Anda di halaman 1dari 9

“PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN ELEMEN MESIN”

PADA MESIN PEMOTONG PIPA


Fajar Pangestu(1), Bayu Aji Girawan(2), Joko Setia Pribadi(3)
(1) Mahasiswa, (2) Dosen, (3) Dosen
“Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Cilacap”
Jalan Dr. Soetomo-Sidakaya-Cilacap
e-mail : poltec@politeknikcilacap.ac.id

Abstract
Pipe gas cutting machine is a machine designed to cut the pipe without rotating the pipe,
but the cutter moves around to do the cutting process. The purpose of designing and calculating of
machine elements at the pipe gas cutting machine is to count parts of machine elements, to
determine the design concept of the machine, to make the detail drawing of machines and to
determine the bill of material. The results of draft evaluation decisions, are concept of the slide
bar on cutting holder and handle to rotate lift shaft. The calculation results of machine element
shows 30 Watts of motor power, 21 mm of shaft diameter, Ball bearings 6202 as the bearing, the
bill of material for the manufacture of this machine is Rp 3.654.500,-.
Keywords : Pipe gas cutting machine, calculation of machine elements, James H Earle method,
bill of material.

I. PENDAHULUAN
Semakin banyaknya industri–industri kecil di masyarakat yang proses pengerjaannya masih
dengan sistem manual dan harus bersaing dengan industri besar yang proses pengerjaannya hampir
semuanya dikerjakan dengan mesin otomatis atau robot. Maka dari itu untuk membantu para
pengusaha yang proses pengerjaannya masih secara manual kini harus dirubah dengan mesin–
mesin yang dapat membantu proses pengerjaan mereka dengan proses kerja mesin yang mudah
dioperasikan tanpa harus memiliki dasar ilmu pemotongan logam, atau harus mengenyam
pendidikan dengan jenjang minimal SMK atau sederajat untuk bisa mendapatkan hasil
pemotongan yang baik.
Pemotongan pipa ini kurang efektif apabila dikerjakan secara manual. Mesin pemotong
pipa (pipe gas cutting machine) adalah mesin yang dirancang untuk melakukan proses
pemotongan pipa tanpa harus memutarkan pipa yang akan dipotong tersebut, melainkan alat
pemotongnya yang bergerak memutar untuk menghasilkan proses pemotongan, sehingga mesin ini
dapat membantu proses pengerjaan di industri–industri yang tidak memiliki lahan cukup luas.
Karena jika pemotongan pipa dikerjakan secara manual akan menghasilkan bentuk permukaan
atau hasil pemotongan menjadi tidak teratur dan masih dilakukan pengerjaan finishing yang cukup
lama.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Suwindra, Eka dkk. (2015) Prinsip kerja mesin pemotong pipa dengan las gas asitelin
adalah memotong pipa dengan menggunakan panas yang dihasilkan dari pembakaran reaksi kimia
berupa gas. Proses pemotongan pipa dengan gas adalah dengan memanaskan pipa sampai
mendekati titik lumer (cair) kemudian ditekan dengan semburan gas pada tekanan tertentu
sehingga pipa yang akan mencair tersebut terbuang dan akhirnya pipa terpotong. Untuk dapat
melakukan pemotongan dengan las gas maka mesin ini dibuat dengan putaran lambat. Adapun
putaran yang dihasilkan pada mesin ini adalah 1 rpm, dengan menggunakan reducer 1:60 dan
mesin ini dapat memotong maksimal pipa berdiameter 8 inchi. Untuk mendapatkan hasil
pemotongan pipa yang bagus maka kita hendaklah melakukan perawatan dan perbaikan dengan
dengan rutin pada bagian nozzel, brander potong dan bagian transmisi sabuk.
Jaman, Ahmad Badru (2015) Mesin pemotong pipa adalah sebuah mesin khusus yang di
proyeksikan dapat membantu proses produksi yang dilakukan di PT. Stalion dalam melakukan
proses pemotongan dengan lebih efektif dan efisien (dibandingkan dengan mengunakan mesin
konvensional untuk proses pemotongan). Mesin pemotong pipa ini dapat memotong pipa dengan
diameter 1½” panjang awal 6 meter menjadi panjang 200 mm sampai 250 mm. Hasil potong mesin
tersebut memiliki ketegaklurusan dan kesatusumbuan terhadap sumbu pipa. Mesin-pun tetap
menyala pada saat pemotongan terjadi (akibatnya penggunaan daya relatif stabil/tidak terjadi daya
harmonik), selain itu mesin ini juga dapat melakukan proses chamfer sesaat setelah pemotongan
selesai. Dari segi cycle time proses produksi, dengan mesin baru mampu menurunkan cycle time
proses hampir 4 kalinya (25 detik) dibandingkan dengan menggunakan mesin konvensional (90
detik).
III. METODOLOGI
Metode perancangan
Dalam melakukan tahapan perancangan mesin pemotong pipa (pipe gas cutting machine)
ini penulis melakukan pendekatan menggunakan metode perancangan James H. Earle dan Metode
pemilihan konsep Stuart Pugh.
Prosedur perancangan
Dalam melakukan perancangan mesin pemotong pipa (pipe gas cutting machine) ini penulis
melakukan beberapa prosedur dalam perancangan yang digambarkan dalam diagram alir sebagai
berikut.
Diagram alir proses perancangan
Langkah-langkah proses perancangan dan perhitungan elemen mesin dijelaskan dalam
bentuk diagram alir sebagai berikut.
Mulai

