Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


SOSIALISASI
(Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi)
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Mata Ajar : Ns. Tuti Anggarawati,M.Kep

Disusun Oleh :
Kelas III A
Apriliya Triwidiya Cahya N (20101440117012)
Febri Dwi S (20101440117032)
Indriana Safitri (20101440117040)
Nikmah Rahmania (20101440117061)
Shinta Bella (20101440117079)
Sugianto (20101440117083)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV / DIPONEGORO
SEMARANG
2019
A. Judul/topik: Sosialisasi (Sesi 3: Kemampuan Bercakap-Cakap Masalah
Pribadi)
B. Latar belakang
Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah penyakit yang memengaruhi
emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. Sama halnya dengan penyakit
fisik, penyakit mental juga ada obatnya. (Alodokter, 2019)
Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau perilaku yang pada
umumnya terkait dengan stres atau kelainan jiwa yang tidak dianggap sebagai bagian
dari perkembangan normal manusia. (Wikipedia)
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Terapi aktivitas kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai relasi
hubungan satu sama lain, saling terkait dan mengikuti norma yang sama. Terapi
aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang dilakukan atas kelompok
penderita bersarna-sarna dengan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seseorang terapis.
Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung,
saling membutuhkan, dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku
baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis
terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota.
Manusia membutuhkan hubungan bukan saja dengan individu lain, tetapi juga
dengan lingkungan tempat ia berada. Dalam hidup bersama itu terjadi hubungan
antar manusia adalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan untuk
mencapai keinginan itu perlu diwujudkan dalam bentuk tindakan melalui
hubungan timbal balik.
Hubungan ini yang disebut interaksi sosial. Suatu tindakan disebut interaksi
sosial apabila individu melakukan tindakan sehingga menimbulkan reaksi dari
individu lain. Interaksi sosial merupakan hubungan yang tertata dalam bentuk
tindakan-tindakan yang berdasarkan nilai-nilai atau norma-norma sosial yang
berlaku dalam masyarakat. Bila hubungan berdasarkan nilai atau norma,
interaksi sosial tersebut akan berjalan lancar dan sebaliknya. Maka dari itu
kelompok mengadakan Terapi Aktivitas kelompok Sosialisasi untuk membantu
pasien dengan isolasi sosial dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan
sekitar.
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain
(Gail W. Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang menarik
diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain (Rowlins, 1993).
Dimana individu yang mempunyai mekanisme koping adaptif, maka peningkatan
sosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyai mekanisme
koping maladaptif (skizofrenia), bila tidak segera mendapatkan terapi atau penanganan
yang baik akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk.
(Keliat dan Akemat, 2005) menjelaskan bahwa untuk peningkatan sosialisasi pada
klien skizofrenia bisa dilakukan dengan pemberian Terapi Aktifitas Kelompok
sosialisasi. Namun kenyatannya pada saat ini di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
pengaruh TAK sosialisasi masih diragukan, hal ini disebabkan karena jumlah klien
dengan riwayat menarik diri masih relatif banyak meskipun TAK sosialisasi sudah
dilakukan.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan social dengan kelompok secara
bertahap.
2. Tujuan Khusus
Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan
orang lain :
a. Menyampaikan masalah pribadi
b. Memilih satu masalah untuk dibicarakan
c. Memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih
D. Seleksi klien
1. Kriteria pasien
a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai dengan
stimulus
2. Jumlah peserta TAK: 6 Orang
3. Nama peserta TAK:
a. Ny. A
b. Tn. F
c. Ny. S
4. Proses seleksi klien dilakukan sehari sebelum pelaksanaan
a. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
b. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
c. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok
E. Jadwal Kegiatan
1. Tempat pelaksanaan TAK: Kelas Akper Kesdam IV/Diponegoro
2. Lama pelaksanaan TAK : 15 menit
3. Waktu pelaksanaan TAK : 10.00WIB-10.15WIB
F. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulas
G. Media dan Alat
1. Laptop
2. Musik/ lagu
3. Bola pimpong
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
6. Flipchart/white board dan spidol
H. Pengorganisasian
1. Leader : Sugianto
2. Co-leader : Nikmah R
3. Fasilitator : Indriana S
4. Observer : Apriliya
5. Klien : Shinta Bella dan febri s
I. Setting tempat

Ket: leader

Co leader

Fasilitator

Observer

Pasien
J. Langkah kegiatan TAK
1. Persiapan:
Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 3 TAKS
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi:
a. Memberi salam terapeutik
 Salam terapeutik dari terapis
 Menanyakan apa saja yang telah dilakukan / permainan apa saja
yang sudah dilakukan pada aktivitas sebelumnya
 Menyampaikan tujuan kepada klien tentang manfaat dilakukanya
permainan ini
 Mencontohkan permainan pada klien sampai klien benar benar
paham
b. Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap tentang topik atau
hal tertentu dengan orang lain.
c. Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan, memilih, dan
memberi pendapat tentang masalah pribadi.
 Menjelaskan aturan main berikut :
- Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada terapis
- Lama kegiatan 15 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Kerja:
a. Hidupkan laptop dan play musik dan edarkan bola berlawanan dengan
arah jarum jam.
b. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyampaikan satu masalah pribadi yang ingin
dibicarakan. Dimulai oleh terapis sebagai contoh. Misalnya, ”sulit
beercerita” atau ”tidak diperhatikan ayah/ibu/kakak/teman”.
c. Tuliskan pada flipchart atau white board masalah yang disampaikan.
d. Ulangi a, b, dan c sampai semua anggota kelompok menyampaikan
masalah yang ingin dibicarakan.
e. Hidupkan kembali musik dan edarkan bola. Pada saat musik dimatikan,
anggota yang memegang bola memilih masalah yang ingin dibicarakan.
f. Ulangi e sampai semua anggota kelompok memilih masalah yang ingin
dibicarakan.
g. Terapis membantu menetapkan masalah yang paling banyak dipilih.
h. Hidupkan kembali musik dan edarkan bola. Pada saat musik dimatikan,
anggota kelompok yang memegang bola menyampaikan pendapat
tentang masalah yang dipilih.
i. Ulangi h sampai semua anggota kelompok menyampaikan pendapat.
j. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
4. Terminasi:
a. Evaluasi
1. menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
S: bagaimana perasaanya setelah bermain tadi , perasaanya senang
ya?
O: Coba jelaskan tadi kita bermain apa ? sudah paham ya tadi
permainanya bermanfaat untuk apa?
2. memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
S: tadi mengikuti permainanya bagus sekali , sudah pada pinter
banget padahal baru diajarin ya
b. rencana tindak lanjut
- menganjurkan setiap anggota kelompok bercakap-cakap tentang
masalah pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari.
- memasukan kegiatan bercakap-cakap tentang masalah pribadi pada
jadwal kegiatan harian klien.
c. kontrak yang akan datang
- menyepakati kegiatan berikutnya, yaitu bekerja sama dalam
kelompok.
- menyepakati waktu dan tempat
K. Program Antisipasi
1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
- Memanggil klien
- Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
- Panggil nama klien
- Tanya alasan klien meninggalkan permainan
- Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu
klien boleh kembali lagi
3. Bila ada klien lain ingin ikut
- Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang
telah dipilih
- Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat
diikuti oleh klien tersebut
- Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran pada permainan tersebut.
L. Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Minimal 75% dapat mengikuti permainan dan dapat mengikuti kegiatan
dari awal sampai selesai.
b. Minimal 75% klien aktif mengikuti kegiatan.
2. Evaluasi hasil
a. Minimal 75% mampu bercakap cakap dengan masalah dengan pribadi
anggota kelompok.
b. Minimal 75% mampu menyampaikan topik yang ingin dibicarakan
c. Minimal 75% mampu memilih salah satu masalah yang ingin
dibicarakan
d. Minimal 75% mampu mengikuti peraturan kegiatan.
e. Minimal 75% mampu menyebutkan manfaat dari TAK

M. Daftar Pustaka
https://www.alodokter.com/kesehatan-mental
https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_jiwa
http://keperawatanjiwaeksdu28.blogspot.com/2013/11/tak-terapi-aktivitas-
kelompok.html?m=1
Kelaiat BA dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas
Kelompok. Jakarta:EGC
Keliat BA, Panjaitan RA, Helena N, (2006). Proses Keperawatan
KesehatanJiwa.
Edisi 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai