Anda di halaman 1dari 18

 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

 ASKEP CA OVARIUM

KONSEP DASAR
1.  Pengertian

Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam,
dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal,entodermal, danmesodermal dengan sifat-sifat
histologis maupun bilogis yang beraneka ragam. Oleh sebab itu histiogenesis maupun klasifikasinya
masih sering menjadi perdebatan 
2.  Epidemologi
Tumor ganas ovarium merupakan 20% dari keganasan alat reproduksi wanita. Insidensi dari
rata-ratadari semua jenis diperkirakan 15 kasus baru per 100.000 populasi wanita setahunnya.
WHO pada tahun 1973 mengajukan klasifikasi sebagai
berikut
(1,2)
:
I. Neoplasma epitel 
1) Jenis serosum
2) Jenis musinosum
3) Endometrioid
4) Mesonefroid
5) Tumor Brenner (transisional)
6) Kombinasi jenis epitelial
7) Kombinasi epitelial dengan unsur lain
8) Karsinorna tak terdiferensiasi
II. Neoplasma stroma gonad 
1) Tumor sel granulosa/tekofibroma
2) Tumor sel Sertoli-Leydig
3) Gonadoblastoma
III. Tumor sel hpoid 
IV. Neoplasma germinal 
1) Disgerminoma
2) Tumor sinus endodermal
3) Karsinoma embrional
4) Khoriokarsinoma
5) Teratoma
V. Tumor jaringan lain yang tidak khas ovarium 
VI. Limfoma maligna 
VII. Tumor primer unclassified 
VIII. Tumor metastatik.

ETIOLOGI 
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang
menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
1. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan
luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat
menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 1/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

2. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam
percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel
kanker ovarium.

FAKTOR RISIKO 
1. Diet tinggi lemak 
2. Merokok 
3. Alkohol
4. Penggunaan bedak talk perineal
5. Riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium
6. Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium
7. Nulipara
8. Infertilitas
9. Menstruasi dini
10.Tidak pernah melahirkan

TANDA DAN GEJALA 


Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
1. Haid tidak teratur
2. Ketegangan menstrual yang terus meningkat
3. Menoragia
4. Nyeri tekan pada payudara
5. Menopause dini
6. Rasa tidak nyaman pada abdomen
7. Dispepsia
8. Tekanan pada pelvis
9. Sering berkemih
10. Flatulenes
11. Rasa begah setelah makan makanan kecil
12. Lingkar abdomen yang terus meningkat

3.  Patologi 
Letak tumor tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya itu dapat dapat menjadi

besar tanpa disadari oleh penderita.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 2/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar yang menyebabkan
pelbagai keluhan samar-samar seperti perasaan sebah, makan sedikit terasa cepat menjadi kenyang,
sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan untuk melakukan implantasi di rongga perut
merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang mengahasilkan ascites.
Kira-kira 60 % terdapat pada usia peri- menopausal, 30 % dalam masa reproduksi dan 10 %
pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi tidak pasti juga
ganas ( bordeline malignancy atau carcinoma of low- malignant potenstial) dan yang jelas ganas (true
malignant )

Tabel 14-16 Klasifikasi Tumor Ovarium Epitelial menurut WHO yang dimodifikasi.
I Tumor Epitelial yang umum : A Serosa ;B Musinosa ; C Endometriod;D; Celearcell
(mesonephroid) a. Benigna; b Bordeline malignancy; c, Karsinoma; E. Brenner; F. Epitelial
campuran; G Karsionoma tak terdekteksi; H Tumor tak terklasifikasi.
Sex- cord stromal tumours: A. Tumor Granulosa  – theca cell a. Benigna ; b Maligna; B
II Androblastoma (Seretoli-Leydig); C Gynadroblastoma ; D Tidak terklasifikasi.
Tumor-tumor Germ- cell ;A Disgerminoma; B Tumor Sinus Endodermal; C
Tumor-tumor Lipid cell
III Tumor-tumor Germ- cell ;A Disgerminoma; B Tumor Sinus Endodermal; C Karsinoma
IV Embrional; D. Poli- embrioma ; E. Khoriokarsinoma; F Teratoma ; 1. immature; 2. matur
(solid atau kistik) ; 3 monodermal (stroma ovarii dan/atau karsinoid atau lainnya).