Identifikasi Masalah

Studi Literatur Studi Lapangan

Ide Awal

Perbaikan Ide Apakah Mesin Sesuai


Pembuatan Laporan
Fungsi?
Ya
Tidak
Analisa Rancangan

Tidak Pengujian Mesin Selesai


Keputusan

Pembuatan Mesin

Apakah Desain Sesuai


Kebutuhan? Pengadaan Elemen Mesin
dan Material
Ya

Implementasi Detail Drawing

Gambar 1. Diagram alir proses perancangan


Diagram alir proses perancangan dijabarkan dalam tahapan prosedur perancangan sebagai berikut :
A. Identifikasi masalah
B. Studi literatur
C. Studi lapangan
D. Ide awal
E. Perbaikan ide
F. Analisa rancangan
G. Keputusan
H. Implementasi
Prosedur perhitungan elemen mesin
A. Studi literatur
Sebelum melakukan proses perhitungan elemen mesin, langkah yang pertama adalah
melakukan studi literatur, yaitu dengan mencari literatur baik berupa jurnal, buku-buku, maupun
diperoleh dari internet, dan lain-lain. Yang dapat digunakan sebagai dasar proses perhitungan
elemen mesin.
B. Perhitungan elemen mesin 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 (𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡) = (Watt / kW /
1) Perencanaan Motor Penggerak Hp)
a) Menghitung gaya pengencangan 2) Perencanaan Poros
N = 𝑚 × 𝑔 + T........................... (1) a) Perhitungan daya rencana poros
Dimana : 𝑃𝑑 = 𝑓𝑐 × P ................................. (7)
N = gaya normal (N) Dimana :
𝑚 = massa mesin keseluruhan (Kg) 𝑃𝑑 = daya rencana poros (kW)
𝑔 = percepatan gravitasi (𝑚/𝑠 2 ) 𝑓𝑐 = faktor koreksi
T = gaya tekan yang diberikan (Kg) P = daya motor listrik (kW)
b) Menghitung gaya gesek b) Perhitungan momen rencana
𝐹𝑠 = 𝜇 × N ................................. (2) 𝑃
𝑇 = 9,74 × 105 𝑑 ....................... (8)
𝑛2
Dimana :
Dimana :
𝐹𝑠 = gaya gesek statis (N)
𝑇 = momen rencana (Kg.mm)
𝜇 = koefisien gaya gesek
𝑃𝑑 = daya rencana (kW)
N = gaya normal yang dihasilkan
dari gaya pengencangan (N) 𝑛2 = putaran poros yang digerakkan
c) Menghitung torsi motor listrik (r.p.m)
𝑇 = 𝐹 × 𝑟................................... (3) c) Perhitungan tegangan geser
𝜎𝐵
Dimana : 𝜏𝑎 = ............................. (9)
(𝑆𝑓1 ×𝑆𝑓2 )
𝑇 = torsi motor listrik (𝑁. 𝑚) Dimana :
𝐹 = gaya yang didapat dari gaya 𝜏𝑎 = tegangan geser yang diijinkan
normal (𝑁) (𝐾𝑔/𝑚𝑚2 )
r = jarak gaya (m) 𝜎𝐵 = kekuatan tarik (𝐾𝑔/𝑚𝑚2 )
d) Menentukan kecepatan sudut 𝑆𝑓1 = faktor keamanan
2.𝜋.𝑛
= ...................................... (4) 𝑆𝑓2 = faktor keamanan konsentrasi
60
Dimana : tegangan
 = kecepatan sudut (rad/s) d) Menghitung besarnya gaya reaksi
n = kecepatan putaran dari poros horisontal pada poros
motor listrik (rpm) Ʃ M = 0 ...................................... (10)
e) Menentukan besarnya daya motor listrik e) Mencari arah gaya reaksi (𝑅𝑉𝐴 )
Ʃ F = 0 ........................................ (11)
Pb = T x  .................................... (5)
Menentukan diameter poros
Dimana :
5,1
Pb = Daya motor listrik (kW) ds ≧ [( ) √(𝐾𝑚 𝑀)2 + (𝐾𝑡 𝑇)2 ]1/3 .....
𝜏𝑎
T = Torsi (N.m) ..................................................... (12)
 = Kecepatan sudut (rad/s) Dimana :
f) Menentukan efisiensi daya (daya motor ds = diameter poros (mm)
minimal) 𝜏𝑎 = tegangan geser yang diijinkan
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 (𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡)
𝜂= ............ (6) (𝐾𝑔/𝑚𝑚2 )
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 (𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡)
𝐾𝑚 = faktor koreksi momen lentur
Dimana :
𝑀 = momen terbesar pada poros
𝜂 = efisiensi daya motor listrik
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 (𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡) = (Watt)
𝐾𝑡 = faktor koreksi tumbukan
𝑇 = momen rencana (Kg.mm) V = beban putar pada cincin
f) Konsentrasi tegangan pada poros 𝐹𝑟 = beban radial (Kg)
𝑟
𝛼= ....................................... (13) 𝐹𝑎 = beban aksia (Kg)
𝑑𝑠
Dimana : b) Faktor kecepatan
33,3 1 (16)
𝛼 = faktor konsentrasi tegangan 𝐹𝑛 = ( ) ................................
𝑛2 3
𝑟 = jari-jari filet dari poros Dimana :
bertangga (mm) 𝐹𝑛 = faktor kecepatan
ds = diameter poros (mm) 𝑛2 = kecepatan putaran poros yang
g) Pengecekan kekuatan poros terhadap digerakkan (r.p.m)
tegangan geser c) Faktor umur
5,1 𝐶
𝜏𝑚𝑎𝑥 = [
𝑑 𝑠3
√(𝑘𝑚 . 𝑀)2 + (𝐾𝑡 . 𝑇)2 ].. Fh = Fn ...................................... (17)
𝑝
..................................................... (14) Dimana :
Dimana : Fh = faktor umur
𝜏𝑚𝑎𝑥 = tegangan geser maksimum fn = faktor kecepatan
(𝐾𝑔/𝑚𝑚2 ) C = beban nominal dinamis spesifik
ds = diameter poros (mm) (kg)
𝐾𝑚 = faktor koreksi momen lentur p = beban ekivalen dinamis (kg)
𝑀 = momen terbesar pada poros
𝐾𝑡 = faktor koreksi tumbukan
𝑇 = momen rencana (Kg.mm) d) Umur bantalan
Lh = 500.fh3 .................................. (18)
3) Perhitungan Bantalan Dimana :
a) Perhitungan beban ekivalen Lh = umur bantalan (jam)
𝑃𝑟 = 𝑋. 𝑉. 𝐹𝑟 + 𝑌. 𝐹𝑎 .................... (15) Fh = faktor umur
Dimana :
𝑃𝑟 = beban ekivalen dinamis untuk
bantalan radial (Kg)
IV. PEMBAHASAN
Evaluasi desain
Proses pengambilan keputusan evaluasi desain adalah untuk meniadakan kekurangan
(meng-eliminasi kekurangan) pada rancangan dengan cara melakukan perbaikan untuk
memperoleh hasil terbaik, beberapa bagian yang diperbaiki adalah :
1. Slide bar pada cutting holder
Pada desain pertama, material yang digunakan adalah bahan besi pejal, maka dirubah
memakai material pipa. Karena dengan material pipa tersebut berat total mesin akan semakin
ringan, tetapi tetap kuat untuk menahan berat cutting torch.
Handle penggeser
Cutting holder Cutting holder halus

(a)
(b)
Gambar 2. Slide bar pada cutting holder
(a) Sebelum evaluasi (b) Setelah evaluasi
2. Handle pemutar lift shaft
Pada desain pertama, handle pemutar lift shaft menggunakan bentuk bulat, dan proses
pembuatannya dilakukan menggunakan mesin cnc plasma cutting, hal ini menyebabkan proses
produksi yang cukup mahal, maka untuk mengurangi besarnya biaya produksi, material yang
digunakan untuk handle pemutar lift shaft adalah bahan besi pejal dengan diameter 10mm dan
terdapat ulir untuk mur M10×1,25 disetiap ujungnya.
Mur
handle

handle

(b)
(a)
Gambar 3. Handle pemutar lift shaft
(a) Sebelum evaluasi (b) Setelah evaluasi
Kesimpulan evaluasi desain
Hasil kesimpulan yang dapat diambil dari evaluasi desain tersebut didapati hasil rancangan
akhir berupa gambar rakitan (desain wujud) sebagai berikut :

Gambar 4. Mesin pemotong pipa (pipe gas cutting machine)


Perhitungan elemen mesin
Perhitungan elemen mesin pada mesin pemotong pipa (pipe gas cutting machine) ini
meliputi perhitungan daya motor listrik, perhitungan poros, perhitungan rantai dan diameter
sprocket, dan perhitungan umur bantalan adalah sebagai berikut.
Perhitungan daya motor listrik
Untuk menentukan daya motor yang akan digunakan pada mesin pemotong pipa (pipe gas
cutting machine) ini dapat diketahui dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Skema pergerakan mesin diperlihatkan pada gambar dibawah ini, skema ini ditujukan untuk
mempermudah dalam mencari gaya yang bekerja pada mesin pemotong pipa (pipe gas cutting
machine) ini.
Gaya yang bekerja pada mesin pemotong pipa (pipe gas cutting machine) ini terdapat gaya
pengencangan sama nominalnya dengan gaya normal (gaya berat ke bawah), jadi untuk
menghitung gaya pengencangan pada mesin pemotong pipa (pipe gas cutting machine) dapat
diketahui dengan rumus mencari gaya normal, maka digunakan persamaan sebagai berikut.

Skema pergerakan
mesin Gaya Tekan

Berputar ke kiri Berputar ke kanan


(Counter Clockwise) (Clockwise)

Gaya normal + gaya tekan


=
pipa Gaya Pengencangan

Gambar 5. Skema pergerakan mesin

A. Menenetukan daya rencana motor listrik sebesar 85%, sehingga nilai daya masukan
Daya rencana motor listrik yang (daya input) yang dibutuhkan dapat dihitung
dibutuhkan dapat diketahui dengan persamaan berdasarkan persamaan sebagai berikut.
sebagai berikut. 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 (𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡)
𝜂=
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 (𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡)
𝑃𝑏 = 𝑇 × ω 0,24 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑃𝑏 = (Torsi motor listrik) × (Kecepatan 85% =
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 (𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡)
sudut) 0,24 𝑊𝑎𝑡𝑡
Daya Masuk (input) =
0,85
𝑃𝑏 = 4,71 𝑁. 𝑚 × 0,05 rad/s
Daya Masuk (input) = 0,28 Watt
𝑃𝑏 = 0,24 Watt
Daya Masuk (input) = 0,00028 kW
𝑃𝑏 = 0,00023 kW
Daya Masuk (input) = 0,00037 Hp
𝑃𝑏 = 0,0003 Hp
Jadi, Besarnya Daya rencana motor Jadi, daya yang diperlukan pada mesin
listrik (𝑃𝑏 ) yang dibutuhkan sebesar 0,24 Watt pemotong pipa ini sebesar 0,00037 Hp, maka
untuk menyesuaikan dengan standar daya
atau 0,00023 kW atau 0,0003 Hp.
motor yang terdapat dipasaran maka
B. Menenetukan efisiensi daya (daya motor
digunakanlah daya motor sebesar 30 Watt atau
minimal)
0,04 Hp.
Nilai efisiensi daya motor listrik bernilai
70% - 90%, dalam perhitungan ini diambil nilai

Perencanaan poros
Pada perhitungan perencanaan poros ini digunakan perhitungan poros dengan beban puntir
dan lentur, karena poros meneruskan daya melalui rantai dan sprocket dan pada poros mengalami
beban puntir, dan poros mengalami pembebanan lentur oleh adanya Gaya pengencangan karena
tarikan rantai.
A. Menentukan diameter poros
Diamter poros dapat ditentukan dengan menentukan besarnya nilai faktor koreksi momen
lentur (𝐾𝑚 ), besarnya nilai 𝐾𝑚 ditentukan dari tabel 1. faktor koreksi momen lentur (Sularso,
2008) berikut ini.
Tabel 1. Faktor koreksi momen lentur (Sularso, 2008)
Pembebanan Momen Lentur 𝑲𝒎
Momen Lentur Tetap 1,5
Momen Lentur Tumbukan Ringan 5 – 2,0
Momen Lentur Tumbukan Berat 3 – 3,0

Kemudian selain menentukan besarnya nilai faktor koreksi momen lentur (𝐾𝑚 ), juga
ditentukan besarnya nilai faktor koreksi tumbukan (𝐾𝑡 ), dimbil nilai terbesar yaitu 3,0 seperti pada
tabel 2. faktor koreksi tumbukan (𝐾𝑡 ) dibawah ini.
Tabel 2. Faktor koreksi tumbukan (Sularso, 2008)
Beban yang dikenakan 𝑲𝒕
Halus 1,0
Sedikit Kejutan atau Tumbukan 1,0 – 1,5
Kejutan atau Tumbukan Berat 1,5 – 3,0
Maka, diameter poros dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut.
5,1
ds ≧ [( 𝜏 ) √(𝐾𝑚 𝑀)2 + (𝐾𝑡 𝑇)2 ]1/3
𝑎
5,1
ds ≧ [(2,889 𝐾𝑔/𝑚𝑚 2
) √(1,5 × 3000 𝑁. 𝑚𝑚)2 + (1 × 564,897 N. mm)2 ]1/3

ds ≧ [(1,76 𝐾𝑔/𝑚𝑚2 )√20250000 + 319108,62]1/3


ds ≧ 20,005 mm
ds ≈ 21 mm
Jadi, diameter poros yang dapat digunakan adalah 21 mm. Dan konsentrasi tegangan pada
poros dengan alur pasak adalah :
𝑟 0,25
𝛼= = = 0.0119
𝑑𝑠 21

