RENCANA PELAKSANAAN
No Kegiatan Waktu Subyek Terapi
1 Persiapan: 5 Menit Ruangan, alat, anak dan keluarga
a. Menyiapkan ruangan siap
b. Menyiapkan alat – alat
c. Menyiapkan anak dan
keluarga
SETTING
Leader Co-leader
Fasilitator
Anak Usia 12 bulan –
24 bulan
Observer
EVALUASI
Peserta terapi bermain Tebak Gambar mampu:
1. Struktur
a. Persiapan pasien
1. Keluaraga bersedia megikutsertakan anak dalam bermain
2. Anak bersedia dan mau terlibat langsung dalam permainan
3. Anak siap untuk melakukan kegiatan tebak gambar
b. Lingkungan
1. Lingkungan bermain menunjang
2. Anak dapat terfokus perhatiannya pada fasilitator tanpa ada gangguan
c. Media
1. Kubus balok atau Lego
2. Proses
1. Fasilitator memperkenalkan anak-anak yang ikut bermain
2. Fasilitator memberikan contoh
3. Anak mamapu menebak gambar dengan baik
4. Anak dapat aktif dan dapat mengembangkan kreatifitasnya
5. Anak mampu bertahan dalam kegiatan tersebut sampai selesai
3. Hasil
1. Anak mampu menyusun balok atau lego
2. Anak mampu mengembangkan kreatifitasnya dalam menyusun balok
3. Anak dapat mengetahui cara dan aturan permainan
4. Anak tidak ragu dalam melaksanakan permainan
1.1 PENDAHULUAN
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu
metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu,
tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain.
Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan
perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga
emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya.
Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka
mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup
untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya
sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu bentuk upaya dalam
proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi lain, perawatan dan proses keperawatan
yang bertujuan penyembuhan tersebut kadang membuat anak-anak menjadi takut/ trauma dan
kejenuhan pada anak. Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya dan hal ini yang
membuat anak semakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat berpengaruh pada kooperatif anak
dalam menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Selain menimbulkan hal
di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah sakit membuat kebutuhan bermain anak
sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak hal, antara lain : kondisi fisik klien yang masih
lemah sehingga anak tidak mampu beraktivitas, kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak
dan banyaknya orang-orang baru disekeliling anak sehingga anak menjadi takut dan lain
sebagainya.Hal di atas di temukan juga pada Ruang Brawijaya di RSUD Kanjuruan Kepanjen, di
mana anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak diam atau menangis. Hal inilah yang akhirnya
membuat anak hanya diam terpaku tanpa melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya
tidak terpenuhi.
Dari latar belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan suatu tindakan
keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan katakutan anak sehingga anak
menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainnya.
A. Fungsi Bermain
Dunia anak tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bermain. Diharapkan dengan bermain,
anak akan mendapatkan stimulus yang mencukupi agar dapat berkembang secara optimal.
Adapun fungsi bermain pada anak yaitu:
a. Perkembangan sensoris-motorik:
Aktivitas sensoris-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan
bermain aktif sangat penting untuk perkembanga fungsi otot.
b. Perkembangan intelektual:
Anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di
lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur, dan
membedakan objek. Semakin sering anak melakukan eksplorasi, akan melatih
kemampuan intelektualnya.
c. Perkembangan sosial:
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya.
Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima. Bermain dengan
orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan sosial dan belajar
memecahkan dari hubungan tersebut.
d. Perkembangan kreativitas:
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya ke dalam
bentuk objek dan atau kegiatan yang dilakukannya.
e. Perkembangan kesadaran diri:
Melalui bermain, anak akan mengembangkan kemampuannya dalam mengatur tingkah
laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya dan membandingkannya dengan
orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba peran-peran baru dan
mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain. Dalam hal ini, peran orang tua
sangat penting untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam kaitannya
dengan kemampuan untuk memahami dampak positif dan negatif dari perilakunya
terhadap orang lain..
f. Bermain Sebagai Terapi
Pada saat anak dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan seperti: marah, takut, cemas, sedih dan nyeri. Perasaan
tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi
beberapa stressor yang ada di 22 lingkungan rumah sakit.
B. Kategori Bermain
b. Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri atau kegembiraan
timbul dari apa yang dilakukan oleh anak. Contoh: bermain sepak bola.
c. Bermain Pasif / Hiburan
Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya melihat),
kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Contoh: memberikan support, menonton
televisi.
C. Jenis Permainan
1. Jenis Permainan
a. Permainan bayi
Permainan sederhana oleh anggota keluarga dilakukan pada usia 0-1 tahun. Contoh:
petak umpet, dakon, kejar-kejaran.
b. Permainan perorangan
Untuk menguji kecakapan, ada peraturan sedikit, dilakukan pada todler dan
prasekolah. Contoh: menendang bola.
c. Permainan tetangga
Permainan kelompok, pada prasekolah dan sekolah. Contoh: bermain polisi dan
penjahat.
d. Permainan tim
Permainan terorganisir, punya aturan tertentu, dilakukan pada usia sekolah dan
remaja. Contoh: sepakbola, kasti, lari.
e. Permainan dalam ruang
Permainan pada anak sakit atau lelah, dilakukan pada cuaca buruk atau hujan.
Contoh: main kartu, tebak-tebakan, teka-teki.
D. Klasifikasi Bermain
1. Menurut Isi
a. Social affective play
Anak belajar memberi respon dan berhubungan dengan orang lain terhadap respon
yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua
berbicara memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungan.
b. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya, dengan
bermain dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir, mengenal
rasa, bau.
c. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh keterampilan tertentu dan
anak melakukan secara berulang-ulang, misalnya mengendarai sepeda roda tiga.
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.
2. Menurut Karakteristik Sosial
a. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain
yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita todler.
b. Paralel play
c. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang sama tetapi
belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain
sesukanya, satu sama lain kadang saling meminjamkan.
d. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya, permainan terorganisasi dan terencana
dan ada aturan tertentu. Saling diskusi dan memiliki tujuan tertentu. Biasanya
dilakukan oleh anak usia sekolah dan adolescent.
E. Ciri-Ciri Bermain
a. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
b. Selalu ada timbal balik, sifat interaksi
c. Selalu dinamis, berkembang
d. Ada aturan tertentu
e. Menuntut ruangan tertentu
Pertiwi, Yatimah Ratna. 2009. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Terapi Bermain Warna Pada
Anak Usia Prasekolah Di Paud Pelangi Purwokerto. https://docplayer.info/47812255-
Satuan-acara-penyuluhan-sap-terapi-bermain-mengenal-warna-pada-anak-usia-prasekolah-
di-paud-pelangi-purwokerto.html. Diakses tanggal 11 September 2019
Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC