lanjutan) l
i
5 17Agusutus2019 HariKemerdekaanRI Agustus 2
6
6 01September2019 TahunBaruHijriyah1441H Septemb 2
er 5
7 7 -12Oktober2019 UlanganTengahSemesterGasal Oktober 2
0
8 9 November2019 PeringatanMaulidNabiMuhammadSAW Novemb 2
er 5
9 5 -11Desember2019 UlanganAkhirSemesterGasal Desemb 1
er 5
10 20Desember2019 Pembagianraportsemestergasal
11 23Des2019-03Jan2020 LiburSemestergasal
18 13-30April2020 UKK(lanjutan)
19 02Mei2020 Estimasipengumumankelulusan
179
Jumlah
30 Minggu
Metro,06Juli2019
KepalaSMKNegeri3Metro
Suindriyati,S.Pd.,M.Pd.
NIP.196410031986035002
PENUTUP
Dari uraian di atas diharapkan pelaksanaan Kurikulum SMK Negeri 3 Metro ini bisa
menciptakan suasana pembelajaran di sekolah yang bersifat mendidik, mencerdaskan,
membangkitkan kreativitas anak, efektif, demokratis, menantang, dan menyenangkan serta
mengasyikkan dan berwawasan lingkungan hidup.
Dengan semangat itulah Kurikulum SMK Negeri 3 Metro akan menjadi pedoman yang
dinamis bagi penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di SMK Negeri 3 MetroKota
Metro.
Kurikulum SMK Negeri 3 Metro Metro ini masih banyak kekurangan, sekolah akan
mengevaluasi dan merevisi setiap tahun serta diharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
demi perbaikan di masa yang akan datang.
Dengan kerjasama, komitmen dan kerja keras, akan diwujudkan suatu prestasi yang
merupakan kunci utama kesuksesan dari apa yang telah direncanakan.