α = 3,0
B. Pengecekan kekuatan poros terhadap tegangan geser
Pengecekan tegangan geser pada poros dapat dihitung menggunakan rumus :
5,1
𝜏𝑚𝑎𝑥 = { √(𝑘𝑚 . 𝑀)2 + (𝐾𝑡 . 𝑇)2 }
𝑑𝑠 3
5,1
𝜏𝑚𝑎𝑥 = {213 √(1,5 × 3000 𝑁. 𝑚𝑚)2 + (1 × 564,897 N. mm)2 }
5,1
𝜏𝑚𝑎𝑥 = { √(20250000 + 319108,62)}
9,261
𝜏𝑚𝑎𝑥 = 2,49 Kg/mm2
Perbandingan tegangan geser yang diizinkan (𝜏𝑎.Sf2) dibandingkan dengan tegangan geser
yang terjadi pada poros ( 𝜏𝑚𝑎𝑥 . α) hasilnya tidak melewati tegangan geser yang diizinkan.
Besarnya α dapat diketahui dari diagram tegangan-regangan (lihat pada lampiran A-1)
𝜏𝑎 . Sf2 : 𝜏𝑚𝑎𝑥 . α
2,889 x 3,0 : 2,49 x 3,0
8,667 > 7,47
Maka, diameter bantalan yang dipergunakan adalah 21 mm.
Kemudian, seperti yang telah dijelaskan poros dibuat bertingkat (bertangga) untuk
mengurangi konsentrasi tegangan yang cukup besar. Dibuatlah poros untuk diameter dalam
bantalan (d) sebesar 15 mm.
Perhitungan umur bantalan [33,3] 1/3
𝑓𝑛 =[ ]
𝑛2
Bantalan yang dipakai pada mesin
pemotong pipa (pipe gas cutting machine) ini [33,3] 1/3
𝑓𝑛 =[ ]
0,5
menggunakan spesifikasi sebagai berikut :
𝑓𝑛 = 4,053 rad
Nomor bantalan : 6202
d (Diameter dalam bantalan) : 15 mm c. Faktor umur (𝑓ℎ ).
D (Diameter luar bantalan) : 35 mm Jika C (Kg) menyatakan beban nominal
B (Lebar bantalan) : 11 mm dinamis spesifik dan 𝑃𝑟 beban ekivalen dinamis
r (Jari-jari bantalan) : 1 mm (Kg). Maka faktor umur dapat dihitung
C (kapasitas beban nominal menggunakan rumus sebagai berikut :
dinamis spesifik) : 600 𝐶
(lihat besarnya nilai C pada lampiran A-2) 𝑓ℎ = 𝑓𝑛
𝑃𝑟

