Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN

PELAYANAN KEROHANIAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LEWOLEBA


2019

1
BAB I
DEFINISI

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bagian dari sebuah
perusahaan dalam bidang jasa. Sehingga keberadaannya memunculkan
hak dan kewajiban antara kedua belah pihak yaitu penyedia dan
pengguna jasa. Salah satu hak tersebut adalah hak pasien dan
keluarganya untuk mendapatkan Pelayanan Rohani.
Pelayanan Rohani Pasien merupakan bagian dari pelayanan secara
umum., tetapi disini pelayanan rohani lebih spesifik, karena hanya
memfokuskan pada wilayah rohani pasien. Didalam pelayanan ini ada
berbagai macam jenis layanan yang antara lain adalah bimbingan rohani.
Bimbingan rohani itu sendiri merupakan bagian dari bimbingan dan
konseling secara umum. Yang menjadai obyek dari layanan ini adalah
pasien dan keluarganya. Dalam pengertian lain pelayanan rohani pasien
merupakan proses pemberian bantuan yang bersifat rohani yang
keberadaannya tidak mengharuskan, melainkan sekedar membantu
individu secara rohani
Keberadaan pelayanan ini sangat penting dan berarti bagi pasien dan
keluarganya. Karena sebagian besar orang biasanya tidak siap untuk
menerima sebuah musibah seperti sakit.Pada saat mereka sakit mereka
harus menanggung banyak hal yaitu derita penyakit, kekurangan ekonomi,
pekerjaan yang terganggu, keluarga yang harus di layani dan lain-lain. Dan
meskipun mereka mampu secara ekonomi untuk membiayai
pengobatannya kadang-kadang mereka merasa tertekan, karena
penyakitnya tidak kunjung sembuh. Disinilah peran pelayanan rohani
sangat penting. Dengan diberi layanan rohani beban kejiwaan mereka
dapat terbantukan. Karena dalam layanan rohani ini pasien dibantu untuk
bisa menyadari tentang hakikat penyakit yang ia derita. Sehingga dengan
demikian mereka dapat mengambil hikmah darinya.
2
B. DASAR
Dasar hukum pemberian layanan rohani pasien di rumah sakit antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (
Pasal 4 UU No. 8/1999 ).
2. Undang Undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang Undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran juga
merupakan Undang-Undang yang bertujuan untuk memberikan
perlindungan bagi pasien. Hak-hak pasien diatur dalam pasal 52 UU No.
29/2004

C. TUJUAN
1. Tujuan umum
a. Sebagai bentuk kepedulian yang sehat kepada yang sakit
b. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga agar tetap
bersabar dan berdoa
c. Memberikan bimbingan kepada pasien dalam menghadapi musibah
dan ujian
d. Memberikan dorongan kepada pasien agar tidak putus asa
e. Membimbing perasaan pasien agar tetap tenang
f. Mengingatkan pasien agar tetap berbaik sangka kepada Tuhan
g. Memberikan pelayanan rohani kepada pasien
h. Menguatkan psikologi pasien dengan pemberdayaan mental dengan
rawatan rohani
i. Memberikan pandangan positif terhadap RSUD Lewoleba

2. Tujuan khusus
Manfaat bagi pasien ;
a. Memberikan ketenangan batin dan keteduhan hati kepada pasien
dalam menghadapi penyakitnya
b. Memberikan motivasi dan dorongan untuk tetap bersabar dan
bertagwa dalam menghadapi ujian dari Tuhan
3
c. Menumbuhkan suasana ukhuwah dan keakraban kepada pasien
untuk saling berbagi rasa dan cerita

D. PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan pelayanan rohani adalah suatu pelayanan yang
diberikan kepada pasien dan keluarganya yang sedang dirawat di rumah sakit
yang sifatnya adalah kerohanian. Tujuan dari pelayanan rohani ini adalah
untuk membantu pasien mengurangi beban penyakitnya secara rohani,
sehingga pasien dapat ikhlas, sabar, tawakal dan berharap kepada Allah
untuk segera mendapatkan kesembuhan. Pelayanan rohani juga sebagai
pemenuhan terhadap hak – hak pasien dan keluarganya menyangkut tentang
keyakinan dan agamanya.
Pelayanan Rohani pasien adalah layanan rohani yang diberikan oleh
Rumah sakit kepada pasien dan keluarganya. Layanan ini ditujukan agar
individu mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Tuhan ,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Layanan
juga mempunyai makna suatu proses bantuan terhadap rohani atau jiwa
pasien dengan mengarahkan dan menanamkan sikap kesabaran, ketaatan
menjalankan kewajiban atau perintah Tuhan dan berupaya menjauhi larangan
– Nya, dan selalu berusaha berupaya memilih yang baik yang sesuai hukum
ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Jadi yang dimaksud pelayanan rohani pasien disini adalah
mengingatkan para pasien untuk beribadah dan berdoa, sehingga pasien
mampu menghadapi cobaan berupa penyakit dengan kecerahan batin dan
selalu ingat, bahwa penyakit itu bisa di sembuhkan dan dibantu dengan
kembali kepada keimanannya.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

A. RUANG LINGKUP

Pelayanan rohani kepada pasien dan keluarganya yang meliputi:


1. Penyediaan sarana ibadah berupa musholla bagi umat muslim.
2. Al qur’an, Mukena dan Sajadah yang tersedia di musholla.
3. Penyediaan Tenaga Pembimbing Rohani yang terdiri atas:
a. Pembimbing rohani agama Islam
b. Pembimbing rohani agama Katholik
c. Pembimbing rohani agama Protestan
d. Pembimbing rohani agama Buddha
e. Pembimbing rohani agama Hindu
4. Identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien.

5
BAB III
TATA LAKSANA

Rincian Tata laksana pelayanan Rohani sebagai berikut:


A. Pelayanan Rohani kepada pasien dan keluarganya
1. Penyediaan sarana ibadah yang terdiri atas musholla dan tempat
wudhu bagi umat islam. Bagi pasien dan keluarganya yang beragama
islam diberi fasilitas untuk melaksanakan sholat lima waktu di musholla
yang terletak di samping ruangan laboratorium.
Untuk laki-laki disediakan sarung sebagai alat sholat. Sedangkan untuk
wanita disediakan mukena.
Bagi pasien dan keluarganya yang non muslim beribadah dapat
dilakukan diruang perawatan masing-masing karena Rumah Sakit
belum menyediakan tempat ibadah khusus bagi mereka.
2. Penyediaan Tenaga Pembimbing Rohani yang terdiri atas:
a. Pembimbing Rohani yang Beragama Islam
Tata laksana pembimbingan rohani pasien yang beragama islam di
awali dengan cara:
1) Petugas rohani mengidenfikasi status keagamaan pasien di buku
status pasien.
2) Memberikan bimbingan rohani dengan cara mendatangi pasien rawat
inap ke dalam ruangannya.
3) Materi bimbingan yang diberikan oleh ustad.
Waktu pelaksanaan regular pada jam kerja antara jam 07.00- 14.00
WIB. Jika pasien atau keluarganya menghendaki untuk di beri bimbingan
rohani diluar jadwal regular yang telah ditetapkan, mereka dapat
mengajukan kepada petugas bimbingan rohani melalui perawat/bidan
ruangan dengan cara mengisi formulir permintaan bimbingan rohani.
Selanjutnya perawat/bidan menyampaikan permintaan tersebut kepada
petugas pelayanan rohani.
Petugas pembimbing rohani Muslim yang tersedia yaitu : Bpk. Ansar
Bethan, S. Ag.

6
Pembimbing Rohani Non Muslim.
Tata laksana pembimbimngan rohani pasien non muslim adalah
sebagai berikut:
1) Petugas kerohanian mengidentifikasi status keagamaan pasien di
buku status pasien.
2) Petugas kerohanian mendatangi pasien kedalam ruangannya,
mendoakan dan memberikan tawaran kepada pasien apakah mereka
membutuhkan seorang pembimbing rohani yang sesuai dengan
agamanya.
3) Bilamana mereka menghendaki diberikan bimbingan rohani maka
petugas pelayanan kerohanian akan menghubungi rohaniawan yang
telah bekerjasama dengan Pihak Rumah Sakit untuk didatangkan.
4) Bagi rohaniawan yang datang akan diberikan uang transport sesuai
dengan MOU yang telah dibuat.
5) Jika hari berikutnya pasien atau keluarganya masih menghendaki
untuk diberi bimbingan lagi oleh rohaniawan tersebut maka uang
transport menjadi tanggung jawab pasien /keluarga yang
bersangkutan.
Petugas pembimbing rohani agama katholik yang tersedia yaitu : Bpk.
Ansar Bethan, S. Ag. Dan Petugas pembimbing rohani agama protestan
yang tersedia yaitu: xxxxxxxxxxxxxxxx
3. Identifikasi nilai-nilai budaya, kepercayaan dan agama pasien
Rumah Sakit memberikan layanan rohani kepada pasien dengan
memperhatikan nilai-nilai budaya,kepercayaan dan agama pasien.
Proses identifikasi dilakukan pada saat pasien pertama kali masuk
melalui rekam medis pasien. Dari rekam medis diketahui tentang nilai-
nilai budaya, kepercayaan dan agama pasien.
4. Pelayanan pasien terminal dan pemulasaran jenazah
Layanan pasien terminal pada prinsipnya adalah hampir sama dengan
pasien umum lainnya. Hanya materi bimbingan yang diberikan kepada
mereka yang berbeda. Pada pasien terminal materi difokuskan agar
pasien dapat lebih tabah, ikhlas, bisa menerima takdir, bertawakal dan
mengharapkan diampuni dosa-dosanya.
7
BAB IV
DOKUMENTASI

Pendokumentasian kegiatan pelayanan rohani dilakukan dalam bentuk


laporan yang jenisnya ada dua macam yaitu laporan rutin dan laporan
insidental. Dalam laporan rutin ini dilaporkan semua kegiatan yang telah
dilakukan oleh Unit Pelayanan Rohani yang jadwal pelaporannya adalah
bulanan dan tahunan. Dalam laporan bulanan dilaporkan secara rinci
kegiatan – kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu bulan. Sedangkan
dalam laporan tahunan dilaporkan semua segiatan pelayanan rohani selama
satu tahun.

8
BAB V
PENUTUP

Demikian buku panduan pelayanan kerohanian RSUD Lewoleba ini dibuat


bagi petugas dan pasien dalam menjalankan hak dan kewajiban dalam
pelayanan kerohanian dalam rangka perlindungan, hak dan privasi dalam
penghormatan hak manusia. Dalam kerangka peningkatan pelayanan profesi
medis dan perlindungan HAM Pasien.

Anda mungkin juga menyukai