SEKTOR PUBLIK
Dosen Pengampu :
Shinta Noor Anggraeny,S.E.,M.Si.
Disusun Oleh :
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah untuk mata kuliah Akuntansi Sektor Publik dengan judul “Indikator
Kinerja dan Pengukuran Value for Money”. Kami berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menanbah wawasan serta pengetahuan kita menegenai hal
yang kami bahas dalam makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1.Untuk mengetahui pengertian Value for Money
2.Untuk mengetahui pengertian dari Indikator Kerja dan hal-hal
yang terkait di dalamnya
3.Untuk mengetahui pengukuran kinerja dengan mengunakan
Value for Money
4. Untuk mengetahui langkah-langkah pengukuran Value for
Money
2
BAB II PEMBAHASAN
3
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan cara membandingan realisasi
dengan standar biaya.
Efektivitas
Yaitu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan
dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas merupakan hubungan
antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap
pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau
kegiatan. Karena output yang dihasilkan organisasi sektor publik lebih
banyak bersifat output tidak berwujud yang tidak mudah untuk di
kuantifikasi , maka pengukuran efektivitas sering menghadapi kesulitan.
Kesulitan dalam pengukuran efektivitas tersebut adalah karena pencapaian
hasil sering tidak bisa fiketahui dalam jangka pendek, akan tetapi jangka
panjang setelah program berakhir, sehingga ukuran efektivitas biasanya
dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk pernyataan saja. Value for
money menghendaki organisasi bisa memenuhi prinsip efisiensi dan
efektivitas tersebut secara bersama-sama. Dengan pengertian lain, value
for maoney menghendaki organisasi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan dengan biaya yang lebih rendah.
4
Indikator kinerja dalam perusahaan yang menggunakan Value for
Money harus menggambarkan tingkat pencapaian tingkat pelayanan pada
biaya ekonomis yang terbaik.Ini artinya walaupun dengan biaya yang
rendah dan murah tidak selalu yang terbaik,ini karena dengan biaya rendah
dan murah tidak dapat dikatakan ynag terbaik pula.
Pengertian Value for Money dalam buku Manajemen Kinerja
Sektor Publik oleh Mahmudi (2005:89) adalah, bahwa:“Value for Money
merupakan konsep penting dalam organisasi sektor publik dimana Value
for Money memiliki pengertian penghargaan terhadap nilai uang.”
menggambarkan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan organisasi, baik pada tahap
perencanaan (ex-ante), tahap pelaksanaan (on going) maupun tahap setelah kegiatan
selesai (ex-post). Selain itu indikator kinerja juga digunakan untuk menyakinkan
bahwa kinerja hari demi hari menunjukkan kemajuan dalam rangka menuju
(c) harus penting atau berguna untuk menunjukkan keberhasilan input, uotput,
(e) efektif, dalam arti datanya mudah diperoleh, diolah, diolah dengan biaya
yang tersedia.
5
Penetapan indikator kinerja harus berlandaskan pada hasil perumusan
perencanaan strategik yang meliputi tujuan, sasaran dan strategi organisasi. kemudian
diidentifikasi data, informasi yang lengkap, akurat dan relevan untuk memudahkan
sangat membantu dalam memilih indikator kinerja yang relevan, yakni yang besar
implementasi kebijakan.
digunakan yakni:
adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan,
6
a.Karakteristik Indikator Kinerja
Monitoring dan review terhadap indikator kinerja harus terus dilakukan
sebagai bagian dari upaya menciptakan kultur perbaikan kinerja secara
berkelanjutan. Review secara rutin terhadap indikator kinerja bertujuan untuk
menguji validitas dan keandalan indikator yang dibuat agar dapat menyesuaikan
perubahan kebutuhan layanan sehingga dalam jangka panjang menghasilkan
ukuran kinerja yang lebih baik dan efektif.
Menurut Mahmudi (2005:97) dalam bukunya Manajemen Kinerja
Sektor Publik menyatakan karakteristik indikator kinerja sebagai berikut:
a) Sederhana dan mudah dipahami,
b) Dapat diukur,
c) Dapat dikualifikasikan, misalnya dalam bentuk rasio persentase dan
angka,
d) Dikaitkan dengan standar atau target kinerja,
e) Berfokus pada costumer service, kualitas, dan efisiensi, dan
f) Dikaji secara teratur.
7
Setelah penentuan indikator input, output, outcome, benefit, dan impact
selseai maka tahap berikutnya yang dilakukan adalah organisasi dapat mendesain
pengukuran ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Ukuran tersebut akan digunakan
sebagai dasar untuk melakukan penilaian kinerja. Ukuran ekonomi
mengindikasikan alokasi biaya, yaitu mengukur biaya input. Ukuran ekonomi
berupa berapa anggaran yang dialokasikan, pemanfaatan daya dibawah anggaran
menunjukan adanya penghematan, sedangkan melebihi anggaran menunjukan
adanya pemborosan.
