Anda di halaman 1dari 12

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MARET 2018

DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Studi Cross-Sectional Frozen Shoulder :


Faktor Risiko Individu pada Petugas Laundry
di Rumah Sakit Ibnu Sina

OLEH
NASRUDIN EFEDNI
C11113032

PEMBIMBING
dr. SULTAN BURAENA, MS, Sp.Ok

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT &
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawahinimenyatakanbahwa:

Nama : Nasrudin Efendi


Stambuk : C111 13 032
Universitas : Universitas Hasanuddin Makassar
Judul : Studi Cross-Sectional dari Frozen Shoulder : Faktor
Risiko Individu pada Petugas Laundry di Rumah Sakit Ibnu
Sina

Telah menyelesaikan tugas laporan hasil survey dan artikel dengan judul
tersebut di atas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar.

Makassar, Maret 2018

Pembimbing,

dr. Sultan Buraena, MS, Sp.Ok

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ I

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. II

DAFTAR ISI .................................................................................................... III

ARTIKEL PENELITIAN ................................................................................ 1

STATUS OKUPASI ........................................................................................ 10

LAPORAN WALK THROUGH SURVEY........................................................ 25

iii
ARTIKEL PENELITIAN
Studi Cross-Sectional dari Frozen Shoulder : Faktor Risiko Individu pada
Petugas Laundry di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
Nasrudin Efendi
Sub-departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas,
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Latar belakang : Frozen shoulder secara berulang-ulang dalam waktu
merupakan rasa nyeri yang yang lama. Sampel dalam penelitian
mengakibatkan keterbatasan lingkup ini adalah petugas laundry di RS. Ibnu
gerak sendi (LGS) pada bahu. Tujuan Sina. Cara survey yang dilakukan
utama dari penelitian ini adalah untuk adalah dengan menggunakan Walk
mengukur hubungan antara faktor- Through Survey.
faktor kerja fisik, kegiatan yang Hasil : Pada penelitian ini diambil
berulang berkepanjangan terhadap sampel dari petugas laundry di RS.
Frozen Shoulder, sementara Ibnu Sina. Dari rencana waktu yang
memperhitungkan faktor individu telah ditetapkan, terkumpul data yang
serta faktor organisasi didapatkan dari check list yang dibuat.
psikososial/kerja seperti ketegangan Dari hasil check list diperoleh 1
pekerjaan. petugas perempuan yang berusia 52
Metode : Penelitian ini menggunakan tahun dan telah bekerja sebagai
metode penelitian deskriptif dengan petugas laundry rumah sakit selama 2
pendekatan cross sectional melalui tahun. Keluhan kaku dialami sejak 1
proses walk through survey. Pemilihan tahun yang lalu. Keluhan pasien ini
tempat kerja didasarkan atas kriteria memberat sewaktu melakukan
yaitu terdapat pekerja yang gerakan fleksi-ekstensi sholuder saat
menggunakan beban berat untuk melakukan proses pencucian, finishing
mengangkat barang atau dan penyimpanan linen bersih di
memindahkan barang- lemari. Pada pemeriksaan fisis
didapatkan nadi 82 kali/menit,

