Anda di halaman 1dari 5

Preeklampsia adalah gangguan terkait kehamilan berupa tekanan darah

tinggi yang disertai proteinuria dan pembengkakan akibat penumpukan


cairan (edema) baik pada tungkai, tangan, bahkan seluruh tubuh. Kondisi
ini tidak hanya berbahaya bagi ibu hamil tetapi juga janin, terutama
pada preeklampsia berat.

Memang, kasus ini tergolong jarang, karena hanya mempengaruhi sekitar


5 hingga 8 persen dari semua kehamilan. Namun, dapat berkembang
dengan cepat, dan mengarah pada komplikasi serius, bahkan kematian bagi
ibu hamil dan bayinya yang belum lahir.

Iklan dari HonestDocs

Blackmores Pregnancy Breast Feeding Gold

Nutrisi esensial bagi kesehatan ibu dan perkembangan bayi


selama 1000 hari pertama kehidupan. 1000 hari pertama
merupakan periode percepatan tumbuh kembang yang dimulai
sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2
tahun

Pesan Sekarang

Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti apa penyebabnya dan
bagaimana penyakit ini bisa terjadi. Meskipun sudah banyak teori-teori
yang dikemukakan oleh para ahli, namun belum ada yang memberikan
jawaban memuaskan. Oleh karena itu disebut "disease of theories".
Preeklamsia Ringan vs. Preeklampsia Berat
Preeklampsia dikategorikan berdasarkan keparahannya, membedakan
antara preeklamsia ringan dan berat adalah hal yang sangat penting karena
strategi manajemen dari masing-masing kondisi tersebut sangatlah
berbeda.

Tanda dan gejala preeklamsia ringan yaitu:

 Kehamilan lebih dari 20 minggu.


 Tekanan darah lebih besar dari 140 sistolik atau 90 diastolik (baca:
Perbedaan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik).
 Proteinuria: 0,3 g protein dalam sampel urin 24 jam atau pengukuran
dengan dipstik urin menunjukkan protein +1 (positif satu) persisten.
 Tidak ada tanda-tanda masalah lain pada ibu atau janinnya.
Sedangkan untuk preeklamsia berat, sesuai dengan namanya, maka ini
adalah kondisi yang lebih serius. Diagnosis preeklampsia berat dapat
ditegakkan ketika tanda dan gejala preeklampsia ringan diatas disertai
dengan beberapa gejala tambahan pada ibu ataupun janinnya.

Jika salah satu tanda dan gejala berikut menyertai, maka disebut
preeklampsia berat:

 Tanda-tanda masalah sistem saraf pusat


(sakit kepala parah, penglihatan buram, perubahan status mental).
 Tanda-tanda masalah hati/liver (mual, muntah dengan nyeri perut).
 Setidaknya dua kali pengukuran fungsi hati, didapatkan peningkatan
kadar enzim hati.
 Tekanan darah sangat tinggi (lebih dari 160 sistolik atau 110 diastolik)
 Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam, atau +3 atau +4 pada pemeriksaan
kualitatif.
 Trombositopenia ( jumlah trombosit yang rendah).
 Output urin sangat rendah (kurang dari 500mL dalam 24 jam).
 Tanda-tanda masalah pernapasan (edema paru, warna kebiruan pada kulit).
 Pembatasan pertumbuhan janin yang parah.

Apa bahaya preeklampsia berat bagi ibu


hamil dan janin?
1. Bahaya Preeklampsia Berat pada Kehamilan sebelum 28 Minggu
Jika bunda mengalami preeklamsia berat sebelum minggu ke-28
kehamilan, maka bunda dan jenin berisiko tinggi mengalami komplikasi
serius. Lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini:

• Kejang (eklamsia) 2-3% kasus • Edema paru 3-5% •


Komplikasi Ibu
Gagal ginjal 2-3% • Stroke 0,5-1%
• Kematian 10-20% • Persalinan prematur 100% •
Komplikasi
Masuk ke perawatan intensif neonatal 100% •
Janin
Retardasi pertumbuhan 30%
Potensi Janin • Pendarahan di otak • Cedera pada usus • Penyakit
Potensi Lain: paru-paru kronis

2. Bahaya Preeklampsia Berat pada Kehamilan 28-36 Minggu


Jika preeklamsia berat berkembang pada 28 hingga 36 minggu kehamilan,
resikonya serupa dengan yang tercantum pada tabel di atas, tetapi
persentase ataupun keparahannya jauh lebih rendah.

Jika usia kehamilan bunda antara 28 - 32 minggu dan harus segera


melahirkan, maka bayi yang lahir akan berisiko tinggi mengalami
komplikasi dan kematian. Pada beberapa bayi yang ternyata masih hidup
pun berisiko menderita cacat jangka panjang.

Oleh karena itu, dokter biasanya memutuskan untuk menunggu beberapa


hari sebelum menganjurkan persalinan. Selama waktu ini, bunda akan
menerima obat berupa magnesium sulfat untuk mencegah kejang, obat
lainnya untuk menurunkan tekanan darah (misalnya, hydralazine), dan
steroid (misalnya, deksametason) untuk membantu paru-paru bayi agar
cepat 'matang'.

Pada kasus preeklamsia berat pada kehamilan 33 minggu ke


atas, persalinan segera biasanya dianjurkan. Namun, antara 33 hingga
34 minggu, dokter mungkin meresepkan steroid untuk memperkuat paru-
paru janin, 48 jam sebelum menginduksi persalinan.

3. Bahaya Preeklampsia Berat pada Kehamilan 37 Minggu ke Atas


Di usia kehamilan 37 minggu ke atas, preeklampsia berat masih
memberikan risiko bagi ibu, tetapi risiko pada bayi sangat kecil.

HELLP Syndrome.

Lain halnya pada sindrom HELLP - varian preeklamsia berat - jika sampai
terjadi, maka baik bunda dan janinnya sama-sama berisiko tinggi
mengalami komplikasi. Risiko ibu termasuk gagal ginjal dan stroke,
sedangkan komplikasi janin termasuk kegagalan pernafasan
dan pendarahan otak.
Karena masalah ini sangat serius, maka bayi harus segera dilahirkan
(sebaiknya tidak melalui vagina, tetapi melalui bedah caesar), upayakan
bayi sudah hari, 48 jam setelah diagnosis ditegakkan.

Anda mungkin juga menyukai