Ukuran efisiensi didasarkan atas dua ukuran, yaitu input dan output.
Ukuran efisiensi identik dengan ukuran produktivitas, namun ukuran
produktivitas tersebut belum mengindikasikan seberapa efektif biaya tersebut.
Ukuran efisiensi lebih bersifat relativf bukan absolut. Ukuran efektivitas
mengukur kesuksesan organisasi, program, atau aktivitas dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan. Pengukuran efektivitas mengukur hasil akhir suatu pelayanan
dikaitkan dengan outputnya. Pengukuran efektivitas tidak mungkin bisa dilakukan
tanpa mengukur outcome. Suatu pelayanan mungkin diproduksi secara efisien
akan tetapi tidak efektif karena tidak menambah nilai bagi pelanggan.
8
publik dengan meningkatkan efektivitas layanan publik, meningkatkan mutu
layanan publik, menurunkan biaya layanan publik karena hilangnya inefisiensi,
dan meningkatkan kesadaran akan penggunaan uang publik (public costs
awareness).
adalah suatu area yang mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi.
Area ini merefleksikan preferensi manajerial dengan memperhatikan variable –
variable kunci financial dan non Finansial pada kondisi waktu tertentu. Critical
9
success factor tersebut harus secara konsisten mengikuti perubahan yang terjadi
dalam organisasi.
Perencanaan Tahunan
Evaluasi Kinerja
pemerintah dan sektor publik. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi
Permasalahan yang sering muncul adalah sulitnya mengukur output karena output
yang dihasilkan pemerintah tidak selalu berupa output yang berwujud (tangible
output), tetapi kebanyakan juga bersifat output tidak berwujud (intangible output).
10
Ukuran kinerja pada dasarnya berbeda dengan indikator kinerja. Perbedaan antara
Indikator kinerja, Mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung, yaitu
11
sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (alat
pembinaan).
5. Mekanisme sumber daya manusia
Pemerintah perlu menggunakan beberapa mekanisme untuk
memotivasi stafnya untuk memperbaiki kinerja personal dan organisasi.
Peran indikator kinerja bagi pemerintah antara lain :
a) Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi
b) Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkan
c) Sebagai masukan untuk menentukan skema insensif manajerial
d) Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan
pilihan
e) Untuk menunjukkan standar kinerja
f) Untuk menunjukkan efektivitas
g) Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya
yang paling baik untuk mencapai target sasaran
h) Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial
untuk dilakukan penghematan biaya.
b. Penggunaan (utilization)
e. Kepuasan (satisfaction)
12
Indikator biaya biasanya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost),
misalnya biaya per unit pelayanan (panjang jalan yang diperbaiki, jumlah ton
sampah yang terangkut, biaya persiswa). Beberapa pelayanan mungkin tidak
dapat ditentuksn biaya unitnya, karena output yang dihasilkan tidak dapat
dikuantifikasi atau tidak ada keseragaman tipe pelayanan yang diberikan. Untuk
kondisi tersebut dapat dibuat indikator kinerja proksi misalnya belanja per
kapita (misalnya belanja per 1000 penduduk).
Data Kinerja Primer, Data kinerja yang diperoleh langsung dari responden
Data Kinerja Sekunder, Data kinerja yang diperoleh secara tidak langsung
dari responden tetapi dari instansi/pihak lain
Tingkat Kementerian/Lembaga
13
Organisasi sektor publik sangat dipengaruhi oleh faktor politik. Konsep
value for money yang terdiri dari ekonomi, efisiensi, dan efektivitas perlu
diperluas lagi dengan adanya keadilan (equity). Prinsip keadilan ini terkait juga
dengan prinsip kesetaraan (equality). Kesetaraan berarti pemerintah
mengutamakan pelayanan kepada masyarakat yang lebih membutuhkan. Keadilan
berarti bahwa setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk
memperoleh pelayanan, tidak ada diskriminasi, atau hak istimewa atas kelompok
tertentu. Penambahan konsep equity dan equality disebabkan bila pemerintah
hanya berfokus pada ekonomi, efisiensi, dan efektifitas saja maka sangat mungkin
akan mengorbankan pihak tertentu. Hanya berfokus pada ekonomi, efisiensi, dan
efektifitas saja dapat menyebabkan organisasi mengabaikan etika bisnis dan
tanggung jawab sosial. Padahal sektor public bertujuan mewujudkan
kesejahteraan sosial.
