Abstract
Pipe gas cutting machine is a machine designed to cut the pipe without rotating the pipe,
but the cutter moves around to do the cutting process. The purpose of designing and calculating of
machine elements at the pipe gas cutting machine is to count parts of machine elements, to
determine the design concept of the machine, to make the detail drawing of machines and to
determine the bill of material. The results of draft evaluation decisions, are concept of the slide
bar on cutting holder and handle to rotate lift shaft. The calculation results of machine element
shows 30 Watts of motor power, 21 mm of shaft diameter, Ball bearings 6202 as the bearing, the
bill of material for the manufacture of this machine is Rp 3.654.500,-.
Keywords : Pipe gas cutting machine, calculation of machine elements, James H Earle method,
bill of material.
I. PENDAHULUAN
Semakin banyaknya industri–industri kecil di masyarakat yang proses pengerjaannya masih
dengan sistem manual dan harus bersaing dengan industri besar yang proses pengerjaannya hampir
semuanya dikerjakan dengan mesin otomatis atau robot. Maka dari itu untuk membantu para
pengusaha yang proses pengerjaannya masih secara manual kini harus dirubah dengan mesin–
mesin yang dapat membantu proses pengerjaan mereka dengan proses kerja mesin yang mudah
dioperasikan tanpa harus memiliki dasar ilmu pemotongan logam, atau harus mengenyam
pendidikan dengan jenjang minimal SMK atau sederajat untuk bisa mendapatkan hasil
pemotongan yang baik.
Pemotongan pipa ini kurang efektif apabila dikerjakan secara manual. Mesin pemotong
pipa (pipe gas cutting machine) adalah mesin yang dirancang untuk melakukan proses
pemotongan pipa tanpa harus memutarkan pipa yang akan dipotong tersebut, melainkan alat
pemotongnya yang bergerak memutar untuk menghasilkan proses pemotongan, sehingga mesin ini
dapat membantu proses pengerjaan di industri–industri yang tidak memiliki lahan cukup luas.
Karena jika pemotongan pipa dikerjakan secara manual akan menghasilkan bentuk permukaan
atau hasil pemotongan menjadi tidak teratur dan masih dilakukan pengerjaan finishing yang cukup
lama.
Identifikasi Masalah
Ide Awal
Pembuatan Mesin
(a)
(b)
Gambar 2. Slide bar pada cutting holder
(a) Sebelum evaluasi (b) Setelah evaluasi
2. Handle pemutar lift shaft
Pada desain pertama, handle pemutar lift shaft menggunakan bentuk bulat, dan proses
pembuatannya dilakukan menggunakan mesin cnc plasma cutting, hal ini menyebabkan proses
produksi yang cukup mahal, maka untuk mengurangi besarnya biaya produksi, material yang
digunakan untuk handle pemutar lift shaft adalah bahan besi pejal dengan diameter 10mm dan
terdapat ulir untuk mur M10×1,25 disetiap ujungnya.
Mur
handle
handle
(b)
(a)
Gambar 3. Handle pemutar lift shaft
(a) Sebelum evaluasi (b) Setelah evaluasi
Kesimpulan evaluasi desain
Hasil kesimpulan yang dapat diambil dari evaluasi desain tersebut didapati hasil rancangan
akhir berupa gambar rakitan (desain wujud) sebagai berikut :
Skema pergerakan
mesin Gaya Tekan
A. Menenetukan daya rencana motor listrik sebesar 85%, sehingga nilai daya masukan
Daya rencana motor listrik yang (daya input) yang dibutuhkan dapat dihitung
dibutuhkan dapat diketahui dengan persamaan berdasarkan persamaan sebagai berikut.