Semua klasifikasi tumor ovarium mempunyai kelemahan oleh karena masih kurangnya
pengetahuan tentang histiogenesis semua tumor ovarium oleh karena tumor ovarium yang tampaknya
serupa mempunyai asal yang berbeda.
Tumor  – tumor Epitelial Ovarium 
Merupakan 40 % dari semua tumor ovarium . Ada 2 jenis : serosa dan musinosa. Kedua-
duanya mempunyai kecenderungan untuk tumbuh bilateral dan berimplantasi di rongga
peritoneum. Perubahan ke arah ganas terjadi pada yang berjenis serosa.Kistadenokarsinoma
 papiliferum pseudo-musinosa merupakan satu variasi dari tumor dengan kemungkinan penyebaran
lokal yang tinggi. Tumor-tumor endometrioid, mesonephroid dan Brenner adalah jarang.
Karsinoma Ovarium Metalistik: 
Karsinoma ini biasanya bilateral dan solid. Tumor primernya berasal dari korpus uterus, usus-
usus, mamma tau kelenjar tiroid. Kurang lebih 6 % dari karsinoma ovarium yang ditemukan saat
operasi adalah metastatik. Termasuk dalam golongan ini adalah Tumor Krukenberg, yang mempunyai
gambaran mikroskopik khas, berupa sel-sel yang mempunyai cincin signet di tengah-tengah stroma.
Sebagian besar dari Tumor Krukenberg adalah metastatis dari karsinoma ventrikuli (gaster).

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 3/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

Gejala-gejala karsinoma metastatik pada umumnya mempunyai hubungan dengan tumor


primernya, akan tetapi kadang kala adanya tumor yang mengisi rongga panggul disertai ascites
menutupi gejala tumor primernya. Karena tumor ovarium yang bilateral dan solid mungkin ganas
dan mungkin metastatik, maka ada manfaatnya untuk dalam hal ini menyelidiki kemungkinan adanya
tumor ganas primer di tempat lain. Karena gejala awal tidak ada, penderita sering datang terlambat.
Hasil sitologi usapan serviks yang positif, harus mengingatkan kita akan adanya tumor ganas di tuba
atau ovarium, bilaman proses ganas pada serviks uterus atau kavum uterus tidak dapat dibuktikan.
Bilamana terdapat cairan ascites yang cukup banyak, sering menyulitkan pemeriksaan
ginekologik dan pra bedah perlu dilakukan fungsi abdomen untuk mengeluarkan cairan ascites
tersebut. Cairan ini setelah disentrifugasi, diperiksa mikroskopik akan ada atau tidaknya sel ganas.
Dengan pengeluaran cairan ascites dalam jumlah yang cukup, dapatlah dilakukan pemeriksaan dalam
alat-alat genital. Bila terdapat ascites yang tidak dapat diterangkan asalnya atau sebabnya ( misalnya
akibat cirrhosis hepatis), laparotomi eksploratif harus dijalankan.
4.  Penyebaran 
Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar pada aorta, mediastinal dan
supraklavikular untuk seterusnya menyebar ke alat-alat yang jauh, terutama paru-paru, hati dan otak.
Obstruksi usus dan ureter merupakan maslah yang sering menyertai penderita tumor ganas ovarium.
5.  Penetapan tingkat klinik keganasan 
Secara Internasional hingga saat ini di akui 2 sistim klasifikasi yang kedua-duanya umum
digunakan, ialah sistim TNM dari UICC (Union Internationale Contra le Cancer ) dan sistim FIGO
( Federasition Internationale de Gynecologie et d’ Obstetrigue)
Tabel 14-17 Klasifikasi tingkat keganasan
UICC Kriteria FIGO
T1 Terbatas pada ovarium I
T1a Satu ovarium, tanpa ascites Ia
T1b Kedua ovarium, tanpa ascites Ib
T1C Satu /dua ovarium, ada ascites 1c
T2 Dengan perluasan ke panggul II
T2a Uterus dan/ atau tuba, tanpa ascites II a
T2b Jaringan panggul lainnya, dengan ascites II b
T2C Jaringank panggul lainnya, dengan ascites II c
T3 Perluasan ke usus halus /omentum dalam panggul III
atau penyebaran intraperitoneal/kelenjar
retyraperitoneal
0000M1 Penyebaran ker alat-alat jauh IV
6.  Diagnosis 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 4/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

Melihat topografi ovarium hampir tak memungkinkan kita melakukan dteksi dini tumor ganas
ovarium karena letaknya sangat tersembunyi. Diagnosis didasarkan atas 3 gejala/tanda yang biasanya
muncul dalam perjalanan penyakitnya yang sudah agak lanjut :
a) Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhyan primer dan infiltrasi kejaringan sekitar
b) Gejala diseminasi/penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi peritoneal dan bermanifestasi
adanya ascites,
c) Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminasi, maskulinisasi atau hiperestrogenisme;
intensitas gejala ini sangat bervariasi dengan type histologik tumor dan usia penderita.
Pemeriksaan ginekologik dan palpasi abdominal akan mendapatkan tumor atau masa, di dalam
panggul dengan bermacam-macam konsistensi mulai dan yang kistik sampai yang solid (padat)
Kondisi yang sebenarnya dari tumor jarang dapat ditegakkan hanya dengan pemeriksaan klinik.
Pemakian USG (Ultra Sono Graphy) dan CTscan (Computerised Axial Tomography scanning) dapat
memberi informasi yang berharga mengenai ukuran tumor dan perluasanya sebelum pembedahan.
Laparotomi eksploratif disertai biopsy potong beku (frozen section) masih tetap merupakan prosedur
diagnostik paling berguna untuk mendapat gambaran sebenarnya mengenai tumor dan perluasannya
serta menentukan strategi penanganan selanjutnya.
7.  Penatalaksanaan 
a)  Radioterapi 
Sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik T1 dan T2 (FIGO;
Tingkat I dan II), yang diberikan pada panggul saja atau seluruh rongga perut . Juga radioterapi dapat
diberikan kepada penyakit yang tingkatannya agak lanjut, tetapi akhir-akhir ini banyak diberikan
bersama khemoterapi, baik sebelum atau sesudahnya sebagai adjuvans, radio sensitizer maupun radio-
ennhancer .
Di banyak senter, radioterapi dianggap tidak lagi mempunyai tempat dalam penanganan tumor
ganas ovarium. Pada tingkat klinik T3dan T4 (FIGO:tingkat III dan IV)
dilakukan debulking dilanjutkan dengan khemoterapi. Radiasi untuk membunuh sel-sel tumor yang
tersisa, hanya efektif pada jenis tumor yang peka terhadap sinar ( radiosensitif ) seperti disgerminoma
dan tumor sel granulose.
b)  Khemoterapi 
Sekarang telah mendapat tempat yang diakui dalam penanganan tumor ganas ovarium.
Sejumlah obat sitostatika telah digunakan, termasuk agens
alkylating (seperti cyclophosphamide,chlorambucil) antimetabolit , (seperti Adriamisin) dan agens lain
(seperti Cis  – Platinum) Pelbagai kombinasi dari agens telah digunakan yang ternyata dapat
menunjukkan potensi yang berarti.
Adanya sistes mungkin dapat dikendalikan dengan khemoterapi intraperitoneal.Isotop
radioaktif sekarang jarang digunakan pada penanganan tumor ini, sedang teknik shunting cairan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 5/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

ascites ke dalam vena jugularis melalui plastic tube yang berkatup searah, sekarang banyak dipakai.
Penanganan paliatif tumor ganas ovarium sering menggunakan preparat hormon progestativa.
c) Penanganan lanjut 
Untuk tumor ganas ovarium skema/bagan pengamatan lanjut (follow up control) adalah sebagai
berikut :
 Sampai 1 tahun setelah penanganan , setiap 2 bulan,
 Kemudian sampai 3 tahun setelah penanganan, setiap 4 bulan,
 Kemudian sampai 5 tahun setelah penanganan, setiap 6 bulan,
 Seterusnya setiap tahun sekali.
8.  Komplikasi 
Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus tingkatan lanjut yang
dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau beberapa kali untuk membuat by pass bila kondisi
penderita mengizinkan

9.  Pengkajian 
a. Aktifitas istirahat
Gejala : Gangguan tidur/istirahat, lemah.
Tanda : Takikardia dan takipneu pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas.
b. Sirkulasi
Tanda : Hipotensi/hipertensi (termasuk hipertensi maligna).
c. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih, nyeri tekan abdomen, konstipasi.
Tanda : Abdomen keras (distensi abdomen).
d. Integritas ego
Gejala : Stress, masalah financial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas.
e. Makanan dan cairan
Gejala : Penurunan berat badan.
Tanda : Mulut kering, turgor jelek.
f. Neorosensori
Gejala : Sakit kepala
Tanda : Menurunnya kekuatan otot.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang/berat).
Tanda : Wajah meringis.
h. Pernafasan
Gejala : Sesak pada dada, nafas pendek yang progresif.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 6/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

Tanda : Takipneu.
i. Seksualitas
Gejala : Keinginan untuk kembali seperti fungsi normal.
Tanda : Menstruasi tidak teratur.
 j. Keamanan
Gejala : Adanya perasaan cemas.
k. Interaksi social
Gejala : Mempertanyakan kemampuan untuk mandiri, tidak mampu membuat rencana.
Tanda : Perubahan pada interaksi keluarga/orang terdekat.

10.  Diagnosa keperawatan 


a. Nyeri b/d pembesaran uterus ( tekanan pada jaringan sekitar, stimulasi ujung saraf parasimpatis dan
simpatis.
b. Gangguan dalam eliminasi BAB dan BAK b/d penekanan pada kandung kemih dan vecalis
c. Gangguan pola tidur b/d nyeri
d. Ansietas b/d ancaman yang dirasakan pada diri
e. Kurangbpengetahuan b/d kurang imformasi dan mispersepsi tentang penyakitnya
f. Resiko pola napas tidak efektif b/d pergeseran diagpragma karena pembesaran uterus.

11.  Intervensi keperawatan 


1. Nyeri b/d pembesaran uterus ( tekanan pada jaringan sekitar, stimulasi ujung saraf parasimpatis dan
simpatis.
Kriteria hasil; Mengindentifikasi atau menggunakan tekhnik untuk mengontrol nyeri
a. Kaji derajat ketidak nyamanan melalui isyasarat verbal dan nonverbal, perhatikan pengaruh budaya
terhadap pengaruh nyeri
 Rasional : Tindakan dan reaksi nyeri adalah individual dan berdasarkan pengalaman masa lalu, serta
memahami perubahan fisiologis dan latar belakang budaya
b. Bantu dalam penggunaan teknik pernapasan atau relaksasi yang tepat dan masase abdomen.
 Rasional : Dapat memblok imfuls nyeri dalam kortes serebri
c. Bantu tindakan kenyamanan misalnya istirahat punggung perubahan posisi, pertikaran linen
 Rasional : Meningkatkan relaxsasi dan meningkatkan perasaan sejahtrah dan posisi miring kiri
menurunkan tekanan uterus pada vena kava tetapi perubahan posisi secara ealisti mencegah iskimia
 jaringan atau kekakuan otot dan meningkatkan kenyamanan.
d. Berikan informasi tentang ketersediaan ealistic serta ealistic efek samping
 Rasional : Memungkinkan klien membuat pilihan persetujuan tentang cara pengontrolan rasa nyeri
e. Berikan ealistic seperti alfaprodin hidroklorida ( nisentil ) atau meperidin hidroklorida ( Demerol )
melalui IV atau IM

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 7/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

 Rasional : Pemberian dengan cara IV disukai karena menjamin pemberian analgesic lebih cepat dan
absorsinya seimbang.
2. Gangguan dalam eliminasi BAB dan BAK b/d penekanan pada kandung kemih dan rectum
Kriteria hasil : Dapat mengosongkan kandung kemih pada setiap berkemih serta pola defikasi yang
optimal
a. Kaji fungsi urinarius, perhatikan frekuensi dan jumlah berkemih per hari dan perasaan kandung
kemih penuh.
 Rasional : Berkemih harus dalam jumlah sedang untuk dapat dikatakan cukup.
b. Diskusikan kebutuhan dan penggantian cairan normal.
 Rasional : 6-8 gelas cairan per hari membantu mencegah statis.
c. Perhatikan riwayat trauma kandung kemih.
 Rasional : Faktor-faktor ini memperberat infeksi akibat perubahan pada pola eliminasi.
d. Anjurkan klien untuk rendam duduk (dalam air hangat) atau menggunakan mandi pancuran hangat
bila ia sulit berkemih.
 Rasional : Air hangat yang dialirkan di atas tubuh atau relaksasi perineum dan uretra memudahkan
berkemih.
e. Evaluasi sifat dan beratnya masalah yang berkenaan dengan defekasi.
 Rasional : Membantu menetukan kebutuhan-kebutuhan individu dan memilih intervensi yang tepat.
f. Tentukan metode-metode yang digunakan untuk memperbaiki konstipasi.
 Rasional : Setiap upaya harus di buat untuk menggunakan diet dan latihan untuk meningkatkan
fungsi usus.
g. Tinjau ulang masukan diet dan cairan, anjurkan peningkatan masukan cairan, buah-buahan dan
sayur-sayuran.
 Rasional : Merangsang peristaltic, menurunkan absorbsi air berlebihan dari bahan fecal, sehingga
meningkatkan feses yang lebih lunak.
h. Catat adanya hemoroid/perdarahan.
 Rasional : Perdarahan atau nyeri hemoroid dapat meningkatkan kemungkinan bahwa klien akan
menunda defekasi yang akan memperberat konstipasi dan feses kering dan cairan lebih banyak di
absorbsi dari feses.
3. Gangguan pola tidur b/d nyeri
Kriteria hasil; Melaporkan rasa sejahtera dan istirahat.
a. Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istirahat
 Rasional : Dengan mengetahui tingkat kelelahan klien dapat memberikan intervensi yang tepat
sesuai kebutuhan
b. Kaji factor-factor bila ada yang mempengaruhi istirahat. Organisasikan perawatan untuk 
meminimalkan gangguan dan memberi istirahat serta periode tidur yang ekstra

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 8/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

 Rasional : Dapat membantu meningkatkan istirahar, tidur dan relaksasi sehingga terpenuhi
kepenuhan tidurnya.
c. Kaji lingkungan rumah, bantuan dirumah, dan anggota keluarga yang lain.
 Rasional : Bantu klien dalam merencanakan periode tidur atau istirahat pada siang hari secara
realistic.
d. Berikan obat obatan misalnya analgesic
 Rasional : Mungkin diperlukan untuk meningkatkan relaksasi dan tidur sesuai kebutuhan.
e. Anjurkan klien untuk menggunakan tablet vitamin dan besi setiap hari dan pilih diet dengan tepat
 Rasional : Membatu memperbaiki kadar Hb diperlukan untuk transport O2 dan meningkatkan
pemulihan.
4. Ansietas b/d ancaman yang dirasakan pada diri
Kriteria hasil; Melaporkan ansietas berkurang serta dapat diatasi dan nampak rilex
a. Jelaskan prosedur intervensi keperawatan dan pertahankan komunikasi terbuka
 Rasional : Pengetahuan untuk ealist aktivitas ini dapat menurunkan rasa takut dari ketidaktahuan
b. Anjurkan pengguanaan tekhnik relaxsasi.
 Rasional : Memungkinkan klien mendapatkan keuntungan maximal dari priode isterahat, mencegah
kelelahan otot dan memperbaiki aliran darah uterus.
c. Anjurkan pengungkapan rasa takut
 Rasional : Dapat membantu menurunkan ansietas dan merangsang identifikasi perilaku koping.
d. Tentukan tingkat ansietas klien dan sumber dari masalah
 Rasional : Pelaksanaan operasi mungkin dipandang sebagai suatu kegagalan dalam hidup klien.
e. Bantu klien atau pasangan mengindentifikasi mekanisme koping yang lasim dan perkembangan
strategi koping baru jika dibutuhkan.
 Rasional : Membantu memfasilitasi adaptasi yang positip serta mengurangi perasaan ansietas.
f. Berikan imformasi yang akurat tentang keadaan klien
 Rasional : Hayalan yang disebabkan oleh kurangnya imformasi atau kesalah pahaman dapat
meningkatkan tingkat ansietas.
5. Kurang pengetahuan b/d kurang imformasih dan mispersepsi tentang penyakitnya
Kriteria hasil; Meningkat pemahaman tentang proses penyakitnya.
a. Tinjau ulang tengtang imformasi yang diterima dan berikan informasi atau perjelas kesalahan konsep
bila perlu.
 Rasional : Pengulangan imformasi membantu memberikan kesempatan untuk diskusi tentang ide  –  
ide dan masalah  –  masalah.
b. Diskusikan harapan klien mengenai pekerjaan, keluarga dan kebutuhan –  kebutuhannya sendiri
 Rasional : Keseimbangan kebutuhan-kebutuhan yang banyak dapat berlebihan khususnya bila
harapan klien atau keluarga yang tidak ealistic.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 9/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

c. Bantu dalam mengembangkan rencana-rancana ealistic, Indentifikasi sumber  –  sumber dan
penyusunan tujuan.
 Rasional : Pembagian tugas dan tanggung jawab membantu menurunkan kelelahan individu,
meningkatkan adaftasi dan meningkatkan kesejahteran umum.
6. Resiko pola napas tidak efektif b/d pergeseran diagfragma karena pembesaran uterus.
Kriteria hasil; Mendemonstrasikan prilaku yang mengoptimalkan fungsi pernapasan
a. Kaji status pernapasan klien.
 Rasional : Menentukan luas atau beratnya masalah yang terjadi meskipun kapasitas vital meningkat
fungsi pernapasan diubah saat kemampuan diagfragma untuk turun pada saat inspirasi berkurang oleh
pembesaran uterus.
b. Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit, tekankan pentingnya masukan vitamin.
 Rasional : Kurangnya kadar Hb mengakibatkan kemungkinan anemia dan menurunkan kapasitas
pembawa O2.
c. Berikan imformasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan program aktivitas atau latihan
ealistic.
 Rasional Dapat menurunkan kemungkinan gejala  –  gejala pernapasan yang berlebihan.
d. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah, misalnya : postur yang
baik, makan sedikit tapi sering, dengan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk atau tidur bila
gejala berat
 Rasional : Postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan penurunan diagfragma,
meningkatkan kertersediaan ruang untuk ekspansi paru. Perubahan posisi tegak dapat meningkatkan
ekspansi paru .
12.  Implementasi 
Pada tahap implementasi atau pelaksanaan dari asuhan keperawatan meninjau kembali dari apa
yang telah direncanakan / intervensi sebelumnya, dengan tujuan utama pada pasien dapat mencakup
pola napas yang efektif, peredaan nyeri, mempertahankan pola eliminasi yang baik, pemenuhan
istirahat tidur yang adekuat, pengurangan kecemasan, peningkatan pengetahuan.
13.  Evaluasi 
Hasil yang diharapkan dari intervensi yang telah ditetapkan adalah:
1 Apakah klien dapat menunjukkan tanda peredaan nyeri
2 Apakah klien dapat mempertahankan pola eliminasinya
3 Apakah klien dapat mempertahankan istirahat yang adekuat
4 Apakah klien mampu menunjukkan penurunan perasaan cemas.
5 Apakah klien menunjukkan peningkatan pengetahuan mengenai penyakitnya.
6 Apakah klien dapat mempertahankan pola napas yang efektif 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 10/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

DAFTAR PUSTAKA 
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta
Derek, Liewellyn-Jones 2001 Dasar-dasar obstetri dan ginekologi. Alih bahasa: Hadyanto, Ed. 6.
Hipokrates, Jakarta
Donges, Marilynn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta
Bagian Obstetri & ginekologi FK.Unpad,1993. Obstetri Fisiologi.Eleman Bandung
NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA
Wong, Dona L& Perry, Shanon W (1998)  Maternal Child Nursing Care, Mosby Year Book Co.,
Philadelphia.
Dibuat Oleh Trinoval Yanto Nugroho at Monday, May 17, 2010
Email This

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 11/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

ASKEP CANCER OVARIUM

A. PENDAHULUAN 
Cancer ovarium merupakan 20% dari semua keganasan alat reproduksi wanita. Insidensi rata-
rata dari semua jenis diperkirakan 15 kasus baru per 1.000.000 populasi wanita setahunnya. Cancer
ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari
ketiga dermoblast (ektodermal, entodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun
biologis yang beraneka ragam. Oleh karena itu histiogenesis maupun klasifikasinya masih sering

menjadi perdebatan. Kira-kira 60% terdapat pada usia perimenopausal, 30% dalam masa reproduksi,
dan 10% pada usia jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak ( benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak 
pasti ganas (borderline malignancy atau carcinoma of low malignant potential ) dan yang jelas ganas
(malignant ).
B. PENGERTIAN 
Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur)
yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50  –  70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke
bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah

menyebar ke hati dan paru-paru.


Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan
awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995)
C. ETIOLOGI 
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang
menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
1. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan

luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat
menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
2. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam
percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel
kanker ovarium.
D. FAKTOR RISIKO 

1. Diet tinggi lemak 


2. Merokok 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 12/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

3. Alkohol
4. Penggunaan bedak talk perineal
5. Riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium
6. Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium
7. Nulipara
8. Infertilitas
9. Menstruasi dini
10.Tidak pernah melahirkan
E. TANDA DAN GEJALA 
Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
1. Haid tidak teratur
2. Ketegangan menstrual yang terus meningkat
3. Menoragia
4. Nyeri tekan pada payudara
5. Menopause dini
6. Rasa tidak nyaman pada abdomen
7. Dispepsia
8. Tekanan pada pelvis
9. Sering berkemih
10. Flatulenes
11. Rasa begah setelah makan makanan kecil
12. Lingkar abdomen yang terus meningkat
F. PATOFISIOLOGI 

G. KLASIFIKASI 
Klasifikasi tumor epitelium menurut WHO yang dimodifikasi:

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 13/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

1. Tumor epitelial yang umum: 


a. Serosa
b. Musinosa
c. Endometrioid
d. Clearcell: benigna, borderline malignancy, carsinoma.
e. Brenner
f. Epiteliel campuran
g. Carsinoma tak terdeferensiasi
h. Tumor tak terklasifikasi.
Tumor epitelium ovarium merupakan 40% dari semua tumor ovarium. Ada 2 jenis:
serosa dan musinosa. Kedua-duanya mempunyai kecenderungan untuk tumbuh bilateral dan
berimplantasi di rongga peritoneum. Perubahan ke arah ganas terjadi pada yang berjenis
serosa. Kistadenokarsinoma papiliferum pseudo musinosa merupakan satu variasi dari tumor
dengan kemungkinan penyebaran lokal yang tinggi. Tumor-tumor endometrioid, mesonephroid,
dan brenner adalah jarang.
2. Sex-cord stromal tumours: 
a. Tumor granulosa theca cell: benigna, maligna
b. Androblastoma (Sertoli-Leidig)
c. Gynandroblastoma
d. Tidak terklasifikasi
Diduga bahwa tumor jenis ini berasal dari mesenkhim gonad , yang potensial mampu
mendeferensiasi ke dalam struktur gonad laki-laki dan wanita, hingga tumor dapat mengakibatkan
munculnya tanda-tanda maskulinisasi atau feminisasi pada penderitanya.  Androblastoma atau
tumor yang berasal dari tumor mesenkhim akan mendiferensiasi ke dalam struktur gonadal laki-
laki:
1) Arrhenoblastoma : mikroskopik terlihat gambaran tubuler dan berhubungan dengan gejala atau
tanda defeminisasi atau maskulinisasi.
2) Tumor Sertoli cell: adalah bentuk feminisasi dari androblastoma. Sel-sel sertoli merupakan
sumber dari estrogen pada gonad lelaki.
3) Tumor cell granulosa 
4) Tumor sel theca 
Dalam banyak kejadian, elemen dari tumor sel granulosa dan theca terdapat pada tumor yang
sama. Mereka bisa dikaitkan dengan gejala hiperestrogennisme. Hiperplasi endometrium dan
karsinoma endometrium pernah dilaporkan berhubungan dengan tumor-tumor sel granulosa
dan sel theca.
3. Tumor-tumor lipid cell 
4. Tumor-tumor germ-cell: 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 14/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

Tumor ini berasal dari germinal dan derivatnya.


a) Disgerminoma
Paling umum dari kelompok tumor ini, merupakan homolog dari seminoma testis, biasa
terdapat pada wanita muda dan sangat radiosensitif. Frekuensi tumor ini kurang dibandingkan
dengan Tumor sel granulosa yang kebanyakan ditemukan pada wanita muda, dapat ditemukan
dalam ukuran kecil sampai besar hingga mengisi rongga perut. Tumor dengan permukaan rata,
konsistensi kenyal, kecuali di bagian-bagian yang mengalami degenerasi berwarna sawo
matang sampai ke abu-abuan. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat gambaran sarang-sarang
sel telur yang besar, bundar, ovoid atau poligonal, terpisah oleh septa jaringan ikat. Tumor ini
keganasannya tak seberapa tinggi. Prognosis tumor yang masih unilateral dan terbatas dalam
kapsul yang baik (88,6% dapat disembuhkan) hanya dengan USO (Unilateral Salpingo
Ovarectomy) saja. Kalau perlu pasca bedah dapat dipertimbangkan radioterapi pada tumor 
bed karena tumor ini sangat radiosensitif dan radiocurable.
b) Tumor sinus endodermal
Berasal dari Jolk sac atau saccus vitellius, umumnya ditemukan pada gadis atau wanita muda
(20 th) dan sangat ganas. Pada pemeriksaan mikroskopik didapatkan retikulum dengan ruangan
berbentuk kistik (sinus endodermal) ditengahnya. Sinus tersebut terdiri dari pembuluh darah
ditengahnya dikelilingi oleh sel-sel kuboid.
c) Karsinoma embrional
d) Poli embrioma
e) Khoriokarsinoma
f) Teratoma: immatur, matur (solid atau kistik), monodermal (stroma ovarii dan atau karsinoid atau
lainnya).
Diduga berkembang dari jaringan embrional yang pluripoten dan mampu membentuk elemen
dari ketiga lapisan embrional. Bentuk kistik adalah tak ganas, sedang solid adalah ganas.
Teratoma yang benigna banyak ditemukan pada golongan usia tua. Teratoma ganas biasanya
ditemukan pada anak-anak dan pada masa pubertas. Tumor tumbuh capat dan prognosisnya
buruk.
H. PENYEBARAN 
Kanker ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta, mediastinal, dan supraklavikuler,
untuk seterusnya menyebar ke alat-alat yang jauh, terutama paru-paru, hati, dan otak. Obstruksi usus
dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita tumor ganas ovarium.
Penetapan Tingkat Klinik Keganasan
UICC  Kriteria  FIGO 
T1 Terbatas pada ovarium I
T1a Satu ovarium, tanpa ascites Ia
T1b Kedua ovarium, tanpa ascites Ib

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 15/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

T1c Satu/dua ovarium, ada ascites Ic


T2 Dengan perluasan ke panggul II
T2a Uterus dan atau tuba, tanpa ascites Iia

T2b Jaringan panggul lainnya, tanpa ascites Iib


T2c Jaringan panggul lainnya, dengan ascites Iic
T3 Perluasan ke usus halus/omentum dalam panggul, atau III
penyebaran intraperitoneal/kelenjar retraperitoneal.
M1 Penyebaran ke alat-alat jauh IV
I. DIAGNOSIS 
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala/tanda yang biasanya muncul dalam perjalanan penyakitnya yang
sudah agak lanjut:

1. Gejala desakan, yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan infiltrasi ke jaringan sekitar.
2. Gejala diseminasi/penyebaran, yang diakibatkan oleh implantasi peritoneal dan bermanifestasi
adanya ascites.
3. Gejala hormonal, yang bermanifestasi sebagai defeminisasi, maskulinisasi atau hiperestrogenisme,
intensitas gejala ini sangat bervariasi dengan tipe histologik tumor dan usia penderita.
J. TERAPI TUMOR GANAS OVARIUM 
Untuk kanker ovarium, pembedahan merupakan pilihan utama. Pada tingkatan awal prosedur
adalah TAH + BSO + OM + APP ( optional). Luas pembedahan tergantung oleh insidensi dari

seringnya penyebaran ke sebelah yang lain (bilateral) dan kecenderungan untuk menginvasi badan
rahim (korpus uterus). Biopsi dibeberapa tempat seperti: omentum, kelenjar getah
bening para maupun pre orbital dan area sub diaprahmatika amatlah penting.
Pembedahan juga amat penting sebagai tindakan primer pada penderita dengan penyakitnya
yang ekstensif ialah dengan mengangkat sebanyak mungkin jaringan tumor, bila keadaan
memungkinkan meskipun tidak semua jaringan tumordapat diangkat seluruhnya ( debulking). Dengan
debulking (bulk reductive surgery) memungkinkan kemo maupun radioterapi menjadi lebih efektif.
Tindakan konservatif (hanya mengangkat tumor ovariumnya saja: oophorectomi atauoophoro

kistektomi) masih dapat dibenarkan jika tingkat klinik penyakit T1a, wanita masih muda, belum
mempunyai anak, derajat keganasan tumor rendah seperti disgerminoma, tumor sel
granulosa,dan arrheoblastoma atau low potential malignancy = borderline malignancy, hal itu masih
bisa dipertanggungjawabkan meskipun beberapa ahli berpendapat tindakan seperti itu tetap
merupakan gambling. Pengawasan ketat pada penderita pasca bedah merupakan suatu keharusan.
1. Radioterapi 
Radiasi untuk membunuh sel-sel tumor yang tersisa hanya efektif pada jenis tumor yang
peka terhadap sinar seperti disgerminoma dan tumor sel granulosa.

