Anda di halaman 1dari 102

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI

DI PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR


SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI

O
SKRIPSI

EM
oleh:
RIZKI AMALIYA
NIM. 03110123

D
LS
O
O
ST

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
Juli, 2007
SY
UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI
DI PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR SUMBERSARI
SRONO BANYUWANGI

O
SKRIPSI

EM
Oleh:
Rizki Amaliya
NIM. 03110123

D
Telah Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
LS
Muhammad Walid, M.A
NIP. 150 310 896
O
O

Tanggal 26 Juli 2007


Mengetahui,
ST

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Drs. Moh. Padil, M.Pd.i


Nip. 150 267 235
SY
PERSEMBAHAN

Sujud syukurku padamu wahai Dzat yang Maha Dahsyat atas segala rahmat dan nikmat-
Mu, ketenangan hati, ketentraman jiwa, semoga hatiku senantiasa tertambat pada-Mu,
semua kudapat dengan mendekatkan diri pada-Mu ya Rabb..........

O
Ucapan terima kasih untuk orang-orang yang telah memberikan kisah kasih tentang makna
hidup serta langkah bijak dalam meniti liku-liku kehidupan..........

Ayahanda dan Ibunda tercinta, darimu kuperoleh sebuah arti perjuangan, kasih sayang,

EM
keagungan do’a-do’a tulus, motivasi, nasehat-nasehat, yang selalu tertanam dalam kalbu,
semoga ananda dapat menjadi anak yang berbakti dan dapat membahagiakan Ayah dan Ibu
kelak..........

Suamiku tersayang, darimu kuperoleh arti hidup, ketentraman jiwa, kasih sayang yang tulus,
engkaulah semangat hidupku, semoga adek selalu dapat membahagiakanmu..........

D
Kakak-kakakku, Mbak Ifa & Mas Aan, Mas Feri & Mbak Naily, Mbak
Uma & Mas Hilmi, Mas Yayak tersayang, dan adekku tercinta, Dek Mimin,
Dek Dewi, Dek Makiyyah, yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi, serta
do’a suci, semoga hati kita selalu bersatu..........
LS
Anang, Lek Rose, dan semua lek-ku tercinta terima kasih atas bantuan do’anya.......

Abah Gufron Hambali dan Umik Ifda yang selalu memberikan bimbingan, dan motivasi,
semoga semua menjadikan khusnul khotimah dan ilmu yang barokah..........

Guru-guruku yang telah mendidik nanda, memberikan ilmu tiada terhingga, jasamu tiada
O

pernah terlupakan. semoga untaian do’a serta pahala tak jemu teralir hingga yaumul
akhir..........

Sahabat-sahabatku, Fida, Barida, Dini (semoga persahabatan Q-ta abadi). U2k Mila Azzah
O

(trims banget akan rasa persaudaraannya). Afni, Nik-nok, Iefa, dan Om pic (yang selalu
ngingetin aq moga sukses selalu). Terima kasih kalian selalu membuatku tersenyum..........

Sahabat-sahabati PMII, dan semua temanku seperjuangan angkatan 2003


ST

UIN Malang be success human..........

Kalian selalu membuatku tegar menjalani jalan hidup ini


Semoga kesuksesan dan kebahagiaan selalu menyertai kita dalam ridlo-NYA..........
Amiiiin ya Robbal Alamin..........
SY
Muhammad Walid, M.A
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Rizki Amaliya Malang , 15 Juli

O
Lamp. : 5 (lima) Ekslempar

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

EM
di
Malang

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun
tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

D
Nama : Rizki Amaliya
Nim : 03110123
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN
LS
SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN
PUTRI AL-KAUTSAR SUMBERSARI SRONO
BANYUWANGI

Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
O

Wassalamualaikum Wr.Wb.
O

Pembimbing
ST

Muhammad Walid, M.A


NIP. 150 310 896
SY
KATA PENGANTAR

O
Alhamdulillah, puji syukur dan sembah sujud hanyalah milik sang khaliq, Allah
swt, Tuhan sekalian alam yang menguasai alam semesta dengan segala kebesarannya
yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah serta Karunia-Nya, sehingga penulis dapat

EM
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan diantara do’a-do’a
para hamba-Nya, semoga Allah melimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad saw
sebagai rahmatan lil alamin. Pembawa risalah agung yang penuh dengan keselamatan
dan kebahagiaan haqiqi dalam indah indah rengkuh Ad-Diin Al-Islam. Penulisan skripsi

D
ini disusun untuk melengkapi syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada Fakultas
Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
sebagai tempat yang menempa penulis dalam warna pemikiran, pendidikan, dan tempat
penulis merasakan indahnya bangku perkuliahan.
LS
Banyak bantuan serta motivasi yang penulis terima dari berbagai pihak dalam
rangka menyelesaikan penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan rasa hormat serta ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
O

(UIN) Malang, atas segala motivasi dan kelengakapan layanan fasilitas dalam
membantu lancarnya proses pembelajaran selama penulis menempuh studi.
2. Bapak Dr. H. M. Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
O

beserta semua civitas akademik, atas pimpinan dan pembinaan beliau penulis
dapat menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
ST

Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

3. Bapak Drs. Moh. Padil M.pd.i., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam,
atas kerja keras dan kesabaran dalam menjalankan amanah sebagai Ketua Jurusan
SY

Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i


HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

O
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

EM
HALAMAN MOTTO................................................................................... vi
HALAMAN NOTA DINAS ....................................................................... vii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI................................................................................................... x

D
HALAMAN LAMPIRAN ............................................................................ xi
ABSTRAK .....................................................................................................xii

BAB I: PENDAHULUAN
LS
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Ruang lingkup Pembahasan ........................................................... 6
O

E. Penegasan Istilah ............................................................................ 7


F. Kegunaan Penelitian....................................................................... 7
G. Sistematika Pembahasan ................................................................ 8
O

BAB II: KAJIAN PUSTAKA


ST

A. Kemandirian Santri ........................................................................ 11


1. Pengertian Kemandirian Santri ................................................ 11
2. Aspek-aspek Kemandirian Santri ............................................. 14
3. Ciri-ciri Kemandirian Santri ..................................................... 15
4. Faktor-faktor Kemandirian Santri ............................................ 18
SY
B. Penyajian Data ............................................................................. 55
1. Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi ....... 55
a. Kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

O
Kautsar............................................................................... 55
b. Bentuk-bentuk kegiatan di Pondok Pesantren Modern Putri
al-Kautsar dalam meningkatkan kemandirian santri dan

EM
problematikanya................................................................ 60
2. Faktor pendukung dan penghambat upaya meningkatkan
kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-
Kautsar .................................................................................... 75

D
BAB V: PEMBAHASAN
A. Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri Di Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi ............ 77
B. Faktor Penghambat Dan Pendukung Upaya Meningkatkan
LS
Kemandirian Santri Di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
Sumbersari Srono Banyuwangi .................................................... 84

BAB VI: PENUTUP


O

A. Kesimpulan .................................................................................. 89
B. Saran-Saran .................................................................................. 90
O

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ST
SY
Dari hasil penelitian penulis dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Upaya
meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar yaitu
dengan cara membuat program kegiatan yang bermutu dan meningkatkan sarana dan
prasarana kegiatan. Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar terlaksana dengan baik dengan cara menanamkan kemandirian
pada santri, menanamkan kedisiplinan pada santri, menanamkan rasa tanggungjawab, dan

O
menanamkan rasa percaya diri. 2. Faktor pendorong dan penghambat Upaya
meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar meliputi:
a. Faktor intern pribadi santri, hal ini terkait dengan kesadaran santri akan pentingnya
sikap kemandirian. b. Faktor ekstern yaitu meliputi, peningkatan sarana dan prasarana

EM
kegiatan, mengadakan program kegiatan bermutu dalam Upaya Meningkatkan
Kemandirian Santri, dan menanamkan disiplin yang tinggi.

D
LS
O
O
ST
SY
BAB I

PENDAHULUAN

O
A. Latar Belakang Masalah

EM
Sejak zaman penjajahan, pondok pesantren dan madrasah diniyah merupakan

lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.1

Identitas pesantren pada hakikatnya telah lama kita ketahui, sebagai bukti bahwa

masyarakat jawa sebenarnya sudah lama mengenal adanya pesantren. Karena penyebaran

D
agama di jawa dilakukan oleh para wali yang salah satu metodenya menggunakan

aplikasi para santri menetap di surau. Pesantren merupakan sebuah lembaga yang telah

merasuk di tengah-tengah masyarakat, sebab keberadaan pesantren yang disebut juga


LS
sebagai wadah untuk memperdalam agama yang sekaligus sebagai tempat penyebaran

agama Islam diperkirakan sejalan dengan proses peng-Islam-an di daerah jawa.2

Pesantren adalah salah satu lembaga yang tumbuh dan berkembang dalam
O

masyarakat untuk melayani berbagai kebutuhan masyarakat3. Artinya, pesantren tidak

hanya dijadikan sebagai lembaga ilmu keagamaan belaka, akan tetapi pesantren adalah
O

satu kesatuan integral yang tidak dapat lepas dari realitas obyektif agar mampu menjawab

tantangan zaman4. Selain itu pesantren juga harus mampu mensejahterakan umat dan
ST

1
Departemen Agama RI, Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren, 2005. hlm 1
2
Perhimpunan Pengembangan pesantren dan Masyarakat, Pergulatan Dunia Peantren,
Membangun Dari Bawah (Jakarta: P3M, 1995), hlm. 269
3
Ibid., hlm. 290
SY

4
Qirtas, Menggagas Pesantren Masa1 Depan, Geliat Suara Santri untuk Indonesia Baru
(Yogyakarta: CV. Qalam, 2003 ), hlm. 80
pendidikan pesantren membuat kurikulum muatan lokal atau kegiatan ekstrakurikuler

yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tantangan zaman6.

Masyarakat beranggapan bahwa pesantren hanya mengunggulkan ilmu-ilmu

O
keagamaan belaka, sehingga para alumnus pesantren kesulitan dalam mencari pekerjaan

serta tidak mampu bersaing menghadapi kemajuan zaman. Padahal di sisi lain, suara

EM
masyarakat mengaharapkan pesantren di samping pintar dalam agama, juga mempunyai

keterampilan dan mampu berjalan imbang dengan kemampuan zaman.

Adapun pesantren yang ideal adalah pesantren yang mampu mengangkat dan

menyetarakan antara kepandaian, keilmuan dan kecerdasan dengan bungkusan keimanan

D
santri. Dr. Jimly As-Shiddiqie berpendapat bahwa eksistensi bangsa kita di tengah-tengah

percaturan global abad mendatang akan dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya

manusia Indonesia terutama yang bercirikan kemampuan penguasaan teknologi dan


LS
kemantapan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa7.

Perkembangan ilmu teknologi yang semakin pesat, gaya hidup yang semakin

hedonis dan konsumtif, pola kehidupan materialistic dan permissive yang kian merayak,
O

globalisasi ekonomi termasuk industri dan perdagangan, sumber-sumber alam yang kian

menipis dan langkah memadai kehidupan umat manusia dan pergaulan antara bangsa8.
O

Hal ini mengharuskan bangsa kita untuk memikirkan dan menentukan langkah-

langkah strategik yang tepat. Jika tidak dilakukan dengan cermat, maka bangsa Indonesia
ST

akan menjadi bangsa yang terkungkung dan selalu tertinggal dengan peradaban dunia.

6
Imam Suprayogo, Reformulasi Visi Pendidikan Islam (Malang: STAIN Press, 1997), hlm. 77
7
Jimly As-Shiddiqie, Sumber Daya Manusia Untuk Indonesia Masa Depan (Bandung:
Mizan,1995), hlm. 8
SY

8
Wardini Ahmad, “Pola Persekolahan Nasional Inovasi Sekaligus Gearakan Back to Basic”,
Jurnal Pendidikan Islam, hlm. 78
Mencermati kenyataan tersebut, peran pondok pesantren sangatlah besar dalam

proses pembentukan kemandirian santri. Pondok pesantren diharapkan dapat memberikan

kesempatan pada santri agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya,

O
belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan

dan belajar mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Dengan demikian, santri

EM
akan dapat mengalami perubahan yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi

insan mandiri.

Oleh karena itu, berlandaskan tulisan di atas, setidaknya telah melatarbelakangi

penulisan yang bergerak untuk mengadakan penelitian dengan judul skripsi "UPAYA

D
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN

MODERN PUTRI AL-KAUTSAR SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI”

B. Rumusan Masalah
LS
1. Bagaimana upaya Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam

meningkatkan kemandirian santri?

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat Pondok
O

Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam meningkatkan kemandirian santri?

C. Tujuan Penelitian
O

1. Untuk mengetahui upaya Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam

meningkatkan kemandirian santri.


ST

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Pondok Pesantren Modern

Putri al-Kautsar dalam meningkatkan kemandirian santri.


SY
F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diarapkan dapat:

1. Bagi lembaga

O
Sebagai bahan koreksi dan evaluasi terhadap pendidikan Islam. yang selama ini

telah di lakukan. Di samping itu hasil penelitian ini di harapkan menjadi masukan

EM
dan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan peningkatan kemandirian santri di

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar.

2. Pengembangan ilmu pengetahuan

Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, yakni untuk suatu wacana pengembangan

D
ilmu pengetahuan khususnya pengembangan pemikiran tentang tujuan pendidikan

Islam yang ingin di capai di pondok pesantren yang merupakan salah satu lembaga

pendidikan Islam di tengah-tengah masyarakat


LS
3. Bagi penulis

Sebagai upaya memenuhi syarat kelulusan dalam menempuh program sarjana, dan

pelajaran berharga bagi penulis dalam mengaktualisasikan diri sebagai insan


O

akademik dalam menerapkan pengalaman serta teori-teori ilmu pengetahuan dan

pendidikan selama menjalani perkuliahan dan jenjang pendidikan sebelumnya.


O
ST
SY
kependidikan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono

Banyuwangi , keadaaaan sarana dan prasarana Pondok Pesantren Modern Putri

al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi, sistem manajemen Pondok Pesantren

O
Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi, upaya meningkatkan

kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar Sumbersari

EM
Srono Banyuwangi, kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar, bentuk-bentuk kegiatan di Pondok Pesantren Modern Putri Al-Kautsar

dalam meningkatkan kemandirian santri dan problematikanya.

Bab V: Analisis Temuan Penelitian

D
Pada bab ini dimaksudkan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang telah

dirumuskan dalam bab pendahuluan. Pada bab ini penulis memaparkan upaya

meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar


LS
Sumbersari Srono Banyuwangi , faktor penghambat dan pendukung upaya

meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Sumbersari Srono Banyuwangi


O

Bab VI: Penutup

Merupakan kesimpulan dari seluruh rangkaian pembahasan baik dalam bab satu,
O

dua, tiga, empat, lima, sehingga pada bab keenam ini berisikan kesimpulan dan

saran-saran yang bersifat konstruktif agar semua upaya yang pernah dilakukan
ST

serta segala hasil yang telah dicapai bisa ditingkatkan lagi kearah yang lebih baik.
SY
Menurut kartono kemandirian berasal dari kata independence yang biasa diartikan

sebagai sesuatu yang mandiri, yaitu kemampuan berdiri diatas kemampuannya sendiri

dengan kemandirian dan tanggung jawab atas segala tingkah lakunya sebagai manusia

dewasa dalam melaksanakan kewajibannya guna memenuhi kebutuhannya sendiri.15

O
Hedug16 menjelaskan bahwa kemandirian adalah suatu sifat yang memungkinkan

EM
seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri, mengejar

prestasi, penuh ketekunan serta keinginan untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan

orang lain, maupun berfikir dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif maupun

mengatasi masalah yang dihadapi, maupun mengendalikan tindakan-tindakannya, mampu

D
mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan diri

sendiri, menghargai keadaan dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Mahmud17menjelaskan kemandirian sebagai suatu kemampuan untuk melakukan


LS
aktifitas, inisiatif, mengatur tingkah laku, membuat keputusan sendiri serta mengerjakan

tugas-tugas rutinnya.

Menurut Abu Hamid istilah santri berasal dari shastra dari bahasa tamil yang berarti
O

seorang ahli buku suci (Hindu). Dalam dunia pesantren istilah santri adalah murid

pesantren yang biasanya tinggal di asrama atau pondok. Hanya santri yang rumahnya
O

dekat dengan pesantren yang tidak demikian. Dari sumber lain, santri berarti orang baik

yang suka menolong.18 Dalam istilah lain juga diterangkan bahwa santri merupakan
ST

15
Iin Puji Astuti, “Perbedaan Kemandirian Antara Siswa dari Keluarga Lengkap Dengan Siswa
dari Keluarga Tidak Lengkap di Madrasah Aliyah an-Nur Bululawang Malang”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah
UIN Malang, 2002, hlm. 7
16
Ibid., hlm 8.
17
Ibid., hlm 7
SY

18
Abu Hamid dalam H.M Yacub, Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Desa
(Bandung: Ankasa, 1993), hlm. 65
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian santri adalah

kemampuan santri untuk berdiri sendiri dalam arti tidak bergantung pada orang lain.

Sikap mandiri adalah mampu berdiri sendiri tidak tergantung pada orang lain dalam

O
menentukan keputusan dan mampu melaksanakan tugas hidup dengan penuh tanggung

jawab dan mencoba membina diri untuk selalu mengembangkan sikap menuju ke arah

EM
positif.

3. Aspek-Aspek Kemandirian Santri

Aspek kemandirian menurut Beller yang telah dikutip oleh Yunus Hanis Syam

meliputi mengambil inisiatif, mencoba mengatasi rintangan dalam lingkunganya,

D
mencoba mengarahkan perilakunya menuju kesempurnaan, memperoleh kepuasan dari

bekerja, dan mencoba mengerjakan tugas-tugas rutin oleh dirinya sendiri.22 Dalam

melatih kemandirian anak itu sangat sulit, tetapi hal itu dapat dilakukan walau dengan
LS
cara bertahap. Prinsip yang perlu diingat adalah bahwa anak akan terlatih menjadi

mandiri bila ia diberi peluang untuk melakukannya.

Seseorang bisa disebut mandiri bila sudah memenuhi aspek-aspek kemandirian,


O

yang terdiri dari empat aspek yaitu:

a. Emosi. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak
O

tergantunganya emosi dari orang tua.

b. Ekonomi. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak
ST

tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua.


SY

22
Yunus Hanis Syam, Membangun Generasi Qur’ani Yang Mandiri (Yogyakarta: Tim Kreatif
Progresif, 2006), hlm. 123
a. Mampu menentukan nasib sendiri, segala sikap dan tindakan yang sekarang atau yang

akan datang dilakukan atas kehendak sendiri dan bukan karena orang lain atau

tergantung pada orang lain.

O
b. Mampu mengendalikan diri, maksudnya untuk meningkatkan pengendalian diri atau

adanya control diri yang kuat dalam segala tindakan, mampu beradaptasi dengan

EM
lingkungan atas usaha dan mampu memilih jalan hidup yang baik dan benar.

c. Bertanggung jawab, adalah kesadaran yang ada dalam diri seseorang bahwa setiap

tindakan akan mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan dirinya sendiri. Dan

bertanggung jawab dalam melaksanakan segala kewajiban-kewajiban baik itu belajar

D
ataupun melakukan tugas-tugas rutin.

d. Kreatif dan inisiatif , kemampuan berpikir dan bertindak secara kreatif dan inisiatif

sendiri dalam menghasilkan ide-ide baru.


LS
e. Mengambil keputusan dan mengatasi masalah sendiri, memiliki pemikiran,

pertimbangan-pertimbangan, pendapat sendiri dalam pengambilan keputusan yang

dapat mengatasi masalah sendiri serta berani menghadapi resiko terlepas dari
O

pengaruh atau bantuan dari pihak lain.25

Schult menyebutkan ciri-ciri kemandirian adalah sebagai berikut:


O

a. Mereka bebas memilih langkah tindakan mereka sendiri

b. Mereka secara pribadi bertanggung jawab terhadap tingkah laku hidup mereka dan
ST

sikap yang mereka anut terhadap nasib mereka.

c. Mereka tidak di tentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar diri mereka

d. Mereka telah menemukan arti kehidupan yang cocok dengan diri mereka
SY

25
Mustafa, Penyesuaian Diri, Pengertian dan Peranan dalam Kesehatan Mental (Jakarta: Bulan
Bintang, 1982), hlm. 90
b. Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan

mempengaruhi perkembangan kemandirian anaknya. Orang tua yang terlalu banyak

melarang atau mengeluarkan kata “jangan” kepada anak tanpa disetai dengan

O
penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan kemandirian anak.

c. Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang tidak

EM
mengembangkan demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi

tanpa argumentasi akan menghambat kemandirian anak. Demikian juga, proses

pendidikan yang menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman juga dapat

menghambat perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya proses pendidikan yang

D
lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian

reward, dan penciptaan kompetisi positif akan memperlancar kemandirian anak.

d. Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu


LS
menekankan pentingnya hierarki struktur sosial kurang menghargai manifestasi

potensi anak dalam kegiatan produktif dapat menghambat perkembangan

kemandirian anak. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman, menghargai


O

ekspresi potensi remaja dalam bentuk berbagai kegiatan, dan tidak terlalu hierarkis

akan merngsang dan mendorong perkembangan kemandirian anak.


O

Menurut Hurlock faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian adalah:

a. Pola asuh orang tua, orang tua dengan pola asuh yang demokratis sangat merangsang
ST

kemandirian anak. Di mana peran orang tua sebagai pembimbing yang

memperhatikan terhadap kebutuhan anak terutama dalam hal study dan pergaulannya

di lingkungan atau di sekolah


SY
kemandirian adalah gen atau keturunan orang tua, pola asuh orang tua, jenis kelamin,

urutan posisi anak, kebiasaan serba dibantu, sikap orang tua, kurang kegiatan di luar

rumah, sistem pendidikan di sekolah, sistem kehidupan masyarakat.

O
B. Kemandirian Menurut Perspektif Islam

Pendidikan dalam Islam mengajarkan untuk mendidik anak secara mandiri

dengan mengatur anak secara jarak jauh.30 Ketika mewasiatkan kepada orang tua untuk

EM
memelihara dan membimbing pendidikan anak-anaknya, Islam tidak bermaksud

memporak porandakan jiwa anak dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga

hidup dan urusannya hanya dipikirkan, diatur dan dikelola oleh kedua orangtuanya.

D
Memang kedua orangtualah yang bekerja banting tulang demi hidup dan masa depan

anak-anaknya yang pada akhirnya anak menjadi beban tanggungan orangtua, akan tetapi

tujuan utama Islam adalah mengontrol perilaku anak supaya tidak terbawa oleh arus
LS
menyimpang dan keragu-raguan serta upaya membentuk kepribadian yang tidak

terombang ambing dalam kehidupan ini.

Rosulullah sangat memperhatikan pertumbuhan potensi anak, baik di bidang


O

sosial maupun ekonomi. Beliau membangun sifat percaya diri dan mandiri pada anak,

agar ia bisa bergaul dengan berbagai unsur masyarakat yang selaras dengan
O

kepribadiannya. Dengan demikian, ia mengambil manfaat dari pengalamannya,

menambah kepercayaan pada dirinya, sehingga hidupnya menjadi bersemangat dan


ST

keberaniannya bertambah. Dia tidak manja, dan kedewasaan menjadi ciri khasnya.31

30
Al-Husaini Abdul Majid Hasyim, Pendidikan Anak Menurut Islam (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 1994). hlm. 79
SY

31
Jamal Abdurrahman, Cara Nabi Menyiapkan Generasi (Surabaya: CV Fitrah Mandiri Sejahtera,
2006). hlm. 212
penolong bagi yang lainnya. Daripada anak menjadi pemalas dan beban bagi orang lain.35

Rosul bersabda:

(‫ﻰ ﻋَﺎ ِر ِﺑ ِﻪ )روﻩ ﺑﺨﺎرى‬


َ ‫ﺣ ْﺒَﻠ ُﻪ ﻋَﻠ‬
َ ‫ﻞ‬
ْ ‫ﺟ َﻌ‬
ْ ‫ﺳ ْﺒﻌًﺎ ُﺛﻢﱠ ِإ‬
َ ‫ﺣ ُﺒ ُﻪ‬
ِ ‫ﺳ ْﺒﻌًﺎ َوﺻَﺎ‬
َ ‫ﺳ ْﺒﻌًﺎ وَا ّدﺑّﻪ‬
َ ‫ك‬
ِ ‫ﺐ َوَﻟ َﺪ‬
ْ ‫ﻋ‬
ِ ‫ﻻ‬
َ

O
Bermain-mainlah dengan anakmu selama seminggu, didiklah ia selama seminggu,

temanilah ia selama seminggu pula, setelah itu suruhlah ia mandiri. (HR bukhori)36

EM
Dari hadist tersebut menunjukkan bahwa orang tua mempunyai andil yang besar

dalam mendidik kemandirian anak. Ada upaya-upaya yang harus dilakukan orang tua

ketika menginginkan anak tumbuh mandiri. Dan upaya tersebut harus dilakukan setahap

demi setahap agar apa yang diharapkan dapat terwujud. Salah satu upaya yang bisa

D
dilakukan adalah mengenalkan anak pada dunia pra sekolah atau pendidikan anak usia

dini.

1. Kemandirian yang Diajarkan Rasulullah


LS
Rasulullah saw adalah sosok pribadi mandiri. Beliau lahir dalam keadaan yatim,

dan tidak lama sesudahnya beliau menjadi yatim piatu namun Rasulullah saw memiliki

tekad yang kuat untuk hidup mandiri tidak menjadi beban bagi orang lain. Mulai dari usia
O

8 tahun 2 bulan, Rasulullah saw sudah mulai mengembala kambing. Terus berkembang,

hingga pada usia 12 tahun sudah melakukan perjalanan sebagai kafilah dagang. Di usia
O

25 tahun, Muhammad saw menikahi Siti Khadijah dengan mahar 20 ekor unta muda.

Jarang kita jumpai pemuda yang berani memberi mahar sebanyak atau setara dengan
ST

itu.37

35
Jamal Abdurrahman, , Op.Cit., hlm 215
36
As-Sayid Muhammad Rosyid Ridha, Tafsir Al-Manar (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1993). hlm.
298
SY

37
Abdullah Gymnastiar, Malu Jadi Benalu (Bandung: Khass MQ, 2005), hlm. 14
∩∇⊆∪ Wξ‹Î6y™ 3“y‰÷δr& uθèδ ô⎯yϑÎ/ ãΝn=÷ær& öΝä3š/tsù ⎯ÏμÏFn=Ï.$x© 4’n?tã ã≅yϑ÷ètƒ @≅à2 ≅è%

Katakanlah tiap-tiap orang berbuat menurut kemampuannya sendiri, maka

tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.40

O
Ayat diatas menjelaskan bahwa individu itu berbuat atas kehendak dan

inisiatifnya sendiri dan bukan karena kehendak orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa

EM
individu pada dasarnya ingin mandiri karena kemandirian itu merupakan sifat dasar

manusia.

2. Pendidikan Kemandirian di Pondok Pesantren

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua diindonesia yang telah

D
tumbuh dan berkembang sejak masa penyiaran Islam. Pada umumnya pondok pesantren

didirikan oleh para ulama secara mandiri sebagai tanggung jawab ketaatan terhadap Allah
LS
swt. Untuk mengajarkan, mengamalkan dan mendakwahkan ajaran-ajaran agamanya

karena pesantren didirikan oleh para ulama atau tokoh agama dengan visinya masing-

masing, maka kurikulumnyapun sangat beragam. Tetapi terdapat kesamaan fungsi


O

pendidikan pesantren, yaitu pesantren sebagai pusat pendidikan dan pendalaman ilmu

pengetahuan Islam dan pusat dakwah Islam.41


O

Mengingat pendirian dan pengelolaan pendidikan pesantren dilakukan secara

mandiri dan penuh keikhlasan para ulama dan masyarakat pendukungnya, maka
ST

dikalangan santripun tumbuh pula jiwa kemandirian, keihlasan dan kesederhanaan. Jiwa

dan sifat tersebut memang selalu ditumbuhkan dan selalu tampak dalam kehidupan

sehari-hari di lingkungan pesantren. Jiwa kemandirian para santri mula-mula


SY

40
Ibid.
41
Ibid., hlm. 27
Pada umumnya, kemandirian dan kegiatan kewirausahaan pesantren dapat

berjalan dengan lancar dan maju. Karena adanya beberapa faktor, antara lain : 44

1. Pada umumnya lokasi pesantren berada di daerah pedesaan, sehingga banyak

O
memiliki lahan, baik milik sendiri maupun dari wakaf umat.

2. Banyak tersedia SDM, yaitu para santri, ustad, keluarga besar pesantren.

EM
3. Tersedia waktu yang cukup banyak, karena para santri tinggal di asrama.

4. Adanya tokoh pesantren (kyai, ajengan, tuan guru, buya) yang memiliki kharisma

dan menjadi panutan para santri dan masyarakat.

5. Tumbuhnya jiwa dan sikap kemandirian, keikhlasan, dan kesederhanaan di kalangan

D
keluarga besar pesantren.

6. Jumlah santri yang cukup banyak serta masyarakat Islam sekitarnya yang biasanya

menjadi jamaah ta’lim di pesantren merupakan pasar yang cukup potensial.


LS
7. Di dalam lingkungan pondok pesantren terutama para santrinya adalah merupakan

potensi konsumen, dan juga potensi produsen.

Salah satu ciri utama anak yang berprestasi adalah yang mempunyai tingkat
O

kemandirian yang cukup baik. Anak yang berprestasi adalah yang mendapat latihan

kemandirian dan mengurus dirinya sendiri pada usia yang lebih awal. Untuk menciptakan
O

hal itu, cara pendidikan yang tepat adalah dengan cara memprsiapkan anak untuk

memasuki kehidupan yang akan datang.45


ST

Mengembangkan sikap dan perilaku mandiri pada santri denagan dua unsur

penting yang perlu ditanamkan. Pertama, bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Kedua,

tidak menggantungakan diri pada bantuan orang lain dalam bekerja dan bertingkah laku.
SY

44
Ibid., hlm. 28
45
Yunus Hanis Syam, Op.Cit. hlm 124
bantuan, mengasah kepekaan dan tanggung jawab sosial untuk anak, melibatkan anak

untuk dalam kegiatan organisasi atau klub yang bermanfaat sesuai dengan minat dan

bakatnya, dan juga memberikan pengembangan dan ketrampilan dasar.

O
b. Menanamkan Rasa Tanggung Jawab Pada Diri Anak

Bertanggung jawab terhadap segala tindakan yang diperbuat merupakan kunci

EM
menuju kemandirian. Dengan tanggung jawab, kita bisa menunjukkan kemampuan

emosi untuk tidak bergantung pada orang lain. Lie dan Prasasti mengemukakn bahwa

tanggung jawab berkaitan dengan sifat dapat dipercaya dan diandalkan. Memegang

tanggung jawab pada sesuatu atau seseorang berarti kita dapat mempertanggung

D
jawabkan tindakan kita. Tanggung jawab juga akan menentukan apakah orang lain

akan bisa mempercayai dan mengandalkan kita tanpa perlu kita sangkal, rasa

kepercayaan ini merupakan salah satu modal yang sangat penting bagi keberhasilan
LS
seseorang.

Karena itu menanamkan rasa tanggung jawab pada diri anak itu sangat penting

sekali dalam membantu mempersiapkan kemandirian dirinya. Baik untuk anak yang
O

masih kecil maupun yang sudah besar, orang tua sebaiknya tidak mengambil alih

tanggung jawab anak. Misalnya ketika anak melakukan kesalahan dan kekeliruan
O

pada orang lain, orang tua sebaiknya bisa mengambil kesempatan ini sebagai suatu

moment pembelajaran bagi anak. Orang tua sebaiknya hanya mendorong anak untuk
ST

bisa menghadapi dan meminta maaf sendiri, orang tua mendukung, dan mendampingi

tapi tidak sampai mengambil alih permasalahan anak.

c. Menanamkan Rasa Percaya Diri Pada Anak


SY
pelanggar, sementara kebijaksanaan mengharuskan sang pendidik berbuat adil dan

arif dalam memberikan sangsi, tidak terbawa emosi atau dorongan-dorongan lain.

Dengan demikian, sebelum menjatuhkan sangsi, seorang pendidik harus

memperhatikan beberapa hal berikut ini:48

O
1) Perlu adanya bukti yang kuat tentang adanya tindak pelanggaran;

EM
2) Hukuman harus bersifat mendidik ,bukan sekedar memberi kepuasan atau balas

dendam dari si pendidik;

3) Harus mempertimbangkan latar belakang dan kondisi siswa yang melanggar,

misalnya frekuensi pelanggaran, perbedaan jenis kelamin atau jenis pelanggaran,

D
di sengaja atau tidak.

Upaya yang dapat dilakukan pendidik untuk membiasakan anak didik agar tidak

cenderung menggantungkan diri pada seseorang, serta mampu mengambil keputusan,


LS
adalah:

1) Beri Kesempatan Memilih

Anak yang terbiasa berhadapan dengan situasi atau hal-hal yang sudah ditentukan
O

oleh orang lain, akan malas untuk melakukan pilihan sendiri. Sebaliknya bila ia terbiasa

dihadapkan pada beberapa pilihan, ia akan terlatih untuk membuat keputusan sendiri bagi
O

dirinya.

2) Hargailah Usahanya
ST

Hargailah sekecil apapun usaha yang diperlihatkan anak untuk mengatasi sendiri

kesulitan yang ia hadapi. Orang tua biasanya tidak sabar menghadapi anak yang

membutuhkan waktu lama untuk membuka sendiri kaleng permennya. Terutama bila saat
SY

48
Tamyiz Burhanudin, Ahlak Pesantren: Solusi Bagi Kerusakan Ahlak (Yogyakarta:Ittaqa Press,
2001) hlm. 58
akan hanya tergantung pada orang tua, yang bukan tidak mungkin kelak justru akan

menyulitkan dirinya sendiri .

6) Jangan Patahkan Semangatnya

O
Tak jarang orang tua ingin menghindarkan anak dari rasa kecewa dengan

mengatakan "mustahil" terhadap apa yang sedang diupayakan anak. Sebenarnya apabila

EM
anak sudah mau memperlihatkan keinginan untuk mandiri, dorong ia untuk terus

melakukanya. Jangan sekali-kali anda membuatnya kehilangan motivasi atau harapannya

mengenai sesuatu yang ingin dicapainya. .49

D
LS
O
O
ST
SY

49
Ummu Nadzifah, “Mendidik Anak Agar Mandiri”, http:www.e-smartschool.com, diakses 2
Juni 2007
kriteria untuk keabsahan data, desain penelitian bersifat sementara, dan hasil
penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.52

Penelitian kualitatif bersifat induktif, maksudnya peneliti membiarkan

permasalahan-permasalahan muncul dari data/di biarkan terbuka untuk interprestasi.

O
Kemudian data di himpun dengan penagmatan yang seksama meliputi deskripsi yang

mendatail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam (interview), serta

EM
hasil analisis dokumen dan catatan-catatan berdasarkan uraian di atas.

Penggunaan pedekataan kualitatif dapat menghasilkan data deskriptif tentang

upaya meningkatkan kemandirian santri yang meliputi proses pelaksanaan kegiatan

dalam meningkatkan kemandirian santri, faktor pendukung dan pengahambat upaya

D
meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar .

2. Kehadiran Peneliti
LS
Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Hal ini

dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.

Moleong mengemukakan bahwa kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sangat


O

rumit, karena ia merupakan perancang pelaksana, pengumpul data analisis penafsir data,

dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitian.53


O

Jadi, kunci dari penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, karena ia bertindak
ST

sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Sedangkan instrument selain manusia

mempunyai fungsi terbatas yaitu hanya sebagai tugas pendukung peneliti. Kehadiran

peneliti dalam penelitian ini di ketahui statusnya sebagai peneliti sebagai subyek atau
SY

52
Ibid., hlm. 27
53
Ibid., hlm. 121
laboratorium bahasa, kepramukaan, jam’iyatul qura’, praktek ubudiyah praktis dan

khitobah dengan menggunakan tiga bahasa, serta pendidikan jasmani /berolahraga setiap

sore hari dan kegiatan-kegiatan lainnya untuk meningkatkan kemandirian santri sebagai

O
pribadi modern yang mampu mengikuti perkembangan era globalisasi.

4. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data adalah subjek di mana data diperoleh.55 Sedangkan

EM
menurut Lofland, yang di kutip oleh Moleong, sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain.56 Jadi sumber data itu menunjukkan asal informasi. Data itu harus di

D
peroleh dari sumber data yng tepat. Jika sumber data tidak tepat, maka mengakibatkan

dsata yang terkumpul tidak relevan dengan masalah yang di teliti.Adapun sumber data

terdiri dari dua macam:


LS
a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama

yakni perilaku warga masyarakat melalui penelitian di lapangan.57 Jadi, data primer ini di
O

peroleh secara langsung melalui pengamatan dan pencatatan di lapangan. Data primer

dari penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan kiai, direktris, para
O

dewan guru, dan santriwati Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar.

Selain itu, peneliti juga melakukan pengamatan (observasi) mengenai kondisi di


ST

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, kondisi fisik, letak geografis, sarana dan

55
Suharsini Arikunto, Prosedur Penefilian Suatu Pendekatan Praktek ( Jakarta: Rieneka Cipta,
2002), hIm. 102
SY

56
Lexy j. Moleong, Op.Cit., hlm. 157
57
Soerjono Soekanto, Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Bumi Aksara, 1986), hlm.12
secara sistematis berdasarkan tujuan penelitian baik secara langsung maupun tidak

langsung.60

Sedangkan Muhammad Nasir mendefinisikan “interview adalah proses untuk

O
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap

muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan interview).61

EM
Metode wawancara sangat diperlukan dan berpengaruh besar dalam proses

pengumpulan data di dalam penelitian, tahap-tahap yang akan dilaksanakan dalam tehnik

wawancara dalam penelitian ini adalah meliputi; menentukan siapa yang diwawancarai,

D
mempersiapkan wawancara, melakukan wawancara dan memelihara agar wawancara

produktif, dan menghentikan wawancara dan memperoleh hasil rangkuman wawancara.

Dalam penelitian ini yang akan diwawancarai adalah : pengasuh Pondok Pesantren
LS
Modern Putri al-Kautsar, ketua yayasan, direktris pendidikan, dewan guru, santri, serta

informan lain yang terkait dengan masalah yang dibahas.

2. Observasi
O

Metode Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.62 Sebagai alat
O

pengumpulan data, observasi langsung akan memberikan sumbangan yang sangat penting

dalam penelitian deskriptif jenis-jenis informasi tertentu dapat diperoleh dengan baik
ST

melalui pengamatan langsung oleh peneliti. Bila informasinya mengenai aspek-aspek

60
Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi (Bandung: Angkasa, 1987),
hlm. 83
SY

61
Muhammad Nasir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), hlm. 234
62
Ibid., hIm 70
maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check list di tempat yang sesuai untuk

mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variable peneliti

dapat menggunakan kalimat bebas.64

O
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa arsip maupun dokumen-

dokumen mengenai latar belakang objek penelitian sarana dan prasarana, struktur

EM
organisasi, notula rapat, dokumen tentang profil Pondok Pesantren Modern Putri Al-

Kautsar, round time kegiatana santri, dan berbagai literatur yang relevan dengan

pembahasan penelitian.dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan

yang terkait dengan permasalahan.

D
6. Tehnik Analisis Data

Analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa data-data

yang diperoleh dari penelitian. Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat
LS
kritis dalam penelitian. Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan analisis non statistik

sesuai untuk data textular yang tidak diwujudkan dalam bentuk angka.Dalam

penerapannya metode deskriptif ini melalui beberapa tahapan yaitu, identifikasi,


O

klasifikasi, kemudian diinterprestasikan. Metode deskriptif kualitatif, diartikan sebagai

metode dengan memaparkan dan menafsirkan data yang ada.65


O

Sebagaimana dengan jenis penelitian yang digunakan penelitian kualitatif, maka

peneliti menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.


ST

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.66Lebih lanjut

64
Suharsini Arikunto. Prosedur Penefilian Suatu Pendekatan Praktek ( Jakarta: Rieneka Cipta,
2002), hIm. 206
SY

65
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja grafindo persada, 2003), hlm. 94
66
Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 6
Perpanjangan kehadiran peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat

kepercayaan data yang dikumpulkan. Selain itu, menuntut peneliti untuk terjun kedalam

lokasi penelitian dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan

O
memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data.

Dipihak lain perpanjangan kehadiran peneliti juga dimaksudkan untuk

EM
membangun kepercayaan pada subyek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri

peneliti sendiri. Jadi, bukan hanya menerapkan tehnik yang menjamin untuk

mengatasinya. Tetapi kepercayaan subyek dan kepercayaan diri merupakan proses

pengembangan yang berlangsung setiap hari dan merupakan alat untuk mencegah usaha

D
coba-coba dari pihak subyek.

b. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi

Tehnik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang
LS
diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Tehnik ini

mengandung beberapa maksud sebagai salah satu tehnik pemeriksaan keabsahan data.

Pertama, untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan
O

kejujuran. Kedua, diskusi dengan sejawat ini memberikan suatu kesempata awal yang

baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang munculdari pemikiran peneliti.70
O

c. Trianggulasi

Yang dimaksud trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang


ST

memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding data itu, tekniknya dengan pemeriksaan sumber lainnya.71


SY

70
Ibid., hlm. 332
71
Ibid.,hlm. 330
BAB IV

HASIL PENELITIAN

O
A. Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Modern al-Kautsar

EM
Pondok Pesantren Modern al-Kautsar merupakan suatu lembaga pendidikan Islam

yang beraqidah a’la ahlussunnah waljamaah, yang didirikan atas dasar rasa tanggung

jawab untuk membina dan mendidik generasi penerus yang bertakwa kepada Allah swt,

yang memiliki ahlaqul karimah, wawasan yang luas, kwalitas ilmu yang memadai,

D
mandiri dan disiplin yang tinggi.

Sebelum didirikan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, berdiri Pondok

Pesantren Modern al-Kautsar Putra yang berlokasikan di desa Tembokrejo kecamatan


LS
Muncar kabupaten Banyuwangi. pada tanggal 5 Februari 1992 diadakan upacara

peletakan batu pertama gedung Pondok Pesantren Modern al-Kautsar yang dibangun di

atas wakaf yang luasnya secara keseluruhan 6415 M2.73


O

Berkat persatuan dan kesatuan serta kerjasama dan tekad bulat tokoh-tokoh Islam

serta masyarakat sekitar akhirnya selama 5 bulan pembangunan gedung 5 lokal dan
O

segala sesuatu untuk keperluan sarana dan prasarana pendidikan secukupnya dapat

diselesaikan. Pada tanggal 1 Juli 1992 Pondok Pesantren Modern Putra al-Kautsar
ST

diresmikan. Kemudian pada tahun 1993 membuka cabang Pondok Pesantren Modern al-

Kautsar khusus Putri yang berlokasikan di desa Sumbersari kecamatan Srono kabupaten
SY

73
47 Putra
Brosur Pondok Pesantren Modern al-Kautsar
jalan raya Genteng, dan sebelah timur di batasi oleh perumahan penduduk masyarakat

desa Sumbersari.

Keadaan cuaca di lokasi Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar cukup alami,

O
sebab dekat dengan sungai dan penghijauan sawah pertanian yang bebas dari arus polusi

pabrik. Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar terletak di kawasan pedesaan tetapi

EM
tidak terlalu jauh dari perkotaan sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan

lingkungan yang tenang.76

3. Sistem Pendidikan dan Pengajaran Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Sistem pendidikan di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah

D
mengikuti kurikulum Departemen Pendidikan Agama dan kurikulum Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan serta kurikulum khusus Pondok Pesantren Modern dengan

bahasa pengantar bahasa Arab atau bahasa Inggris yang mengacu kepada terciptanya
LS
alumni (out put) yang menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris, baik aktif maupun

pasif dan mempunyai kemauan dan kemampuan untuk mengajar (amaliyah al-tadris)

dengan bahasa Arab atau Inggris pada anak didik tingkat dasar.
O

Di samping itu, juga di tambah dengan pendidikan ketrampilan seperti komputer,

laboratorium bahasa, kepramukaan, jam’iyatul qura’, praktek ubudiyah praktis dan


O

khitobah dengan menggunakan tiga bahasa (pidato bahasa Arab, Inggris dan Indonesia),

cabang-cabang olahraga, kesenian kaligrafi, letter dan kegiatan-kegiatan ketrampilan


ST

lainnya.77

Pendidikan di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dialokasikan menjadi 3

(tiga) lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah di rumuskan yang di jiwai
SY

76
Observasi hari Selasa tanggal 29 Mei 2007
77
Wawancara bersama Ustadzah Ulva Azizah pada hari Rabo tanggal 30 Mei 2007
Untuk kemajuan Pondok Pesantrren Modern Putri al-Kautsar diusahakan

mendapat ustadz atau ustadzah yang professional di bidangnya masing-masing. Oleh

karenanya, selalu diusahakan tenaga pengajar yang benar-benar menguasai mata

O
pelajaran yang diberikan, seperti halnya guru bahasa Arab dan bahasa Inggris tidak hanya

sekedar bisa teori, tetapi harus bisa berdialog dan berkomunikasi dengan bahasa

tersebut.79

EM
TABEL I

DAFTAR GURU

PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR

D
SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI

Tempat Tanggal
No Nama Pendidikan Terakhir
Lahir
01 Drs. Nur Salim Bwi, 20 Juli 1966 S1 (PAI) IAIN 1990
LS
02 Ismiyati S.Pd Bwi, 13 juni 1975 S1 (FKIP) UNEJ
03 Drs. Nur Hadi Bwi, 8 September SI (PAI) IAIN Jember
1964
04 Fitriani, S, PdI Bwi, 28 Juni 1983
S1 (PAI) STAI Ibrahiny
Genteng
05 Buklaini Yasin, Bwi, 4 April 1972 S2 Univ. Kanjuruhan
M. Pd Malang
O

06 Endang IR.S.Pdi Magetan, 17 April S1 (PAI) IAIN Sunan Ampel


1973 Jember 1995
07 Drs. Sadzal Bwi, 20 Januari 1981 S1 (PAI) STAI Ibrahimy
genteng
O

08 Abdulloh Bwi, 1942 Aliyah Diniyah Kencong


09 H. Qurtubi, Lc Bwi, 1956 S1 Univ. Sholadiah Makkah
10 Arif Rahman Bwi, 29 Maret 1971 S1 IAIN Sunan Ampel
ST

Hakim, S.Ag Surabaya


11 St. Rosidah,S.PdI Ponorogo, 6 Januari S1 (PAI) STAI Ibrahimy
1977 Genteng
12 Masrufia, S. PdI Bwi, 14 Maret 1975 S1 (PAI) STAI Ibrahimy
Genteng
13 Nur Salim, S. Ag Bwi, 12 Oktober 1973 S1 IAIN Sunan Ampel
Surabaya
SY

1379 Proposal Permohonan Bantuan Gedung Aula tahun 2005-2006, Hlm 2


sebuah villa di kelurahan Klatak Banyuwangi, yang digunakan untuk liburan santri dan

untuk kegiatan khusus di bulan Romadlon. Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

sudah bisa membeli sepetak tanah lapang untuk kegiatan olahraga seluas 3.700 M2, untuk

O
sarana kegiatan pramuka disediakan bukit kecil seluas 12.500 M2. dan tanah datar seluas

30.000 M2. dan untuk sarana transportasi telah tersedia mobil pick up dan dua mobil mini

bus.80

EM
TABEL II

DATA BANGUNAN GEDUNG

PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR

D
SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI

No Jenis Ruang Jumlah Keterangan


LS
1 Kelas 15 Baik
2 Tamu 1 Baik
3 Perpustakaan 1 Baik
4 Kepala Madrasah 1 Baik
5 Dewan Guru 3 Baik
O

6 Ruang Rapat 1 Baik


7 Tata usaha 1 Baik
O

8 Wakasek 1 Baik
9 Lab IPA. 1 Baik
10 Lab. Bahasa 1 Baik
ST

11 UKS 1 Baik
12 Lab. Computer 1 Baik
13 Koperasi/Toko 1 Baik
14 Ruang OSAKI 1 Baik
SY

80
Ibid,. hlm 3
B. Penyajian Data

1. Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri Di Pondok Pesantren Modern Putri

al-Kautsar

O
a. Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah merupakan suatu lembaga

EM
pendidikan Islam yang dikelola dengan manajemen modern sehingga dapat tumbuh dan

berkembang serta mampu bersaing dengan Pondok Pesantren lainnya, dan jumlah

santrinya secara keseluruhan kurang lebih 400 santri dan semuanya wajib berasrama (full

day) di lokasi pondok pesantren. Berkat keuletan serta kerja sama yang harmonis semua

D
pengurus Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sudah mengoutputkan santri yang

menguasai bahasa Arab atau bahasa Inggris serta siap mengajar pada lembaga pendidikan

Islam dengan memakai kedua bahasa pengantar tersebut. Pondok Pesantren Modern Putri
LS
al-Kautsar memiliki visi, misi yaitu:82

a. VISI

Mewujudkan santriwati al-Kautsar yang berahlakqul karimah, memiliki wawasan


O

yang luas, memiliki ilmu yang memadai, mandiri, dan memiliki disiplin yang tinggi.

b. MISI
O

1) Mencetak lulusan yang beraklaqul karimah

2) Mencetak lulusan yang memiliki wawasan yang luas


ST

3) Mencetak lulusan yang memiliki ilmu yang memadai

4) Mencetak lulusan yang mandiri

5) Mencetak lulusan yang memiliki disiplin yang tinggi


SY

82
Profil Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
sifat kemandirian dimiliki oleh peserta didik, terutama santri yang hidup jauh dari orang

tua. Hidup di pesantren haruslah berbekal kemandirian. Kemandirian adalah suatu

kondisi di mana seseorang tidak tergantung pada orang lain dalam menentukan

O
keputusan.

Tugas utama dari pendidikan adalah menghantarkan anak menuju kedewasaan

EM
penuh hal ini disampaikan oleh K.H. Noor Hamid Askandar saat diwawancarai sebagai

berikut:

Kalau kita lihat dari kehidupan sehari-hari di pondok pesantren secara tidak sadar
telah melakukan proses kemandirian, karena mereka para santri melakukan segala
sesuatu sendiri tanpa tergantung pada orang lain ataupun temannya. Mau
tergantung pada temannya gimana la wong temannya juga memiliki kewajiban

D
yang sama dengan apa yang dilakukannya.85

Kedisiplinan sangat penting bagi pembentukan pribadi peserta didik, maka

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sangat menjunjung tinggi kedisiplinan, karena
LS
dengan kedisiplinan cara hidup santri bisa termenej. Begitu juga dengan semua kegiatan

yang ada di pondok pesantren. Semua kegiatan akan berjalan dengan tertib apabila semua

santri disiplin dengan waktu dan peraturan yang ada. Pendidikan yang ditanamkan
O

kepada santri yang ada di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah usaha

pesantren untuk membentuk kemandirian santri. Agar santri lebih percaya pada
O

kemampuannya sendiri. Seperti yang telah disampaikan oleh Endang Indarti Rahayu

bahwa:
ST

Sifat kemandirian tidak mudah dimiliki peserta didik, oleh karena itu
kemandirian harus ditanamkan kepada para santri sejak dini. Kedisiplinan sangat
berperan dalam pembentukan sifat kemandirian santri. Di Pondok Pesantren
Modern Putri al-Kautsar semua santri wajib menaati peraturan yang telah ada
demi tertibnya semua kegiatan. Tetapi para santri masih kurang sadar bahwa
SY

85
Ibid,.
Upaya Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam meningkatkan
kemandirian santri, kami lakukan dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan
pada santri yang sekiranya bermanfaat bagi santri kelak setelah keluar dari
pondok, misalnya mengadakan kegiatan-kegiatan yang bekaitan dengan
peningkatan bahasa santri, tataboga, kaligrafi, komputer, laboratorium, dan juga
amaliyah tadris. Yang mana kegiatan ini adalah untuk menanamkan jiwa guru

O
bagi santri yang tinggal 6 tahun di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
sebagai persyaratan akhir studi. Apabila mereka tidak lulus maka santri wajib
memgulang sampai santri dinyatakan lulus.88

EM
Semua santri diwajibkan mengikuti kegiatan yang diadakan pesantren. Yang

mana pesantren mempunyai tujuan agar santri mandiri, yaitu santri mempunyai

pengetahuan seperti yang santri lain miliki agar mereka tidak saling menggantungkan

antara yang satu dengan yang lain.

D
Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar yaitu dengan cara mengadakan beberapa kegiatan yang bermanfaat bagi masa

depan santri, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ustadzah Endang Indarti Rahayu
LS
sebagai direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sebagai berikut:

Dalam meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-


Kautsar kami mengadakan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kemadirian santri seperti kegitan pramuka, jamiyatul quro’, tataboga
keorganisasian, dan pengembangan bahasa. Di Pondok Pesantren Modern Putri
O

al-Kautsar ini, kami lebih banyak mengadakan kegiatan mengenai pengembangan


bahasa, karena kami ingin menghasilkan out put santri yang berbeda dengan
Pondok Pesantren yang lain. Seperti ketrampilan jahit-menjahit, PMR, elektro,
tata rias dll. Program kegiatan ini masih belum ada di Pondok Pesantren Modern
O

Putri al-Kautsar karena di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar lebih


memfokuskan pada pengembangan bahasa, dan tidak adanya kegiatan tersebut
karena sulitnya membagi waktu karena telah padatnya program kegiatan yang
dilakukan oleh para santriwati.89
ST

88 88
Hasil wawancara dengan direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari selasa
5 juni 2007
SY

89
Hasil wawancara dengan direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari selasa 5
juni 2007
diusahakan melalui penanaman kedisiplinan, penanaman rasa tanggung jawab, dan

penanaman rasa percaya diri.

b. Bentuk-bentuk Kegiatan di Pondok Pesantren Putri al-Kautsar Dalam

O
Meningkatkan kemandirian santri dan problematikanya.

a) Amaliyah al-Tadris

EM
Nama kegiatan ini adalah “At-Tarbiyah al-Amaliyah al-Tadris” (pendidikan

praktek mengajar). Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang dilaksanakan

di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, dilaksanakan setiap tahun sekali pada

akhir tahun pelajaran, yang merupakan program wajib yang harus diikuti oleh semua

D
kelas VI (setara dengan kelas XII Madrasah Aliyah), Yang tujuannya adalah untuk

merealisasikan terwujudnya generasi Islam yang berilmu pengetahuan, mempunyai


LS
kemauan, dan kemampuan untuk mengajarkan kepada orang lain, mengenai ilmu yang

telah mereka dapat.91

Program Amaliyah al-Tadris pada dasarnya adalah tanggung jawab Direktris yang

mendapat mandat dari Pengasuh, kemudian Direktris menunjuk pembimbing qism ta’lim
O

sebagai penanggung jawab operasional untuk membentuk tim yang khusus pembimbing

yang menguasai bahasa Arab atau bahasa Inggris, diberi tugas untuk membuat proposal
O

pelaksanaan Amaliyah al-Tadris secara lengkap.

Tehnik pelaksanaan program pendidikan Amaliyah al-Tadris adalah melalui rapat


ST

yang dipimpin oleh qism ta’lim (bagian pengajaran) dan diikuti oleh semua tim khusus

pembimbing yang telah ditunjuk untuk membuat proposal menentukan langkah-langkah

operasional Amaliyah al-Tadris


SY

91
Observasi hari rabo tanggal 30 Mei 2007
Tujuan organisasi pendidikan Amaliyah al-Tadris di Pondok Pesantren Modern

Putri al-Kautsar adalah untuk mengidenteifikasi kedudukan, tugas, dan tanggung jawab

masing-masing agar tercipta pola kerja yang harmonis untuk mencapai tujuan, dan agar

O
mereka bekerja sama lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan bersama sesuai

dengan visi dan misi program Amaliyah al-Tadris itu sendiri.

EM
Dari wawancara peneliti dengan qism ta’lim (bagian pengajaran) ustadzah Ruliani

saat di wawancarai peneliti mengatakan bahwa:

Pendidikan praktek mengajar atau at-Tarbiyah al-Amaliyah li al-Tadris adalah


salah satu program pendidikan di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar
yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali untuk kelas VI (setara dengan kelas
XII madrasah aliyah).untuk menguji kemampuan mereka, baik kemampuan

D
kognitifnya, efektifnya, dan psikomotoriknya. Dengan bahasa pengantar bahasa
Arab dan bahasa Inggris.93

Dari keterangan tersebut bahwa praktek mengajar at-Tarbiyah al-Amaliyah al-


LS
Tadris adalah salah satu program pendidikan yang wajib dilaksanakan setiap tahun untuk

menguji kemampuan dan melatih santri untuk menjadi guru dalam bidang studi agama

yang menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris. Sementara itu Ustadazah Fitriani
O

menambahkan bahwa:

Dengan program praktek mengajar at-tarbiyah al-amaliyah li al-tadris di


harapkan dapat mencetak out put yang kuat dan ulet dalam berjuang dan menjadi
O

generasi penerus yang peduli terhadap pendidikan baik di lingkungan keluarga,


lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Amaliya al-Tadris sebagai
wahana untuk menanamkan nilai-nilai luhur keberadaan seorang guru. Semua
alumni (out put) diharapkan mengerti dan menghayati betapa luhurnya profesi
ST

seorang guru.94
SY

93
Hasil wawancara dengan Ustadzah ulva azizah pada hari Rabo Tanggal 30 Mei 2007
94
Ibid,.
c) Mufrodat

Nama kegiatan ini adalah mufrodat. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang

dilaksanakan setiap hari pada pagi hari setelah sholat subuh mulai jam 04.30-05.00.

O
Dilaksanakan di lingkungan Pondok Pesantren Modern Putri Al-Kautsar yang wajib

diikuti oleh semua santri. Dalam kegiatan ini tutor memberikan mufrodat atau

EM
vocabularies 2-4 kosa kata pada setiap harinya, dan santri dibagi berdasarkan kelompok

kelas. Kegiatan ini bertujuan agar santri mempunyai banyak perbendaharaan kata dan

dapat langsung dipraktekkan dalam kehidupan sehari-harinya.96

Kegiatan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang mendapat

D
mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk qism ta’lim sebagai penanggung

jawab dan di bantu oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) bagian

bahasa.
LS
Tehnik pelaksanaan program kegiatan ini adalah melalui rapat yang dilaksanakan

setiap bulan yang di pimpin oleh qism ta’lim (pembimbing bagian pengajaran) dan diikuti

oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) bagian bahasa. Demi
O

kelancaran kegiatan ini pembimbing serta pengurus memotivasi dan mengontrol para

santri agar lebih antusias dalam mengikuti kegiatan. Problematika dan Hambatan-
O

hambatan kegiatan ini adalah; Merasa bosannya santriwati yang menyebabkan mufrodat

subuh tidak semangat lagi, adanya sebagian tutor yang tidak masuk, banyak kata-kata
ST

yang sudah di islah tetapi banyak yang tidak di pergunakannya.

Setelah santri mendapatkan kosa kata atau kalimat setiap harinya yang di peroleh

dari kegiatan mufrodat, maka santri wajib mempraktekkannya sebagai percakapan


SY

96
Observasi Pada Hari Selasa Tanggal 29 Mei 2007
d) Khitobah

Nama kegiatan ini adalah khitobah. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang

dilaksanakan selama satu minggu sekali pada hari Sabtu mulai jam 18.45-19. 45.

O
Dilaksanakan di aula, dan musolla,. yang terbagi menjadi tiga kelompok, yang wajib

diikuti oleh semua santri. Kegiatan ini bertujuan melatih mental santri berbicara di depan

orang banyak.99

EM
Kegiatan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang mendapat

mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk qism ta’lim sebagai penanggung

jawab dan dibantu oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) bagian

D
bahasa.

Tehnik pelaksanaan program kegiatan ini adalah melalui rapat yang dilaksanakan

setiap bulan yang dipimpin oleh qism ta’lim (pembimbing bagian pengajaran) dan diikuti
LS
oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) (organisasi santri al-

Kautsar) bagian bahasa. Demi kelancaran kegiatan ini pembimbing serta pengurus

memotivasi dan mengontrol para santri agar lebih antusias dalam mengikuti kegiata ini.
O

Sumber dana kegiatan ini diperoleh dari iuran wajib peserta yang dikumpulkan

pada kelompoknya masing-masing dan dikelola oleh pengurus kelompok. Problematika


O

dan Hambatan-hambatan yang dihadapi adalah; Sulitnya mengkoordinir santri untuk

datang tepat waktu, kurang adanya kesiapan bagi santri yang bertugas, sulitnya
ST

mengkoordinir santri untuk mengikuti kegiatan khitobah dengan alasan sakit

Kegiatan khitobah ini juga termasuk salah satu kegiatan yang tujuannya untuk

meningkatkan kelancaran berbahasa santri. Seperti yang telah disampaikan Ustadzah


SY

Mahmudah saat di wawancarai peneliti sebagai berikut:


99
Dari hasil wawancara peneliti dengan Ustadzah pembimbing olahraga adalah

sebagai berikut:

Tujuan dari kegiatan olahraga adalah agar santri selalu sehat dan bugar jasmani,
apabila santri sehat mereka akan selalu bersemangat dalam belajarnya. Adapun

O
cabang-cabang olahraga yang mereka ikuti adalah voly, basket, kasti, bulu
tangkis, lempar lembing, dan juga senam pagi yang dilaksanakan pada setiap hari
Rabu mulai pukul 05.30-06.00, selain itu juga ada kegiatan jalan sehat yang
dilaksanakan pada setiap hari Minggu mulai pukul 05.30-07.00 yang mana

EM
kegiatan jalan sehat ini bertujuan menanggulangi kejenuhan santri selama satu
Minggu melakukan proses pembelajaran, kegiatan ini juga bisa dikatakan acara
refresing bagi santri.101

Dari keterangan tersebut dapat disimpulakan bahwa di Pondok Pesantren Modern

Putri al-Kautsar banyak dibuka cabang-cabang olahraga yang salah satu tujuaannya

D
adalah untuk memfasilitasi santri dalam bidang minat bakat, selain untuk kesehatan

jasmani santri.

f) Halaqoh quraniyah
LS
Nama kegiatan ini adalah halaqoh quraniyah. Kegiatan ini merupakan kegiatan

rutin yang dilaksanakan setiap hari pada malam hari mulai jam 18.00-18.45, yang

dilaksanakan di Musolla, dan Aula Pesantren. Kegiatan ini wajib diikuti oleh semua
O

santri. Dalam kegiatan ini santri terbagi menjadi beberapa kelompok tiap kelompok

terdiri dari 15 orang dan dibimbing langsung oleh seorang Ustadzah. Tujuan dari
O

kegiatan ini adalah agar santri mampu membaca bacaan al-Quran dengan baik dan benar.

Kegiatan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang mendapat
ST

mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk qism ta’lim sebagai penanggung

jawab dan di bantu oleh santri senior yang duduk di kelas VI. Problematika dan

Hambatan-hambatan yang dihadapi adalah; Merasa bosannya santriwati yang


SY

101
Wawancara Dengan Ustadzah Nurul Fitriawati Pada Tanggal 1 Juni 2007
h) Tataboga

Nama kegiatan ini adalah tataboga. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang

dilaksanakan setiap hari mulai pagi sampai sore hari, yang dilaksanakan di dapur

O
pesantren. Setiap satu bulan sekali setiap santri mendapat giliran tobakhoh yang sudah

terbagi dalam beberapa kelompok, yang mana dalam kegiatan ini santri dibimbing oleh

EM
juru masak pesantren. Kegiatan ini dilaksanakan yaitu untuk memenuhi kebutuhan makan

santri dan ustadzah yang bermukim di asrama pesantren. Setiap satu semester sekali

santri juga diberi kesempatan untuk praktek membuat kue dan kegiatan tataboga lainnya.

Tujuan dari kegiatan ini adalah agar santri mempunyai ketrampilan dalam hal masak-

D
memasak, karena mereka suatu hari dituntut untuk menguasai ilmu tataboga apabila

mereka menjadi ibu rumah tangga 103

Kegiatan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang mendapat
LS
mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk bagian kopda sebagai penanggung

jawab dan di bantu oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) bagian

kopda
O

Sumber dana kegiatan ini diperoleh dari iuran wajib santri dan sumbangan

partisipan serta subsidi dari pengurus yayasan Pondok Pesantren Modern Putri al-
O

Kautsar. Problematika dan Hambatan-hambatannya adalah; Sulitnya bagi yang tobakhoh

untuk segera mengembalikan sisa uang yang telah diibelanjakaan.


ST

i) Komputer dan Internet

Komputer adalah suatu perlengkapan elektronik yang mengolah data, mampu

menerima masukan dan pengeluaran mempunyai sifat seperti kecepatan yang tinggi,
SY

ketelitian dan kemampuan menyimpan intruksi-intruksi untuk menyelesaikan masalah.


103
Observasi pada hari Kamis tanggal 31 Mei 2007
Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar mengadakan beberapa kegiatan yang

bertujuan untuk meningkatkan kemandirian santri. Seperti kegiatan-kegiatan yang telah

diuraikan di atas. Kegiatan-kegiatan lain yang tidak diuraikan karena tidak dibatasi oleh

O
waktu, seperti kegiatan organisasi, koperasi pesantren, kaligrafi letter, karya ilmiah dan

lain-lain. Direktris bekerja sama dengan dewan guru untuk selalu meningkatkan sarana

EM
dan prasarana yang yang dibutuhkan dalam kegiatan-kegiatan di atas agar santri selalu

bersemangat dalam mengikuti semua kegiatan yang ada di pesantren. Semua kegiatan

tersebut di atas terlaksana dengan baik meskipun masih ada hambatan-hambatan yang

masih dicari akar permasalahan dan solusi terbaiknya.

D
2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Semua program dan rencana tidak berjalan dengan lancar tanpa hambatan masih
LS
ada kendala yang dihadapi oleh para pendidik, seperti yang telah disampaikan oleh

direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sebagai berikut:

Hal yang masih sulit kami hadapi adalah menyadarkan santri akan arti penting
kedisiplinan. Kami sangat mengharap santri disiplin dengan peraturan yang ada dengan
O

kebiasaan disiplin mereka secara tidak sadar telah melakukan proses kemandirian yaitu
mereka telah mampu mengontrol emosi, mengatasi masalah yang mereka hadapi, dapat
melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain dan diimbangi dengan rasa tanggung
jawab104
O

Dari keterangan tersebut jelaslah bahwa, kedisiplinan yang menjadi prioritas utama

dalam membentuk kepribadian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar,


ST

memang sulit menanamkan kedisiplinan pada santri, salah satu faktornya adalah kurang

sadarnya santri akan arti kedisiplinan. Dengan kebiasaan disiplin secara tidak sadar santri
SY

104
Hasil wawancara dengan direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari selasa
5 juni 2007
BAB V

PEMBAHASAN

A. Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri

O
al-Kautsar

Santri adalah aset negara generasi penerus bangsa. Oleh karena itu begitu urgent

EM
posisi peserta didik dalam dunia pendidikan untuk menyiapkan generasi Islam yang

berkualiatas, baik sisi intelektual maupun sisi religiusnya. Inilah dasar pemikiran yang

membuat peneliti tertarik untuk mengkaji dalam skripsi penulis yang berjudul Upaya

Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

D
Sumbersari Srono Banyuwangi.

Semua pembahasan dan analisis yang diulas peneliti mengacu pada interviuw,

observasi, dan dokumentasi yang merupakan cara pengumpulan data-data yang ada dan
LS
didapatkan penulis. Wawancara dilakukan peneliti kepada pengasuh Pondok Pesantren

Modern Putri al-Kautsar, Direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, para

Ustadzah Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar serta Santri Pondok Pesantren
O

Modern Putri al-Kautsar.

Agama Islam adalah agama yang universal yang mengajarkan kepada umat
O

manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrowi, salah satu

ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk melaksanakan
ST

pendidikan. Karena menurut ajaran Islam, pendidikan adalah juga merupakan kebutuhan

hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi untuk mencapai kebahagiaan dunia dan

akherat. Salah satunya adalah pendidikan kemandirian.


SY

77
menjelaskan bahwa usahanya kelak akan diperlihatkan-Nya. Seorang individu akan

mempertanggung jawabkan semua yang telah dia perbuatnya selama hidup di dunia, tidak

hanya kepada sang khalik seorang manusia mempertanggung jawabkan perbuatannya.

O
Tetapi mereka juga akan mempertanggung jawabkan perbuatannya kepada sesamanya.

Menurut Lie dan Prasaati109 kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan

EM
kegiatan atau tugas sehari-hari sendiri dengan sedikit bimbingan, sesuai dengan tahapan

perkembangan dan kapasitasnya. Kemampuan seseorang untuk melakukan segala sesuatu

tanpa bantuan orang lain adalah suatu yang harus dimiliki oleh peserta didik , dan

pendidik haruslah menanamkan kemandirian sejak dini pada peserta didik, karena

D
kemandirian bisa dimiliki seseorang melalui proses yang cukup panjang.

Seperti yang telah dijelaskan oleh Zaim Mu’tadin bahwa seseorang bisa disebut

mandiri apabila sudah memenuhi aspek-aspek kemandirian yang terdiri dari empat aspek
LS
yaitu; emosi, ekonomi, intelektual, dan sosial.110 Dalam kehidupan sehari-hari santriwati

al-Kautsar telah memenuhi 4 aspek:

a. Emosi.
O

Dalam melakukan aktifitas sehari-hari, santri harus memiliki kesadaran sendiri.

Para santri hidup jauh dari orang tua, pesantren mengajarkan bahwa dalam melakukan
O

kegiatan apapun harus berangkat dari kesadaran sendiri, tanpa pamrih, serta lepas dari

tekanan pihak lain sekalipun orang tuanya.


ST

b. Ekonomi.

Hidup di pesantren, santri juga terbiasa mengelola keuangan sendiri, berbekal

uang saku dari orang tua mereka dituntut mampu untuk mengelola uang sakunya agar
SY

109
Lihat bab II hlm.11
110
Lihat bab II hlm. 14
kedisiplinan. Santri dituntut untuk selalu berdisiplin dalam segala hal melalui dari sesuatu

yang terkecil , terutama dalam hal menghargai waktu. Kedisiplinan sangat penting bagi

pembentukan pribadi peserta didik, maka Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

O
sangat menjunjung tinggi kedisiplinan, karena dengan kedisiplinan cara hidup santri bisa

termenej. Begitu juga dengan semua kegiatan yang ada di pondok pesantren. Semua

EM
kegiatan akan berjalan dengan tertib apabila semua santri disiplin dengan waktu dan

peraturan yang ada.112

Sikap mandiri memang sangat penting dimiliki peserta didik, agar peserta didik

tidak selalu menggantungkan diri pada orang lain. Peserta didik haruslah memiliki

D
kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, sehingga mereka tidak selalu meminta bantuan

pada orang lain karena sudah memiliki kemampuan, pengetahuan, dan ketrampilan

sendiri. Pendidik hanya bisa memberi bimbingan tanpa harus memantau terus menerus
LS
anak didiknya. Disadari atau tidak pondok pesantren telah melakukan proses kemandirian

dari hidup keseharian santri yang mana semua kebutuhannya dikerjakan sendiri.

Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-


O

Kautsar yaitu dengan cara mengadakan program-program kegiatan bermutu, dan

menanamkan kedisiplinan pada santri dari wawancara peneliti dengan direktris Pondok
O

Pesantren Modern Putri al-Kautsar bahwa, upaya meningkatkan kemandirian santri di

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar yang pertama adalah menanamkan


ST

kemandirian sejak dini, yaitu santri harus selalu mandiri dalam memenuhi kebutuhan

sehari-harinya, kedua menanamkan kedisiplinan pada santri agar santri selalu terbiasa

dengan hal perbuatan yang baik, yang ketiga adalah menanamkan rasa tanggung jawab
SY

112
lihat Bab IV,. hlm 58
IV, Kegiatan ketrampilan jahit-menjahit, PMR, elektro, tata rias dll, program kegiatan ini

masih belum ada di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, yang pertama karena

sulitnya membagi waktu yang ada, disebabkan padatnya program kegiatan santriwati.

O
Kedua, di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar lebih memfokuskan pada kegiatan

pengembangan bahasa. Meskipun di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar lebih

EM
memfokuskan pengembangan bahasanya tetapi kegiatan yang lain juga tidak

terkesampingkan.115

Direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar juga menyampaikan bahwa,

di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar Upaya meningkatkan kemandirian santri,

D
selain mengadakan beberapa kegiatan juga membekali santri dengan ketrampilan

mangajar.116 Kegiatan ini diberikan bagi santri yang mau keluar dari pesantren, yaitu

yang duduk di bngku kelas VI, yang bertujuan mencetak out put yang mengerti dan
LS
menghayati bahwa pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat itu

sangat penting. Attarbiyah al-Amaliyah li al-Tadris (praktek mengajar) adalah usaha

sadar yang dilaksanakan oleh lembaga Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar untuk
O

menyiapkan santri melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan praktek. Yaitu

sebagai wahana untuk menanamkan nilai-nilai luhur keberadaan seorang guru. Sejalan
O

dengan pemikiran tersebut maka program pendidikan praktek mengajar Amliyah Tadris

di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dikelola dengan semaksimal mungkin


ST

untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan sesuai dengan visi misinya.
SY

115
Lihat Bab IV,hlm 60
116
Lihat Bab IV,hlm.61
menjunjung tinggi kedisiplinan. Kurang sadarnya santri akan kedisiplinan terkadang tidak

disadari oleh santri, dengan sikap santri seperti itu ada sebagian ustadzah yang kurang

semangat dalam memantau santri karena seringnya santri melanggar.117 Usaha Pondok

O
Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah mencetak generasi penerus unggul yang

mempunyai pribadi mandiri. Salah satu sarana yang efektif untuk membina dan

EM
mengembangkan manusia dalam masyarakat adalah pendidikan kemandirian.

Sebagaimana aspek-aspek psikologis lainnya, kemandirian juga bukanlah semata-

mata merupakan pembawaan yang melekat pada diri individu sejak lahir. Tetapi

perkembangannya juga dipengaruhi oleh lingkungan. Sebagaimana yang telah diuraikan

D
Muhammad ali dan Muhammad asrori dalam psikologi remaja factor-faktor yang

mempengaruhi kemandirian adalah; gen, pola asuh orang tua, sistem pendidikan di

sekolah, sistem kehidupan di masyarakat.


LS
Menurut Muhammad Ali & Muhammad Asrori faktor-faktor yang mempengaruhi

kemandiran adalah sistem pendidikan di sekolah salah satunya, Muhammad Ali &

Muhammad Asrori menjelaskan bahwa proses pendidikan di sekolah yang tidak


O

mengembangkan demokratisasi pendidikan akan menekan indoktrinasi tanpa

argumentasi, akan menghambat kemandirian dan juga proses pendidikan yang


O

menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman yang dapat menghambat

perkembangan kemandirian.118
ST

Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar justru lebih menekankan kedisiplinan dan pemberian sanksi dari pada

demokratisasi. Karena dengan adanya kedisiplinan santri akan terbiasa melakukan


SY

117
Lihat Bab IV,hlm 75
118
Lihat Bab II,hlm.18
dibatasi dan dituntun pendidik. Tetapi harus selalu dipantau pendidik apabila peserta

didik diberi demokratisasi.

Selama ini Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern

O
Putri al-Kautsar sudah terealisasi dengan baik, namun perlu peningkatan dan

pengembangan yang berkesinambungan dan kontinue sebagai langkah cerdas untuk

EM
semakin maju dan menjadi pondok pesantren yang terbaik seperti yang dicita-citakan

sesuai dengan visi dan misi Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Faktor-faktor penghambat upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar harus segera dikikis dan diganti dengan solusi-solusi

D
yang bisa merangsang semangat pendidik untuk meningkatkan kemandirian santri di

masa depan serta dapat menciptakan santri yang memiliki pribadi mandiri sebagai aset

bangsa yang berkualitas intelektual dan spiritual.


LS
Sedangkan faktor pendukung upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah kemandirian santri adalah merupakan salah

satu arah tujuan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, dan semangat para pendidik
O

untuk membentuk pribadi santri yang mandiri.


O
ST
SY
3. Sedangkan faktor pendukung upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah:

a. kemandirian santri adalah merupakan salah satu arah tujuan Pondok

O
Pesantren Modern Putri al-Kautsar

b. Semangat para pendidik untuk membentuk pribadi santri yang mandiri

EM
B. Saran

Berangkat dari permasalahan tentang Upaya meningkatkan kemandirian santri di

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam membentuk sikap kemandirian santri

dalam meningkatkan kualitas out put yang diharapkan dapat melakukan upaya

D
peningkatan, pengelolaan dan pengembangan secara kongkrit dan istiqomah Saran dari

penulis sebagai peneliti adalah sebagai berikut:

1. Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sebagai pondok favorit yang unggul
LS
harus memprioritaskan kemandirian santri dalam menyiapkan generasi yang

berkualitas.

2. Santri sebagai peserta didik haruslah menyadari begitu pentingnya sikap


O

kemandirian dimiliki oleh peserta didik dan mengerti akan tanggung jawab dan

tugasnya.
O

3. Faktor penghambat upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-
Kautsar harus segera dikikis dan diganti dengan solusi-solusi yang bisa merangsang peserta didik
ST

untuk meningkatkan kemandiriaannya. Pendidik harus peka dalam meningkatkan komunikasi

dengan santri guna mengaudensi hambatan tersebut untuk mencari solusi hambatan yang ada.
SY
Departemen Agama RI. 2005. Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren
Faisal, Sanapiah. 1982. Metodologi Penefitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Gymnastiar, Abdullah. 2005. Malu Jadi Benalu. Bandung: Khass MQ.


Hurluck, E. B. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

O
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kartawijaya. ”Mendidik Anak Untuk Mandiri” (http:www.geocities.com, diakses 25


April 2007)

EM
Kartono. 1986. Psikologi Anak. Bandung: Alumni.

Maulidiyah, Anik, Wakhidatul. 2005. “Pengaruh Perr Group Terhadap Kemandirian


Siswa Dasar Kelas IV Di Min 2 Malang”. Skripsi. Fakultas Tarbiyah UIN Malang
.
Mustafa. 1982. Penyesuaian Diri, Pengertian dan Peranan dalam Kesehatan Mental.
Jakarta: Bulan Bintang.

D
Markum, Enoch. 1985. Psikologi Anak, Keluarga Dan Masyarakat Jakarta: Sinar
Harapan.

Majid Hasyim, Abdul, Al-Husaini. 1994. Pendidikan Anak Menurut Islam. Bandung:
LS
Sinar Baru Algesindo.

Moleong, J. M.A. 2005. Metodologi Penelitian Kualittif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Narbuko, Cholid Dan Ahmadi, Abu. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
O

Nasir, Muhammad. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Perhimpunan Pengembangan pesantren dan Masyarakat. 1995. Pergulatan Dunia


O

Peantren Membangun Dari Bawah. Jakarta: P3M.

Qirtas. 2003. Menggagas Pesantren Masa Depan, Geliat Suara Santri untuk Indonesia
Baru. Yogyakarta: CV. Qalam.
ST

Rosyid Ridha, Muhammad, As-Sayid. 1993. Tafsir Al-Manar. Jakarta: Pustaka Hidayah.

Rasyid, Sudrajad dkk. 2006. Kewirausahaan Santri Bimbingan Santri Mandiri. Jakarta:
PT Citrayudha.
SY

Suprayogo, Imam. 1997. Reformulasi Visi Pendidikan Islam. Malang: STAIN Press.

Anda mungkin juga menyukai