Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TEMA PENGUKURAN KINERJA

SEKTOR PUBLIK

“INDIKATOR KINERJA & PENGUKURAN VALUE FOR


MONEY”

Dosen Pengampu :
Shinta Noor Anggraeny,S.E.,M.Si.

Disusun Oleh :

Elani Eka Fajar Santika (170200737)


Komputerisasi Akuntansi 4E

POLITEKNIK NEGERI MADIUN

2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah untuk mata kuliah Akuntansi Sektor Publik dengan judul “Indikator
Kinerja dan Pengukuran Value for Money”. Kami berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menanbah wawasan serta pengetahuan kita menegenai hal
yang kami bahas dalam makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan


jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan di masa yang akan dating mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Ngawi, 12 Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Value For Money ................................................................................... 3
2.2 Pengertian Indikator Kinerja .................................................................................... 5
a.Karakteristik Indikator Kinerja ................................................................................ 7
2.3 Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Value For Money ......................... 10
a.Mekanisme Indikator Kinerja................................................................................. 11
2.4 Langkah-langkah Pengukuran Value For Money .................................................. 16
a.Tujuan Value For Money ....................................................................................... 17
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 21
3.2 Saran ....................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 22

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam konsep penggunaan anggaran pemerintah, pengukuran


kinerja juga merupakan salah satu cara untuk mewujudkan
akuntabilitas. Akuntabilitas bukan hanya soal pembelanjaan uang
publik melainkan juga apakah uang publik tersebut telah digunakan
secara ekonomis, efisien dan efektif.Sistem anggaran sektor publik
dalam perkembangannya telah menjadi instrumen kebijakan multi-
fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan
organisasi. Hal tersebut terutama tercermin pada komposisi dan
besarnya anggaran yang secara langsung merefleksikan arah dan
tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Anggaran sebagai alat
perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter
sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi
perencanaan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka
sistem anggaran serta pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran
harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.

Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah


mengalami banyak perkembangan. Sistem perencanaan anggaran
publik berkembang dan berubah sesuai dengan dinamika
perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan tuntutan
yang muncul di masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis
pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor
publik.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apakah pengertian Value for Money?
2.Apakah pengertian dari Indikator Kerja dan apa saja yang
terkait di dalamnya ?
3. Bagaimana pengukuran kinerja dengan menggunakan Value
for Money ??
4. Bagaimana langkah-langkah pengukuran Value for Money

1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1.Untuk mengetahui pengertian Value for Money
2.Untuk mengetahui pengertian dari Indikator Kerja dan hal-hal
yang terkait di dalamnya
3.Untuk mengetahui pengukuran kinerja dengan mengunakan
Value for Money
4. Untuk mengetahui langkah-langkah pengukuran Value for
Money

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Value For Money


Pengertian Value for MoneyValue for Money merupakan tolak ukur dalam
anggaran belanja suatu organisasi, baik organisasi yang berusaha untuk
mendapatkan laba (swasta) atau perusahan yang non profit seperti perusahan
sektor publik (pemerintah).
Value for Money adalah penilaian kinerja yang meliputi efisiensi, efektivitas dan
ekonomi :
 Ekonomi
Yaitu terkait dengan pengkonversian input primer berupa sumber
daya keuangan (uang/kas) menjadi input sekunder berupa tenaga kerja,
bahan, infrastruktur, dan barang modal yang dikonsumsi untuk kegiatan
organisasi. Organisasi harus memastikan bahwa dalam perolehan sumber
daya input, seperti material, barang, dan bahan baku tidak terjadi
pemborosan. Cara yang dalam dilakukan adalah dengan melakukan survey
harga pasar untuk mengetahui perbandingan harga sehingga organisasi
bisa menentukan harga terendah suatu input dengan kualitas tertentu. Cara
lainnya yaitu dengan menggunakan system pengontrakan, tender, dan
sewa beli.
 Efisiensi
Yaitu berbicara mengenai input dan output. Efisiensi terkait
dengan hubungan antara output berupa barang atau pelayanan yang
dihasilkan dengan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan
output tersebut. Suatu organisasi, program atau kegiatan dikatakan efisien
apabila mampu menghasilkan output tertentu dengan input serendah-
rendahnya, atau dengan input tertentu mampu menghasilkan output
sebesar-besarnya. Konsep efisiensi juga terkait dengan produktivitas.
Produktivitas merupakan perbandingan antara input dan out put. Dalam
pusat pertanggungjawaban teknik, untuk mengukur efisiensi dilakukan
dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya standar.

3
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan cara membandingan realisasi
dengan standar biaya.
 Efektivitas
Yaitu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan
dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas merupakan hubungan
antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap
pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau
kegiatan. Karena output yang dihasilkan organisasi sektor publik lebih
banyak bersifat output tidak berwujud yang tidak mudah untuk di
kuantifikasi , maka pengukuran efektivitas sering menghadapi kesulitan.
Kesulitan dalam pengukuran efektivitas tersebut adalah karena pencapaian
hasil sering tidak bisa fiketahui dalam jangka pendek, akan tetapi jangka
panjang setelah program berakhir, sehingga ukuran efektivitas biasanya
dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk pernyataan saja. Value for
money menghendaki organisasi bisa memenuhi prinsip efisiensi dan
efektivitas tersebut secara bersama-sama. Dengan pengertian lain, value
for maoney menghendaki organisasi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan dengan biaya yang lebih rendah.

Secara Skematis, value of money dapat digambarkan sebagai berikut :

4
Indikator kinerja dalam perusahaan yang menggunakan Value for
Money harus menggambarkan tingkat pencapaian tingkat pelayanan pada
biaya ekonomis yang terbaik.Ini artinya walaupun dengan biaya yang
rendah dan murah tidak selalu yang terbaik,ini karena dengan biaya rendah
dan murah tidak dapat dikatakan ynag terbaik pula.
Pengertian Value for Money dalam buku Manajemen Kinerja
Sektor Publik oleh Mahmudi (2005:89) adalah, bahwa:“Value for Money
merupakan konsep penting dalam organisasi sektor publik dimana Value
for Money memiliki pengertian penghargaan terhadap nilai uang.”

2.2 Pengertian Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif maupun kualitatif untuk

menggambarkan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan organisasi, baik pada tahap

perencanaan (ex-ante), tahap pelaksanaan (on going) maupun tahap setelah kegiatan

selesai (ex-post). Selain itu indikator kinerja juga digunakan untuk menyakinkan

bahwa kinerja hari demi hari menunjukkan kemajuan dalam rangka menuju

tercapaianya sasaran maupun tujuan organisasi yang bersangkutan, indikator kinerja

adalah sebagai berikut:

(a) spesifik dan jelas untuk menghindari kesalahan interpretasi,

(b) dapat diukur secara kualitatif maupun kuantitatif,

(c) menangani aspek-aspek yang relevan,

(c) harus penting atau berguna untuk menunjukkan keberhasilan input, uotput,

hasil atau outcome, manfaat ataupun dampak serta proses,

(d) fleksiblel dan sensitif terhadap perubahan pelaksanaan

(e) efektif, dalam arti datanya mudah diperoleh, diolah, diolah dengan biaya

yang tersedia.

5
Penetapan indikator kinerja harus berlandaskan pada hasil perumusan

perencanaan strategik yang meliputi tujuan, sasaran dan strategi organisasi. kemudian

diidentifikasi data, informasi yang lengkap, akurat dan relevan untuk memudahkan

pemilihan indikator kinerja. pengalaman atas penyelenggaraan dan misi organisasi

sangat membantu dalam memilih indikator kinerja yang relevan, yakni yang besar

pengaruhnya terhadap keberhasilan kegiatan kinerja, program operasional maupun

implementasi kebijakan.

Menurut Akdon Terdapat 5 (lima) macam indikator kinerja yang umumnya

digunakan yakni:

(a) indikator kinerja input (masukan)

adalah indikator segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan

dapat menghasilkan keluaran yang ditentukan; misal dana, SDM,

informasi, kebijakan dan lain-lain,

(b) Indikator Process

adalah gambaran mengenai langkah-langkah yang dilaksanakan dalam

menghasilkan barang atau jasa (frekuensi proses, ketaatan terhadap jadwal,

dan ketaatan terhadap ketentuan/standar).