4
pernapasan 18 kali/menit, tekanan bahu yang menimbulkan nyeri dan
darah 120/90mmHg, temperatur keterbatasan lingkup gerak sendi bahu.
36,8oC. Faktor yang dominan Keadaan ini disebabkan karena suatu
berpengaruh dalam Frozen Shoulder peradangan yang mengenai kapsul
dihubungkan dengan petugas laundry sendi dan dapat menyebabkan
bagian proses pencucian, finishing perlengketan kapsul sendi dan tulang
dan penyimpanan linen dimana saat rawan. Ditandai dengan nyeri bahu
bekerja terdapat gerakan fleksi- yang timbul secara perlahan-lahan,
ekstensi shoulder yang berulang, nyeri semakin tajam, kekakuan dan
dalam jangka waktu lama. keterbatasan gerak.
Kesimpulan: Beberapa faktor risiko Frozen shoulder merupakan
berkontribusi pada terjadinya Frozen rasa nyeri yang mengakibatkan
Shoulder. Dalam populasi umum, keterbatasan lingkup gerak sendi
penekanan biasanya pada faktor (LGS) pada bahu. Mungkin timbul
individu, seperti usia, jenis kelamin, karena adanya trauma, mungkin juga
jenis pekerjaan, lama waktu bekerja, timbul secara perlahan-lahan tanpa
periode pekerjaan; faktor-faktor ini tanda-tanda atau riwayat
mudah untuk diukur. Kebanyakan trauma.Keluhan utama yang dialami
individu yang bekerja terpapar oleh adalah nyeri dan penurunan kekuatan
faktor fisik, kimia, ergonomik dan otot penggerak sendi bahu dan
psikososial. keterbatasan LGS terjadi baik secara
Kata Kunci : Frozen Shoulder, aktif atau pasif.Frozen shoulder secara
Rumah Sakit Ibnu Sina, walk through pasti belum diketahui penyebabnya.
survey Pada idiopatik frozen shoulder
kemungkinan berhubungan dengan
LATAR BELAKANG gangguan immunologik, biokemikal,
Gangguan sendi bahu sebagian atau hormonal imbalance.1
besar didahului dengan adanya rasa Meskipun kurangnya kriteria
nyeri pada bahu yang timbul sewaktu diagnostik yang ketat dan karenanya
bahu digerakan kesegala arah, masuk akal over- diagnosis , bahu
sehingga bahu tersebut menjadi kaku. beku diperkirakan mempengaruhi 2 %
Untuk semua gangguan pada sendi dari populasi umum, dengan kumulatif

5
kejadian 2,4 per 1000 orang pertahun. Pemilihan tempat kerja
Jarang sebelum usia 40, dengan didasarkan atas kriteria yaitu terdapat
kejadian puncak antara 40 dan 60 dan pekerja yang menggunakan beban
tidak biasa pada pasien di atas 70 berat untuk secara berulang-ulang
tahun (kecuali sekunder traumatis dalam waktu yang lama.
bahu beku) dan pada pekerja manual. Sampel dalam penelitian ini
Ini mempengaruhi perempuan sedikit adalah petugas laundry Rumah Sakit
lebih sering daripada pria. Dampak Ibnu Sina. Petugas yang dimaksud
kondisi ini ditegaskan oleh adalah karyawan yang sudah bekerja
kecenderungan yang untuk orang setidaknya 3 bulan pada bidang
dewasa usia kerja(8,2% untuk pria dan pekerjaan yang memiliki aktivitas
10,1% untuk perempuan). kambuhan penggunaan bahu berulang-ulang atau
pada bahu yang sama jarang terjadi , mengangkat barang, penelitian pada
tetapi sampai 20% dari pasien studi cross sectional terdapat beberapa
mengembangkan masalah yang sama kelemahan yaitu kurangnya jumlah
di lain shoulder. keterlibatan simultan kasus yang didapatkan, berat-
bilateral terjadi pada 14% pasien, dan ringannya kasus yang sulit ditentukan
80% akan mengalami kekambuhan karena keterbatasan sarana
gejala dalam waktu lima tahun.2 pemeriksaan dan kurangnya waktu
Tujuan utama dari penelitian yang didapatkan untuk melanjutkan
ini adalah untuk mengukur hubungan survey. Selain itu, penelitian dengan
antara faktor-faktor kerja fisik yang studi ini tidak menggambarkan
berkepanjangan dengan memper- perjalanan penyakit, insiden, maupun
hitungkan faktor individu serta faktor prognosis penyakit.
organisasi psikososial/kerja seperti Setiap peserta studi menjalani
ketegangan pekerjaan. penilaian eksposur dari pekerjaan
METODE termasuk observasi langsung dan
Penelitian ini menggunakan melakukan foto dari tugas-tugas
metode penelitian deskriptif dengan pekerjaan.
pendekatan cross sectional melalui Sebuah kuesioner diberikan
proses walk through survey. untuk mengumpulkan informasi
tentang riwayat kerja, faktor individu,

