Anda di halaman 1dari 2

TEKNIK INOKULASI RHIZOBIUM

UNTUK TINGKATKAN PRODUKSI KEDELAI

Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian yang dibutuhkan sebagai


bahan pangan, pakan, ataupun bahan baku industri pangan. Kendati demikian,
produksi kedelai di Indonesia belum mencukupi kebutuhan tersebut. Upaya
peningkatan produksi tanaman kedelai dilakukan melalui berbagai cara, salah
satunya dengan teknik inokulasi rhizobium.
Bakteri Rhizobium telah lama digunakan sebagai pupuk hayati terhadap
tanaman kacang-kacangan karena dapat membentuk bintil akar sehingga dapat
mengikat nitrogen bebas. Secara umum, inokulasi dilakukan dengan memberikan
biakan Rhizobium ke dalam tanah agar bakteri ini berasosiasi dengan tanaman
kedelai mengikat N2 bebas dari udara.
Tanah bekas ditanami kacang-kacangan biasanya diambil sebagai bahan inokulan
yang mengandung bakteri Rhizobium. Jika tanah tersebut digunakan kembali untuk
tanaman kedelai berikutnya, pertumbuhan kedelai akan lebih baik. Bintil akar akan
mulai terbentuk sekitar 15—20 hari setelah tanam. Sementara, pada tanah yang
belum pernah ditanami kedelai bakteri Rhizobium tidak terdapat dalam tanah
sehingga bintil akar tidak terbentuk.
Dewasa ini, inokulasi dapat dilakukan dengan bahan penular bakteri
Rhizobium di antaranya Legin, Nitragin, Rhizobium japonicum, Rhizobium
leguminosarum, dan lain-lain. Bahan inkulum tersebut mengandung biakan bakteri
Rhizobium yang berfungsi sebagai pengikat nitrogen udara karena adanya proses
simbiosa bakteri dan tanaman.
Pada lahan yang sudah sering ditanami kedeiai atau pada tanah yang subur, benih
sumber tidak perlu diperlakukan dengan inokulasi Rhizobium karena Rhizobium
akan menjadi kurang efektif untuk mengikat nitrogen. Inokulasi Rhizobium sangat
diperlukan dalam budidaya tanaman kedelai di lahan baru yang belum pernah
ditanami kedelai.
Praktek inokulasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya sebagai
berikut:
Inokulasi dengan menggunakan tanah
Prosedur kerja inokulasi lahan dimulai dengan menyediakan tanah bekas
pertanaman kedelai sebanyak 0,3—0,4 ton untuk setiap hektare lahan pertanaman.
Inokulum tanah tersebut disebarkan secara merata pada permukaan tanah yang
telah diolah. Kemudian diaduk atau dicangkul hingga rata.
Sementara, prosedur kerja inokulasi benih kedelai, yaitu tanah inokulum ditumbuk
hingga halus. Biji kedelai dibasahi dengan air secukupnya, kemudian dicampur
dengan tanah inokulum. Untuk 50 kg benih, diperlukan sekitar 5 kg tanah inokulum.
Biji yang telah dicampur dengan inokulum kemudian ditanam di lahan.

Inokulasi bertahap alami


Lahan yang direncanakan akan digunakan untuk pertanaman kedelai terlebih
dahulu ditanami kedelai beberapa kali secara berturut-turut. Bakteri Rhizobium akan
berkembang di dalam tanah, semakin lama semakin banyak, ditandai dengan
semakin banyaknya bintil akar pada akar tanaman kedelai.

Inokulasi dengan biakan murni Rhizobium


Siapkan benih kedelai yang akan ditanam dan inokulum kedelai, dibasahi
dengan air secukupnya, dan dicampur hingga rata. Setiap kilogram benih dicampur
dengan 7,5 g inokulum biakan murni.

Anda mungkin juga menyukai