(c) indikator kinerja output (keluaran)

adalah sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output)

kegiatan pada jangka menengah (efek langsung),

(d) indikator kinerja benefit (manfaat)

adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan,

(e) indikator kinerja impact (dampak )


adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada
setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan

6
a.Karakteristik Indikator Kinerja
Monitoring dan review terhadap indikator kinerja harus terus dilakukan
sebagai bagian dari upaya menciptakan kultur perbaikan kinerja secara
berkelanjutan. Review secara rutin terhadap indikator kinerja bertujuan untuk
menguji validitas dan keandalan indikator yang dibuat agar dapat menyesuaikan
perubahan kebutuhan layanan sehingga dalam jangka panjang menghasilkan
ukuran kinerja yang lebih baik dan efektif.
Menurut Mahmudi (2005:97) dalam bukunya Manajemen Kinerja
Sektor Publik menyatakan karakteristik indikator kinerja sebagai berikut:
a) Sederhana dan mudah dipahami,
b) Dapat diukur,
c) Dapat dikualifikasikan, misalnya dalam bentuk rasio persentase dan
angka,
d) Dikaitkan dengan standar atau target kinerja,
e) Berfokus pada costumer service, kualitas, dan efisiensi, dan
f) Dikaji secara teratur.

Pemanfaatan indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah


suatu organiasasi, aktivitas atau program telah memenuhi prinsip ekonomi
efisiensi, dan efektif. Indikator untuk tiap-tiap unit organisasi berbeda-beda
tergantung pada tipe pelayanan yang dihasilkan. Penentuan indikator kinerja
harus mencakup indikator biaya, biasanya dinyatakan dalam biaya per unit.
Indikator biaya ini merupakan elemen penting untuk mengukur ekonomi dan
efisiensi.

Indikator tingkat pemanfaatan diperlukan untuk mengetahui ada atau


tidaknyakapasitas yang menganggur atas sumber daya yang dimiliki organisasi.
Tingkat utilitas dapat diketahui dengan cara membandingkan tingkat pemanfaatan
dengan kapasitas yang tersedia. Adanya kapsitas yang menganggur pada dasarnya
akan menjadikan organisasi tidak efisien dan efektif. Selain indikator yang
sifatnya kuantitatif, seperti indikator biaya dan tingkat utilitas, penentuan
indikator kinerja juga harus mencakup indikator kualitatif, misalnya indikator
kualitas pelayanan.

7
Setelah penentuan indikator input, output, outcome, benefit, dan impact
selseai maka tahap berikutnya yang dilakukan adalah organisasi dapat mendesain
pengukuran ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Ukuran tersebut akan digunakan
sebagai dasar untuk melakukan penilaian kinerja. Ukuran ekonomi
mengindikasikan alokasi biaya, yaitu mengukur biaya input. Ukuran ekonomi
berupa berapa anggaran yang dialokasikan, pemanfaatan daya dibawah anggaran
menunjukan adanya penghematan, sedangkan melebihi anggaran menunjukan
adanya pemborosan.

Ukuran efisiensi didasarkan atas dua ukuran, yaitu input dan output.
Ukuran efisiensi identik dengan ukuran produktivitas, namun ukuran
produktivitas tersebut belum mengindikasikan seberapa efektif biaya tersebut.
Ukuran efisiensi lebih bersifat relativf bukan absolut. Ukuran efektivitas
mengukur kesuksesan organisasi, program, atau aktivitas dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan. Pengukuran efektivitas mengukur hasil akhir suatu pelayanan
dikaitkan dengan outputnya. Pengukuran efektivitas tidak mungkin bisa dilakukan
tanpa mengukur outcome. Suatu pelayanan mungkin diproduksi secara efisien
akan tetapi tidak efektif karena tidak menambah nilai bagi pelanggan.

Penetapan dan evaluasi indikator-indikator dan ukuran-ukuran kinerja.


perlu ditetapkan kegiatan-kegiatan yang memonitor ukuran-ukuran dan indikator-
indikator kinerja. Pengendalian seperti ini contohnya adalah pembandingan dan
penilaian pada berbagai set data satu sama lain sehingga berbagai analisis atas
hubungan-hubungan yang terjadi dapat dilakukan dan tindakan-tindakan yang
diperlukan dapat diambil. Pengendalian-pengendaliannya harus diarahkan pada
validasi atas kelayakan dan integritas dari indicator indikator dan ukuran-ukuran
kinerja baik organisasi maupun individu.

Kampanye implementasi konsep value for money pada organisasi sektor


publik perlu gencar dilakukan seiring dengan meningkatnya tuntutan akuntabilitas
publik dan pelaksanaan good governance. Implementasi konsep tersebut diyakini
dapat memperbaiki akuntabilitas sektor publik dan memperbaiki kinerja sektor

8
publik dengan meningkatkan efektivitas layanan publik, meningkatkan mutu
layanan publik, menurunkan biaya layanan publik karena hilangnya inefisiensi,
dan meningkatkan kesadaran akan penggunaan uang publik (public costs
awareness).

Informasi mengenai kinerja sangat penting dalam rangka menciptakan good


governance. Informasi kinerja tersebut diorientasikan sebagai pedoman bukan
sebagai alat pengendalian. Indikator kinerja memiliki peran penting sebagai
proses pembentukan organisasi pembelajar (learning organization). Jika
organisasi terus menerus belajar bagaimana memperbaiki kinerja, meningkatkan
kepuasan pelanggan dan mencapai target, maka indikator kinerja akan bersifat
mendorong dan memotivasi dalam cara yang positif.

Untuk melakukan pengukuran kinerja, variable kunci yang sudah


teridentifikasi tersebut kemudian dikembangkan menjadi indicator kinerja untuk
unit kerja yang bersangkutan. Untuk dapat diketahui tingkat capaian kinerja,
indicator kinerja tersebut kemudian dibandingkan dengan target kinerja atau
standar kinerja. Tahap terkhir adalah evaluasi kinerja yang hasilnya berupa
feedback, reward, dan punishment kepada manajer pusat pertanggungjawaban.
Indikator kinerja digunakan sebagai indicator pelaksanaan strategi yang telah
ditetapkan.

Indikator kinerja tersebut dapat berbentuk factor – factor keberhasilan utama


organisasi (critical success factor) dan indicator kinerja kunci (key performance
indicator).

b.Faktor Indikator Kinerja


 Faktor Keberhasilan Utama

adalah suatu area yang mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi.
Area ini merefleksikan preferensi manajerial dengan memperhatikan variable –
variable kunci financial dan non Finansial pada kondisi waktu tertentu. Critical

9
success factor tersebut harus secara konsisten mengikuti perubahan yang terjadi
dalam organisasi.

 Indikator Kinerja Kunci

merupakan sekumpulan indicator yang dapat dianggap sebagai ukuran kinerja


kunci baik yang bersifat Finansial maupun non Finansial untuk melaksanakan
operasi dan kinerja unit bisnis. Indikator ini dapat digunakan oleh manajer untuk
mendeteksi dan memonitor capaian kinerja.

Penggunaan Indikator Kinerja Utama :


 Perencanaan Jangka Menengah

 Perencanaan Tahunan

 Penyusunan dokumen Penetapan Kinerja

 Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

 Evaluasi Kinerja

 Pemantauan dan pengendalian Kinerja

2.3 Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Value For Money

Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi

pemerintah dan sektor publik. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi

output yang dihasilkan semata, akan tetapi secara terintegrasi harus

mempertimbangkan input, output, dan outcome secara bersama-sama.

Permasalahan yang sering muncul adalah sulitnya mengukur output karena output

yang dihasilkan pemerintah tidak selalu berupa output yang berwujud (tangible

output), tetapi kebanyakan juga bersifat output tidak berwujud (intangible output).

10
Ukuran kinerja pada dasarnya berbeda dengan indikator kinerja. Perbedaan antara

ukuran kinerja dengan indikator kinerja adalah:

 Ukuran kinerja, Umumnya mengacu pada penilaian kinerja secara langsung,

misalnya: laporan keuangan pemerintah.

 Indikator kinerja, Mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung, yaitu

hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja.

a.Mekanisme Indikator Kinerja

Mekanisme yang diperlukan untuk menentukan indikator kinerja, antara


lain :
1. Sistem perencanaan dan pengendalian
Meliputi proses, prosedur, dan struktur yang memberi jaminan
bahwa tujuan organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan ke seluruh
bagian organisasi dengan menggunakan rantai komando yang jelas yang
didasarkan pada spesifikasi tugas pokok dan fungsi, kewenangan, serta
tanggungjawab.
2. Spesifikasi dan standarisasi
Kinerja suatu kegiatan, program, dan organisasi diukur dengan
menggunakan spesifikasi teknis secara detail untuk memberikan jaminan
bahwa spesifikasi teknis tersebut dijadikan sebagai standar penilaian.
3. Kompetensi teknis dan profesionalisme
Untuk memberikan jaminan terpenuhinya spesifikasi teknis dan
standarisasi yang ditetapkan maka diperlukan personel yang memiliki
kompetensi teknis dan professional dalam bekerja.
4. Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar
Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian penghargaan dan
hukuman (reward and punishment) yang bersifat finansial, sedangkan
mekanisme pasar terkait dengan penggunaan sumber daya yang
menjamin terpenuhinya value for money. Ukuran kinerja digunakan

11
sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (alat
pembinaan).
5. Mekanisme sumber daya manusia
Pemerintah perlu menggunakan beberapa mekanisme untuk
memotivasi stafnya untuk memperbaiki kinerja personal dan organisasi.
Peran indikator kinerja bagi pemerintah antara lain :
a) Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi
b) Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkan
c) Sebagai masukan untuk menentukan skema insensif manajerial
d) Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk melakukan
pilihan
e) Untuk menunjukkan standar kinerja
f) Untuk menunjukkan efektivitas
g) Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas biaya
yang paling baik untuk mencapai target sasaran
h) Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih potensial
untuk dilakukan penghematan biaya.

b.Pengembangan Indikator Kerja

Penggunaan indicator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu


aktifitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Indikator untuk
tiap – tiap unit organisasi berbeda – beda tergantung pada tipe pelayanan yang
dihasilkan. Penentuan indicator kinerja perlu mempertimbangkan komponen
berikut:

a. Biaya Pelayanan (cost of service)

b. Penggunaan (utilization)

c. Kualitas dan standar pelayanan (quality and standards)

d. Cakupan pelayanan (coverage)

e. Kepuasan (satisfaction)

12
Indikator biaya biasanya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost),
misalnya biaya per unit pelayanan (panjang jalan yang diperbaiki, jumlah ton
sampah yang terangkut, biaya persiswa). Beberapa pelayanan mungkin tidak
dapat ditentuksn biaya unitnya, karena output yang dihasilkan tidak dapat
dikuantifikasi atau tidak ada keseragaman tipe pelayanan yang diberikan. Untuk
kondisi tersebut dapat dibuat indikator kinerja proksi misalnya belanja per
kapita (misalnya belanja per 1000 penduduk).

Membuat Sistem Pengukuran Kinerja

Langkah 1 : Memperkirakan Kesiapan Organisasi


Langkah 2 : Merumuskan Tujuan
Langkah 3 : Menyiapkan Pertanyaan Kebijakan
Langkah 4 : Mengembangkan Rencana Kerja
Langkah 5 : Memulai Orientasi dan Pelatihan
Langkah 6 : Memilih Bidang Pelayanan Yang Akan Diukur
Langkah 7 : Merumuskan Misi, Tujuan dan Sasaran
Langkah 8 : Mengenali Pengukuran
Langkah 9 : Membuat Sistem Pengumpulan Data, Analisa dan Pelaporan
Langkah 10 : Pemantuan dan Evaluasi

Sumber Data Kinerja:

 Data Kinerja Primer, Data kinerja yang diperoleh langsung dari responden
 Data Kinerja Sekunder, Data kinerja yang diperoleh secara tidak langsung
dari responden tetapi dari instansi/pihak lain

Tingkatan Indikator Kinerja Utama


 Tingkat Satuan Kerja

 Tingkat Unit Kerja

 Tingkat Kementerian/Lembaga

13
Organisasi sektor publik sangat dipengaruhi oleh faktor politik. Konsep
value for money yang terdiri dari ekonomi, efisiensi, dan efektivitas perlu
diperluas lagi dengan adanya keadilan (equity). Prinsip keadilan ini terkait juga
dengan prinsip kesetaraan (equality). Kesetaraan berarti pemerintah
mengutamakan pelayanan kepada masyarakat yang lebih membutuhkan. Keadilan
berarti bahwa setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk
memperoleh pelayanan, tidak ada diskriminasi, atau hak istimewa atas kelompok
tertentu. Penambahan konsep equity dan equality disebabkan bila pemerintah
hanya berfokus pada ekonomi, efisiensi, dan efektifitas saja maka sangat mungkin
akan mengorbankan pihak tertentu. Hanya berfokus pada ekonomi, efisiensi, dan
efektifitas saja dapat menyebabkan organisasi mengabaikan etika bisnis dan
tanggung jawab sosial. Padahal sektor public bertujuan mewujudkan
kesejahteraan sosial.
Untuk dapat meningkatkan kinerja sektor publik perlu adanya perluasan
konsep value of money yaitu dengan adanya konsep best value. konsep best
value.adalah suatu konsep yang mewajibkan unit kerja pemberi pelayanan public
untuk memberikan pelayanan terbaik. Setiapunit kerja yang dikategorikan sebagai
unit kerja best value harus memberikan pelayanan secara terus menerus dengan
cara mengkombinasikan prinsip ekonomi, efisiensi, dan efektivitas dalam
pelayanan. Pelayanan yang diberikan tidak semata-mata didasarkan atas
ketersediaan dana, akan tetapi pemberiaan pelayanan adalah karena adanya
kebutuhan masyarakat. Dengan demikian pelayanan bukan merupakan fungsi
pendapatan yang berarti pelayanan hanya akan ditingkatkan apabila pendapatan
pemerintah naik, tapi pelayanan tersebut merupakan fungsi kebutuhan, yaitu
pelayanan dilakukan karena adanya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
tersebut.
Konsep best value menimbulkan implikasi perlunya unit kerja pemberi
pelayanan utuk membuat perencanaan dan menetapkan target kinerja sebagai
bagian penting dari manajemen kinerja. Karakteristik utamanya adalah penetapan
serangkaian indicator kinerja untuk mengukur kinerja unit kerja yang

14
dikategorikan sebagai otoritas best value. Indikator tersebut digunakan untuk
menilai kesehatan organisasi secara keseluruhan dan kinerja atas pelayanan
Bagian terpenting dalam usaha untuk meningkatkan kinerja sektor publik
yaitu dengan dilakukannya pengukuran kinerja Value for Money (ekonomi,
efisiensi, dan efektifitas). Manajemen kinerja sektor public harus dilengkapi
dengan system pengukuran kinerja. Karena Value Of Money merupakan kunci
pengukuran kinerja di sektor publik, maka system pengukuran kinerja sektor
publik juga harus difokuskan untuk mengukur ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
Indikator kinerja merupakan konsep yang multidimensional dan kompleks.
Dalam organiasasi sektor public, seperti pemerintah, tidak ada indikator kinerja
tunggal yang dapat dipakai untuk seluruh unit kerja. Indikator kinerja bukan
hanya indikator keuangan saja, tetapi juga indikator nonkeuangan. Indikator
kinerja yang dikembangkan hendaknya seimbang, yaitu seimbang antara indicator
keuangan dan indicator nonkeuangan, antara indicator hasil dengan indikator
proses, dan antara indikator kuantitatif dan indikator kualitatif.

Indikator kinerja yang dikembangkan hendaknya memiliki karakteristik


berikut:

1. Sederhana dan mudah dipahami


2. Dapat diukur
3. Dapat dikuantifikasikan
4. Dikaitkan dengan standar atau taget kinerja
5. Dikaji secara teratur.

15
2.4 Langkah-langkah Pengukuran Value For Money

1. Pengukuran Ekonomi,

Pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan (input) yang

gunakan. Pertanyaan yang diajukan adalah:

 Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang dianggarkan?

 Apakah biaya organisasi lebih besar dari pada biaya organisasi lain yang

sejenis yang dapat diperbandingkan?

 Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara

optimal?.

2. Pengukuran Efisiensi,

Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar

output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.

Cara perbaikan terhadap efisiensi adalah:

a. Meningkatkan output pada tingkat input yang sama,

b. Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi

peningkatan input.

c. Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.

d.Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi penurunan

output.

3. Pengukuran Efektifitas,

16
Efeketivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai

tujuannya. Efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah

dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Pengukuran Outcome,

Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat

atau mengukur kualitas output terhadap dampak yang dihasilkan.

Pengukuran outcome memiliki 2 peran:

a. Peran Retrospektif, terkait dengan penilaian kinerja masa lalu.

b. Peran Prospektif, terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan

datang. Dalam peran ini, pengukuran outcome digunakan untuk mengarahkan

keputusan alokasi sumber daya publik.

5. Estimasi Indikator Kinerja,

Suatu unit organisasi perlu melakukan estimasi untuk menentukan target

kinerja yang ingin dicapai pada periode mendatang. Penentuan target tersebut

didasarkan pada perkembangan cakupan layanan atau indicator kinerja.

a.Tujuan Value For Money

Tujuan pelaksanaan value for money adalah, ekonomi: hemat cermat dalam

pengadaan dan alokasi sumber daya. efisiensi: Berdaya guna dalam penggunaan

sumber daya efektivitas: berhasil guna dalam arti mencapai tujuan dan sasaran.

17
equity: Keadilan dalam mendapatkan pelayanan publik. equality: Kesetaran dalam

penggunaan sumber daya.

Tujuan lain yang dikehendaki terkait pelaksanaan value for money adalah

1. Meningkatan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan

tepat sasaran

2. Meningkatkan mutu pelayanan publik

3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya

penghematan dalam penggunan input

4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik

5. Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar

pelaksanaan akuntanbilitas public

 Berikut tujuan penilaian kinerja disektor publik (Mahmudi, 2007) :

1. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

Pengukuran kinerja pada organisasi sektor publik digunakan untuk mengetahui


ketercapaian tujuan organisasi. Penilaina organisasi bertujuan sebagai tonggak
(milestone) yang menunjukkan tingkat ketercapaian tujuan ndan juga
menunjukkan apakah organisasi berjalan sesuai arah menyimpang dari tujuan
yang ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan dari arah yang semestinya, pimpinan
dapat melakakukan tindakan koreksi dan perbaikan dengan cepat.

2. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

Pengukuran kinerja merupakan pendekatan sistematik dan terintegrasi untuk


memperbaiki kinerja organisasi dalam rangka mencapai tujuan strategik
organisasi serta mewujudkan visi dan misinya. Sistem pengukuran kinerja
bertujuan memperbaiki hasil dari usaha yang dilakukan oleh pegawai dengan

18
mengaitkannya terhadap tujuan organisasi. Pengukuran kinerja merupakan saran
untuk pembelajaran pegawai tentang cara meereka seharusnya bertindak, serta
memberikan dasar dalam perubahan perilaku, sikap, skill, atau pengetahuan kerja
yang harus dimiliki pegawai untuk mencapai hasil kerja terbaik.

3. Memperbaiki kinerja periode-periode berikutnya

Pengukuran kinerja dilakukan sebagai sarana pembelajaran untuk perbaikan


kinerja di masa mendatang. Penerapan sistem pengukuran kinerja dalam jangka
panjang bertujuan membentuk budaya berprestasi (achivement culture) di dalam
organisasi. Budaya kinerja atau budaya berprestasi dapat diciptakan apabila sistem
pengukuran kinerja mampu menciptakan atmosfir organisasi sehinggasetiap orang
dalam organisasi dituntut untuk berprestasi. Untuk menciptakan atmosfir itu,
diperlukan perbaikan kinerja secara terus-menerus. Saat ini, kinerja harus lebih
baik dari kinerja sebelumnya, dan kinerja mendatang harus lebih baik dari pada
sekarang.

4. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan


pemberian penghargaan (reward) dan hukuman (punishment)

Pengukuran kinerja bertujuan memberikan dasar sistemantik bagi manajer untuk


memberikan reward (misalnya: kenaikan gaji, tunjangan, dan promosi) atau
punishment (misalnya: pemutusan kerja, penundaan promosi, dan teguran).

Sistem manajemen kinerja modern diperlukan untuk mendukung sistem gaji


berdasarkan kinerja (permormance based pay) atau disebut juga pembayaran yang
berorientasi hasil. Untuk mengimplementasikan sistem penggajian berbasis
kinerja/hasil, organisasi sektor publik harus memiliki sistem manajemen kinerja
yang modern, efektif, dan valid. Organisasi yang berkinerja tinggi berusaha
menciptakan sistem reward, insentif, dan gaji yang memiliki hubungan yang jelas
dengan pengetahuan, kemampuan, dan kontribusi individu terhadap kinerja
organisasi.

5. Memotivasi pegawai

Pengukuran kinerja bertujuan meningkatkan motivasi pegawai. Dengan


pengukuran kinerja yang dihubungkan dengan manajemen kompensasi, pegawai

19
yang berkinerja tinggi akan memperoleh reward. Reward tersebut memberikan
motivasi pegawai untuk berkinerja lebih tinggi dengan harapan kinerja yang tinggi
akan memperoleh kompensasi yang tinggi. Hal itu hanya akan berjalan dengan
baik apabila organisasi menggunakan manajemen kompensasi berbasis kinerja.
Pengukuran kinerja juga mendorong manajer untuk memahami proses
memotivasi, cara individu membuat pilihan tindakan berdasarkan pada preferensi,
reward, dan prestasi kerjanya.

6. Menciptakan akuntabilitas publik

Pengukuran kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong terciptanya


akuntabilitas publik. Pengukuran kinerja menunjukan seberapa besar kinerja
manajerial dicapai, seberapa bagus kinerja financial organisasi, dan kinerja
lainnya yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas. Kinerja tersebut harus diukur
dan dilaporkan dalam bentuk laporan kinerja. Pelaporan informasi kinerja tersebut
sangat penting, baik bagi pihak internal maupun eksternal. Bagi pihak internal,
manajer membutuhkan laporan kinerja dari stafnya untuk meningkatkan
akuntabilitas manajerial dan akuntabilitas kinerja. Bagi pihak eksternal, informasi
kinerja tersebut digunakan untuk mengevaluasi kinerja organisasi, menilai tempat
transparansi dan akuntabilitas publik.

20
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi
melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja
merupakan salah satu alat pengendalian organisasi karena diperkuat dengan
adanya mekanisme reward dan punishment. Pengukuran kinerja sektor publik
dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki
pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi
terwujudnya akuntabilitas publik.
Inti pengukuran kinerja pemerintah adalah pengukuran value for money.
Kinerja pemerintah harus diukur dari sisi input, output dan outcome. Tujuan
pengukuran value for money yaitu mengukur tingkat keekonomisan dalam alokasi
sumber daya, efisiensi dalam penggunaan sumber daya dan hasil yang maksimal,
serta efektifitas dalam penggunaan sumber daya.

3.2 Saran

Untuk kesempurnaan dan tercapainya luaran dari karya ini, penulis


merekomendasikan beberapa saran diantaranya:

1. Mengadakan penelitian pengembangan tentang indikator kinerja dan


pengukuran value for money
2. Mengimplementasikan indikator kinerja dengan benar

21
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

https://makalahubb.blogspot.com/2017/05/makalah-pengukuran-kinerja-sektor.html

http://yeyengustriana.blogspot.com/2015/03/makalah-sistem-pengukuran-kinerja.html

22

Anda mungkin juga menyukai