2. Kemoterapi 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 16/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi. Hanya


kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b dengan derajat diferensiasi sel yang
baik/sedang) yang tidak memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6
seri dengan interval 3  –  4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efeh samping
kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna,
sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler.
Sejumlah obat sitostatika telah digunakan, termasuk  agens alkylating
(cyclophosphamide, chlorambucil), antimetabolit (MTX,5 FU), antibiotika (adriamisin) dan agen
lain (ex: Cis-Platinum). Adanya ascites mungkin dapat dikendalikan dengankemoterapi
intraperitoneal. Isotop radioaktif sekarang jarang digunakan pada penanganan tumor ini, sedang
teknik shunting cairan ascites ke dalam vena jugularis melalui  plastic tube yang berkatup searah
sekarang banyak dipakai. Penanganan paliatif sering menggunakan preparat hormon progestativa.
K. ASUHAN KEPERWATAN 
1. Pengkajian 
a) Data diri klien
b) Data biologis/fisiologis  – > keluhan utama, riwayat keluhan utama
c) Riwayat kesehatan masa lalu
d) Riwayat kesehatan keluarga
e) Riwayat reproduksi  – > siklus haid, durasi haid
f) Riwayat obstetric  – > kehamilan, persalinan, nifas, hamil
g) Pemeriksaan fisik 
h) Data psikologis/sosiologis – > reaksi emosional setelah penyakit diketahui
2. Diagnosa Keperawatan 
a) Nyeri akut b.d agen cidera biologi

b) Perubahan citra tubuh dan harga diri b.d perubahan dalam penampilan fungsi dan peran

c) Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau fungsi tubuh, perubahan
kadar hormone

3. Tujuan dan Intervensi 


Diagnosa 1 : Nyeri akut b.d agen cidera biologi
Tujuan : Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan
Intervensi :
Kaji karakteristik nyeri : lokasi, kualitas, frekuensi
Kaji faktor lain yang menunjang nyeri, keletihan, marah pasien
Kolaborasi dengan tim medis dalam memberi obat analgesic
Jelaskan kegunaan analgesic dan cara-cara untuk mengurangi efek samping

Ajarkan klien strategi baru untuk meredakan nyeri dan ketidaknyamanan: imajinasi, relaksasi,
stimulasi kutan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 17/18


 

5/17/2018 Aske p CA Ova r ium (Stgo) - slide pdf.c om

Diagnosa 2 : Perubahan citra tubuh dan harga diri b.d perubahan dalam penampilan fungsi dan
peran
Tujuan : KLien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.
Intervensi :
Kaji perasaan klien tentang citra tubuh dan tingkat harga diri
Berikan dorongan untuk keikutsertaan kontinyu dalam aktifitas dan pembuatan keputusan
Berikan dorongan pada klien dan pasangannya untuk saling berbagi kekhawatiran tentang
perubahan fungsi seksual dan menggali alternatif untuk ekspresi seksual yang lazim
Diagnosa 3 : Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau fungsi tubuh,
perubahan kadar hormone
Tujuan : -KLien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi seksual.
- Mengidentifikasi kepuasan/ praktik seksual yang diterima dan beberapa alternatif cara
mengekspresikan keinginan seksual
Intervensi:
Mendengarkan pernyataan klien dan pasangan
Diskusikan sensasi atau ketidaknyamanan fisik, perubahan pada respons individu
Kaji informasi klien dan pasangan tentang anatomi/ fungsi seksual dan pengaruh prosedur
pembedahan
Identifikasi faktor budaya/nilai budaya
Bantu klien untuk menyadari atau menerima tahap berduka
Dorong klien untuk menyadari atau menerima tahap berduka
Dorong klien untuk berbagi pikiran/masalah dengan orang terdekatnya
Berikan solusi masalah terhadap masalah potensial. ex : menunda koitus seksual saat kelelahan
DAFTAR PUSTAKA 
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta
Derek, Liewellyn-Jones 2001 Dasar-dasar obstetri dan ginekologi. Alih bahasa: Hadyanto, Ed. 6.
Hipokrates, Jakarta
Donges, Marilynn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta
Bagian Obstetri & ginekologi FK.Unpad,1993. Obstetri Fisiologi.Eleman Bandung

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA


Wong, Dona L& Perry, Shanon W (1998)  Maternal Child Nursing Care, Mosby Year Book Co.,
Philadelphia.
Dibuat Oleh Trinoval Yanto Nugroho at Monday, May 17, 2010
Email This

http://slide pdf.c om/re a de r/full/a ske p-c a -ova r ium-stgo 18/18

Anda mungkin juga menyukai