Tekanan Hidrostatis
Tekanan Hidrostatis
PENDAHULUAN
Teknik sipil juga mempelajari mengenai Fluida yaitu kelompok zat yang dapat
mengalir. Kelompok zat yang digolongkan fluida adalah zat cair dan zat gas. Sedangkan
untuk zat padat tidak dapat digolongkan sebagai fluida dikarenakan zat padat memiliki
bentuk yang tetap dan tidak dapat mengalir.
Fluida menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
dikarenakan dengan adanya fluida manusia dapat bernapas karena menghirup udara
dan meminum air.
Begitu pula dengan perkembangan teknologi masa kini. Dengan adanya konsep
fluida, maka pesawat terbang dapat melaju di udara dan kapal laut dapat terapung di
permukaan laut.
Fluida sendiri sering di jadikan media untuk mengukur tekanan hidrostatis. Fluida
yang berada dalam suatu wadah memiliki berat akibat pengaruh gravitasi bumi,
berat fluida menimbulkan tekanan pada setiap bidang permukaan yang bersinggungan
dengannya di sebut tekanan hidrostatis. Pada dasarnya fluida selalu memberikan
tekanan pada setiap bidang yang bersentuhan dengannya. Besarnya tekanan
bergatung pada besarnya gaya dan luas bidang tempat gaya bekerja.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan Tekanan Hidrostatis adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara menetukan pusat tekanan pada zat cair diam..?
2. Bagaimana cara menetukan resultan gaya yang terjadi pada zat cair diam…?
3. Bagaimana cara menentukan besarnya momen…?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan Tekanan Hidrostatis adalah sebagai berikut:
1. Untuk menetukan pusat tekanan pada zat cair diam .
2. Untuk menetukan resultan gaya yang terjadi pada zat cair diam .
3. Untuk menentukan besarnya momen.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari percobaan Tekanan Hidrostatis adalah sebagai berikut:
1.Dapat menetukan pusat tekanan pada zat cair diam .
2. Dapat menetukan resultan gaya yang terjadi pada zat cair diam .
3. Dapat menentukan besarnya momen.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan
gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau
seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir
Fluida dibagi atas 2 yaitu:
Keterangan :
F = gaya (N)
A = luas permukaan (m2)
P = tekanan (N/m2 = Pascal
2) Massa Jenis
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. setiap benda
memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda serta merupakan sifat alami dari benda
tersebut
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi misalnya besi akan
memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki
massa jenis lebih rendah misalnya air. Satuan SI massa jenis adalah kilogram per
meter kubik (kg/m3). Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat
Keterangan:
m = massa (kg atau g)
V = volume (m3 atau cm3)
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
atau
Keterangan :
D = Berat jenis (N/m3)
w = Berat benda (N)
V = Volume (m3)
ρ = Massa jenis (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
3) Tegangan permukaan
Tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
Tegangan permukaan (g) adalah besar gaya (F) yang dialami pada permukaan zat cair
persatuan panjang
g = F / 2l
Keterangan:
g : tegangan permukaan (N/m)
F : gaya pada permukaan zat cair (N
l : panjang permukaan (m)
4) Kapilaritas
Kapilaritas ialah gejala naik atau turunnya zat cair dalam tabung kapiler yang
dimasukkan sebagian ke dalam zat cair karena pengarah adhesi dan kohesi.
y = 2 γ cos θ / r g r
Keterangan:
y = kenaikan/penurunan zat cair pada pipa (m)
γ = tegangan permukaan (N/m)
θ = sudut kontak (derajat)
p = massa jenis zat cair (kg / m3)
g = percepatan gravitas (m / det2)
r = jari-jari tabung kapiler (m)
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam
kehidupan sehari-hari:
a) Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa
dinyalakan.
b) Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c) Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut
ini : Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah. Air
dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas sehingga
dinding rumah lembab.
5) Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah
baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari ,
viskositas adalah ketebalan atau pergesekan internal.
2.1.2 Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai
kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami
perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).
Ciri-Ciri umum dari fluida dinamis yaitu sebagai berikut :
Debit
Debit merupakan jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu dan
umumnya terjadi setiap per detik.
Q = V/t
Q = Av
Penjelasan :
Q = debit (m3/s)
V = volume (m3)
t = waktu (s)
Persamaan Kontinuitas
Garis singgung yang terdapat pada satu titik pada garis memberikan arah kecepatan
pada aliran fluida, garis alir ini sendiri tak berpotongan di antara satu sama lainnya.
Sementara itu tabung air sendiri ialah sekumpulan dari garis – garis aliran.
Q1 = Q2
A1v1 = A2v2
Keterangan:
Q= debit(m3/s)
V = volume (m3)
2.2 Tekanan
Tekanan (p), didefinisikan sebagai besarnya gaya normal per satuan luas
permukaan. Suatu fluida yang mengalami tekanan akan mengerahkan sebuah gaya
pada setiap permukaan yang bersentuhan dengan fluida tersebut, hal ini sesuai dengan
prinsip Archimedes. Untuk suatu cairan dengan sebuah permukaan bebas (free
surface), maka h adalah selisih jarak dari permukaan bebas tersebut sampai titik
tertentu dibawahnya (kedalaman) dimana tekanan akan diukur. Dengan tekanan total
p, tekanan lingkungan (atmosfer bumi) po , gravitasi g, dan kedalaman h, maka
persamaan tekanan adalah :
P = p0 + ρ.g.h … (2.1)
Keterangan :
P = Tekanan (N/m²)
𝜌 = massa jenis fluida (kg/m3)
Ѵ = volume (m3)
g = percepatan gravitasi (m/s²)
Dari persamaan tersebut dapat diketahui pula hubungan antara tekanan, massa
jenis, percepatan gravitasi dan kedalaman h yang semuanya menunjukkan hubungan
yang berbanding lurus. Jadi, semakin besar nilai massa jenis maka semakin besar
tekanannya, begitu juga jika percepatan gravitasi maupun kedalamannya semakin
besar, maka nilai tekanan akan semakin besar (Resnick, 1991:201). Sehingga jika
suatu benda dicelupkan ke dalam wadah berisi air maka semakin dalam benda
tersebut tercelup atau masuk ke dalam air, tekanan yang dialami benda pun semakin
besar. Sementara jika suatu benda diubah ukurannya tidak akan menyebabkan
tekanan / gaya yang dialami benda berubah selama massa jenisnya tetap.
Jika suatu benda besar gaya apungnya lebih besar dari gaya beratnya, maka
benda tersebut akan terapung dan sebaliknya jika gaya apungnya lebih kecil dari gaya
beratnya benda akan tenggelam. Sementara jika besarnya gaya apung dan gaya berat
sama maka benda akan melayang di dalam fluida. Sebuah benda dengan massa jenis
tertentu bisa saja tidak tenggelam jika diletakkan di permukaan air jika bentuknya
diubah. Misalnya sebuah plastisin berbentuk bola atau kubus yang diletakkan di atas
permukaan air akan tenggelam, namun jika bentuknya diubah menjadi seperti perahu
dengan kecekungan tertentu maka plastisin tersebut tidak akan tenggelam (Petrus
Onga, 2009).
2.3Tekanan pada Suatu titik
Baji fluida yang sisinya kecil dalam keadaan diam, yang berukuran Δx, Δz, dan
Δs, dan tebalnya b ke dalam kertas. Menurut defmisi tidak ada geseran, tetapi kita
mempostulatkan bahwa tekanan Px, Pz , dan Pn pada setiap sisi baji itu bisa berbeda.
Karena fluida dalam keadaan statis maka tidak terjadi gaya geser. maka gaya-
gaya yang ada hanyalah gaya-gaya pennukaan normal dan gaya berat. Dalam keadaan
diam percepatannya sama dengan nol. Maka persamaan persamaan gerakan dalam
arah x dan z masing-masing adalah :
Px = Pz =Pn =P
Keterangan:
P = tekanan (Pa)
2.3 Hukum Archimedes
FA = 𝜌. 𝑔. ℎh … (2.3)
Keterangan:
FA = gaya apung (N)
𝜌 = massa jenis zat cair (kg/m³)
Ѵ = volume zat cair (m3)
g = percepatan gravitasi (m/s²)
Menurut Archimedes benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air dari pada
udar karen a dalam air bendah mendapat gaya keatas .maka bunyinya bahwa
setiap benda yang dicelupkan seluru atau sebagian dari permukaan benda akan
mengalami gaya keatas (Fa) sebesar zat cair yang dipindahkan sementara ketika di
udarah , benda memiliki berat yang sesunggunya.
Gaya angkat keatas disebut juga gaya apung .gaya apnung adalah gaya yang
dikerjakan fluida pada benda yang ditimbulkan , karena gaya hidrotatis yang
dikerjakan fluida antara permukaan bawah dan permukaan atas :
F1 = P1 Ah … (2.4)
F2 = P2 A
Keterangan :
F = Gayan (N)
P = Tekanan (N/m2)
A = Luas (m2)
h = kedalaman zat cair diukur dari permukaan zat cair (m)
Gaya yang bekerja pada balok merupakan resultan gaya F1 dan F2.
2.4 Hukum Utama Hidrostatik
Apabila suatu wadah dilubangi d idua sisi yang berbeda dengan ketinggian yang
sama dari dasar wadah maka air akan memancar dari kedua lubang tersebut denagn
jarak yang sma tekanan air sama besar.
Hukum utama hidrostatik menyatakan bahwa tekanan hidrostatik sutu zat cair
hanya tergantung pada tinggi kolam zat cair (h) massa jenis zat cair (𝜌) dan
percepatan gravitasi (g) tidak tergantung pada bentuk dan ukuran bajana.berdasarkan
konsep tekanan hidrostatik tekanan pada masing masing dasar bejana adalah sama ,
keadaan fluida seperti dikenal dengan dasar hukum utama hidrostatik.
Hukum utamat hidrostatik juga berlaku pada pipa u (bejana berhubungan ) yang
di isi lebih satu macam zat cair yang tidak bercampur . percobaan pipa u ini biasanya
digunkan untuk menentukan massa jenis zat cair . berdasrkan tekanan hidrostatik
maka kita dapat mentukan besarnya gaya tekanan hidrostatik yang bekerja pada dasar
bejana tersebut.
Tekanan pada suatu titik dalam fluida diam adalah sama dengan segalah arah.
Tekanan hidrostatik dapat dihitung denagn rumus :
𝜌. 𝜋. 𝑔. 𝑎 = 𝜌. 𝑔. 𝑡… (2.5)
Keterangan:
2. Bendungan
Pembuatan dinding bangunan bendungan bagian bawah lebih tebal dari atas
karena sesuai konsep tekanan hidrostatik bahwa semakin dalam maka tekanan akan
semakin besar. Dinding bendungan bagian bawah dibuat lebih tebal dari bagian atas
agar bendungan tidak jebol karena tekanan zat cair terbesar berada pada dasar
permukaan zat cair.
3. Pemasangan Infus
Sebelum infus dipasang biasanya dilakukan pengukuran tekanan darah
pasien.Hal ini dilakukan karena pemasangan infus harus memperhatikan tekanan
darah pasien.Dimana tekanan infus harus lebih tinggi dari tekanan darah pasien agar
cairan infus mengalir kedalam tubuh pasien. Jika tekanan darah pasien lebih besar
dari tekanan cairan infus maka yang terjadi darah pasien akan mengalir melalui
selang infus menuju kantong infus.