Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Energi listrik merupakan energi yang mempunyai peranan penting terutama


pada kehidupan masyarakat. Salah satu pemanfaatan energi listrik adalah untuk
penerangan, selain itu pemanfaatan energi listrik juga digunakan untuk
kebutuhan lainnya seperti seterika, radio, kompor listrik, dan lain-lain. Dalam
hal ini menjadikan energi listrik juga merupakan sarana untuk memudahkan
pekerjaan manusia dan dalam menunjang kemajuan masyarakat saat ini dan
untuk kedepannya.

Menurut data dari Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi tahun 2008 yang
disajikan pada Modul Pelatihan IMIDAP-M-011(2009), pertumbuhan
kebutuhan energi listrik nasional mencapai 7,1 % per tahun. Di lain pihak,
masyarakat yang belum memiliki akses terhadap energi listrik masih cukup
besar. Masih mengacu pada data Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi (2009),
diperkirakan rasio elektrifikasi secara nasional pada tahun 2008 baru mencapai
65,15 %. Sedangkan untuk wilayah Indonesia Timur rasio elektrifikasi rata-rata
masih dibawah 50 %, sehingga dalam hal ini perlu dibuat suatu kebijakan yang
dapat memacu peningkatan rasio elektrifikasi di wilayah tersebut, diantaranya
dapat diusahakan melalui pemanfaatan sumber energi baru-terbarukan yang
tersebar di daerah tersebut. Salah satu kebijakan yang dapat ditempuh adalah
dengan menggunakan skema desa mandiri energy.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) merupakan salah satu


jenis pembangkit alternatif yang menggunakan tenaga air sebagai pembangkit
listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Perusahaan listrik negara saat
ini relatif sangat kecil dibandingkan jenis pembangkit listrik lainnya.

Namun penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) ini


semakin luas terutama didaerah terpencil yang masih kurang pasokan listrik dari
PLN, atau bahkan yang belum mendapat pasokan listrik dari PLN. Mikrohidro
merupakan pembangkit listrik skala kecil, sehingga mudah untuk diterapkan
pada masyarakat, peralatan yang digunakan sederhana, serta kecilnya areal tanah
yang digunakan untuk pengoperasian mikrohidro.

Hal ini merupakan salah satu keunggulan Pembangkit Listrik Tenaga


Mikrohidro, yaitu tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Mengingat masih
besarnya potensi tenaga air yang belum termanfaatkan, maka saat ini rekayasa
mikrohidro masih sangat dibutuhkan khususnya dalam pemanfaatan potensi
pembangkit tenaga listrik.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka diperlukan identifikasi


masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana melaksanakan rancang bangun sistem PLTMH dengan


memanfaatkan potensi yang ada pada daerah – daerah terpencil di Indonesia

2. Bagaimana melakukan pengujian terhadap turbin untuk mengetahui


karakteristik dari turbin PLTMH

1.3. BATASAN MASALAH

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sebuah


Turbin Open Flume 125

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Melakukan rancang bangun turbin yang sesuai untuk kebutuhan


pengembangan energi listrik mandiri di daerah – daerah terpencil di
Indonesia.

2. Melakukan pengujian terhadap turbin untuk mengetahui karakteristik dari


turbin PLTMH tersebut
1.5 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah

1. Terbangunnya PLTMH yang dapat difungsikan untuk memenuhi kebutuhan


pengembangan energi listrik mandiri di daerah - daerah terpencil di
Indonesia.
BAB II

DASAR TEORI

2.1. DASAR TEORI


Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik
berskala kecil dengan output di bawah 100 KW yang memanfaatkan potensi aliran
air yang terdapat di pedesaan sebagai sumber tenaga misalnya saluran irigasi,
sungai atau air terjun alam. PLTMH memiliki konstruksi yang sederhana, mudah
dioperasikan, mudah dalam perawatan serta dengan biaya investasi yang terjangkau
sehingga cocok diterapkan untuk menerangi wilayah pedesaan yang tidak
terjangkau aliran listrik PLN.
Secara teknis, pembangkit listrik tenaga mikro hidro memiliki tiga
komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator.
Pembangkit listrik tenaga mikro hidro mendapatkan energi dari aliran air yang
memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada dasarnya, pembangkit listrik tenaga
mikro hidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi
jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi
energi listrik.

Prinsip Kerja PLTMH

Pembangkit listrik tenaga mikro hidro bisa memanfaatkan ketinggian air


yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2,5 m dapat dihasilkan
listrik 400 W. Prinsip kerja PLTMH adalah memanfaatkan beda tinggi dan jumlah
debit air per detik yang ada pada aliran atau sungai. Air yang mengalir melalui
intake dan diteruskan oleh saluran pembawa hingga penstock, akan memutar poros
turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Turbin air akan memutar generator
dan menghasilkan listrik.

Kelebihan PLTMH

Dibanding pembangkit listrik yang lain, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro


Hidro (PLTMH) memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

1. PLTMH cukup murah karena menggunakan energi alam.


2. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah
terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit
latihan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran.
4. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.
5. Mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga
ketersediaan air terjamin.

Bagian dan Komponen PLTMH

Pembangkit listrik tenaga mikro hidro dapat dipetakan sebagai suatu sistem
yang terdiri dari beberapa komponen bangunan sipil serta komponen elektrikal dan
mekanikal, sebagai berikut:

Komponen PLTMH
1. Bendungan (Weir)

Bendungan (weir) atau waduk dapat adalah bangunan yang berada


melintang sungai yang berfungsi untuk membelokkan arah aliran air. Konstruksi
bendungan (weir) bertujuan untuk menaikkan dan mengontrol tinggi air dalam
sungai secara signifikan sehingga elevasi muka air cukup untuk dialihkan ke dalam
intake pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

2. Saluran Penyadap (Intake)

Saluran penyadap adalah bagian dari konstruksi sipil yang digunakan untuk
masuknya air dari sungai menuju saluran pembawa dengan dilengkapi penghalang
sampah.

3. Saluran Pembawa (Headrace)

Saluran pembawa berfungsi untuk mengalirkan air dari intake sampai ke


kolam penenang. Selain itu, saluran ini juga berfungsi untuk mempertahankan
kestabilan debit air. Saluran air untuk sebuah pembangkit skala kecil cenderung
untuk memiliki bangunan yang terbuka.

4. Saluran Pelimpah (Spillway)

Saluran pelimpah berfungsi untuk mengurangi kelebihan air pada saluran


pembawa.

5. Kolam Penenang (Forebay)

Kolam penenang berfungsi untuk mengendapkan dan menyaring kembali


air agar kotoran tidak masuk dan merusak turbin. Selain itu, kolam penenang ini
juga berfungsi untuk menenangkan aliran air yang akan masuk ke dalam pipa pesat.

6. Pipa Pesat (Penstock)

Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk mengalirkan
air dari kolam penenang (forebay) menuju turbin air.
7. Rumah Pembangkit (Power House)

Pada rumah pembangkit ini terdapat turbin, generator dan peralatan lainnya.
Bangunan ini menyerupai rumah dan diberi atap untuk melindungi peralatan dari
hujan dan gangguan-gangguan lainnya.

8. Saluran Pembuang (Tailrace)

Saluran pembuang berfungsi untuk mengalirkan air keluar setelah memutar


turbin.

9. Turbin

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.


Air akan memukul sudu-sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran
turbin ini dihubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin
Francis, Kaplan, Pelton, dan lain-lain.

10. Generator

Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox,


memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet di dalam
generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron.
Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yang digunakan
untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Generator sinkron dapat
berupa generator sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasa tergantung
dari kebutuhan.

11. Sistem Kontrol

Sistem kontrol berfungsi untuk menyeimbangkan energi input dan energi


output dengan cara mengatur input (flow) atau mengatur output (listrik) sehingga
sistem akan seimbang. Perubahan beban terhadap waktu peran sistem kontrol
sangat penting untuk menjaga stabilitas sistem terutama kualitas listrik yang
dihasilkan pembangkit (tegangan dan frekuensi). Tujuan pengontrolan pada
PLTMH adalah untuk menjaga sistem elektrik dan mesin agar selalu berada pada
daerah kerja yang diperbolehkan. Flow control dapat diartikan sebagai pengaturan
besarnya daya hidrolik berupa debit air yang masuk ke turbin dengan mengatur
katup turbin (guide vane).

12. Panel Hubung dan Lemari Hubung

Jenis dan pengaturan suatu panel hubung (switch board) ditentukan dengan
memperhatikan jumlah unit peralatan, jumlah rangkaian saluran transmisi, sistem
kontrol, jumlah petugas kerja (operating personel) serta skala dan pentingnya pusat
listrik yang bersangkutan.

TURBIN OPEN FLUME

Turbin Open Flume merupakan salah satu jenis turbin reaksi (propeller),
dimana perbedaan antara tekanan inlet dan outlet digunakan untuk mendapatkan
daya poros. Prinsip kerja turbin Open Flume sangat sederhana. Air yang memiliki
energi potensial masuk ke dalam ruang turbin melalui guide vane selanjutnya
memutar propeller. Sehingga menghasilkan daya turbin. Daya turbin kemudian
diteruskan oleh poros menuju alternator untuk diubah ke dalam energi listrik, air
yang telah memutar propeller keluar melalui draft tube.

Adapaun spesifikasi dari Turbin Open Flume TC-125 ini sebagai berikut :
Jenis Turbin : Propeller Open Flume
Jenis Generator : Permanent Magnet
Tegangan : 200 – 220 volt
Tegangan tanpa beban : 300 volt
Frekuensi : 90 Hz
Putaran : 2700 rpm
Desain Head : 3 meter
Desain Debit : 5,5 liter/detik
Debit Air
Debit air merupakan hal yang sangat menentukan dalam perencanaan turbin
arus ini, karena daya yang dihasilkan oleh turbin sangat tergantung pada debit air
yang tersedia. Menurut persamaan kontinuitas debit air yang mengalir dapat
ditentukan dengan persamaan ;

Q = A x V...…...……………………… (1)

Keterangan :
Q = debit air (m3/det)
V = kecepatan aliran air (m/det)
A = luas penampang aliran (m3)

Daya hidraulik tenaga air


Daya hidraulik yang akan dikeluarkan dari air yang jatuh dinyatakan dengan
persamaan berikut :

Pair = ρ x g x Q x H…………………… (2)

Keterangan :
Pair = daya hidraulik [Watt]
ρ = kerapatan masa air = 1000 kg/m3
g = percepatan gravitasi = 9,81 m/det2
Q = debit [m3/det]
H = tinggi air jatuh [m]

Daya turbin yang dihasilkan :

P = ηt xTx Pair...……....………………(3)

Keterangan :
P = daya turbin [Watt],
T = jumlah nozle
ηt= Efisiensi Turbin

Daya listrik yang dihasilkan :

P = ηTG x Pair………………………….. (4)

Keterangan :
P = daya listrik [Watt]
ηtG= Efisiensi gabungan turbin dan generator
ηt= Efisiensi turbin.
ηG= Efisiensi Generator

Apabila ditinjau dari kapasitasnya dan tinggi jatuh air, daya turbin yang
direncanakan dapat ditentukan dengan persamaan.

P = ρ x g x Q x H x ηt……………….....(5)

Keterangan :
P= daya turbin (W)
ρ= massa jenis (kg/m3)
g= percepatan gravitasi (m/det2)
Q= debit aliran air (m3/det)
H= tinggi air jatuh (m)
ηt = efisiensi turbin (untuk turbin air harga effisiensi 84% s/d 94%)

Desain poros turbin


Dalam pembuatan poros haruslah diperhatikan tentang material poros dan
beban-beban yang ada.
1. Torsi yang dipindahkan oleh poros (T)
(kg.mm) .........(1.4)
Untuk mengantisipasi perubahan daya maka daya rencana poros merupakan
daya turbin dikalikan faktor koreksi sebesar 1,5.
2. Tegangan geser yang diijinkan poros
(kg/mm2) ...............(1.5)
Bahan poros direncanakan dari Baja tahan karat SS 304 yang setara dengan
ST 60 dengan kekuatan tegangan tarik 62 kg/mm2. Faktor keamanan untuk
bahan S-C dengan pengaruh massa dan paduan diambil 6,0. Faktor keamanan
karena konsentrasi tegangan akibat alur pasak atau poros bertangga yang
dinyatakan dengan besarnya 1,3 sampai 3,0 dan diambil nilai 3,0. (Sularso,
2003).\\
3.Diameter poros turbin (mengalami beban puntir dan lentur)
(mm)..(1.6)
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Flowchart

Mulai

Studi Literatur

Survei Tempat Penelitian

Perancangan Poros

Proses Perakitan Komponen-komponen

Uji coba dan pengambilan data

Analisis uji coba

Kesimpulan dan Saran

Selesai
3.2 METODE PENELITIAN
Metodedan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini metode
penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif yang meliputi :

1. Studi Literatur yang berupa kegiatan mengumpulkan kajian teori, kajian pustaka
dan rumus rumus yang berkaitan dengan materi penelitian ini.
2. Pengumpulan data primer dan sekunder tentang head, debit aliran dan potensi
PLTMH,
3. Analisis data, pengujian data dan penentuan daya terbangkit serta lokasi
pembangunan dan pemanfaatan PLTMH
4. Rancang Bangun turbin open flume
5. Pengujian Karakteristik Turbin yang dilaksanakan secara langsung di lapangan
(on board) setelah semua instalasi PLTMH terpasang pada instalas
6. Pemanfaatan PLTMH bagi Masyarakat sekitar

Anda mungkin juga menyukai