Anda di halaman 1dari 10

REZA ADUM KURNIA PRAJA

F1I014035

PEMIKIRAN POLITIK TJOKROAMINOTO

A. PENDAHULUAN

Indonesia pernah mengalami masa penjajahan oleh Belanda. Dimana


pasukan Belanda menjajah Indonesia selama kurang lebih tiga setengah abad.
Waktu yang sangat lama sebuah Negara dijajah oleh bangsa lain. Selama masa
penjajahan tersebut muncul berbagai gerakan-gerakan untuk melawan
pemerintah kolonial Belanda di berbagai daerah. Mulai dari organisasi-
organisasi yang dibentuk oleh kalangan pemuda hingga tokoh-tokoh daerah
yang berusaha memberontak pemerintah kolonial Belanda.

Dari sekian gerakan-gerakan melawan Belanda tersebut, salah satu sosok


yang muncul dengan pemikiran briliannya adalah Haji Oemar Sahid
Tjokroaminoto. Terlahir dengan nama Raden Mas Oemar Said Tjokroaminoto
beliau lahir di Ponorogo, Jawa Timur pada 16 Agustus 1882.

Secara formal beliau tidak pernah nyantri, sekolah ditempuhnya dengan


sistem pendidikan barat. Oleh karena itu, beliau menguasai Bahasa inggris dan
belanda. HOS Tjokroaminoto menempuh pendidikan dasarnya di madiun, di
sekolah belanda. Kemudian pendidikan lanjutnya beliau tempuh di OSVIA
(Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren) sebuah sekolah pendidikan
untuk pegawai pribumi di Magelang pada 1902. Di OSVIA beliau menempuh
pendidikan selama 5 tahun dengan pengantar menggunakan bahasa belanda.

Beliau lulus dari OSVIA pada tahun 1902. Setelah lulus Tjokroaminoto
menjadi juru tulis patih di Ngawi, Jawa Timur, kemudian menjadi patih (pejabat
REZA ADUM KURNIA PRAJA
F1I014035

dalam lingkungan pegawai Negara pribumi), pembantu utama pada seorang


bupati hingga tahun 1905.

Pada tahun 1911 Tjokroaminoto bergabung dengan Sarekat Islam (SI)


(saat berdiri bernama Sarekat Dagang Islam ) yang didirikan di Surakarta
dibawah kepemimpinan K. H. Samanhoeddhi. Para pencari dan pemandu bakat
disebar untuk mencari sosok yang kompeten sesuai keinginan Samanhoeddhi
yaitu SI tidak hanya mengurusi tentang perdagangan saja, namun juga politik
dan dakwah. Kemudian sosok itu harus memiliki keberanian dalam memimpin
organisasi.

Maka akhirnya di Surabaya ditemukan seorang pribumi, yang dididik


dengan pemikiran barat, serta memiliki keberanian dan visi kedepan. Sosok itu
tak lain dan tak bukan adalah HOS Tjokroaminoto dengan keberaniannya keluar
sebagai pegawai negeri, dengan alasan tak mau terus-menerus merunduk pada
pemimpin belanda.

Pada bulan mei 1912 Tjokroaminoto berhubungan dengan beberapa


wakil sarekat dagang islam Surakarta-Solo yang sengaja mendatanginya.
Kemudian pada 10 september 1912 di tangan Tjokroaminoto SDI (Sarekat
Dagang Islam) mengubah namanya menjadi Sarekat Islam (SI). Beliau lalu
mengubah haluan, menjadikan SI sebagai kumpulan umat islam yang hendak
menegakkan islam sebagai agama dan mengilmui islam, dengan beranggotakan
bukan hanya kalangan pedagang namun dari semua unsur masyarakat.

Tjokroaminoto pernah membuat sebuah karya yang sampai dekade 1950-


an tidak dapat diubah adalah tafsir program asas dan program tandhim partai
syarikat islam Indonesia, diterbitkan oleh badan pekerja PSII (Partai Sarekat
Islam Indonesia) tahun 1954. Pergerakan Partai Sarekat Islam Indonesia yaitu
akan menjalankan islam dengan seluas-luasnya dan sepenuh-penuhnya, agar
kita bisa mendapat sesuatu dunia islam yang sejati dan bisa menurut kehidupan
muslim yang sesungguh-sungguhnya. Maka amat diperlukan memiliki
REZA ADUM KURNIA PRAJA
F1I014035

program-asas yang menjadi dasar dan pedoman bagi segala cita-cita yang ingin
dicapai.

B. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini ada 2 yaitu

1. Untuk mengetahui pemikiran politik Tjokroaminoto tentang


Nasionalisme berdasarkan Islam
2. Apakah Nasionalisme berdasarkan Islam masih relevan atau tidak dengan
keadaan saat ini
REZA ADUM KURNIA PRAJA
F1I014035

C. PEMBAHASAN

C.1. PEMIKIRAN

Menurut Tjokroaminoto makna istilah nasional merupakan suatu usaha


untuk meningkatkan seseorang pada tingkat bangsa. Selanjutnya, ditambahkan
pengertian nasional sebagai usaha untuk memperjuangkan tuntutan
Pemerintahan sendiri atau sekurang-kurangnya agar orang-orang Indonesia
diberi hak untuk mengemukakan suaranya dalam masalah-masalah politik.

Dari penjelasan tersebut, bahwa setiap individu memiliki karakter dan


asal-usul yang berbeda. Baik suku, agama, maupun Bahasa. Dari perbedaan
tersebut, dapat membentuk sebuah identitas baru yang dapat mempersatukan
bangsa. Jadi dengan adanya perbedaan seharusnya setiap individu dapat bersatu
dan membentuk kekuatan yang kuat.

Tjokroaminoto terinspirasi dan bersimpati terhadap gerakan Pan-


Islamisme. Beliau bersama rekan-rekannya memang mencita-citakan politik
Pan-Islamisme, dengan harapan dapat mempersatukan seluruh kekuatan Islam
di Hindia (Indonesia) dalam rangka mewujudkan gagasan besarnya, Pan-
Islamisme dan untuk membentuk bangsa Indonesia yang kuat. Gerakan Pan-
Islamisme di Indonesia terinspirasi dari kemenangan Turki atas Yunani dan
Armenia dalam pembebasan dari imperialism.

Tjokroaminoto pernah merumuskan bahwa untuk menjalankan Islam


dalam segala aspek kehidupan, bangsa Indonesia harus bersandar kepada politik
yang berkenaan dengan bangsa dan Negeri tumpah darah sendiri. Dengan tujuan
untuk mencapai persatuan seluruh bangsa Indonesia seutuhnya dan demi
tercapainya kemaslahatan umat. Selain itu juga agar bisa menjalin hubungan
REZA ADUM KURNIA PRAJA
F1I014035

yang baik dengan umat Islam di Negara lain agar dapat mencapai kemuliaan
dan keluhuran derajat.

Tjokroaminoto melihat kebangkitan kembali Pan-Islamisme di Negara-


negara Islam yang pergerakannya semakin baik, kuat, dan terorganisir. Beliau
meyakini bahwa sejarah masa lampau dimana umat Islam di seluruh penjuru
dunia menguasai peradaban dunia sebelum ditaklukan oleh bangsa barat. Beliau
percaya bahwa suatu saat nanti umat Islam akan kembali mengambil alih
kepemimpinannya yang dahulu untuk menginternalisasi kembali nilai-nilai
Islam kepada golongan lain sehingga dapat menundukkan negeri barat.

Arti dari gerakan Pan-Islamisme ini adalah persatuan nasib. Islam


maupun sekuler diakui sebagai unsur yang sedang berjuang demi nasionalisme.
Tjokroaminoto menyadari bahwa perbedaan karakteristik masyarakat Indonesia
hingga menciptakan pluralism dan kemajemukan dalam diri bangsa Indonesia.
Kemajemukan inilah yang menjadi senjata bagi Pemerintah Kolonial Belanda
untuk memecah belah persatuan bangsa Indonesia. Dengan menerapkan politik
devide et impera lewat pembentukan kelas-kelas social yang berbeda di dalam
kemajemukan masyarakat Indonesia. Sehingga masing-masing masyarakat
yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa membentuk eksklusifitasnya
masing-masing dan mengedepankan ikatan primordialnya saja.

Mengenai ikatan primordial yang sangat kental di masyarakt Indonesia,


dalam sebuah pidato pada tahun 1915 Tjokroaminoto menyatakan bahwa di
kalangan masyarakat Indonesia masih terlalu sedikit perasaan persatuan
kebangsaan. Hal itu terbukti dengan terbentuknya berbagai organisasi
pergerakan nasional, namun masih bersifat kedaerahan pada era 1900-an. Antar
suku bangsa tidak mengenal satu sama lain. Dalam konsepnya organisasi-
organisasi tersebut menggagas Indonesia kedepannya hanya terbentuk dengan
wilayah-wilayah tertentu saja. Namun demi kemajuan dan kebangkitan bangsa,
REZA ADUM KURNIA PRAJA
F1I014035

diatas segala-galanya rakyat Indonesia harus berhati-hati. Sarana untuk


mencapai persatuan bangsa adalah agama Islam. Islam menghimpun semua
orang karena tidak seorangpun di Hindia yang mau disebut orang Islam. Islam
adalah semen pengikat bagi puluhan juta orang Indonesia. Islam juga berperan
sebagai alat untuk meningkatkan nasionalisme dan cinta tanah air.

Kemudian Tjokroaminoto kembali mempertegasnya dalam pendapat


yang disampaikannya di depan Kongres PSII XIX yang diadakan di Jakarta
pada tahun 1933 yang judul pre-advisenya adalah Cultuur dan Adat Islam. Pada
pidatonya beliau mengingatkan agar kaum muslimin jangan sampai
meninggalkan kultur dan adat islam atau bahkan sampai menukarnya dengan
kultut dari Negara lain.

Meskipun perselisihan ini belum tampak terlalu besar namun kaum


muslimin tidak boleh hanya diam saja menghadapi perselisihan Antara kultur
Islam dengan kultur lainnya karena hanya akan merugikan kultur Islam saja.
Justru umat Islam harus bergerak menghadapi perselisihan yang terjadi agar
nantinya tidak terjadi disintegrasi diantara umat Islam.

Namun seandainya umat muslim hanya diam saja menghadapi


perselisihan tersebut, Tjokroaminoto khawatir ikatan yang ada di Antara umat
muslim akan rusak dan menyebabkan mereka akan mudah terpecah belah satu
sama lainnya. Bahkan mereka bergabung dengan kelompok-kelompok Islam
dengan aliran-aliran tertentu dan saling membesarkan cita-citanya masing-
masing.

Tjokroaminoto lebih banyak berbicara tentang nasionalisme, sosialisme,


dan demokrasi berasaskan Islam namun bukan mengarah pada berdirinya
sebuah Negara Islam. Hanya diambil konsep-konsep yang baik tentang
bagaimana demokrasi yang baik menurut Islam. Agar bisa diterapkan di
Pemerintahan Indonesia dengan baik.
REZA ADUM KURNIA PRAJA
F1I014035

C.2 RELEVANSI DENGAN KEADAAN SAAT INI

Berdasarkan konsep pemikiran nasionalisme berdasarkan Islam yang


dikemukakan Haji Oemar Sahid Tjokroaminoto, yaitu menerapkan konsep-
konsep Islam dalam menjalankan pemerintahan sebuah Negara, tanpa harus
mengislamisasi Negara tersebut.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural terdiri dari berbagai macam
suku bangsa. Akan tetapi dengan keadaan seperti itu, bangsa Indonesia rentan
mengalami disintegrasi. Karena pemikiran masing-masing individu tidak selalu
sama. Sudah menjadi sebuah kewajiban sebagai warga Negara Indonesia harus
mencintai tanah leluhur sendiri.

Jiwa nasionalisme warga Negara Indonesia saat ini kebanyakan telah


meluntur. Mengapa seperti itu? Karena masyarakat Indonesia bersikap seolah-
olah acuh tak acuh dengan apa yang sedang terjadi di pemerintahan Indonesia
sekarang. Mereka hanya memikirkan bagaimana mereka bisa hidup bahagia
sehat bersama keluarga tanpa harus susah-susah memikirkan Negara.