6
lingkungan kerja, kegiatan fisik di luar Through Survey. Mengenal bahaya,
pekerjaan dan riwayat medis, serta sumber bahaya dan lamanya paparan
leher, bahu, lengan dan gejala tangan, bahaya terhadap karyawan.
termasuk jenis mendokumentasikan Pihak okupasi kesehatan dapat
diagram tangan dan lokasi gejala. kemudian memberikan monitoring
Tinggi dan berat badan diukur. survey untuk memperoleh kadar
Berpartisipasi dalam penelitian ini kuantitas eksposur atau kesehatan
berlangsung selama jam kerja dan okupasi mengenai risk assessment.
tidak dikompensasi. Survey dilakukan di Ruangan
Peralatan yang diperlukan Laundry Rumah Sakit Ibnu Sina
untuk melakukan walk through survey Makassar selama 4 hari, yaitu:
antara lain alat tulis menulis berfungsi No Tanggal Kegiatan
sebagai media untuk pencatatan 1. 05 Maret - Melapor ke bagian
selama survey dilakukan, kamera 2018 K3 RS Ibnu Sina
digital berfungsi sebagai alat untuk - Pengarahan
memotret kegiatan dan lingkungan kegiatan
yang berfungsi sebagai alat untuk - Pembuatan
mendapatkan data primer proposal
mengenai survey yang dilakukan. 2. 06 Maret - Walk through
Cara survey yang dilakukan 2018 survey
adalah dengan menggunakan Walk 3. 07 Maret -Pembuatan laporan
Through Survey: Walk Through survey 2018 walk through survey
adalah survei untuk mendapatkan - Pembuatan status
informasi yang relatif sederhana tapi okupasi
cukup lengkap dalam waktu yang 4. 08 Maret - Pembuatan artikel
relatif singkat sehingga diperlukan 2018 status okupasi
upaya pengumpulan data untuk - Presentasi walk
kepentingan penilaian secara umum through survey
dan analisa sederhana. Bahaya apa dan - Presetasi status
dalam situasi yang bagaimana bahaya okupasi
dapat timbul, merupakan sebagai hasil
dari penyelenggaraan kegiatan Walk

7
HASIL pernapasan 18 kali/menit, tekanan
Pada penelitian ini diambil darah 120/90mmHg, temperatur
sampel dari karyawan di Laundry Rs. 36,8oC. Pemeriksaan lainnya dalam
Ibnu Sina, dari perhitungan sampel batas normal.
didapatkan sampel sebanyak 1 Faktor yang dominan
karyawan (total jumlah karyawan berpengaruh dalam Frozen Shoulder
yang diwawancarai). dihubungkan dengan karyawan
Responden tersebut laundry dimana saat bekerja terdapat
merupakan bagian finishing dan gerakan fleksi-ekstensi articulatio
proses penyimpan. Dari rencana waktu humeral dextra yang berulang, dalam
yang telah ditetapkan, terkumpul data jangka waktu lama, dengan waktu
yang didapatkan dari check list yang bekerja 7 jam dan waktu istirahat
dibuat. hanya 60 menit.
Dari hasil check list diperoleh Berdasarkan hasil penelitian
1 karyawan perempuan yang berusia yang berdasar pada Hazard yaitu
52 tahun dan telah bekerja sebagai faktor ergonomis, dari 1 orang yang
karyawan laundry selama 2 tahun. mengalami Frozen Shoulder, orang
Keluhan pasien mempunyai riwayat tersebut yang bekerja dengan posisi
nyeri bahu kanan yang dirasakan dan teknik yang sama (100%).
seperti kram dan kaku. Nyeri Selain itu, dari hasil anamnesis
dirasakan jika melakukan aktivitas dan peninjauan langsung dengan
untuk mengangkat benda. Nyeri mulai menggunakan survey untuk
dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun mendapatkan gangguan
yang lalu. Nyeri dirasakan berkurang musculoskeletal dengan survey
jika pasien beristirahat untuk tidak BRIEFTM (Baseline Risk Identification
menggunakan bahunya untuk bekerja. of Ergonomic Factors). Hasil
Sampai sekarang pasien sudah tidak menunjukkan bahwa terdapat faktor
mengeluh nyeri bahu lagi. Riwayat ergonomik yang dapat menyebabkan
terapi rehabilitasi selama seminggu pasien mendapatkan gangguan
oleh fisioterapis. muskuloskeletal. Hasil dengan risiko
Pada pemeriksaan fisis tinggi adalah pada pergelangan kedua
didapatkan nadi 92 kali/menit,