sebagai berikut. 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 (𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡)
𝜂=
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 (𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡)
𝑃𝑏 = 𝑇 × ω 0,24 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑃𝑏 = (Torsi motor listrik) × (Kecepatan 85% =
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 (𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡)
sudut) 0,24 𝑊𝑎𝑡𝑡
Daya Masuk (input) =
0,85
𝑃𝑏 = 4,71 𝑁. 𝑚 × 0,05 rad/s
Daya Masuk (input) = 0,28 Watt
𝑃𝑏 = 0,24 Watt
Daya Masuk (input) = 0,00028 kW
𝑃𝑏 = 0,00023 kW
Daya Masuk (input) = 0,00037 Hp
𝑃𝑏 = 0,0003 Hp
Jadi, Besarnya Daya rencana motor Jadi, daya yang diperlukan pada mesin
listrik (𝑃𝑏 ) yang dibutuhkan sebesar 0,24 Watt pemotong pipa ini sebesar 0,00037 Hp, maka
untuk menyesuaikan dengan standar daya
atau 0,00023 kW atau 0,0003 Hp.
motor yang terdapat dipasaran maka
B. Menenetukan efisiensi daya (daya motor
digunakanlah daya motor sebesar 30 Watt atau
minimal)
0,04 Hp.
Nilai efisiensi daya motor listrik bernilai
70% - 90%, dalam perhitungan ini diambil nilai
Perencanaan poros
Pada perhitungan perencanaan poros ini digunakan perhitungan poros dengan beban puntir
dan lentur, karena poros meneruskan daya melalui rantai dan sprocket dan pada poros mengalami
beban puntir, dan poros mengalami pembebanan lentur oleh adanya Gaya pengencangan karena
tarikan rantai.
A. Menentukan diameter poros
Diamter poros dapat ditentukan dengan menentukan besarnya nilai faktor koreksi momen
lentur (𝐾𝑚 ), besarnya nilai 𝐾𝑚 ditentukan dari tabel 1. faktor koreksi momen lentur (Sularso,
2008) berikut ini.
Tabel 1. Faktor koreksi momen lentur (Sularso, 2008)
Pembebanan Momen Lentur 𝑲𝒎
Momen Lentur Tetap 1,5
Momen Lentur Tumbukan Ringan 5 – 2,0
Momen Lentur Tumbukan Berat 3 – 3,0
Kemudian selain menentukan besarnya nilai faktor koreksi momen lentur (𝐾𝑚 ), juga
ditentukan besarnya nilai faktor koreksi tumbukan (𝐾𝑡 ), dimbil nilai terbesar yaitu 3,0 seperti pada
tabel 2. faktor koreksi tumbukan (𝐾𝑡 ) dibawah ini.
Tabel 2. Faktor koreksi tumbukan (Sularso, 2008)
Beban yang dikenakan 𝑲𝒕
Halus 1,0
Sedikit Kejutan atau Tumbukan 1,0 – 1,5
Kejutan atau Tumbukan Berat 1,5 – 3,0
Maka, diameter poros dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut.
5,1
ds ≧ [( 𝜏 ) √(𝐾𝑚 𝑀)2 + (𝐾𝑡 𝑇)2 ]1/3
𝑎
5,1
ds ≧ [(2,889 𝐾𝑔/𝑚𝑚 2
) √(1,5 × 3000 𝑁. 𝑚𝑚)2 + (1 × 564,897 N. mm)2 ]1/3
α = 3,0
B. Pengecekan kekuatan poros terhadap tegangan geser
Pengecekan tegangan geser pada poros dapat dihitung menggunakan rumus :
5,1
𝜏𝑚𝑎𝑥 = { √(𝑘𝑚 . 𝑀)2 + (𝐾𝑡 . 𝑇)2 }
𝑑𝑠 3
5,1
𝜏𝑚𝑎𝑥 = {213 √(1,5 × 3000 𝑁. 𝑚𝑚)2 + (1 × 564,897 N. mm)2 }
5,1
𝜏𝑚𝑎𝑥 = { √(20250000 + 319108,62)}
9,261
𝜏𝑚𝑎𝑥 = 2,49 Kg/mm2
Perbandingan tegangan geser yang diizinkan (𝜏𝑎.Sf2) dibandingkan dengan tegangan geser
yang terjadi pada poros ( 𝜏𝑚𝑎𝑥 . α) hasilnya tidak melewati tegangan geser yang diizinkan.