Sementara agama Islam saat ini juga mengalami disintegrasi. Islam


terpecah belah menjadi beberapa aliran dengan berbagai tujuan dan konsep
pemikiran yang berbeda-beda. Padahal Islam dahulu kala bisa menguasai
peradaban dunia mengalahkan bangsa barat. Namun kondisi sekarang ini
berbalik 180 derajat. Islam berada dalam kungkungan peradaban bangsa barat
yang sangat maju. Namun Islam sebenarnya memiliki konsep pemikiran yang
bagus untuk diterapkan. Tinggal bagaimana kembali menyatukan Islam yang
terpecah belah menjadi bersatu kembali.
REZA ADUM KURNIA PRAJA
F1I014035

Jadi untuk kondisi saat ini, konsep nasionalisme berdasarkan Islam


kurang relevan. Karena Islam terpecah belah menjadi beberapa aliran. Selain
itu sikap masyarakat yang acuh tak acuh terhadap negaranya dan melunturnya
jiwa nasionalisme warga Negara membuat konsep nasionalisme berdasarkan
Islam menjadi kurang relevan.

Jika ingin menerapkan nasionalisme berdasarkan Islam maka umat Islam


harus disatukan terlebih dahulu, agar penerapan konsep tersebut bisa lebih
dimaksimalkan lagi. Selain itu jiwa nasionalisme masyarakat Indonesia harus
ditumbuhkan lagi. Mereka harus ikut memikirkan Negara. Jangan bersikap acuh
tak acuh.

Jika antar instrument tersebut yaitu umat Islam yang sudah bersatu, jiwa
nasionalisme yang tumbuh kembali, dan penerapan konsep nasionalisme
berdasarkan Islam dilakukan dengan baik, niscaya Indonesia bisa menjadi
Negara yang lebih baik dari sekarang. Sudah menjadi tugas bagi generasi muda
bangsa ini untuk menjalankan amanat para pejuang terdahulu bangsa Indonesia.
REZA ADUM KURNIA PRAJA
F1I014035

D. PENUTUP

D.1 KESIMPULAN

Dari penjelasan tersebut di atas, dapa t diambil sebuah kesimpulan bahwa


Haji Oemar Sahid Tjokroaminoto merupakan seorang pemimpin yang
bertalenta. Memiliki pemikiran yang berorientasi kedepan dan ingin
memajukan bangsa Indonesia. Beliau memulai kariernya dari titik nol hingga
akhirnya menjadi seorang pemimpin yang disegani banyak orang.

Konsep pemikirannya tentang nasionalisme berdasarkan Islam, bukan


bertujuan untuk mengislamisasi seluruh elemen negeri ini, melainkan
mengambil konsep pemikiran yang bagus dari Islam untuk diterapkan di
Pemerintah Indonesia.

D.2 SARAN

Sebagai sosok pemimpin yang multitalenta Tjokroaminoto layak


dinobatkan menjadi pahlwan pergerakan nasional Indonesia. Dengan jasa yang
telah beliau berikan Indonesia bisa meraih kemerdekaannya atas para penjajah.

Sementara umat Islam sebagai agama mayoritas di negeri ini seharusnya


bersatu padu menunjukkan eksistensi mereka, bukan justru melakukan
tindakan-tindakan yang tidak berguna. Umat Islam harus bersatu untuk
memajukan bangsa Indonesia. Selain itu umat Islam harus mengoreksi dirinya
masing-masing bukan justru mengkritik orang lain sedangkan dirinya salah.
Mereka harus mengingatkan satu sama lain agar tercapainya cita-cita bangsa
ini.
REZA ADUM KURNIA PRAJA
F1I014035

E. DAFTAR PUSTAKA
Deliar Noer, Membincangkan Tokoh-Tokoh Bangsa, Bandung : Mizan, 2001
Herry Mohammad, Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20, Jakarta :
Gema Insani, 2006
Shalahuddin Hamid, Iskandar Ahza, Seratus Tokoh Islam Yang Berpengarauh di
Indonesia, Jakarta Selatan : Intimedia Cipta Nusantara, 2003
Amelz, HOS Tjokroaminoto Hidup dan Perjuangannya Jilid 1, Jakarta: Bulan Bintang,
1952
Amin, M. Masyhur, H.O.S Tjokroaminoto, Rekonstruksi Pemikiran dan
Perjuangannya, Yogyakarta: Cokroaminoto University Press 1995
Dault, Adhyaksa, Islam dan Nasionalisme, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005
Harahap, Prof.Dr.Syahrin Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, Medan:
Istiqamah Mulya Press, 2006

Anda mungkin juga menyukai