Anda di halaman 1dari 7

Jika suatu benda diberikan suatu gaya yang cukup untuk merubah bentuk benda tersebut

maka kondisi benda tersebut dapat menjadi elastis, plastis, ataupun hancur. Hancur merupakan
kondisi kegagalan benda karena sudah melewati titik patahnya (breaking point). Plastis merupakan
kondisi benda yang tidak dapat kembali lagi menjadi kondisi awalnya jika gaya yang diberikan
dihilangkan. Contoh benda yang bersifat plastis dapat kamu lihat pada plastisin, tanah liat, dan
bahkan permen karet.

Elastisitas adalah sifat suatu benda untuk kembali ke bentuk awal segera setelah gaya
yang mengenai benda tersebut dihilangkan. Benda yang dapat kembali ke bentuk semula setelah
gaya yang mengenainya dihilangkan disebut benda elastis. Ketika Anda menarik pegas hingga
bertambah panjang, pegas akan segera kembali ke ukuran semula setelah gaya tarik tersebut
dihilangkan. Sebaliknya, benda yang tidak dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang
mengenainya dihilangkan disebut benda plastis. Contoh benda plastis antara lain plastisin, lumpur,
dan tanah liat. Besaran-besaran yang berhubungan dengan sifat elastisitas benda antara lain sebagai
berikut.

a. Tegangan (δ)
Tegangan adalah besamya gaya yang bekerja pada suatu benda pada luas penampang
tertentu. Secara matematis, tegangan dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan :

𝜎 = 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑁/𝑚2 )

𝐹 = 𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑘 (𝑁)

𝐴 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 (𝑚2 )

b. Regangan (e)
Regangan adalah perubahan relatif ukuran benda yang mengalami tegangan. Regangan
dihitung dengan cara membanding- kan pertambahan panjang suatu benda terhadap panjang
awalnya. Secara matematis, regangan dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan :

𝜀 = 𝑅𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛)


∆𝑙 = 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚)

𝑙0 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎 (𝑚)

c. Modulus Elastisits (Modulus Young)


Modulus Young adalah besamya gaya yang bekerja pada luas penampang tertentu untuk
meregangkan benda. Dengan kata lain, mddulus Young merupakan perbandingan antara tegangan
dan regangan pada benda. Nilai modulus Young menunjukkan tingkat elastisitas suatu benda.
Semakin besar nilai modulus Young, semakin besar pula tegangan yang diperlukan untuk
meregangkan benda. Modulus Young dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan :

E : modulus Young (N/m2 atau Pascall)

d. Batas Elastis
Sifat elastisitas benda memiliki batas sampai pada suatu besar gaya tertentu. Apabila gaya
yang diberikan lebih kecil daripada batas elastisitas, benda akan kembali ke bentuk semula ketika
gayp tersebut dihilangkan. Akan tetapi, apabila gaya yang diberikan lebih besar daripada batas
elastisitas benda, benda tidak dapat kembali ke bentuk sem,ula. Benda secara permanen berubah
bentuk.

Elastisitas pada Pegas


Pegas merupakan benda elastis karena dapat kembali ke bentuk semula ketika gaya pada
pegas dihilangkan. Gaya yang dapat menggerakkan benda kembali ke bentuk semula disebut gaya
pemulih.

a. Hukum Hooke
Pada tahun 1678, Robert Hooke menyatakan apabila pegas ditarik dengan suatu gaya tanpa
melampaui batas elastisitasnya, pada pegas akan bekerja gaya pemulih yang sebanding dengan
simpangan benda dari titik seimbangnya tetapi arahnya berlawanan dengan arah gerak benda.
Pernyataan ini dikenal dengan hukum Hooke. Secara matematis, hukum Hooke dinyatakan sebagai
berikut.
Tanda negatif pada hukum Hooke bermakna bahwa gaya pemulih pada pegas selalu
berlawanan dengan arah simpangan pegas. Tetapan pegas (k) menyatakan ukuran kekakuan pegas.
Pegas yang kaku memiliki nilai k yang besar, sedangkan pegas lunak memiliki k kecil.

b. Tetapan Gaya pada Benda Elastis


Dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa modulus Young dirumuskan sebagai berikut.

Dari persamaan di atas, besarnya gaya yang bekerja pada benda dapat ditulis sebagai berikut.

Berdasarkan hukum Hooke, besar gaya pemulih pada pegas sebesar F =-k ∆x atau F = -k ∆ℓ
Dengan demikian, konstanta gaya pada benda elastis dapat dirumuskan sebagai berikut.

c. Hukum Hooke untuk Susunan Pegas


Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami pertambahan panjang sesuai gaya yang
diberikan padanya. Bagaimana jika pegas yang diberi gaya’berupa susunan pegas (lebih dari satu)?
Berbagai macam susunan pegas antara lain sebagai berikut.

Susunan Seri pegas

Pertambahan panjang pegas yang disusun seri merupakan jumlah pertambahan panjang
kedua pegas. Jadi, tetapan pegas yang disusun seri dihitung:
Jadi, ketetapan pegas yang disusun seri dihitung:

susunan parallel pegas

Gaya mg digunakan untuk menarik kedua pegas sehingga pertambahan panjang kedua pegas sama.

Contoh Soal !
1. Seutas kawat logam berdiameter 1,4 mm dan panjang 60 cm digantungi beban bermassa 100
gram. Kawat tersebut bertambah panjang 0,3 mm. Apabiia percepatan gravitasi bumi sebesar 9,8
m/s2, hitunglah:
a. tegangan,
b. regangan, dan
c. modulus Young bahan.

Penyelesaian:

Diketahui

d = 1,4 mm
r = 0,7 mm = 7 x 10-4m
m = 100 g = 0,1 kg
g = 9,8 m/s2
ℓ0 = 60 cm = 0,6 m
∆ℓ = 0,3 mm = 3 x 10-4 mm

Ditanyakan :

a. δ
b. e
c. Y

Jawab:

2. Sebuah pegas memiliki panjang 50 cm saat digantung vertikal. Pada saat diberi beban seberat
30 N, pegas bertambah panjang menjadi 55 cm. Berapakah konstanta pegas dan panjang pegas
ketika ditarik gaya sebesar 45 N?

Penyelesaian:

Diketahui:

X0 = 50 cm = 0,5 m
X1 = 55 cm = 0,55 m
F1 = 30 N
F2 = 45 N

Ditanyakan :

a. K
b. X2

Jawab:
3. Seutas kawat sepanjang 1 meter ditarik dengan gaya 4 N. Luas penampang kawat tersebut 2
mm2 dan modulus elastisitasnya 101° N/m2. Hitung pertambahan panjang kawat akibat gaya yang
diberikan!

Penyelesaian:

Diketahui:

Y = 1010 N/m2
A = 2 mm2 = 2×10-6 m2
ℓ=1m
F=4N

Ditanyakan = ∆ℓ

Jawab:
4. Kawat A dan B terbuat dari bahan yang sama. Kawat A memiliki diameter tiga kali diameter
kawat B dan memiliki panjang dua kali panjang B. Berapakah perbandingan antara tetapan gaya
kawat A dan B?

Penyelesaian:

Diketahui :

Kawat terbuat dari bahan yang sama sehingga YA = YB = Y

DA = 3 DB
ℓ A = 2 ℓB

Ditanyakan : KA : KB

Jawab:

Anda mungkin juga menyukai