Disusun Oleh :
ULFIAFEBRIANI
Nim :16010050
T.A 2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut kita naikan kepda Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya
saya dapat meneylesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dalam penulisan dan
penyusunan makalah ini saya menyadari banyak kekurangan baik dalam teknis
penulisan maupun materi yang saya susun. Mengingat kemampuan saya yang masih
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
dari dosen dan rekan-rekan sekalian sangat dibutuhkan dalam penyempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi .............................................................................................. 2
B. Etiologi .............................................................................................. 2
C. Patofisiologi ...................................................................................... 3
D. Tanda Dan Gejala .............................................................................. 3
E. Komlikasi .......................................................................................... 4
F. Klasifikasi ......................................................................................... 4
G. Pemeriksaan Penunjang .................................................................... 5
H. Penatalaksanaan ................................................................................ 5
A. Pengkajian ......................................................................................... 7
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................... 7
C. Intervensi Keperawatan ..................................................................... 8
D. Evaluasi ............................................................................................. 11
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit DHF ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali
di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau
tipus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan
DBD bisa bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya. Tujuan dari karya
tulis ilmiah ini adalah: 1. tujuan umum penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
penulis dapat memberikan asuhan keperawatan pasien DHF pada anak dengan
diagnosa yang muncul pada saat itu.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui Definisi DHF
2. Mengetahui Etiologi DHF
3. Mengetahui Patofisiologi DHF
4. Mengetahui Tanda Dan Gejala DHF
5. Mengetahui Komlokasi DHF
6. Mengetahui Kalsifikasi DHF
7. Pemeriksaan Penunjang DHF
8. Penatalaksanaan DHF
9. Mengetahui Askep Kritis Teori
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa
nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat
menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
2
B. ETIOLOGI
C. Virus dengue sejenis arbovirus.
D. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif,
Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke
II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun
1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif
terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada
suhu 70 oC.
E. Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif
ke 3 merupakan serotif yang paling banyak.
C. PATOFISIOLOGI
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty
dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks
virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat
aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk
melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor
meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan
plasma melalui endotel dinding itu.
3
mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan,
acidosis metabolic dan kematian.
E. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
1. Perdarahan luas.
2. Shock atau renjatan.
3. Effuse pleura
4. Penurunan kesadaran.
F. KLASIFIKASI
1. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket
positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II :
4
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di
bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
3. Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi
kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi
dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah.
4. Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan
manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi
tak teraba.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
a. Trombosit menurun.
b. HB meningkat lebih 20 %
c. HT meningkat lebih 20 %
d. Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
e. Protein darah rendah
f. Ureum PH bisa meningkat
g. NA dan CL rendah
2. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
a. Rontgen thorax : Efusi pleura.
b. Uji test tourniket (+)
H. PENATALAKSANAAN
1. Tirah baring
2. Pemberian makanan lunak .
3. Pemberian cairan melalui infus.
4. Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate
merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan ,
5
mengandung Na + 130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28
mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.
5. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,
6. Anti konvulsi jika terjadi kejang
7. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).
8. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
9. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
10. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.
6
ASUHAN KEPERAWATAN KRITSI SECARA TEORITIS
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan
keperawatan . pengkajian pada pasien dengan “DHF” dapat dilakukan
dengan teknik wawancara,pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Adapun
tahapan-tahapannya meliputi :
7
d. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan
dengan kurangnya informasi
e. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
f. Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
3. Intervensi
Perumusan rencana perawatan pada kasus DHF hendaknya mengacu pada
masalah diagnosa keperawatan yang dibuat. Perlu diketahui bahwa
tindakan yang bisa diberikan menurut tindakan yang bersifat mandiri dan
kolaborasi. Untuk itu penulis akan memaparkan prinsip rencana tindakan
keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
8
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi
Kriteria hasil :
Intervensi :
9
5) Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan
palpasi).
6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.
7) Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.
d. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan
dengan kurangnya informasi
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi
Kriteria hasil :
Intervensi :
10
3) Antisipasi terjadinya perlukaan / perdarahan.
4) Anjurkan keluarga klien untuk lebih banyak mengistirahatkan klien
5) Monitor hasil darah, Trombosit
6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi ,pemberian
cairan intra vena.
f. Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Evaluasi :
11
e. Pengetahuan keluarga bertambah.
f. Shock hopovolemik teratasi
12
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kritis adalah suatu kondisi yang mana pasien dalam keadaan gawat tetapi
masih ada kemungkinan untuk mempertahankan kehidupan.
Terminal : fase akhir kehidupan pasien, menjelang kematian ( sakaratul
maut/ dying ) yang dapat berlangsung dalam waktu singkat
atau panjang.Bagi setiap orang, kematian merupakan suatu kehilangan, yang
tidak dapat dihindari oleh siapa pun.
Jenis Kehilangan :
1. Actual Loss : kehilangan yang nyata, yang dapat diketahui oleh orang lain
2. Perceived Loss : kehilangan yang dapat dirasakan oleh diri sendiri dan
tidak diketahui / dirasakan oleh orang lain ( kehilangan yang bersifat
psikologis )
3. Anticipatory Loss : kehilangan yang belum terjadi, merupakan perilaku
seseorang yang kehilangan dan berduka.
B. SARAN
Dalam penulisan masih terdapat banyak kekurangan dan kata-kata yang
kurang dipahami oleh karena itu kritik yang membangu dari pembaca sangat
diperlukan untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rab Tabrani. ( 2010). Ilmu Penyakit Paru. Trans Info Media. Jakarta.
14