8
tangan, dan risiko rendah pada regio sectional kami menunjukkan kekuatan
leher dan punggung yang dapat menjadi faktor risiko
Berdasarkan hasil penelitian, eksposur pekerjaan utama untuk
didapatkan bahwa pencahayaan pada Frozen Shoulder.
tempatnya bekerja cukup memadai. Berdasarkan hasil penelitian
Sumber cahaya berasal dari cahaya oleh Ekawati dan Ida Wahyuni, bahwa
lampu dan ventilasi. beberapa pekerja laundry di Regio
Selain dari faktor-faktor Tembalang menunjukkan hasil bahwa
ergonomis dan faktor fisik yang terjadi gangguan muscoloskeletal pada
didapatkan pada tempat kerja juga otot skelet. Otot tersebut mencakup
dicoba untuk menghubungankan leher, shoulder, lengan, jari, punggung
insidens Frozen Shoulder ini dengan dsb. Keluhan yang paling sering
faktor-faktor individu seperti jenis muncul berdasarkan kuisioner Nordic
kelamin. Body Map bahwa, 71.0% mengeluh
Pasien yang mengalami nyeri bahu dibandingkan dengan regio
Frozen Shoulder adalah perempuan artikulatio lain. Penelitian tersebut
dan pasien berusia lebih dari 40 tahun, juga menjelaskan bahwa keluhan kaku
yang merepukan factor resiko dari pada bahu juga bisa dirasakan saat
Frozen Shoulder. bekerja aau setelah bekerja di rumah
DISKUSI laundry.
Frozen shoulder merupakan Karateristik yang sesuai
rasa nyeri yang mengakibatkan dengan penelitian ini berdasarkan
keterbatasan lingkup gerak sendi penelitian oleh Ekawati dan Ida
(LGS) pada bahu. Wahyuni yaitu perempuan lebih
Penelitian cross-sectional ini rentan dibandingkan dengan laki-laki
telah mengidentifikasi kejadian untuk terkena Frozen Shoulder. Usia
Frozen Shoulder terhadap hubungan lebih dari 30 tahun merupakan faktor
dengan tuntutan pekerjaan fisik berupa resiko tingg pada Frozen Shoulder.
penggunaan tangan secara dominan, Waktu bekerja lebih dari 8 jam
mengendalikan faktor organisasi merupakan faktor resiko tinggi,
individu dan bekerja. Hasil ini dan berbeda dengan penelitian ini yaitu
hasil sebelumnya dari analisis cross- didapatkan pasien bekerja selama 7

9
jam. Waktu pekerja kurang dari 1 nyeri leher atau bahu dan gerakan
tahun juga merupakan faktor resiko berulang terhadap terjadinya Frozen
tinggi untuk Frozen Shoulder. Shoulder serta resiko terjadinya
Sedangkan berdasarkan Status Gizi, Frozen Shoulder pada wanita adalah
bahwa status gizi lebih merupakan penggunaan alat getar dan bekerja
faktor resiko tinggi untuk Frozen dengan lengan di atas tingkat bahu.7
Shoulder. Hal yang tidak sesuai Pada tahun 2006, Sim et al.
dengan penelitian ini yaitu pada waktu menentukan prevalensi sakit leher dan
bekerja, periode bekerja dan status nyeri anggota badan berusia satu bulan
gizi.3 yang ditentukan standar usia di 44%
Risiko pekerjaan utama yang dari kohort pekerja industri dan
menyebabkan Frozen Shoulder bagi manual. Asosiasi independen yang
petugas layanan kesehatan adalah signifikan untuk nyeri bahu
postur kaku yang berkepanjangan dan didemonstrasikan dengan tindakan
pekerjaan manual. Gejala utama yang melibatkan pengangkatan benda
sindrom ini adalah penurunan gerak berat secara berulang, bekerja dengan
bahu, nyeri, kaku. Frozen Shoulder lengan pada / di atas tinggi bahu
selalu dimulai dengan rasa sakit yang (posisi postural) dan variabel
parah sehingga mencegah seseorang psikososial termasuk sedikit kontrol
menggerakkan lengannya. Kurangnya pekerjaan dan sedikit dukungan
gerakan menyebabkan kekakuan dan supervisor. Fraksi yang disebabkan
bahkan gerakan yang kurang. Seiring oleh populasi adalah (24%) untuk
waktu orang dengan Frozen Shoulder paparan aktivitas kerja dan (12%)
tidak dapat melakukan aktivitas untuk paparan faktor psikososial.
seperti menjangkau keatas atau di Beberapa temuan lebih lanjut
belakang kepala.6 menunjukkan bahwa prevalensi nyeri
Menurut penelitian Mario bahu paling tinggi terlihat pada
Pribicevic, mengatakan bahwa kelompok usia 55-64 tahun, dan
terdapat hubungan yang signifikan terutama pada perempuan.8
antara gerakan berulang dan gangguan Hal ini berhubungan dengan
ekstremitas atas pada umumnya dan penelitian saya, berdasarkan temuan
juga hubungan yang konsisten antara bahwa pekerja bekerja secara berulang

10
dengan periode waktu yang cukup SARAN
lama dan pada populasi perempuan Bagi direktur maupun manajer
usia 52 tahun. agar dapat memperhatikan jadwal dari
KESIMPULAN karyawan agar memberikan waktu
Beberapa faktor risiko istirahat yang cukup sehingga gerakan
berkontribusi pada terjadinya Frozen bahu yang berulang-ulang tidak
Shoulder. Dalam populasi umum, berlangsung secara dalam waktu yang
penekanan biasanya pada faktor lama. Dan bagi karyawan agar dapat
individu, seperti usia, jenis kelamin, mempelajari teknik peregangan bahu
obesitas, waktu bekerja dan periode untuk mencegah terjadinya Frozen
bekerja. Shoulder.
Kebanyakan individu yang REFERENSI :
1. Deutsch A, Altchek DW,
bekerja terpapar oleh berbagai faktor
Veltri DM, Potter HG, Warren
berbahaya selama proses bekerja.
RF. Traumatic tears of the
Faktor tersebut antara lain berupa
subscapularis tendon: clinical
faktor fisik, kimia, ergonomik,
diagnosis, magnetic resonance
psikososial. Dari perspektif ini,
imaging findings, and
Frozen Shoulder terkait karyawanan
operative treatment. Am J
akibat agen ergonomik menjadi
Sports Med. 1997;25:13–22.
perhatian karena memerlukan
2. Ferdianto, Hengki. Dermatitis
perawatan perlakuan khusus.
Kontak Iritan Pada Petugas
Kondisi ini dihubungkan
Laundry Rumah Sakit X
dengan karyawan laundry dimana saat
(Study Kasus Pengelolaan
bekerja terdapat gerakan fleksi-
Penyakit Akibat Kerja). 2011
ekstensi articulatio humerus dextra
3. Ekawati, Ida Wahyuni. The
yang berulang, dalam jangka waktu
Influence Of Work Posture To
lama, dengan waktu bekerja 7 jam dan
The Musculoskeletal Disorder
waktu istirahat hanya 60 menit.
On Laundry Workers In
Rutinitas karyawan tersebut dapat
Tembalang Region. Building
memicu terjadinya Frozen Shoulder.
Healthy Community. 2015
4. Public Education Section
Department of Business and

11
Consumer Business Oregon 8. Sim J, Lacey RJ, Lewis M. The
OSHA. Introduction to the impact of workplace risk
ergonomics of manual factors on the occurrence of
material handling. Diunduh neck and upper limb pain: a
dari : http://www.orosha. general population study.
org/pdf/works hops/206w.pdf. BMC Public Health, 2006. 6:
Diakses tanggal :3 Maret 2012 p.234.
5. Bureau of Labor Statistics.
Case and Demographic
Characteristics for Work-
related Injuries and Illnesses
Involving Days Away From
Work. Diunduh dari:
http://www.bls.gov/iif
/oshcdnew.htm. Diakses pada
tanggal : 5 Maret 2012.
6. OSH Wiki. Netrowking
Knowledge from link :
https://oshwiki.eu/wiki/Work-
related_musculoskeletal_disor
ders_among_hospital_worker
s#Shoulder_tendonitis.2C_bur
sitis.2C_and_impingement_sy
ndrome.
7. Pribicevic Mario. The
Epidemiology of Shoulder
Pain: A Narrative Review of
the Literature. INTECH. 2012

12

Anda mungkin juga menyukai