Untuk dapat meningkatkan kinerja sektor publik perlu adanya perluasan
konsep value of money yaitu dengan adanya konsep best value. konsep best
value.adalah suatu konsep yang mewajibkan unit kerja pemberi pelayanan public
untuk memberikan pelayanan terbaik. Setiapunit kerja yang dikategorikan sebagai
unit kerja best value harus memberikan pelayanan secara terus menerus dengan
cara mengkombinasikan prinsip ekonomi, efisiensi, dan efektivitas dalam
pelayanan. Pelayanan yang diberikan tidak semata-mata didasarkan atas
ketersediaan dana, akan tetapi pemberiaan pelayanan adalah karena adanya
kebutuhan masyarakat. Dengan demikian pelayanan bukan merupakan fungsi
pendapatan yang berarti pelayanan hanya akan ditingkatkan apabila pendapatan
pemerintah naik, tapi pelayanan tersebut merupakan fungsi kebutuhan, yaitu
pelayanan dilakukan karena adanya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
tersebut.
Konsep best value menimbulkan implikasi perlunya unit kerja pemberi
pelayanan utuk membuat perencanaan dan menetapkan target kinerja sebagai
bagian penting dari manajemen kinerja. Karakteristik utamanya adalah penetapan
serangkaian indicator kinerja untuk mengukur kinerja unit kerja yang
14
dikategorikan sebagai otoritas best value. Indikator tersebut digunakan untuk
menilai kesehatan organisasi secara keseluruhan dan kinerja atas pelayanan
Bagian terpenting dalam usaha untuk meningkatkan kinerja sektor publik
yaitu dengan dilakukannya pengukuran kinerja Value for Money (ekonomi,
efisiensi, dan efektifitas). Manajemen kinerja sektor public harus dilengkapi
dengan system pengukuran kinerja. Karena Value Of Money merupakan kunci
pengukuran kinerja di sektor publik, maka system pengukuran kinerja sektor
publik juga harus difokuskan untuk mengukur ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
Indikator kinerja merupakan konsep yang multidimensional dan kompleks.
Dalam organiasasi sektor public, seperti pemerintah, tidak ada indikator kinerja
tunggal yang dapat dipakai untuk seluruh unit kerja. Indikator kinerja bukan
hanya indikator keuangan saja, tetapi juga indikator nonkeuangan. Indikator
kinerja yang dikembangkan hendaknya seimbang, yaitu seimbang antara indicator
keuangan dan indicator nonkeuangan, antara indicator hasil dengan indikator
proses, dan antara indikator kuantitatif dan indikator kualitatif.
15
2.4 Langkah-langkah Pengukuran Value For Money
1. Pengukuran Ekonomi,
Apakah biaya organisasi lebih besar dari pada biaya organisasi lain yang
optimal?.
2. Pengukuran Efisiensi,
Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar
output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.
peningkatan input.
d.Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi penurunan
output.
3. Pengukuran Efektifitas,
16
Efeketivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya. Efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah
4. Pengukuran Outcome,
kinerja yang ingin dicapai pada periode mendatang. Penentuan target tersebut
Tujuan pelaksanaan value for money adalah, ekonomi: hemat cermat dalam
pengadaan dan alokasi sumber daya. efisiensi: Berdaya guna dalam penggunaan
sumber daya efektivitas: berhasil guna dalam arti mencapai tujuan dan sasaran.
17
equity: Keadilan dalam mendapatkan pelayanan publik. equality: Kesetaran dalam
Tujuan lain yang dikehendaki terkait pelaksanaan value for money adalah
tepat sasaran
5. Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar
18
mengaitkannya terhadap tujuan organisasi. Pengukuran kinerja merupakan saran
untuk pembelajaran pegawai tentang cara meereka seharusnya bertindak, serta
memberikan dasar dalam perubahan perilaku, sikap, skill, atau pengetahuan kerja
yang harus dimiliki pegawai untuk mencapai hasil kerja terbaik.
5. Memotivasi pegawai
19
yang berkinerja tinggi akan memperoleh reward. Reward tersebut memberikan
motivasi pegawai untuk berkinerja lebih tinggi dengan harapan kinerja yang tinggi
akan memperoleh kompensasi yang tinggi. Hal itu hanya akan berjalan dengan
baik apabila organisasi menggunakan manajemen kompensasi berbasis kinerja.
Pengukuran kinerja juga mendorong manajer untuk memahami proses
memotivasi, cara individu membuat pilihan tindakan berdasarkan pada preferensi,
reward, dan prestasi kerjanya.
20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi
melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja
merupakan salah satu alat pengendalian organisasi karena diperkuat dengan
adanya mekanisme reward dan punishment. Pengukuran kinerja sektor publik
dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki
pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi
terwujudnya akuntabilitas publik.
Inti pengukuran kinerja pemerintah adalah pengukuran value for money.
Kinerja pemerintah harus diukur dari sisi input, output dan outcome. Tujuan
pengukuran value for money yaitu mengukur tingkat keekonomisan dalam alokasi
sumber daya, efisiensi dalam penggunaan sumber daya dan hasil yang maksimal,
serta efektifitas dalam penggunaan sumber daya.
3.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
https://makalahubb.blogspot.com/2017/05/makalah-pengukuran-kinerja-sektor.html
http://yeyengustriana.blogspot.com/2015/03/makalah-sistem-pengukuran-kinerja.html
22