Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN HUKUM PAJAK DENGAN HUKUM

LAINNYA DAN PERAN PAJAK DALAM APBN&APBD

MUHAMMAD SULTAN RAVIE KHAKIM


171000305
G

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PASUNDAN
Hubungan hukum pajak dengan hukum perdata

Hukum pajak banyak sekali hubungannya dengan hukum perdata, hal ini dapat
dimengerti karena hukum pajak mencari dasar kemungkinan pemungutan pajak atas dasar
peristiwa (kematian, kelahiran), keadaan, perbuatan, yang diatur dalamhukum perdata. Hal
ini dijadikan tesbestand yang dituangkan dalam undang-undang pajak, dan bila dipenuhi
syarat-syaratnya akan menyebabkan seseorang atua badan dikenakan pajak.
Sebagian sarjana mengatakan bahwa bukan itu yang menyebabkan timbulnya
hubungan yang erat antara hukum pajak dengan hukum perdata. Melainkan suatu ajaran
disuatu hukum yang menyatakan bahwa lex specialis derogate lex generale, yaitu hukum
yang khusus menyimpangkan hukum yang umum. Prof. Mr. W.F Prins menyatakan bahwa
hubungan erat ini sangat mungkin timbul karena banyak digunakan istilah-istilah hukum
perdata dalam hukum pajak walaupun sebagian prinsip harus dipegang teguh, bahwa
pengertian yang dianut oleh hukum perdata tidak selalu dianut oleh hukum pajak. Misalnya
menganai istilah tempat tinggal atau domisili.
Didalam hukum perdata domisii diatur dalam pasal 17 samai dengan pasal 25 KUH
perdata, sedangkan dalam hukum pajak antara lain undang-undang lama, yaitu pasal 1
ayat (2) ordonansi PPh 1932 jo. Pasal 1 ayat (2) ordonansi PPd 1944 serta dalam undang-
undang oajak baru pasal 2 ayat (5) dan ayat (6) undang-undang no 7 tahun 1983 tentang
pajak pengahasilan.
 Pasal 17 BW : setiap orang dianggap mmpunyai tempat tinggalnya dimana ia
menempatkan pusat kediamannya. Dalam hal tidak adanya tempat tingga demikian,
maka tempat kediaman sewajarnya dianggap sebagai tempat tinggal.
 Pasal 2 ayat (5) undang-undang no 7 tahun 1983 : seseorang atau suatu badan berada
bertempat tinggal atau berkedudukan di Indonesia ditentukan menurut kedaan yan g
sebenernya.
 Pasal 2 ayat (6) undang-undang no 7 tahun 1983 : direktur jenderal pajak pajak
berwenang menetapkan seseorang atau suatu badan berada bertempat tinggal atau
berkedudukan.
Dengan adanya kedua ketentuan tersebut maka ketentuan yang ada dalam hukum
pajak yang dianut oleh fiskus, Karena merupakan ketenuan yang khusus (lex specialis).
Pengaruh hukum pajak terhadap hukum perdata akibat dari lex specialis derogate lex
generale, maka dalam setiap undang-undang penafsiran yang harus dianut pertama kali
adalah yang ada diketentuan yang khusus. Ketentuan dalam hukum pajak
mengesampingkan ketentuan dalam hukum perdata antara lain hak majikan memotong
pajak

Hubungan hukum pajak dengan hukum pidana

Ancaman hukum pidana tidak saja terdapat dalam KUHP, tetapi banyak juga tercantum
diluar undang-undang KUHP hal ini disebabkan anatara lain :
 Adanya perubahan social secara cepat, sehingga pperubahan-perubahan itu perlu
disertai dengan peraturan-peraturan hkukm dengan sanksi pidana
 Kehidupan modern semakin kompleks sehingga disamping adanya peraturan pidana
berupa unifikasi yang bertahan lama (KUHP) diperlukan pula peraturan pidana yang
bersifat temporer
 Banyak peraturan hukum yang berupa undang-undang dilapangan hukum
administrasi Negara, perlu dikaitkan dengan sanksi-sanksi untuk mengawasi peraturan
itu agar diawasi.
Sanksi-sanksi pidana terdapat dalam undang-undang diliuar KUHP antara lain
dalam undang-undang tindak pidana ekonomi. Undang-undang tindak pidana subversi,
tindak pidana korupsi, undang-undang pajak, dan lain-lain.
Berkaitan dengan sanksi-sanksi pidana terhadap pelanggaran atau kejahatan
dibidang perpajakan yang diancam baik dalam KUHP atau dalam undang-undang pajak
maka itu semua juga diatur.

Hubungan hukum pajak dengan hukum tata usaha negara

Kaitan Hukum Pajak dengan Hukum Tata Usaha Negara adalah Pajak menyangkut
Hukum Administrasi karena dalam APBN terdapat pendapatan (Pemasukan) negara
antara lain berupa pajak, dimana secara administrasi dan organisasi diatur
pemungutannya kepada rakyat.

Adanya Unsur Hukum Administrasi dalam Hukum Pajak. 1. Pajak ditarik oleh
pemerintah dengan admininistrasi yg baik 2. Apabila petugas kantor pajak melakukan
penyelewengan, maka diadili oleh Pengadilan Tata Usaha Negara/ Pengadilan
Administrasi negara

Dalam Memakai Materai Pada surat2 perjanjian, akte2, surat2 berharga, surat kuasa
yang telah ditetapkan, ternyata kurang dari jumlah yg ditetapkan maka dikenakan denda
adm. Sebanyak 100 kali materai yg sebenarnya, baik itu disengaja atau tidak, dimengerti
atau tidak. 4. Seorang majikan wajib pajak upah kepada pegawainya dan diserah
kepada negara, jk ia lalai/sengaja tidak menyerahkan kpd kas negara maka kena
hukuman Adm. Dg dicabut zin usahanya

Peran dan fungsi pajak pada APBN dan APBD

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari
kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan
bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan
pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak
bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga Negara
untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.

Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut :

 Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan perubahan


ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan, “pajak dan pungutan lain yang
bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang.”
 Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan) yang dapat
ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat membayar pajak kendaraan
bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang tidak
membayar pajak kendaraan bermotor.

 Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah


dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan.

 Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila wajib pajak
tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan.

 Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas Negara/Anggaran


Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan
pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur / regulatif).

Jika penerimaan pajak negara dalam satu tahun tidak tercapai, APBN akan terganggu,
jika APBN terganggu maka pembangunan-pembangunan di negarapun akan terganggu,
sehingga pemerintah sangat berharap agar peran serta semua pihak dalam pemenuhan hak
dan kewajiban perpajakan dapat menjalankannya dengan optimal. Bagi yang punya
penghasilan di atas penghasilan tidak kena pajak ( PTKP ), jika belum punya nomor pokok
wajib pajak ( NPWP ), maka harus segera mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP.

Hal ini juga merupakan fungsi pajak sebagai fungsi anggaran yaitu adalah sebagai
fungsi anggaran atau penerimaan (budgetair): pajak merupakan salah satu sumber dana
yang digunakan pemerintah dan bermanfaat untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran.
Penerimaan negara dari sektor perpajakan dimasukkan ke dalam komponen penerimaan
dalam negeri pada APBN.

Anda mungkin juga menyukai