Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MATEMATIKA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA: ANINDA SALSABILA
KELAS:IX F
DAFTAR ISI:
BAB 5
Barisan dan deret bilangan
a. pola bilangan
b. barisan dan deret bilangan
c. ringkasan

BAB 6
Pangkat tak sebenarnya
a. bilangan rasional berpangkat bilangan bulat
b. bentuk akar dan pangkat pecahan
c. ringkasan

BAB5: BARISAN DAN DERET


BILANGAN
A. pola bilangan
-pengertian pola bilangan;
Jika kamu amati,anggota himpunan pelajaran yang telah kamu
pelajari,diurutkan dengan suatu aturan tertentu sehingga bilangan pada
himpunan tsb memiliki barisan.
Suatu barisan dapat ditunjukan dengan pola pola.untuk itu pelajarilah
barisn berikut ini:
Contoh:
Pola tersebut dapat disusun dengan barisan bilangan berikut:
1=1
3=2+1
6=3+2+1
10=4+3+2+1
Pola bilangan tersebut adalah satu contoh barisan bilangan segitiga.
Orang yang pertama kali menemukan susunan bilangan yang berbentuk
segitiga adalah blaise pascal.
pascal memiliki pola tertentu yaitu dua bilangan yang berdekatan
dijumlahkan untuk mendapatkan bilangan pada baris
berikutnya/selanjutnya.
- menemukan pola pada perhitungan bilangan.
Kamu telah mengetahiu bahwa jumlah bilangan ganjil memiliki pola
tertentu yaitu:
• Jumlah dua bilangan ganjil pertama sama dengan kuadrat dari
bilangan 2
• Jumlah tiga bilangan ganjil pertama sama dengan kuadrat dari
bilangan 3
• Jumlah empat bilangan ganjil pertama sama dengan kuadrat dari
bilangan 4
Pola bilangan ini menunjukan bahwa selisih dari kuadrat bilangan
berurutan sama dengan jumlah dari bilangan berurutan tsb.
B. barisan dan deret bilangan
-barisan bilangan yang diurutkan dengan pola tertentu membentuk suatu
barisan bilangan misalnya barisan brikut:
a.40,44,48,52,56,…..,116
b.1,3,5,7,9,….,51
c.2,4,6,8,10,….,98
jadi, suatu barisan bilangan dapat dibentuk oleh suku suku bilangan .
C. deret bilangan
Penjumlahan suku suku dari barisan tersebut dinamakan deret.
Oleh karna itu,jika u1,u2,u3,…un adalah suatu barisan bilangan maka u1
+u2+u3+…un dinamakan deret.

D.Barisan Aritmatika
(1) 3, 7, 11, 15, 19, ...
(2) 30, 25, 20, 15, 10,...
Perhatikan bahwa selisih di antara suku-sukunya selalu tetap. Barisan
yang demikian itu disebut barisan aritmetika. Selisih itu disebut beda
suku atau beda saja dan dilambangkan dengan c.
Barisan (l) mempunyai beda, b = 4. Barisan ini disebut barisan
aritmetika naik karena nilai suku-sukunya makin besar.
Barisan (2) mempunyai beda, b = -5. Barisan ini disebut barisan
aritmetika turun karena nilai suku-sukunya makin kecil.
Suatu barisan U1, U2, U3,....disebut barisan aritmetika jika selisih dua
suku yang berurutan adalah tetap. Nilai Untuk menentukan suku ke-n
dari barisan aritmetika. perhatikan kembali contoh barisan (l).
3, 7, 11, 15, 19, ...
Misalkan U1, U2, U3 , .... adalah barisan aritmetika tersebut maka
U1 = 3 =+ 4 (0)

U2 = 7 = 3 + 4 = 3 + 4 (1)
U3 = 11 = 3 + 4 + 4 = 3 + 4 (2)
....
Un = 3 + 4(n-1)
Secara umum, jika suku pertama (U1) = a dan beda suku yang berurutan
adalah b maka dari rumus Un = 3 + 4(n - 1) diperoleh 3 adalah a dan 4
adalah b. Oleh sebab itu, suku ke-n dapat dirumuskan
Un = a + b(n-1)
Barisan aritmetika yang mempunyai beda positif disebut barisan
aritmetika naik, sedangkan jika bedanya negatif disebut barisan
aritmetika turun.
U1, U2, U3, .......Un-1, Un disebut barisan aritmatika, jika
U2 - U1 = U3 - U2 = .... = Un - Un-1 = konstanta
Un = a + (n-1)b = bn + (a-b) → Fungsi linier dalam n
Deret Aritmatika
Seperti telah dibahas sebelumnya, deret adalah bentuk penjumlahan dari
suku-suku pada sebuah barisan. Jika U1, U2, U3, ... barisan aritmetika.
U1, U2, U3, ... adalah deret aritmetika.
Untuk mendapatkan jumlah n suku pertama dari deret aritmetika,
perhatikan kembali deret yang dihasilkan barisan (l ).
3 +7 + 1l + 15 + 19 + ...
Jika jumlah n suku pertama dinotasikan dengan.Sn maka S dari deret di
atas adalah :
Gambar:58.jpg
Perhatikan jumlah 5 suku pertama, S yang diperoleh. Angka 3 pada
perhitungan tersebut berasal dari suku pertama, sedangkan l9 adalah
suku ke-5. Oleh karena itu, jumlah suku ke-n adalah
Gambar:59.jpg
Jika nilai Un tidak diketahui, kita gunakan rumus Un, barisan aritmetika,
yaitu Un = a + (n-1)b, sehingga jumlah n suku pertama adalah
Gambar:60.jpg
jumlah n suku pertama dari suatu deret aritmetika yang suku pertamanya
a dan beda b adalah
Gambar:61.jpg
Untuk memudahkan perhitungan Sn suatu deret aritmetika, perhatikan
hal-hal berikut. a. Jika diketahui suku pertama a dan beda b, gunakan
rumus Gambar:62.jpg

SOAL LATIHAN
1. Selisih dua bilangan asli adalah 36 dan bilangan kedua adalah
lima kali bilangan pertama. Jika kedua bilangan itu berturut – turut
membentuk suku kelima dan suku kedua suatu barisan aritmetika maka
tentukan suku ke sepuluh!
Penyelesaian :
*) y – x = 36 → y = 36 + x → 5x = 36 + x
*) y= 5x 4x = 36→ x = 9 → y
= 45
U5 = 9 → a + 4b = 9
U2 = 45 → a + b = 45 -
3b = -36
b = – 12 U10 = a + 9b
a = 57 = 57 – 108 = – 51
2. Misalkan a1 + a2 + a3 + a4 + a5 + a6 adalah suatu deret aritmetika
yang berjumlah 75. Jika a2 = 8 maka tentukan a6 !
a1 + a2 + a3 + a4 + a5 + a6 = 75
a2 = 8
a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + (a + 5b) = 75 a+b
=8
6a + 15b = 75 a
=8–b
2a + 5b = 25
2(8 – b) + 5b = 25
16 + 3b = 25 → b = 3 → a = 5 → a6 = a + 5b = 5 + 15 = 20
3. 1 – 3 + 5 + 7 – 9 + 11 + 13 – 15 + 17 + 19 – 21 + ….. + 193 – 195
+ 197 = ?
= 1–3+(5+7)–9+(11+13)–15+(17+19)–21+ …..–189+(191+ 193)–
195+197
= 1–3+ 12 –9+ 24 – 15+ 36 – 21+….. – 189 + 384 – 195 +
197
= 1 + 197 + (12 + 24 + 36 + … + 384) – 3 – 9 – 15 – ……. – 195
= 198 + 16(12 + 384) – 33/2(3 + 195)
= 198 + 6336 – 3267 = 3267
4. Jika bilangan ganjil dikelompokkan seperti berikut :
kelompok 1 : {1},
kelompok 2 : {3,5},
kelompok 3 : {7,9,11},
kelompok 4 : {13,15,17,19}, …
dst
maka berapakah bilangan pertama dari kelompok ke-100 ?
kelompok 1 : {1} = 12 – 0
kelompok 2 : {3,5} = 22 – 1
kelompok 3 : {7,9,11} = 32 – 2
kelompok 4 : {13,15,17,19} = 42 – 3
.
.
Kelompok 100 : = 1002 – 99 = 10.000 – 99 =
9.901

5. Tiga buah bilangan positif membentuk barisan aritmetika dengan


beda 16. Jika bilangan terkecil ditambah 10 dan bilangan terbesar
dikurangi 7, maka diperoleh barisan geometri. Tentukan jumlah ketiga
bilangan tersebut !
Misalkan bilangan itu : a – 16, a , a + 16
(a + 16 – 7 ) : a = a : (a – 16 + 10)
a2 = (a + 9)(a – 6)
a2 = a2 + 3a – 54
3a = 54 → a = 18
Sehingga jumlah 3 bilangan itu = 2 + 18 + 34 = 54
6. Jika jumlah sepuluh suku pertama suatu deret aritmetika adalah – 110
dan jumlah dua suku berturut-turut berikutnya adalah 2 maka tentukan
jumlah 2 suku pertama !
S10 = 5(2a + 9b) U11 + U12 = 2 2a
+ 9b = – 22
– 110 = 5(2a + 9b) a + 10b + a+ 11b =2 2a
+ 21b = 2 -
– 22 = 2a + 9b 2a + 21b = 2 12b = 24
b =2 → a = – 20
sehingga a + a + b = – 40 + 2 = – 38
7. Jika a, b, c, d dan e membentuk barisan geometri dan a.b.c.d.e =
1.024 maka berapakah nilai c ?
a.b.c.d.e = 1.024
a.ar.ar2.ar3.ar4 = 45 karena c
merupakan suku ke-3 maka
a5.r10 = 45 c = ar2 = 4
(ar2)5 = 45
ar2 = 4
8. Diketahui barisan bilangan bulat 3, x, y dan 18. Jika tiga bilangan
pertama membentuk barisan geometri dan tiga bilangan terakhir
membentuk barisan aritmetika. Maka tentukan x + y !
y:x=x:3 18 – y = y – x
x2 = 3y 2y = 18 + x
→ y = (18 + x)/2
x2 = 3(18 + x)/2
2x2 = 3(18 + x) sehingga : x +
y = 6 + 12 = 18
2x2 – 3x – 54 =0
(2x + 9)(x – 6) = 0
x = 6 → y = 12
9. Diketahui p, q dan r merupakan akar – akar persamaan suku
banyak berderajat tiga. Jika p, q dan r membentuk barisan aritmetika,
dengan suku ketiga tiga kali suku pertama dan jumlah dari ketiga akar
adalah 12 maka tentukan persamaan dari suku banyak tersebut !
r–q=q–p r = 3p p+q
+ r = 12
2q = p + r p + 2p
+ 3p = 12
2q = p + 3p
6p = 12
2q = 4p p=
2→ q = 4 → r = 6
q = 2p
sehingga persamaan suku banyaknya : (x –
2)(x – 4)(x – 6) = 0
10. Pada suatu barisan geometri dengan r > 1, diketahui dua kali
jumlah empat suku pertama adalah tiga kali jumlah dua suku genap
pertama. Jika diantara suku – suku tersebut disisipkan empat bilangan,
dengan cara : antara suku kedua dan ketiga disisipkan satu bilangan dan
antara suku ketiga dan keempat disisipkan tiga buah bilangan maka akan
terbentuk barisan aritmetika dengan beda r. Hitung jumlah dari bilangan
yang disisipkan !
2S4 = 3(U2 +U4)
2 a(r4 - 1)/(r - 1) = 3(ar + ar3)
2a(r4 – 1) = 3ar(1 + r2)(r – 1)
2(r2 + 1)(r – 1)(r + 1) = 3r(r2 +1)(r – 1) x = a + 2b = 2
+4=6
2r + 2 = 3r y = a + 4b = 2 +
8 = 10
r=2 z = a + 5b = 2 +
10 = 12
U1 U2 x U3 y z w U4 w =a+ 6b = 2 +
12 =14 +
a 2a 4a 8a x+y+z+w
= 42
b =2a – a=2
BAB 6: Pangkat tak sebenarnya tak sebenar
nya
Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar
Bilangan Berpangkat Positif, Negatif, dan Nol
Pengertian Perpangkatan
Perpangkatan merupakan perkalian berulang sebuah bilangan dengan
bilangan itu sendiri.
Contoh:
22 (dibaca: dua pangkat dua) yang sama artinya dengan 2 x 2
43 (dibaca: empat pangkat tiga) yang sama artinya dengan 4 x 4 x 4
75 (dibaca: tujuh pangkat lima) yang sama artinya dengan 7 x 7 x 7 x 7 x
7
Bilangan Berpangkat Positif
Bilangan berpangkat positif merupakan bilangan yang mempunyai
pangkat/ eksponen positif.
Contoh:
32 = 3 x 3 = 9
43 = 4 x 4 x 4 = 64
(-2)2 = (-2) x (-2) = 4
(-5)3 = (-5) x (-5) x (-5) = -125
Bilangan kuadrat sempurna seperti 1, 4, 9, dan 16 dapat dinyatakan
dalam bentuk geometri seperti di bawah ini:
Bilangan kuadrat sempurna adalah bilangan yang merupakan hasil kali
dari suatu bilangan dengan dirinya sendiri.
Sebagai contoh di atas 16 adalah bilangan kuadrat sempurna karena 16 =
4 x 4. Notasi 4 x 4 dapat dituliskan dalam bentuk pangkat. Bentuk
pangkat ini menjelaskan pada kita berapa suatu bilangan yang kita sebut
sebagai basis atau bilangan pokok digunakan sebagai faktor.
Bilangan yang digunakan sebagai pangkat disebut eksponen atau
pangkat.
Pernyataan 4 x 4 dituliskan sebagai 42. Pada notasi, 4 menyatakan
bilangan pokok atau basis, dan 2 menyatakan pangkat atau eksponen.
Contoh:
Tuliskan pernyataan berikut dalam bentuk eksponen
a. 2 x 2 x 2 x 2 x 2
Bilangan pokoknya adalah 2 dan faktornya adalah 5.
2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 25.
b. m x m x m x m
Bilangan pokoknya adalah m dan
faktornya adalah 4.
m x m x m x m = m4.
c. 7
Bilangan pokoknya adalah 7 dan
faktornya adalah 1
7 = 71.
d. Tuliskan (2)(2)(2)( – 5)( – 5) dalam bentuk eksponen.
Dengan menggunakan sifat asosiatif kita kelompokkan faktor dengan
bilangan pokok yang sama sebagai berikut:
(2)(2)(2)(-5)(-5) = [(2)(2)(2)][(-5)(-5)] = 23(-5)2
Jarak antara bumi dan matahari adalah sekitar108 kilometer.
Tuliskan bilangan ini sebagai pernyataan perkalian dan hitunglah
hasilnya.
108 = 10.10.10.10.10.10.10.10 = 100.000.000
Jarak antara bumi dan matahari adalah sekitar 100 juta kilometer.
Bilangan Berpangkat Negatif dan Nol
Bilangan bulat berpangkat negative
Tidak semua pangkat bernilai positif. Beberapa pangkat adalah bulat
negatif.
Perhatikan pola bilangan berikut untuk menemukan nilai 10-1 dan 10-2.
Dengan memperluas pola yang ada, maka hasil yang dapat diperoleh
adalah 10-1 = 1/10 dan 10-2 = 1/〖10〗^2 1/100

Pada pola tersebut, apabila kamu kalikan bilangan pokok, pangkatnya


naik satu. Sebagai contoh 103 x 10 = 104. Sedangkan apabila kamu bagi
dengan bilangan pokok, pangkatnya turun satu. Sebagai contoh, 10-2 :
10 = 10-3
Untuk setiap a є R dan a ≠ 0 berlaku
Bilangan a^(-n) disebut bilangan berpangkat tak sebenarnya.
Contoh:
(-6)-3 = (-1/6)^3 = (-1/6) x (-1/6) x (-1/6) = -1/216
Tuliskan 10-3 menggunakan pangkat positif. Kemudian tentukan
nilainya.

10-3 = 1/〖10〗^3 = 1/1000 = 0,001

Sederhanakan pernyataan
xy-2 = x . y-2 = x. 1/( y^2 ) = x/y^2
Bakteri E.coli memiliki lebar 10-3 milimeter. Jarum pentul memiliki
diameter 1 milimeter. Berapa banyak bakteri E.coli yang dapat mengisi
diameter jarum tersebut.
Untuk menentukan banyak bakteri, bagilah 1 dengan 10-3 = 1/〖10〗^(-
3) = 103 = 1000
Jadi banyak bakteri yang dapat mengisi diameter jarum pentul adalah
1000 bakteri.
Bilangan bulat berpangkat nol
Untuk setiap a є R dan a ≠ 0, maka
Bilangan a0 = disebut bilangan berpangkat tak sebenarnya.
Contoh:
30 = 1
(-10)0 = 1
(-21)-3+3 = (-21)0 = 1
(-6)4-3-1 = (-6)0 = 1
Bilangan Pecahan Berpangkat
Bentuk pangkat dapat ditulis sabagai berikut:
(a/b)^n= a/b x a/b x…x a/b= a^n/b^n
Sebanyak n buah, dengan a ≠ 0, b ≠ 0, dan n > 0
(a/b)^(-n)= b/a x b/a x…x b/a= b^n/a^n
Sebanyak n buah, dengan a ≠ 0, b ≠ 0, dan n n, a ≠ 0
a^m/a^n = 1/a^(n-m) , , dengan m < 0, a ≠ 0
(a x b)m = am x bm
(a/b)^m = a^m/b^m , dengan b ≠ 0
Contoh:
p 2 . p -6 = p 2-6 = p -4 = 1/p^4
(p -3 . q 5)4 = (p -3)4 . (q 5)4 = p -12 . q 20 = q^20/p^12
p^10/p^6 = p10-6 = p4
(p^(-1)/q^3 )^(-5) = (p^(-1) )^(-5)/(q^3 )^(-5) = p^5/q^(-15) = p5q15
(-6p)0 = 1
Bentuk Akar
Rindy mempunyai sehelai saputangan yang berbentuk persegi dengan
luas 900 cm persegi. Supaya indah, Rindy akan menambahkan renda di
tepi saputangan. Berapa panjang renda yang diperlukan Rindy?
Untuk membantu Rindy, kita harus tahu panjang sisi persegi agar kita
dapat menghitung keliling saputangan tersebut.
Misal panjang sisi saputangan adalah n cm maka Rindy harus
menentukan n × n = 900. Dalam hal ini n = 30 karena 30 × 30 = 900 atau
302 = 900.
Menentukan n = 30 berarti melakukan penarikan akar dari 900 dan
ditulis sebagai √900 = 30.
Dengan demikian Rindy harus menyediakan renda dengan panjang 4 x
30 cm = 120 cm.
Bentuk √900 dibaca “ akar kuadrat dari 900 “.
Simbol √ disebut tanda akar, digunakan untuk menyimbolkan akar
pangkat dua.
Contoh:
√(36 ) = 6
– √36 = -6
Bilangan di dalam tanda akar tidak boleh negatif.
Pada persoalan mencari rusuk suatu kubus bila volume diketahui, maka
kita akan berhadapan dengan bentuk akar yang lain, yaitu akar pangkat
tiga. Misalkan diketahui volume suatu kubus adalah 64 cm3, berapakah
panjang rusuk kubus tersebut?
Misal panjang rusuk tersebut adalah p, maka volume kubus adalah
V=pxpxp
= p3
Dengan demikian diperoleh p3 = 64. Bagaimanakah kita memperoleh p?
Ingat bahwa 43 = 64 dengan demikian p = 4.
Secara umum dapat kita tuliskan:
Contoh:
Sederhanakanlah bentuk berikut
√49
Karena 72 = 49, maka √49 = 7
-√64
Karena 82 = 64, maka -√64 = -8
A.bilangan rasional berpangkat bilangan bulat
1.bilangan rasional
Bilangan rasional ialah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
a/b dengan a dan b adalah bilangan bulat.
2.pengertian bilangan rasional berpangkat bilangan bulat positif
3x3
5x5x5
(-2)x(-2)x(-2)x(-2)
(1,5)x(1,5)x(1,5)x(1,5)x(1,5)
3.sifat bilangan rasional berpangkat bilangan bulat positif
a.sifat perkalian bilangan berpangkat
jika a bilangan rasional dan m,n bilangan bulat positif.
B.bentuk akar dan pangkat pecahan
Sebuah bentuk akar dapat disederhanakan menjadi perkelahian dua buah
akar pangkat bilangan,dengan salah satu akar pangkat bilangan
memenuhi definisi.

Anda mungkin juga menyukai