Besarnya α dapat diketahui dari diagram tegangan-regangan (lihat pada lampiran A-1)
𝜏𝑎 . Sf2 : 𝜏𝑚𝑎𝑥 . α
2,889 x 3,0 : 2,49 x 3,0
8,667 > 7,47
Maka, diameter bantalan yang dipergunakan adalah 21 mm.
Kemudian, seperti yang telah dijelaskan poros dibuat bertingkat (bertangga) untuk
mengurangi konsentrasi tegangan yang cukup besar. Dibuatlah poros untuk diameter dalam
bantalan (d) sebesar 15 mm.
Perhitungan umur bantalan [33,3] 1/3
𝑓𝑛 =[ ]
𝑛2
Bantalan yang dipakai pada mesin
pemotong pipa (pipe gas cutting machine) ini [33,3] 1/3
𝑓𝑛 =[ ]
0,5
menggunakan spesifikasi sebagai berikut :
𝑓𝑛 = 4,053 rad
Nomor bantalan : 6202
d (Diameter dalam bantalan) : 15 mm c. Faktor umur (𝑓ℎ ).
D (Diameter luar bantalan) : 35 mm Jika C (Kg) menyatakan beban nominal
B (Lebar bantalan) : 11 mm dinamis spesifik dan 𝑃𝑟 beban ekivalen dinamis
r (Jari-jari bantalan) : 1 mm (Kg). Maka faktor umur dapat dihitung
C (kapasitas beban nominal menggunakan rumus sebagai berikut :
dinamis spesifik) : 600 𝐶
(lihat besarnya nilai C pada lampiran A-2) 𝑓ℎ = 𝑓𝑛
𝑃𝑟
V. PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil perancangan dan perhitungan mesin pemotong pipa (pipe gas cutting machine)
didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Detail Drawing terlampir.
2. Hasil perhitungan bagian-bagian elemen mesin :
a. Daya motor DC yang digunakan sebesar 30 Watt.
b. Diameter poros yang dipakai sebesar 21 mm.
c. Jenis bantalan yang digunakan adalah Ball bearing 6202.
3. Didapatkan Bill Of Material (BOM) sebesar Rp 3.654.500,-.
Saran
Pada mesin ini perlu proses pengembangan dan pengujian secara terus menerus, adapun
saran untuk pengembangan dan perbaikan mesin ini sebagai berikut :
1. Pada jalur gas (selang gas) ditambahkan sistem pelindung selang yang berfungsi agar
selang las tidak terkena panas saat pemotongan berlangsung.
2. Merubah sistem kendali mesin dengan tanpa kabel (wireless). Hal ini diperlukan karna
kabel pada mesin masih dapat ikut melilit ketika mesin berputar.
3. Perawatan secara berkala pada mesin sangat dibutuhkan sebagai kelangsungan umur mesin
tersebut supaya dapat dipergunakan dengan baik.
VI. DAFTAR PUSTAKA
[1] Irawan, Agustinus Purna. 2009. Diktat Elemen Mesin. Jakarta : Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara.
[2] Irawan, Agustinus Purna. 2007. Diktat Kuliah Mekanika Teknik (Statika Struktur). Jakarta :
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara.
[3] Jaman, Ahmad Badru. 2015. Perancangan Mesin Pemotong Pipa. Bandung : Politeknik
Manufaktur Negeri Bandung.
[4] John bird and Carlross. Mechanical Engineering Principles.
[5] Mott, Robert L. 2009. Elemen-Elemen Mesin dalam Perancangan Mekanis, Buku 1.
Yogyakarta : Penerbit ANDI.
[6] Sularso dan, Kiyokatsu Suga, (2008). Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta: Pradnya Paramita.
[7] Suwandri, Eka, dkk. 2015. Rancang Bangun Mesin Pemotong Pipa Dengan Las Gas
Asitelin. Medan : Politeknik Negeri Medan.