a. Perhitungan beban ekivalen (𝑃𝑟 ) Dimana : C = 600


𝑃𝑟 = 100 Kg
Pr = X.V.Fr + Y.Fa
Dimana : 𝐶
Jadi : 𝑓ℎ = 𝑓𝑛
𝑃𝑟
Fr = Beban radial (100) diambil dari reaksi
600
horizontal 𝑓ℎ = 4,053
100
Fa = Beban aksial bernilai 0
V = Pembebanan pada cincin dalam yang 𝑓ℎ = 24,318
berputar bernilai 1. (lihat tabel pada d. Umur nominal bantalan (𝐿ℎ ).
Lampiran A-3)
X = 1 Diambil dari tabel (lihat tabel pada 𝐿ℎ = 500 . 𝑓ℎ 3
Lampiran A-3) 𝐿ℎ = 500 . 24,318 3
Y = 1 Diambil dari tabel (lihat tabel pada 𝐿ℎ = 500 . 14380,817
Lampiran A-3) 𝐿ℎ = 7190408,54 putaran
Jika tidak terdapat getaran atau 1 hari bekerja 8 jam
tumbukan, maka besarnya beban total N = 0,5 rpm x 60 menit = 30 rph
(𝐹𝑟 )harus dikalikan dengan faktor beban Maka 1 hari bekerja dalam 8 jam x 30 rph =
(𝑓𝑤 ).Untuk putaran halus tanpa beban 240
tumbukan faktor beban 𝑓𝑤 = 1 Jadi, umur nominal bantalan adalah :
7190408,54
𝐹𝑤 = 𝐹𝑟 x 𝑓𝑤 𝐿ℎ =
240
𝐹𝑤 = 100 x 1
𝐹𝑤 = 100 kg 𝐿ℎ = 29960,035 hari dirubah ke tahun
29960,035
Jadi besarnya beban ekivalen (Pr) adalah : 𝐿ℎ =
365
Pr = X.V.Fr + Y.Fa
𝐿ℎ = 82,082 tahun
Pr = 1 . 1 . 100 + 1 . 0
Pr = 100 kg Jadi umur nominal bantalan (𝐿ℎ ) pada
mesin pemotong pipa ini adalah 82,082 tahun.
b. Faktor kecepatan (𝑓𝑛 ).
Untuk menghitung faktor kecepatan
yaitu menggunakan rumus berikut :
Spesifikasi mesin
Berikut ini spesifikasi pada mesin pemotong pipa.
Tabel 1. Spesifikasi mesin pemotong pipa
No. SPESIFICATION
1. Type PGC-01
2. Weight ± 15 Kg
3. Machine dimension ± 500 mm × 460 mm × 280 mm
4. Speed control Silicon control
5. Power source AC 220V ±10% 50Hz
6. Cutting speed 50  750 mm/min
7. Cutting thickness 5-100 mm
8. Groove angle 0-45 degrees
114-600 mm (4-24 inch) Standard chain over 600 mm (24
9. Effective pipe diameter
inch) with additional chain
10. Motor DC 110V 50Hz 30Watt 4200 r/min

V. PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil perancangan dan perhitungan mesin pemotong pipa (pipe gas cutting machine)
didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Detail Drawing terlampir.
2. Hasil perhitungan bagian-bagian elemen mesin :
a. Daya motor DC yang digunakan sebesar 30 Watt.
b. Diameter poros yang dipakai sebesar 21 mm.
c. Jenis bantalan yang digunakan adalah Ball bearing 6202.
3. Didapatkan Bill Of Material (BOM) sebesar Rp 3.654.500,-.
Saran
Pada mesin ini perlu proses pengembangan dan pengujian secara terus menerus, adapun
saran untuk pengembangan dan perbaikan mesin ini sebagai berikut :
1. Pada jalur gas (selang gas) ditambahkan sistem pelindung selang yang berfungsi agar
selang las tidak terkena panas saat pemotongan berlangsung.
2. Merubah sistem kendali mesin dengan tanpa kabel (wireless). Hal ini diperlukan karna
kabel pada mesin masih dapat ikut melilit ketika mesin berputar.
3. Perawatan secara berkala pada mesin sangat dibutuhkan sebagai kelangsungan umur mesin
tersebut supaya dapat dipergunakan dengan baik.
VI. DAFTAR PUSTAKA
[1] Irawan, Agustinus Purna. 2009. Diktat Elemen Mesin. Jakarta : Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara.
[2] Irawan, Agustinus Purna. 2007. Diktat Kuliah Mekanika Teknik (Statika Struktur). Jakarta :
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara.
[3] Jaman, Ahmad Badru. 2015. Perancangan Mesin Pemotong Pipa. Bandung : Politeknik
Manufaktur Negeri Bandung.
[4] John bird and Carlross. Mechanical Engineering Principles.
[5] Mott, Robert L. 2009. Elemen-Elemen Mesin dalam Perancangan Mekanis, Buku 1.
Yogyakarta : Penerbit ANDI.
[6] Sularso dan, Kiyokatsu Suga, (2008). Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta: Pradnya Paramita.
[7] Suwandri, Eka, dkk. 2015. Rancang Bangun Mesin Pemotong Pipa Dengan Las Gas
Asitelin. Medan : Politeknik Negeri Medan.

Anda mungkin juga menyukai